Jumat, 07 Maret 2014

Skripsi Finansial: BUSINESS PLAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menjalankan sebuah bisnis, manajemen merupakan faktor yang paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar. Rencana manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam merencanakan sebuah bisnis. Bisnis akan gagal jika tidak didukung oeh manajemen yang baik.

Perencanaan Bisnis adalah suatu cetak – biru tertulis (blue print) yang berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian financial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta keterampilan pengelolaannya (Syafrizal, 2009, halaman 20). Perencanaan bisnis mempunyai dua fungsi yaitu : sebagai pedoman untuk keberhasilan manajemen usaha, dan sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber dari luar. Perencanaan usaha memerlukan investasi modal, sumber daya manusia (SDM), manajemen, target pasar, dan manfaat usaha bagi pendiri, masyarakat dan Negara.
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar
5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Di Indonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit lebih. Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM, di masing-masing Provinsi atau Kabupaten/Kota (Wikipedia.com, 10 Maret 2011).
Menurut Scarborough dan Zimmerer, wirausaha (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan (Suryana, 2006, halaman 15). Dengan demikian wirausahawan harus mampu menciptakan peluangnya sendiri demi tercipta suatu hal yang berharga dan dapat dipakai untuk bertahan hidup.
Wirausaha yang bergerak dalam bidang Budidaya Jamur Tiram dipilih karena daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan kemampuan (skill) yang tidak begitu tinggi, biaya investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan untuk dana operasional usaha.
Budidaya jamur tiram putih yang bernama latin Pleurotus ostreatus ini masih tergolong baru. Di Indonesia budidaya jamur tiram mulai dirintis dan diperkenalkan kepada para petani terutama di Cisarua, Lembang, Jawa Barat pada tahun 1988, dan
pada waktu itu petani dan pengusaha jamur tiram masih sangat sedikit. Sekitar tahun 1995, para petani di kawasan Cisarua, yang semula merupakan petani bunga, peternak ayam dan sapi mulai beralih menjadi petani jamur tiram meski masih dalam skala rumah tangga. Dalam perkembangannya, beberapa industri berskala rumah tangga bergabung hingga terbentuk CV dan memiliki badan hukum.
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8 %.
Selain itu jamur tiram mengandung vitamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih lengkap sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.
Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti :
Dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah.
Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6% yang sangat baik bagi pencernaan.
Antitumor, antioksidan, dll.
Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti jenis kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur
tiram adalah 20 – 28°C, dengan kelembaban 80 – 90 %. Pertumbuhan jamur tiram membutuhkan cahaya matahari tidak langsung, aliran udara yang baik, dan tempat yang bersih.
Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Pasar jamur tiram yang telah jelas didukung oleh permintaan pasar yang selalu tinggi serta memudahkan perusahaan dalam memasarkan hasil produksi jamur tiram. Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan cara dan teknik yang sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya.
Budidaya jamur tiram di Indonesia,khususnya wilayah Sumatera Utara telah memiliki pasar yang jelas. Hampir semua pembudidaya jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dari dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Oleh karena itu, kami sebagai perusahaan yang melakukan pembudidayaan Jamur tiram akan menawarkan kualitas jamur tiram yang bermutu dan murah. Agar Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk tujuan kesehatan. Jamur Tiram saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik.

Tabel 1.Kandungan Nilai Gizi
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)
Nilai khasiat per 100 g
Karbohidrat 46,6 – 81,8 %
Serat Pangan 7,4 % - 24,6%
Lemak 25,0 gr
Protein 18,2 gr
Mengandung :
Vitamin B1, B2
riboflavin, niasin, biotin,
Suhu optimum pertumbuhan jamur tiram 20 – 28°C
Dengan kelembaban 80 – 90 %.
Prospek pembudidayaan jamur tiram sangat menjanjikan mengingat masih tingginya permintaan pasar terhadap jamur tiram khususnya di wilayah Sumatera Utara. Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. sehingga mempermudah memulai usaha pembudidayaan jamur tiram di wilayah sumatera utara. Target pasar yang akan dituju perusahaan pembudidayaan jamur tiram yaitu, Agen baik dalam skala besar maupun kecil, pasar tradisional di medan dan sekitarnya, pasar swalayan, restoran, dan hotel.
Kebutuhan investasi yang dibutuhkan pada bisnis plan ”Budidaya Jamur Tiram” sekitar Rp. 100.000,00- untuk Modal atau investasi senilai Rp.100.000,00- ini

sudah termasuk biaya- biaya untuk pembelian bahan baku dan peralatan-peralatan yang dibutuhkan. Kebutuhan dana sebesar Rp 100.000.000. Rencana penggunaan dana sebesar Rp100.000.000, untuk investasi dalam peningkatan kapasitas produksi dan pemanfaatan tekhnologi informasi, serta Rp 14.810.000 digunakan sebagai modal kerja. Jangka waktu pengembalian adalah selama 5 tahun dengan tenggang waktu pembayaran 1 bulan sekali. Diperkirakan dalam tahap awal memproduksi sekitar 20.000 baglog. Produksi dilakukan 4 kali dalam seminggu, satu minggu dihasilkan rata-rata 6000 baglog produksi.
Perusahaan Budidaya jamur tiram ini memiliki sebuah tim manajemen yang cukup kuat, dengan Maya Sari A.D.Dongoran sebagai Pimpinan yang telah mempunyai pengalaman dalam berbisnis yang bertanggung jawab pada pengawasan pegawai serta pengembangan usaha. Tiga pegawai itu diantaranya adalah Ramdhan Dongoran sebagai Manajer Keuangan yang memiliki kemampuan ekonomi dan akuntansi yang cukup memadai, dan Sulli Oktaviani sebagai Manajer Operasional Harian merangkap Manager Produksi. Manajer Operasional dan Manajer Produksi bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi secara keseluruhan, melakukan pengembangan bibit, memastikan produk berada dalam kondisi baik. bertanggung jawab pada kepegawaian, rencana pengembangan usaha, dan pemasarannya serta yang tidak kalah penting adalah Kevin Subroto sebagai Manajer Utama merangkap Manager Pemasaran bertugas mengelola perusahaan secara umum. Sebagai seorang Manager Pemasaran, ia pun bertugas membuka pasar, melakukan negosiasi bisnis dan memastikan produk dipasarkan dengan baik dan sampai ke konsumen tanpa masalah.
Saya sebagai pemilik telah berkomitmen untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis ini sehingga mencapai target dari perusahaan kami yaitu
menjadi salah satu perusahaan yang menyuplai kebutuhan jamur tiram di daerah Medan dan sekitarnya, dan membudidayakan jamur tiram yang berkualitas tinggi yaitu sehat dan murah. Saya sebagai pemilik dengan dibantu tiga staf saya yang memiliki keunggulan dibidangnya masing-masing sehingga menjadikan kami tim yang saling melengkapi, solid, amanah dan bertanggungjawab dengan sungguh-sungguh akan menjalankan usaha pembudidayaan jamur tiram ini sehingga mencapai target yang kami harapkan.
Adapun dalam menjalankan usaha Pembudidayaan Jamur Tiram ini perusahaan merencanakan tiga tahapan diantaranya adalah : tahap industri kecil awal, tahap industri kecil lanjut, dan tahap industri menengah. Penjelasan mengenai ketiga tahap industri tersebut adalah sebagai berikut :
A. Tahap Industri Kecil Awal
Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya yang kuat dan kokoh
Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil budidaya jamur.
Penyempurnaan sistem produksi, keuangan dan distribusi.
Penambahan tenaga kerja.
Pencarian investor
Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri kecil yang kokoh. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil awal diperkirakan berkisar antara 25 hingga 100 juta rupiah.

B. Tahap Industri Kecil Lanjut
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Setelah kebutuhan dana mencukupi, dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka dimulailah industri kecil lanjut yang ditargetkan untuk memiliki perijinan dan pembentukan badan usaha. Industri ini diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pekerja kasar di bagian produksi hingga profesional di bidang pemasaran, R & D dan administrasi.
Tahap industri kecil lanjut ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri menengah nasional yang produksinya diperkirakan mencapai sedikitnya 100.000 baglog produksi per musim. Tahap industri kecil lanjut itu sendiri diharapkan mampu memproduksi hingga 9 ton per bulan. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil lanjut ini diperkirakan berkisar antara 150 hingga 200 juta rupiah.
C. Tahap Industri Menengah Nasional
Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil, mulai dari sistem, kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya. Tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan ekspor. Tahap ini diharapkan mampu menyerap sedikitnya 50 tenaga kerja. Investasi yang diperlukan masih dalam analisis.
Dalam target jangka panjang, setelah memasuki tahap industri menengah, susunan kepengurusan akan disempurnakan dengan penambahan pengurus baru dan tidak ada lagi jabatan rangkap. Divisi produksi akan diorientasikan sebagai divisi padat karya, sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja terlatih akan direkrut dari lulusan yang cakap dan ulet, dan tenaga pemasaran akan ditambah sesuai dengan kapasitas produksi berjalan.
Dengan melihat pospek pertumbuhan bisnis wirausaha ini, mulai dari perencanaan usaha sampai dengan proses realisasi usaha ini, maka dengan ini penulis ingin membahas masalah tersebut dalam sebuah Tugas Akhir dengan judul Bisnis Plan “Budidaya Jamur Tiram.”

1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan dari perencanaan bisnis “ Budidaya Jamur Tiram “ ini adalah :
1. Untuk membuat perencanaan bisnis Budidaya Jamur Tiram.
2. Untuk mengetahui langkah menjadi wirausaha (entrepreneur).
3. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pertanian jamur tiram.
4. Media pembelajaran yang bertanggung jawab bagi penulis dalam memasuki dunia bisnis.
1.2.2 Manfaat dari perencanaan bisnis “ Pembudidayaan Jamur Tiram “ ini adalah :
1. Agar bisnis yang direncanakan dapat berjalan dengan baik.
2. Sebagai referensi dan pengetahuan yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memulai usaha baru.
3. Meningkatkan taraf hidup petani dengan menghasilkan jamur berkualitas baik.
4. Memperkenalkan jamur tiram secara luas kepada masyarakat melalui pendekatan kualitas (cita rasa, mutu dan kesegaran) dan pendekatan pelayanan konsumen.
5. Membuka pelatihan budidaya jamur tiram kepada masyarakat secara luas
6. Mensosialisasikan manfaat jamur tiram bagi kesehatan masyarakat sekitar Medan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi