Sabtu, 08 Maret 2014

Skripsi Finansial: PERENCANAAN DAN PENGAWASAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA


 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan bertujuan mencapi laba, Karena dengan adanya laba dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Apapun ruang lingkup usaha tersebut serta bagaimanapun bentuk perusahaan yang sudah didirikan tidak terkecuali semuanya ingin berkembang. Besarnya laba yang diperoleh tergantung pada kondisi keuangan dan pelaksanaan kegiatan perusahaan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, serta kondisi perekonomian secara umum.

Untuk memenangkan persaingan yang semakin pesat, perusahaan dituntut agar seefektif dan seefisien mungkin mengelola dan mempergunakan sumber daya yang ada pada perusahaan. Dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, maka kegiatan-kegiatan dalam perusahaan akan bertambah baik, jenis kegiatan maupun volume kegiatan yang dilaksanakan. Agar kegiatan dalam perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi, perusahaan harus membuat perencanaan kerja, perencanaan biaya, dan berbagai teknik yang lebih rasional.
Semakin banyak kegiatan yang dilakukan perusahaan menyebabkan semakin kompleks permasalahan yang dihadapi. Hal ini mengaharuskan perusahaan untuk membuat perencanaan yang cermat. Untuk menghasilkan laba yang diharapkan, perusahaan perlu melakukan kegiatan fungsional diberbagai bidang usaha seperti bidang pemasaran, produksi, keuangan, dan administrasi.

Untuk dapat mengkoordinasi semua kegiatan diseluruh bagian atau fungsi, manajemen harus menyusun perencanaan bisnis secara komperhensif sehingga semua manajer pada masing-masing bagian tahu apa yang harus dikerjakan. Pelaksanaannya harus mengikuti ketentuan atau sistem dan prosedur yang jelas. Untuk itulah diperlukan perencanaan dan pengawasan sistem anggaran.
Perencanaan pada dasarnya adalah memilih alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dan kendala-kendala yang dihadapi. Dalam perencanaan ditentukan apa yang harus dilakukan, siapa yang akan bertanggung jawab dan bagaimana jika terjadi kegagalan. Tanpa adanya suatu perencanaan yang baik, kemungkinan besar suatu perusahaan akan mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Sule (2006:97) fungsi perencanaan adalah sebagai pengarah, sebagai minimalisasi ketidakpastian, minimalisasi pemborosan sumber daya, dan sebagai penetapan standar pengawasan kualitas. Perencanaan dapat terbagi kepada perencanaan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Perencanaan juga dapat dibagi menjadi perencanaan sekali pakai dan perencanaan yang berkelanjutan. Perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu. Perencanaan yang baik adalah ketika apa yang dirumuskan ternyata dapat direalisasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan yang buruk adalah ketika apa yang telah dirumuskan dan diterapkan ternyata tidak

berjalan dalam implementasi sehingga tujuan perusahaan menjadi tidak terwujud. Untuk mengetahui apakah perencanaan itu baik atau tidak dapat dijawab melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan yaitu, what (apa), why (mengapa), where (dimana), when (kapan), who (siapa), dan how (bagaimana). Pertanyaann seputar what terkait dengan misalnya apa yang sesungguhnya menjadi tujuan perusahaan dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan seputar why terkait dengan pertanyaan seputar mengapa tujuan tersebut harus dicapai dan mengapa mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan seputar where adalah mengenai dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan. Petanyaan seputar when adalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan kapan kegiatan tersebut akan dimulai dan diakhiri. Pertanyaan seputar who terkait dengan siapa yang akan melaksanakannya. Pertanyaan ini terkait dengan misalnya kualifikasi orang yang akan melakukannya dari sisi latar belakang personal dan keahliannya. Pertanyaan terakhir, yaitu seputar how terkait dengan bagaimana cara yang harus dilakukan untuk melakukan kegiatan tersebut. Perencanaan yang baik paling tidak memiliki berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: (a.) Faktual atau realistis. Artinya apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan. (b.) Logis dan rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab itu maka perencanaan tersebut bisa dijalankan. (c.) Fleksibel. Perencanaan yang baik juga tidak berarti kaku dan kurang fleksibel. Perencanaan yang baik justru diharapkan tetap dapat beradaptasi dengan perubahan dimasa yang akan datang, sekalipun tidak berarti bahwa perencanaan

dapat kita ubah seenaknya. (d.) Komitmen, dapat dibangun dalam sebuah perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai organisasi. (e.)Komprehensif. Perencanaan yang baik tidak hanya terkait dengan bagian yang harus kita jalankan, tetapi juga dengan mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan bagian lain di perusahaan.
Pengawasan pada dasarnya tidak dipisahkan dengan perncanaan. Pengawasan merupakan usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelumnya dapat tercapai. Fungsi pengawasan adalah evaluasi atau koreksi atas pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan dengan maksud untuk mendapatkan keyakinan atau jaminan bahwa tujuan perusahaan dan rencanaya dilaksanakan. Tujuan utama pengawasan adalah agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standarnya dan tercapai tingkat yang diharapkan dari prestasi kerja dan juga agar dapat menjamin hal-hal yang dapat diharapkan atau ditetapkan, dan untuk melihat apakah pengawasan yang dilakukan oleh perencanaan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Menurut Sule (2006:326)beberapa gejala umum dalam perusahaan yang memerlukan pengawasan: a) Terjadi penurunan pendapatan atau profit, namun tidak begitu jelas faktor penyebabnya. b) Penurunan kualitas pelayanan (teridentifikasi dari adanya keluhan dari pelanggan. c) Ketidakpuasan pegawai atau karyawan (teridentifikasi dari adanya keluhan karyawan , produktivitas kerja yang menurun, dan lainnya). d) Berkurangnya kas perusahaan. e) Banyaknya pegawai atau karyawan yang menganggur. f) Tidak terorganisasinya setiap

pekerjaan dengan baik. g) Biaya yang melebihi anggaran. h) Adanya penghamburan dan inefisiensi.
Secara umum, langkah-langakah yang dilakukan dalam fungsi pengawasan terdiri dari penetapan standard an metode penilaian kinerja, penilaian kinerja, membandingkan antara kinerja dengan standar, dan pengambilan tindakan koreksi. Terdapat dua sistem pengawasan yang dapat diterapkan untuk mempertahankan konsistensi dari suatu fungsi pengawasan, yaitu system pengawasan tradisional dan sistem pengawasan yang berdasarkan komitmen.
Biaya operasional merupakan unsur biaya yang penting sehingga diperlukan suatu perencanaan dan pengawasan yang baik sebagai tolak ukur serta pedoman agar biaya yang dikeluarkan lebih efisen dan efektif. Dalam mengawasi biaya operasional suatu perusahaan, seluruh biaya yang dikeluarkan harus dibandingkan dengan rencana yang telah disusun. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan yang terjadi. Apabila terjadi penyimpangan maka harus dianalisa, sebab dan akibat dari penyimpangan tersebut agar semua rencana pengeluaran biaya berjalan baik dan meminimalisasi kebocoran dana biaya operasional.
Berdasarkan uraian diatas dan melihat begitu pentingnya perencanaan dan pengawasan biaya operasional bagi perusahaan dalam menjalankan operasinya sehingga memerlukan perhatian yang khusus, membuat penulis merasa tertarik untuk membahas permasalahan tersebut dalam bentuk tugas akhir dengan judul

“Perencanaan Dan Pengawasan Anggaran Biaya Operasional Pada PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II KEBUN BASILAM”.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian diketahui bahwa perusahaan dalam melakukan pengawasan biaya operasional haruslah diketahui secara baik. Permasalahan yang dihadapi setiap perusahaan dapat berbeda satu dengan lainnya. Permasalahan ini membutuhkan suatu pemecahan untuk mengetahui penyebab terjadinya masalah tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam Tugas Akhir ini yakni “Bagaimanakah peranan perencanaan dan pengawasan anggaran biaya operasional guna mencegah penyimpangan anggaran biaya operasional”.
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Menerapkan anggaran sebagai alat untuk perencanaan dan pengawasan biaya operasional.
2. Untuk mengetahui tindakan-tindakan yang diambil perusahaan dalam menanggulangi masalah yang timbul dalam kegiatan operasi perusahaan tersebut.


D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis

Untuk memperluas wawasan penulis tentang bagaimana cara untuk
merencanakan dan mengawasi suatu anggaran biaya operasional.
2. Bagi Perusahaan

Untuk memberikan informasi kepada pemimpin perusahaan dalam
mengambil keputusan untuk menyusun suatu anggaran biaya operasional
di masa yang akan datang.
3. Bagi Pembaca

Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan referensi serta
pembanding untuk penulisan tugas paper di masa yang akan datang.

  
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi