BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesatnya perkembangan perekonomian dewasa ini
mempengaruhi perkembangan perusahaan
baik yang bergerak di bidang industri, perdagangan, maupun jasa. Dalam menghadapi perkembangan
perekonomian, perusahaan perlu melakukan
persiapan untuk mengikuti perkembangan perekenomian tersebut untuk pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Salah
satu tujuan perusahaan dalam kegiatan operasionalnya
adalah memperoleh laba yang maksimal yang dapat diukur dengan suatu analisis laporan keuangan. Analisis
laporan keuangan yang digunakan perusahaan
salah satunya adalah rasio keuangan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu
pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2007: 297).
Setiap perusahaan
pasti menghadapi berbagai masalah dalam menjalankan usahanya. Masalah likuiditas adalah
berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk membiayai kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi (Riyanto,
2003:25). Alat-alat likuid yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan
yang bersangkutan. Kemampuan membayar
dilihat dengan membandingkan antara kekuatan membayar di satu pihak dengan kewajiban finansialnya yang harus
dipenuhi di pihak lain.
Masalah profitabilitas perusahaan juga penting
sebagai dasar penilaian terhadap
keuntungan yang diperoleh perusahaan atau dengan kata lain suatu perusahaan harus selalu berada pada keadaan
yang menguntungkan. Profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang, dan sebagainya (Harahap, 2007: 304). Keuntungan yang diperoleh akan mempermudah perusahaan untuk memperoleh
tambahan modal dari pihak luar untuk
kegiatan operasional perusahaan.
Profitabilitas
maupun resiko yang dihadapi akan menurun jika likuditas meningkat (Syamsuddin, 2002: 204). Hal ini
menunjukkan bahwa likuiditas berbanding
terbalik dengan profitabilitas dan resiko suatu perusahaan. Horne (2005:149) menambahkan bahwa kemampuan
memperoleh laba selama periode tertentu
akan mengorbankan kualitas (aktiva lancar) dan modal, baik modal sendiri maupun modal secara keseluruhan.
PT Gudang Garam Tbk
merupakan salah satu bentuk perusahaan rokok di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta. PT Gudang Garam Tbk didirikan tahun
1958, memproduksi beragam produk sigaret dengan merek andalan GG Internasional dan GG Surya. Kantor pusat
berada di Jalan Semapir II/I Wisseboard 2109
sampai 21096 Kediri, pabrik terletak di Kotamadya dan kabupaten Kediri (www.gudanggaram.com).
Kota Kediri identik
dengan kota rokok kretek. Di kota itulah, pabrik rokok kretek PT Gudang Garam berdiri dan berkembang.
Dengan areal seluas 250 hektar, pabrik
rokok itu mempekerjakan sekitar 40.000 karyawan dan buruh. Jumlah itu sangat mengesankan, karena menurut data
sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk
Kota Kediri 242.660 orang. Ini artinya, kehidupan dari hampir 17 persen penduduk kota itu tergantung pada penghasilan
kerja di PT Gudang Garam.Implikasi dari
fakta ini sangat besar. Sebut saja soal pemogokan. Satu kali saja, Gudang Garam
harus tutup karena digoyang pemogokan,
perekonomian Kota Kediri akan terganggu.
Sekadar contoh,
setiap hari karyawan/buruh Gudang Garam menghabiskan Rp 2.0untuk makan. Apabila
pabrik itu tutup sehari, omzet penjualan yang hilang dari pedagang makanan saja mencapai Rp 80 juta.
Industri lainnya,
seperti pabrik pengalengan bekicot yang diekspor ke Perancis, pabrik pengalengan jagung muda dan
sawit putih yang dikirim ke Taiwan, industri
kayu mebel, kusen dan saniter, serta industri makanan tahu, hanya menyumbang 10 persen saja. Sumbangan untuk
perekonomian Kota Kediri juga berasal
dari sektor perdagangan, restoran, dan hotel, yang seluruhnya berjumlah persen.
Selain peranan Gudang Garam dalam perekonomian makro kota, pabrik rokok itu juga sangat menentukan nilai produk
domestik regional bruto (PDRB) per kapita
atau total nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga Kota Kediri (http://pilkada.golkar.or.id/index.php?action=view&pid=kota&idk=350).
Sigaret Kretek
Mesin (SKM) merupakan segmen produk andalan GGRM yang menyumbangkan 81% hasil penjualan dan
menguasai 49.1% pangsa pasar.
Untuk produk
Sigaret Kretek Tangan (SKT), GGRM menduduki peringkat ketiga dengan 14.6% pangsa pasar. Namun GGRM baru
masuk segmen Mild di akhir tahun lalu
(www.esamuel.com).
Berikuit ini informasi dan gambaran total
aktiva, aktiva lancar, hutang lancar, kas,
dan laba bersih pada PT Gudang Garam, Tbk berdasarkan laporan keuangan tahunan selama periode 2002 sampai dengan 2006.
Tabel 1.
Total Aktiva,
Aktiva Lancar, HutangLancar, Kas, dan Laba Bersih pada PT Gudang Garam, Tbk.
Tahun 2002-20(dalam
jutaan) Tahun Total Aktiva
Aktiva Lancar Hutang
Lancar Kas Laba Bersih 2002 15.452.703 11.491.018 5.527.058
464.982 2.086.82003 17.338.899
11.923.663 6.057.693 413.718
1.838.62004 20.591.389 13.490.458
8.006.773 540.136 1.790.22005 22.128.851 14.709.465 8.488.549
420.471 1.889.62006 21.733.034
14.815.847 7.855.005 439.140
1.007.8Sumber: www.gudanggaram.co.id (data diolah bulan Februari 2008) Berdasarkan tabel 1.1 total aktiva mengalami
peningkatan pada tahun 20dan tahun 2005 dan diikuti oleh kenaikan aktiva lancar
dan hutang lancar tetapi pada kas dan
laba bersih mengalami penurunan. Tahun 2004, total aktiva mengalami peningkatan diikuti oleh kenaikan aktiva
lancar, hutang lancar dan kas tetapi laba bersih terus mengalami penurunan sedangkan
pada tahun 2006 adanya penurunan pada
total aktiva, hutang lancar dan laba bersih tetapi altiva lancar dan kas
mengalami kenaikan sehingga penulis
menemukan bahwa total aktiva, aktiva lancar, hutang lancar, kas, dan laba bersih dari tahun 2002
sampai tahun 2006 pada PT Gudang Garam,
Tbk menunjukkan bahwa indikator-indikator dari rasio likuiditas selama tahun 2002 sampai dengan 2006 tidak mengalami
perkembangan searah dan berfluktuasi.
Memahami hubungan likuiditas dengan return on
investmentmaka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul:
“Hubungan Likuiditas terhadap Return on
Investment (ROI)pada PT. Gudang Garam, Tbk.” B.
Perumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mengemukakan masalah, yaitu: “Apakah
terdapat hubungan yang negatif dan signifikan
antara rasio likuiditas terhadap Return
on Investment (ROI) pada PT Gudang Garam, Tbk?” C. Kerangka Konseptual Menurut
Harahap (2007:301) rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban
jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung
melalui sumber informasi tentang modal kerja, yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Pada rasio likuiditas ini
terdapat tiga variabel yang digunakan penulis,
yaitu rasio lancar (current ratio), rasio cepat (acid test ratio), dan rasio
kas atas utang lancar (cash ratio).
Horne &
Wachowicz (2005: 313) mengemukakan bahwa dua prinsip dasar keuangan yaitu: 1. Profitabilitas berbanding terbalik dengan
likuiditas Likuiditas adalah merupakan kelawanan dari
profitabilitas. Peningkatan likuiditas biasanya
dibayar dengan penurunan profitabilitas.
2. Profitabilitas bergerak dalam garis lurus
dengan resiko (yaitu, terdapat keuntungan dan kerugian antara resiko dengan
pengembalian).
Martono (2001: 55) mengatakan bahwa current
ratioyang tinggi memberikan indikasi
jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek, dalam arti setiap perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi
kewajiban-kewajiban finansial jangka pendek.
Akan tetapi current
ratioyang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan memperoleh laba (profitabilitas), karena
sebahagian modal kerja tidak berputar atau mengalami pengangguran dan bila rasio aktiva
lancar atas total aktiva meningkat maka
baik profitabilitas maupun resiko yang dihadapi akan menurun. Menurunnya profitabilitas disebabkan karena aktiva lancar
menghasilkan lebih sedikit dibandingkan
dengan aktiva tetap.
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat
disimpulkan bahwa terjadinya peningkatan
likuiditas yang tinggi pada perusahaan dapat menyebabkan penurunan profitabilitas. Dana yang tertanam pada aktiva
lancar dapat mengurangi kesempatan perusahaan
untuk memperbesar tingkat pengembalian. Namun disisi lain perusahaan juga memenuhi aktiva yang cukup sehingga
perusahaan mampu membayar seluruh kewajibannya
pada saat jatuh tempo.
Menurut Kuswadi
(2004: 191) Return on Investment(ROI) merupakan salah satu rasio kunci yang biasa digunakan oleh
perusahaan yang dapat memberikan indikasi
tentang baik buruknya manajemen dalam melaksanakan kontrol biaya maupun pengelolaan aktivanya. Return on Investment(ROI) merupakan perbandingan dari laba bersih dengan total
aktiva yang digunakan untuk menghasilkan
laba tersebut. Besarnya laba bersih operasi perusahaan dipengaruhi oleh perputaran dana yang ditanamkan, makin
cepat dana tersebut berputar maka semakin
efektif penggunaan dana tersebut sehingga semakin besar pula laba perusahaan atas dana yang ditanamkan (Kuswadi,
2004: 192).
Gambar 1.1 Kerangka
Konseptual Sumber : Syamsuddin
(2002:209) (data diolah bulan November 2007) D. Hipotesis Penulis merumuskan hipotesis dalam penelitian
ini adalah: 1. Current Ratiomempunyai
hubungan yang negatif dan signifikan terhadap Return on Investment (ROI).
2. Acid Test
Ratiomempunyai hubungan yang negatif dan signifikan terhadap Return on Investment (ROI).
3. Cash Ratiojuga
mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan terhadap Return on Investment (ROI).
RATIO LIKUIDITAS Current Ratio Cash Ratio Acid Test Ratio Return on Investment (ROI) E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
Penelitian a. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan
antara current ratiodengan Return on
Investment (ROI).
b. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana
hubungan antara acid test ratiodengan
Return on Investment (ROI).
c. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana
hubungan antara cash ratio dengan Return on Investment (ROI).
2. Manfaat
Penelitian a. Bagi penulis dapat memberi kesempatan untuk
menerapkan teori yang telah didapatkan
di perkuliahan dan menambah wawasan penulis dalam bidang keuangan khususnya dalam hubungan likuiditas
terhadap Return on Investment (ROI).
b. Bagi
perusahaan yang sejenis sebagai bahan masukan dan tambahan informasi tentang hubungan antara likuiditas
terhadap ROIsehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan
atau keputusan dimasa yang akan datang.
c. Bagi pihak lain berguna untuk menambah
pengetahuan atau referensi terutama bagi
mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya mengenai hubungan likuiditas terhadap ROI.
F. Metode Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Berdasarkan jenis data yang digunakan, penulis
tidak langsung ke perusahaan, melainkan
dengan mengunjungi situs PT Gudang Garam, Tbk (www.gudanggaram.com) sedangkan waktu
penelitian mulai bulan Oktober sampai dengan
Desember 2007.
2. Batasan
Operasional Batasan operasional yang
penulis tetapkan yaitu pada tingkat likuiditas yang diukur dengan aktiva lancar, rasio cepat dan
kas rasio atas utang lancar, dan tingkat profitabilitas perusahaan dengan Return on
Investment(ROI). Alat analisis yang digunakan
adalah korelasiRank Spearman, yaitu untuk mengetahui hubungan likuiditas terhadap ROI. Data Laporan keuangan
yang digunakan merupakan laporan keuangan
dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006.
3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional dan pengukuran variabel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: a.Return on Investment (ROI) Return on Investment(ROI) yaitu rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan
(Abdullah 2005: 57).
Return on
Investement= Aktiva Total pajak
setelah bersih Laba x 1b.
Rasio Likuiditas diukur dengan beberapa variabel antara lain: 1. Rasio lancar Rasio lancar menunjukkan sejauh mana aktiva
lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dengan utang lancar semakin
tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya (Harahap 2007: 301).
Rasio Lancar = %10Lancar Utang Lancar Aktiva x 2. Rasio cepat Rasio cepat menunjukkan kemampuan aktiva
lancar yang paling likuid mampu menutupi
utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga acid test ratio(Harahap 2007:
302).
Rasio cepat = %10Lancar Utang Persediaan -Lancar Aktiva x 3. Rasio Kas atas Utang Lancar Rasio kas atas utang lancar untuk menghitung
kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban yang segera harus dipenuhi dari kas dan setara kas yang tersedia (Riyanto 2003: 332) Cash Ratio(Rasio Kas) = %10Lancar Hutang Kas Setaradan Kas x 14. Jenis Data dan Sumber Data Penulis menggunakan data sekunder yaitu data
pendukung dari situs internet www.
gudanggaram.com berupa: a. Sejarah singkat perusahaan b.
Neraca perusahaan dari tahun 2002-20c.
Laporan laba rugi perusahaan dari tahun 2002-2006.
d. Data-data lain yang dianggap perlu misalnya
hasil publikasi, dan buku-buku ilmiah
yang diperoleh berkaitan dengan masalah yang diteliti.
5. Teknik
Pengumpulan Data Teknik yang dilakukan
penulis untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah dengan mengadakan
studi dokumentasi, yang dilakukan dengan
meneliti dokumen-dokumen dan bahan tulisan tentang perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian baik yang bersumber
dari media internet maupun media massa lainnya.
6. Metode Analisis data Metode
analisis data yang dipergunakan untuk menganalisis data: a.
Metode Analisis Deskriptif Metode
ini merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang nyata mengenai
keadaan perusahaan melalui pengumpulan,
penyusunan dan penganalisisan data laporan keuangan dan kegiatan perusahaan, sehingga akan diketahui
gambaran umum keuangan perusahaan
(Sugiyono 2006: 142).
1b.
Metode Analisis Korelasi Rank Spearman Metode Analisis Korelasi Rank
Spearmandigunakan untuk mengetahui hubungan atau menguji signifikan hipotesis asosiatif
bila masing-masing variabel yang digunakan
berbentuk data interval dan dari sumber data yang sama (Arikunto 2006: 274). Korelasi Korelasi Rank Spearman
dihitung dengan rumus: nn di r s dimana: rs
: Koefisien Korelasi Rank
Spearmen di :
Selisih peringkat untuk setiap data n
: Jumlah sampel atau data Nilai rsmenggambarkan besarnya hubungan antara
variabel. Nilai rsyang mendekati 1
berarti hubungan antara kedua variabel tersebut kuat dan bila nilai rs mendekati nol menggambarkan hubungan kedua
variabel tersebut lemah dan mendekati
tidak ada.Tanda positif (+) menunjukkan arah hubungan dua variabel yang positif dan tanda negatif (-) menunjukkan
arah hubungan dua variabel yang negatif.
1Interpretasi koefisien korelasi adalah
sebagai berikut: Tabel 1.
Pedoman Untuk
memberikan Interpretasi Koefisien
Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,000 - 0,199
Sangat lemah 0,200 – 0,399 Lemah 0,400
– 0,599 Sedang 0,600 – 0,799
Kuat 0,800 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2006:183) 7. Pengujian
Hipotesis Uji statistik t digunakan
untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi spearmanyang diperoleh. Rumus yang digunakan
untuk menghitung nilai dari pada thitung(sugiyono,
2006: 185) adalah: t = - 2 -n r
r Dimana: t :
Nilai t yang dihitung n :
Jumlah sampel atau data r :
Koefisien Korelasi Bentuk pengujian yang
digunakan adalah: H0: t = 0, artinya
: tidak ada hubungan yang signifikan
antara variabel-variabel Xi dengan Y.
Ha: t ≠0, artinya
: terdapat hubungan
yang signifikan antara
variabel-variabel Xi dengan variabel Y.
1Kriteria pengambilan keputusan: H0diterima jika thitung ≤ttabelpada alpha =
5%, H0 diterima dan korelasinya tidak signifikan.
H1diterima jika
thitung> ttabelpada alpha = 5%, H0ditolak dan korelasinya signifikan.
Secara manual
perhitungan rumus tersebut adalah dengan memasukkan nilainilai yang diminta ke
dalam rumus-rumus di atas. Namun karena pengolahan data yang penulis lakukan dalam penulisan skripsi
ini menggunakan bantuan program Software
Statistical Product And Serice Solution(SPSS) versi 12.00 maka perhitungan secara manual dengan rumus di atas
tidak penulis lakukan.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi