BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini
telah memunculkan suatu gejala, yaitu
semakin banyak dan beragamnya produk yang ditawarkan oleh perusahaan pada industri yang sama. Produk
yang ditawarkan dapat berupa barang dan
jasa yang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau pemenuhan kebutuhan sekunder atau tersier. Beragamnya
produk yang ditawarkan oleh perusahaan
merupakan suatu strategi persaingan bisnis. Krisis ekonomi yang terjadi membuat persaingan suatu produk menjadi semakin ketat, meskipun konsumen yang membeli selalu ada tetapi daya
belinya semakin berkurang. Oleh sebab
itu konsumen menjadi semakin kritis untuk melakukan pembelian atas produk yang mereka butuhkan, salah satunya
adalah produk handphone.
Produk handphonesudah menjadi
bagian darigaya hidup masyarakat dimana
kepemilikannya tidak hanya didasarkan pada fungsi utama handphone sebagai alat
komunikasi, tetapi fitur tambahan seperti desain produk juga menjadi dasar pertimbangan dalam memutuskan membeli
jenis atau merek produk. Di era modern
ini, handphonebukan hanya milik orang dewasa dan orang tua, tetapi juga dimiliki oleh anak-anak muda mulai dari
siswa sekolah dasar, sekolah menengah
hingga perguruan tinggi. Mengingat banyaknya pilihan merek dan tipe handphoneyang ditawarkan dipasaran, diikuti
juga dengan perubahan selera konsumen
maka tidak jarang dalam kurun waktu yang singkat, seorang pengguna akan mengganti handphonedengan merek lainnya.
Dalam perkembangannya, handphonejuga telah
menunjukkan suatu gejala, yaitu semakin
banyak dan beragamnya produk
handphoneyang ditawarkan oleh
perusahaan dan pengembangan produk handphoneyang semakin cepat. Pengembangan produk handphoneyang cepat
tersebut terutama terletak pada bentuk,
ukuran dan fasilitasnya. Semakin lama bentuk handphonesemakin menarik, ukuran semakin kecil dan fasilitas
kegunaannya semakin lengkap. Saat ini
merek handphoneyang sudah masuk ke Indonesia misalnya: Nokia, Samsung, Sony Ericson, LG, Philip, Motorola, Panasonic,
dan merek lainnya, dan tiap merek
meluncurkan banyak model atau seri yang bervariasi.
Strategi pengembangan produk
tersebutmerupakan tujuan pemasar untuk menciptakan
perilaku variety seekingpada diri konsumen. Variety seekingadalah perilaku konsumen yang berusaha mencari
keberagaman merek di luar kebiasaannya
karena tingkat keterlibatan beberapa produk rendah. Kotler dan Amstrong (2001:222) mengatakan bahwa pelanggan
menjalankan perilaku membeli yang
mencari variasi (variety seeking buying behavior) dalam situasi yang bercirikan rendahnyaketerlibatan konsumen
namun perbedaan merek dianggap cukup
berarti sehingga konsumen seringkali mengganti merek.
Perilaku berpindah merek yang
dilakukan oleh konsumen merupakan perilaku
lanjut konsumen sebagai hasil evaluasi setelah menggunakan produk yang dikonsumsinya. Pada kenyataan
sehari-hari, setiap individu dihadapkan pada keputusan memilih terhadap berbagai alternatif
penawaran merek produk atau jasa yang
tersedia di pasar. Asumsi dasar tentang perilaku pemilihan adalah bahwa para pembeli akan memilih merek yang paling
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
Perilaku pemilihan merek tersebut merupakan suatu proses, dimana konsumen mengevaluasi berbagai alternatif dan
membanding-bandingkan merek untuk
dipilih. Konsumen berpindah untuk mengkonsumsi produk baru dan meninggalkan produk lama untuk mendapatkan
kualitas dan kepuasan yang lebih baik
dari produk sebelumnya meskipun harganya menjadi lebih mahal (Schiffman, Kanuk, 1997).
Prior experience(pengalaman
sebelumnya), terjadi ketika para konsumen telah memiliki pengalaman sebelumnya dengan barang atau jasa dan tingkat keterlibatan biasanya menurun. Setelah
mengulangi produk percobaan, para konsumen
mempelajarai cara untuk membuat pilihan yang tepat. Karena para konsumen telah mengetahui produk dan bagaimana
produk itu akan memuaskan kebutuhan
mereka, maka keterlibatan didalam keputusan pembelian mereka menjadi berkurang (Lamb, Hair, McDaniel,
2001:197), sehingga konsumen dengan
mudah dapat berpindah dari satu merek ke merek yang lain.
Product knowledge merupakan
pengetahuan konsumen tentang produk.
Rao dan Sieben, dkk (1992:258)
dalam Waluyo dan Pamungkas (2003) mendefinisikan
product knowledge sebagai cakupan seluruh informasi akurat yang disimpan dalam memori konsumen yang sama
baiknya dengan persepsinya terhadap
pengetahuan produk. Konsumen yang berpengetahuan lebih tinggi akan lebih realistis dalam pemilihan sesuaidengan
harapannya. Semakin tinggi pengetahuan
konsumen dalam pembelian suatu produk dapat meningkatkan kemampuan konsumen untuk membuat pilihan yang
lebih memuaskan.
Kepuasan adalah hasil pengalaman
terhadap produk. Ini adalah sebuah perasaan
konsumen setelah membandingkan harapan (pre-purchase expectation) dengan kinerja actual (actual performance) produk (Simamora, 2003:18).
Menurut Kotler (2000:12), Kepuasan Pelanggan
adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Jika tingkat kepuasan
adalah fungsi dari perbedaan antara hasil
yang dirasakan dengan harapan, pelanggan dapat mengalami salah satu dari tiga tingkat kepuasan yang umum. Jika hasil
dibawah harapan, pelanggan kecewa.
Jika hasil sesuai harapan,
pelanggan puas dan jika hasil melebihi harapan, pelanggan sangat puas, senang atau gembira.
Kepuasan terjadi ketika harapan
konsumen terpenuhi atau melebihi harapannya
dan keputusan pembelian dipertahankan. Kepuasan dapat memperkuat sikap positif terhadap merek, berperan penting
pada lebih besar kemungkinannya bahwa
konsumen akan membeli kembali merek yang sama. Ketidakpuasan terjadi ketika harapan konsumen tidak terpenuhi,
sehingga konsumen akan bersikap negatif
terhadap suatu merek dan kecil kemungkinannya konsumen akan membeli lagi merek yang sama (Assael, 1998:90) dalam
Waluyo dan Pamungkas (2003).
Pengambilan keputusan perpindahan
merek yang dilakukan konsumen terjadi
karena adanya ketidakpuasan yang diterima konsumen setelah melakukan pembelian. Ketidakpuasan muncul karena
pengharapan konsumen tidak sama atau lebih
tinggi dari kinerja yang diterimanya dari pemasar. Konsumen yang mempunyai banyak pertimbangan terhadap
berbagai alternatif pilihan merek secara
langsung dapat beralih merek, atauterlebih dahulu mengunjungi retail untuk mendapatkan informasi yang diperlukan
dan mencoba produk sebelum beralih
merek. Hal inilah yang menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian pada mahasiswa Departemen Manajemen FE USU,
karena kemungkinan adanya perkembangan
produk handphone yang begitucepat terutama pada bentuk maupun ukurannya sehingga menyebabkan
terjadinya perpindahan merek yang satu
ke merek yang lain. Selain itu, adanya ketidakpuasan pada mahasiswa terhadap kebutuhan teknologi dan informasi
dari penggunaan sebuah handphone juga
mendorong para mahasiswa untuk mengganti merek handphonenya karena kebutuhan tersebut tidak terpenuhi.
Berdasarkan gambaran diatas
penulistertarik untuk mengkaji lebih dalam dan melakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Prior Experience, Product Knowledgedan
Satisfaction Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Brand Switchingdalam Pembelian Produk
HandphonePada Mahasiswa Departemen
Manajemen FE USU”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah prior experience, product knowledgedan
satisfactionberpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan brand switchingdalam
pembelian produk handphonepada mahasiswa
Departemen Manajemen FE USU?” C.
Kerangka Konseptual Konsumen dapat
memutuskan untuk berpindah merek karena adanya faktor pengalaman sebelumnya selama menggunakan produk, pengetahuan tentang produk yang digunakan serta kepuasan
yang dialami selama menggunakan produk
tersebut.
Prior experience(pengalaman sebelumnya),
terjadi ketika para konsumen telah
memiliki pengalaman sebelumnya dengan
barang atau jasa dan tingkat keterlibatan
biasanya menurun. Setelah mengulangi produk percobaan, para konsumen mempelajarai cara untuk membuat
pilihan yang tepat. Karena para konsumen
telah mengetahui produk dan bagaimana produk itu akan memuaskan kebutuhan mereka, maka keterlibatan didalam
keputusan pembelian mereka menjadi
berkurang (Lamb, Hair, McDaniel, 2001:197), sehingga konsumen dengan mudah dapat berpindah dari merek yang
satu ke merek yang lain.
Product knowledge merupakan pengetahuan konsumen
tentang produk, dan konsumen yang baik
biasanya memiliki pengetahuan mengenai produk yang akan dibelinya. Konsumen memiliki tingkat
pengetahuan produk yang berbeda yang
digunakan untuk mengartikan informasi baru sehingga dapat membuat keputusan pembelian yang benar. Pemasar merasa
tertarik khususnya pada pengetahuan
konsumen tentang merek. Kebanyakan
strategi pemasaran berorientasi pada
merek dengan tujuanuntuk membuat konsumen lebih mengenal tentang suatu merek, mengajar mereka tentang
merek, dan mempengaruhi mereka untuk
membeli merek tersebut. Kebanyakan penelitian pemasaran memfokuskan pada pengetahuan konsumen dan kepercayaan
terhadap suatu merek. Pengetahuan produk
konsumen terbagi atas tiga jenis, yaitu: pengetahuan mengenai atribut atau karakteristik produk, pengetahuan mengenai
konsekuensi positif atau keuntungankeuntungan yang akan diperoleh dari
penggunaan produk, dan pengetahuan mengenai
nilai-nilai produk yang dapat memuaskan keinginan konsumen (Peter dan Olson, 2002:67-69).
Dari teori tersebut, pemasar berusaha untuk
membuat produk yang dapat memuaskan
konsumen dan menjaga loyalitas konsumen terhadap merek dari produk tersebut. Tetapi kemungkinan adanyarasa
tidak puas konsumen terhadap produk
merek tertentu dikarenakan pengharapan konsumen yang terlalu tinggi akan tetap muncul, sehingga menyebabkan
konsumen beralih ke produk sejenis dari
merek lainnya dan melakukan brand switching(perpindahan merek).
Kepuasan pelanggan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja (hasil) yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya Kotler (2000:12). Ketidakpuasan
terjadi ketika harapan konsumen tidak
terpenuhi, sehingga konsumen akan bersikap negatif terhadap suatu merek dan kecil kemungkinannya konsumen akan membeli
lagi merek yang sama (Assael 1998) dalam
Waluyo dan Pamungkas (2003). Sehingga bahwa meningkatnya kepuasan konsumen terhadap suatu
merek produk yang pernah dibeli dan
dimiliki sebelumnya akan menurunkan perilaku beralih ke merek yang lain. Dari teori tersebut maka dapat dibuat
skema sistematis kerangka konseptual sebagai
berikut: Gambar 1.1: Kerangka Konseptual
Penelitian Sumber: Kotler (2000), Lamb,
Hair, McDaniel (2001), Peter dan Olson (2002) diolah penulis Prior Experience (X1) Product Knowledge (X2) Satisfaction (X3) Keputusan Brand Switching (Y) D.
Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah
faktor prior experience, product knowledge dan satisfaction berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
konsumen melakukan brand switching dalam pembelian produk handphonepada
mahasiswa Departemen Manajemen FE USU.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh prior experience,
product knowledge dan satisfaction berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan konsumen melakukan
brand switchingdalam pembelian produk
handphonepada mahasiswa departemen manajemen FE USU.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengelola dan
mempertahankan merek agar tetap menjadi pilihan konsumen mengingat persaingan antar merek yang
semakin meningkat.
b. Bagi pihak lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
referensi dalam melakukan penelitian
dengan objek atau masalah yang sama di masa yang akan datang.
c. Bagi penulis Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi
penulis untuk menerapkan teori-teori dan
literatur yang penulis peroleh dalam perkuliahan,
kemudian memperluas wawasan pengetahuan
brand switching.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Variabel a. Variabel Independen (X) terdiri atas prior
experience (X1), product knowledge(X2) dan satisfaction (X3) b. Variebel Dependen (Y) adalah keputusan
brand switching.
2. Defenisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
yang diteliti, yang terdiri atas: 1.
Variabel Independen (X) Variabel
independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan
mempunyai hubungan positif ataupun
negatif bagi dependen nantinya. Adapun yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah: a. Prior experience (X1), yaitu kesadaran dan
perasaan yang dialami konsumen selama
pemakaian produk handphoneyang pernah digunakan sebelumnya.
b. Product Knowledge(X2), yaitu tingginya
pengetahuan dan pemahaman konsumen
berkaitan dengan merek handphoneyang pernah dibeli dan dipakai sebelumnya.
c.
Satisfaction (X3), yaitu kepuasan
konsumen terhadap merek handphone yang
terakhir dibeli sebelum membeli merek handphoneyang saat ini dimiliki.
2 . Variabel Dependen (Y) Variabel dependen adalah variabel yang menjadi
perhatian utama dalam sebuah pengamatan.
Adapun yang menjadi variabel dependen dalam
penelitian ini adalah keputusan brand
switching(Y) yaitu berpindahnya konsumen
dari satu merek handphone yang satu ke merek handphoneyang lain.
Tabel berikut menggambarkan
defenisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 1.Defenisi Operasional
Variabel Variabel Definisi Variabel
Indikator Skala Pengukuran Prior experience
(X1) Kesadaran dan perasaan yang dialami konsumen selama pemakaian produk handphone yang pernah digunakan sebelumnya.
a. Pemakaian Produk b. Keadaan suasana hati dan Pengalaman Konsumsi Likert Product
Knowledge (X2) Tingginya pengetahuan dan pemahaman konsumen berkaitan dengan merek handphone yang pernah dibeli dan dipakai sebelumnya.
a. Atribut produk b. Keuntungan dari penggunaan produk c. Nilai produk Likert Sumber: Mowen dan Minor (2002), J. Peter dan
Olson (2002), Tjiptono (2002), diolah
oleh penulis.
3. Skala Pengukuran Variabel Skala
pengukuran yang digunakan adalahskala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam melakukan penelitian terhadapvariabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan
skor (Sugiyono, 2005:86).
Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban
yang dapat berbentuk sebagai berikut: Tabel 1.Instrumen Skala Likert No Pertanyaan
Skor 1 Sangat Setuju (SS) 2 Setuju (S)
3 Kurang Setuju (KS) 4
Tidak Setuju (TS) 5 Sangat Tidak Setuju (STS) Pada
penelitian ini, responden diharuskan memilih salah satu dari kelima alternatif jawaban yang tersedia, kemudian
setiap jawaban yang diberikan akan Variabel
Definisi Variabel Indikator Skala Pengukuran Satisfaction (X3) Kepuasan konsumen terhadap merek handphone yang terakhir dibeli sebelum membeli merek handphone yang saat ini dimiliki.
a. Keistimewaan tambahan(features) b. Kehandalan(reliability) c.Kemampuan
pelayanan (service ability) d. Estetika
(aesthetics) Likert Keputusan brand switching
(Y) Berpindahnya konsumen dari satu merek handphone yang satu ke merek handphoneyang lain.
a. Ketidakpuasan b. Keragaman variasi c. Persuasi Likert diberi skor (nilai) tertentu (1,2,3,4 dan 5).
Nilai yang diperoleh akan dijumlahkan dan
jumlah tersebut menjadi nilai total. Nilai total inilah yang akan ditafsirkan sebagai posisi responden dalam Skala Likert.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret
2009 sampai dengan Oktober 2009 yang
berlokasi di Fakultas Ekonomi , Jalan
Prof. Dr. T. Hanafiah, SH. Medan.
5. Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap,
yang biasanya berupa orang, objek, atau
kejadian dimana kitatertarik untuk mempelajari suatu objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa Departemen
Manajemen Fakultas EkonomiUSU yang telah beralih merek dari handphoneyang satu ke merek handphoneyang
lain. Diasumsikan bahwa semua mahasiswa
pernah beralih merek handphoneyang jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel
digunakan rumus sebagai berikut menurut
Yuswianto (Gandi Ismail, 2008): (Zα) (p)(q)
n = —————— dKeterangan: n =
Jumlah sampel Zα = Nilai standard normal
yang besarnya tergantung α, bila α= 0,05 →z = 1,6 bila α= 0,01 →z = 1,9p = Estimator proporsi populasi q = 1 –
p d
= Penyimpangan yang di tolerir Untuk
memperoleh n (jumlah sampel) yangbesar dan nilai p belum diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5. Dengan demikian,
jumlah sampel yang mewakili populasi
dalam penelitian ini adalah: (Zα) (p)(q)
n = —————— d
(1,96)(0,5)(0,5) n = ———————— =
96,04 = 96 orang (0,1)Metode
penelitian sampel menggunakan Metode Sampling Aksidental, yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
artinya siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti di lokasi kampus Fakultas Ekonomi USU khususnya mahasiswa departemen Manajemen dapat
digunakan sebagai sample, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2005:77).
6. Jenis dan Sumber Data Peneliti menggunakan
jenis data di dalam melakukan penelitian ini, yaitu: a. Data
Primer Adalah data yang diperoleh secara
langsung dari responden terpilih pada lokasi
penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan
pertanyaan mengenai variabel penelitian.
b. Data Sekunder Adalah data yang berisikan informasi dan
teori-teori yang digunakan untuk mendukung
penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapat data sekunder dari buku-buku, internet, dan literatur.
7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: a. Kuesioner Pada penelitian ini dilakukan dengan alat
bantu kuesioner yaitu dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden yaitu Mahasiswa Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan.
b. Studi Dokumentasi Dengan memperoleh data melalui buku-buku,
internet, dan literatur yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti.
8. Uji validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk
mengukur data yang telah didapat setelah
penelitian yang merupakan datayang valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Kriteria dalam
validitas suatu kuesioner adalah sebagai
berikut: Jika r hitung> r tabel maka
pertanyaan tersebut valid Jika r
hitung< r tabelmaka pertanyaan tersebut tidak valid 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan
suatu instrumen penelitian.
Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang apabila digunakan berulangkali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:110).
Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari jawabanjawaban
responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan
yang sudah valid. Pengujian reliabilitas
dilakukan dengan criteria sebagai berikut: Jika ralpha> rtabel, maka kuesioner
reliabel Jika ralpha< rtabel, maka
kuesioner tidak reliabel 9. Metode
Analisis Data Teknik analisis data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah : a. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk
menafsirkan data-data dan keterangan yang
diperoleh dengan jalan mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan data-data yang diperoleh dan selanjutnya
dianalisis sehingga di peroleh gambaran tentang
masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuisioner
yang telah diisi oleh sejumlah responden
penelitian.
b. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat
ataumenguji suatu model yang termasuk
layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui
distribusi sebuah data mengikuti atau
mendekati distribusi normal (Situmorang, dkk,2008:55). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kolmogorov smirnov.
Dengan menggunakan tingkat
signifikan 5%maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5%
artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, dkk ,2008:55).
2. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas untuk melihat
model regresi terjadi ketidaksamaan
variancedari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2005) jika variabel independent signifikan
terjadi secara statistik mempengaruhi variabel
dependent, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas Pengujian multikolinieritas untuk melihatmodel
regresi ditemukan korelasi antar
variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terjadi masalah multikolinieritas. Caea mendeteksinya adalah
dengan melihat nilai Variance Inflation
Factor (VIF). Menurut Santoso (2002), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai
persoalan multikolinieritas dengan
variabel bebas lainnya.
c. Analisis Regresi Linier
Berganda Metode ini digunakan oleh
penulis untuk mengetahui pengaruh hubungan dari variabel-variabel independen, yaitu prior
experience (X1), product knowledge (X2) dan satisfaction (X3) serta variabel dependen yaitu
keputusan brand switching(Y). Metode regresi linear berganda
dalam penelitian ini menggunakan software
SPSS 14.00 for Windows.Adapun model persamaan yang digunakan menurut Sugiyono (2006:211), adalah: Y=b0+b1X1+b2X2+b3X3+e Dimana: Y =
Keputusan brand switching X1 = Skor dimensi faktor prior experience X2 =
Skor dimensi faktor product knowledge X3
= Skor dimensi faktor satisfaction b1-b3 = Koefisien Regresi b0 = Konstanta e =
Standar Error Suatu perhitungan
statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada di dalam daerah kritis
(daerah dimana H0ditolak).
Sebaliknya disebut tidak
sinifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana H0diterima. Dalam analisis regresi ada
3 jenis kriteria ketepatan yaitu: 1) Uji Signifikan Individual/ Uji Parsial
(Uji-t) Uji-t menunjukkan seberapa besar
pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Adapun Uji-t
menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut: H0: b1=0, artinya secara
parsial tidak terdapat pengruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
H0 : b1 ≠0, artinya secara
parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan: H0diterima jika t hitung< t tabelpada α=5% H0ditolak jika t hitung> t tabel pada α=5% 2) Uji
Signifikan Simultan/ Uji Serentak (Uji-F) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variablel bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (serentak) terhadap variabel dependen (Y).
Hipotesis dirumuskan sebagai berikut: H0: b1 = b2 = b3 = Artinya, secara
bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y).
Ha: b1 ≠b2 ≠ b3 ≠Artinya secara
bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel-variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria Pengambilan Keputusan: H0diterima jika F hitung< F tabel pada α=5%
H0ditolak jika F hitung> F tabelpada
α=5% 3)
Koefisien Determinan (R ) Identifikasi
determinan (R ) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap
variabel terikat.Identifikasi determinan (R ) berfungsi untuk mengetahui signifikan
variabel, maka harus dicari koefisien determinan
(R ).Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Semakin besar nilai koefisien determinan, maka semakin baik kemampuan variabelterikat
(Y). Jika determinan (R ) semakin besar
(mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu prior
experience (X1), product knowledge(X2) dan satisfaction (X3) serta variabel terikat
yaitu keputusan brand switching(Y) semakin
besar. Sebaliknya jika deteminan (R ) semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas yaitu prior
experience (X1), product knowledge(X2) dan satisfaction (X3) serta variabel terikat yaitu keputusan brand switching(Y)
semakin kecil.
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi