Kamis, 20 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH PRIOR EXPERIENCE, PRODUCT KNOWLEDGE DAN SATISFACTIONTERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MELAKUKAN BRAND SWITCHINGDALAM PEMBELIAN PRODUK HANDPHONE



BAB I  PENDAHULUAN   
A. Latar Belakang   
Perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini telah memunculkan suatu  gejala, yaitu semakin banyak dan beragamnya produk yang ditawarkan oleh  perusahaan pada industri yang sama. Produk yang ditawarkan dapat berupa barang  dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau pemenuhan  kebutuhan sekunder atau tersier. Beragamnya produk yang ditawarkan oleh  perusahaan merupakan suatu strategi persaingan bisnis. Krisis ekonomi yang  terjadi membuat persaingan suatu produk  menjadi semakin ketat, meskipun  konsumen yang membeli selalu ada tetapi daya belinya semakin berkurang. Oleh  sebab itu konsumen menjadi semakin kritis untuk melakukan pembelian atas  produk yang mereka butuhkan, salah satunya adalah produk handphone.

Produk handphonesudah menjadi bagian darigaya hidup masyarakat  dimana kepemilikannya tidak hanya didasarkan pada fungsi utama handphone sebagai alat komunikasi, tetapi fitur tambahan seperti desain produk juga menjadi  dasar pertimbangan dalam memutuskan membeli jenis atau merek produk. Di era  modern ini, handphonebukan hanya milik orang dewasa dan orang tua, tetapi  juga dimiliki oleh anak-anak muda mulai dari siswa sekolah dasar, sekolah  menengah hingga perguruan tinggi. Mengingat banyaknya pilihan merek dan tipe  handphoneyang ditawarkan dipasaran, diikuti juga dengan perubahan selera  konsumen maka tidak jarang dalam kurun waktu yang singkat, seorang pengguna  akan mengganti handphonedengan merek lainnya.
 Dalam perkembangannya, handphonejuga telah menunjukkan suatu  gejala, yaitu semakin banyak dan beragamnya produk  handphoneyang  ditawarkan oleh perusahaan dan pengembangan produk handphoneyang semakin  cepat. Pengembangan produk handphoneyang cepat tersebut terutama terletak  pada bentuk, ukuran dan fasilitasnya. Semakin lama bentuk handphonesemakin  menarik, ukuran semakin kecil dan fasilitas kegunaannya semakin lengkap. Saat  ini merek handphoneyang sudah masuk ke Indonesia misalnya: Nokia, Samsung,  Sony Ericson, LG, Philip, Motorola, Panasonic, dan merek lainnya, dan tiap  merek meluncurkan banyak model atau seri yang bervariasi.
Strategi pengembangan produk tersebutmerupakan tujuan pemasar untuk  menciptakan perilaku variety seekingpada diri konsumen. Variety seekingadalah  perilaku konsumen yang berusaha mencari keberagaman merek di luar  kebiasaannya karena tingkat keterlibatan beberapa produk rendah. Kotler dan  Amstrong (2001:222) mengatakan bahwa pelanggan menjalankan perilaku  membeli yang mencari variasi (variety seeking buying behavior) dalam situasi  yang bercirikan rendahnyaketerlibatan konsumen namun perbedaan merek  dianggap cukup berarti sehingga konsumen seringkali mengganti merek.
Perilaku berpindah merek yang dilakukan oleh konsumen merupakan  perilaku lanjut konsumen sebagai hasil evaluasi setelah menggunakan produk  yang dikonsumsinya. Pada kenyataan sehari-hari, setiap individu dihadapkan pada  keputusan memilih terhadap berbagai alternatif penawaran merek produk atau jasa  yang tersedia di pasar. Asumsi dasar tentang perilaku pemilihan adalah bahwa  para pembeli akan memilih merek yang paling sesuai dengan kebutuhan dan  keinginannya. Perilaku pemilihan merek tersebut merupakan suatu proses, dimana   konsumen mengevaluasi berbagai alternatif dan membanding-bandingkan merek  untuk dipilih. Konsumen berpindah untuk mengkonsumsi produk baru dan  meninggalkan produk lama untuk mendapatkan kualitas dan kepuasan yang lebih  baik dari produk sebelumnya meskipun harganya menjadi lebih mahal  (Schiffman, Kanuk, 1997).
Prior experience(pengalaman sebelumnya), terjadi ketika para konsumen  telah memiliki pengalaman sebelumnya  dengan barang atau jasa dan tingkat  keterlibatan biasanya menurun. Setelah mengulangi produk percobaan, para  konsumen mempelajarai cara untuk membuat pilihan yang tepat. Karena para  konsumen telah mengetahui produk dan bagaimana produk itu akan memuaskan  kebutuhan mereka, maka keterlibatan didalam keputusan pembelian mereka  menjadi berkurang (Lamb, Hair, McDaniel, 2001:197), sehingga konsumen  dengan mudah dapat berpindah dari satu merek ke merek yang lain.
Product knowledge merupakan pengetahuan konsumen tentang produk.
Rao dan Sieben, dkk (1992:258) dalam Waluyo dan Pamungkas (2003)  mendefinisikan product knowledge sebagai cakupan seluruh informasi akurat  yang disimpan dalam memori konsumen yang sama baiknya dengan persepsinya  terhadap pengetahuan produk. Konsumen yang berpengetahuan lebih tinggi akan  lebih realistis dalam pemilihan sesuaidengan harapannya. Semakin tinggi  pengetahuan konsumen dalam pembelian suatu produk dapat meningkatkan  kemampuan konsumen untuk membuat pilihan yang lebih memuaskan.
Kepuasan adalah hasil pengalaman terhadap produk. Ini adalah sebuah  perasaan konsumen setelah membandingkan harapan (pre-purchase expectation)  dengan kinerja actual  (actual performance)  produk (Simamora, 2003:18).
 Menurut Kotler (2000:12), Kepuasan Pelanggan adalah tingkat perasaan  seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dia rasakan dibandingkan  dengan harapannya. Jika tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara  hasil yang dirasakan dengan harapan, pelanggan dapat mengalami salah satu dari  tiga tingkat kepuasan yang umum. Jika hasil dibawah harapan, pelanggan kecewa.
Jika hasil sesuai harapan, pelanggan puas dan jika hasil melebihi harapan,  pelanggan sangat puas, senang atau gembira.
Kepuasan terjadi ketika harapan konsumen terpenuhi atau melebihi  harapannya dan keputusan pembelian dipertahankan. Kepuasan dapat memperkuat  sikap positif terhadap merek, berperan penting pada lebih besar kemungkinannya  bahwa konsumen akan membeli kembali merek yang sama. Ketidakpuasan terjadi  ketika harapan konsumen tidak terpenuhi, sehingga konsumen akan bersikap  negatif terhadap suatu merek dan kecil kemungkinannya konsumen akan membeli  lagi merek yang sama (Assael, 1998:90) dalam Waluyo dan Pamungkas (2003).
Pengambilan keputusan perpindahan merek yang dilakukan konsumen  terjadi karena adanya ketidakpuasan yang diterima konsumen setelah melakukan  pembelian. Ketidakpuasan muncul karena pengharapan konsumen tidak sama atau  lebih tinggi dari kinerja yang diterimanya dari pemasar. Konsumen yang  mempunyai banyak pertimbangan terhadap berbagai alternatif pilihan merek  secara langsung dapat beralih merek, atauterlebih dahulu mengunjungi retail  untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan mencoba produk sebelum  beralih merek. Hal inilah yang menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian  pada mahasiswa Departemen Manajemen FE USU, karena kemungkinan adanya  perkembangan produk handphone yang begitucepat terutama pada bentuk   maupun ukurannya sehingga menyebabkan terjadinya perpindahan merek yang  satu ke merek yang lain. Selain itu, adanya ketidakpuasan pada mahasiswa  terhadap kebutuhan teknologi dan informasi dari penggunaan sebuah handphone  juga mendorong para mahasiswa untuk mengganti merek handphonenya karena  kebutuhan tersebut tidak terpenuhi.
Berdasarkan gambaran diatas penulistertarik untuk mengkaji lebih dalam  dan melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Prior Experience, Product  Knowledgedan Satisfaction Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan  Brand Switchingdalam Pembelian Produk HandphonePada Mahasiswa  Departemen Manajemen FE USU”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka  penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah prior experience, product  knowledgedan satisfactionberpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan  konsumen melakukan brand switchingdalam pembelian produk handphonepada  mahasiswa Departemen Manajemen FE USU?”  C. Kerangka Konseptual  Konsumen dapat memutuskan untuk berpindah merek karena adanya  faktor pengalaman sebelumnya  selama menggunakan produk, pengetahuan  tentang produk yang digunakan serta kepuasan yang dialami selama menggunakan  produk tersebut.
 Prior experience(pengalaman sebelumnya), terjadi ketika para konsumen  telah memiliki pengalaman sebelumnya  dengan barang atau jasa dan tingkat  keterlibatan biasanya menurun. Setelah mengulangi produk percobaan, para  konsumen mempelajarai cara untuk membuat pilihan yang tepat. Karena para  konsumen telah mengetahui produk dan bagaimana produk itu akan memuaskan  kebutuhan mereka, maka keterlibatan didalam keputusan pembelian mereka  menjadi berkurang (Lamb, Hair, McDaniel, 2001:197), sehingga konsumen  dengan mudah dapat berpindah dari merek yang satu ke merek yang lain.
Product  knowledge merupakan pengetahuan konsumen tentang produk,  dan konsumen yang baik biasanya memiliki pengetahuan mengenai produk yang  akan dibelinya. Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda  yang digunakan untuk mengartikan informasi baru sehingga dapat membuat  keputusan pembelian yang benar. Pemasar merasa tertarik khususnya pada  pengetahuan konsumen tentang merek.  Kebanyakan strategi pemasaran  berorientasi pada merek dengan tujuanuntuk membuat konsumen lebih mengenal  tentang suatu merek, mengajar mereka tentang merek, dan mempengaruhi mereka  untuk membeli merek tersebut. Kebanyakan penelitian pemasaran memfokuskan  pada pengetahuan konsumen dan kepercayaan terhadap suatu merek. Pengetahuan  produk konsumen terbagi atas tiga jenis, yaitu: pengetahuan mengenai atribut atau  karakteristik produk, pengetahuan mengenai konsekuensi positif atau keuntungankeuntungan yang akan diperoleh dari penggunaan produk, dan pengetahuan  mengenai nilai-nilai produk yang dapat memuaskan keinginan konsumen (Peter  dan Olson, 2002:67-69).
 Dari teori tersebut, pemasar berusaha untuk membuat produk yang dapat  memuaskan konsumen dan menjaga loyalitas konsumen terhadap merek dari  produk tersebut. Tetapi kemungkinan adanyarasa tidak puas konsumen terhadap  produk merek tertentu dikarenakan pengharapan konsumen yang terlalu tinggi  akan tetap muncul, sehingga menyebabkan konsumen beralih ke produk sejenis  dari merek lainnya dan melakukan brand switching(perpindahan merek).
Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah  membandingkan kinerja (hasil) yang dia rasakan dibandingkan dengan  harapannya Kotler (2000:12). Ketidakpuasan terjadi ketika harapan konsumen  tidak terpenuhi, sehingga konsumen akan bersikap negatif terhadap suatu merek  dan kecil kemungkinannya konsumen akan membeli lagi merek yang sama  (Assael 1998) dalam Waluyo dan Pamungkas (2003). Sehingga bahwa  meningkatnya kepuasan konsumen terhadap suatu merek produk yang pernah  dibeli dan dimiliki sebelumnya akan menurunkan perilaku beralih ke merek yang  lain. Dari teori tersebut maka dapat dibuat skema sistematis kerangka konseptual  sebagai berikut:  Gambar 1.1: Kerangka Konseptual Penelitian  Sumber: Kotler (2000), Lamb, Hair, McDaniel (2001), Peter dan Olson (2002) diolah  penulis  Prior Experience (X1) Product Knowledge  (X2) Satisfaction  (X3) Keputusan Brand  Switching  (Y)   D. Hipotesis   Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka hipotesis dari penelitian ini  adalah faktor prior experience, product knowledge dan satisfaction berpengaruh  positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen melakukan brand switching dalam pembelian produk handphonepada mahasiswa Departemen Manajemen FE  USU.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian  1. Tujuan Penelitian  Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh prior  experience, product knowledge dan satisfaction berpengaruh signifikan dan  positif terhadap keputusan konsumen melakukan brand switchingdalam  pembelian produk handphonepada mahasiswa departemen manajemen FE  USU.
2. Manfaat Penelitian  a. Bagi Perusahaan  Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam  mengelola dan mempertahankan merek agar tetap menjadi pilihan  konsumen mengingat persaingan antar merek yang semakin meningkat.
b. Bagi pihak lain  Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan  penelitian dengan objek atau masalah yang sama di masa yang akan  datang.
 c. Bagi penulis  Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk  menerapkan teori-teori dan literatur yang penulis peroleh dalam  perkuliahan, kemudian memperluas wawasan pengetahuan  brand  switching.
F. Metode Penelitian  1. Batasan Operasional Variabel  a. Variabel Independen (X) terdiri atas prior experience (X1),  product  knowledge(X2) dan satisfaction (X3)  b. Variebel Dependen (Y) adalah keputusan brand switching.
2. Defenisi Operasional Variabel  Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yang terdiri atas:  1. Variabel Independen (X)  Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi  perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif  ataupun negatif bagi dependen nantinya. Adapun yang menjadi variabel  independen dalam penelitian ini adalah:  a. Prior experience (X1), yaitu kesadaran dan perasaan yang dialami  konsumen selama pemakaian produk handphoneyang pernah digunakan  sebelumnya.
b.  Product Knowledge(X2), yaitu tingginya pengetahuan dan  pemahaman konsumen berkaitan dengan merek handphoneyang pernah  dibeli dan dipakai sebelumnya.
 c.  Satisfaction  (X3), yaitu kepuasan konsumen terhadap merek  handphone yang terakhir dibeli sebelum membeli merek handphoneyang  saat ini dimiliki.
2 . Variabel Dependen (Y)  Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama  dalam sebuah pengamatan. Adapun yang menjadi variabel dependen  dalam penelitian ini adalah keputusan  brand switching(Y) yaitu  berpindahnya konsumen dari satu merek handphone yang satu ke merek  handphoneyang lain.
Tabel berikut menggambarkan defenisi operasional variabel yang digunakan  dalam penelitian.
Tabel 1.Defenisi Operasional Variabel  Variabel Definisi Variabel Indikator  Skala  Pengukuran  Prior  experience (X1)  Kesadaran dan  perasaan yang  dialami konsumen  selama pemakaian  produk handphone yang pernah  digunakan  sebelumnya.
a. Pemakaian Produk  b. Keadaan suasana hati  dan Pengalaman  Konsumsi  Likert  Product  Knowledge (X2)  Tingginya  pengetahuan dan  pemahaman  konsumen  berkaitan dengan  merek handphone yang pernah dibeli  dan dipakai  sebelumnya.
a. Atribut produk  b. Keuntungan dari  penggunaan produk  c. Nilai produk  Likert   Sumber: Mowen dan Minor (2002), J. Peter dan Olson (2002), Tjiptono (2002),  diolah oleh penulis.
3. Skala Pengukuran Variabel   Skala pengukuran yang digunakan adalahskala Likert sebagai alat untuk  mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang  fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadapvariabel-variabel yang  akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor (Sugiyono, 2005:86).
 Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk  sebagai berikut:  Tabel 1.Instrumen Skala Likert  No Pertanyaan  Skor  1  Sangat Setuju (SS)  2 Setuju (S)  3  Kurang Setuju (KS)  4  Tidak Setuju (TS)  5  Sangat Tidak Setuju (STS)   Pada penelitian ini, responden diharuskan memilih salah satu dari kelima  alternatif jawaban yang tersedia, kemudian setiap jawaban yang diberikan akan  Variabel Definisi Variabel Indikator  Skala  Pengukuran  Satisfaction (X3)  Kepuasan  konsumen  terhadap merek  handphone yang  terakhir dibeli  sebelum membeli  merek handphone yang saat ini  dimiliki.
a. Keistimewaan  tambahan(features)  b. Kehandalan(reliability) c.Kemampuan pelayanan  (service ability) d. Estetika (aesthetics) Likert  Keputusan  brand  switching  (Y)  Berpindahnya  konsumen dari  satu merek  handphone yang  satu ke merek  handphoneyang  lain.
a. Ketidakpuasan  b. Keragaman variasi  c. Persuasi  Likert   diberi skor (nilai) tertentu (1,2,3,4 dan 5). Nilai yang diperoleh akan dijumlahkan  dan jumlah tersebut menjadi nilai total. Nilai total inilah yang akan ditafsirkan  sebagai posisi responden dalam Skala Likert.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian  Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2009 sampai dengan  Oktober 2009 yang berlokasi di Fakultas Ekonomi ,  Jalan Prof. Dr. T. Hanafiah, SH. Medan.
5.  Populasi dan Sampel  Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa  orang, objek, atau kejadian dimana kitatertarik untuk mempelajari suatu objek  penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa  Departemen Manajemen Fakultas EkonomiUSU yang telah beralih merek dari  handphoneyang satu ke merek handphoneyang lain. Diasumsikan bahwa semua  mahasiswa pernah beralih merek handphoneyang jumlahnya tidak diketahui  sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus sebagai berikut  menurut Yuswianto (Gandi Ismail, 2008):  (Zα) (p)(q) n = ——————   dKeterangan:  n  = Jumlah sampel  Zα = Nilai standard normal yang besarnya tergantung α,   bila α= 0,05 →z = 1,6 bila α= 0,01 →z = 1,9p  = Estimator proporsi populasi  q  = 1 – p  d  = Penyimpangan yang di tolerir   Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yangbesar dan nilai p belum diketahui,  maka dapat digunakan p = 0,5. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili  populasi dalam penelitian ini adalah:  (Zα) (p)(q) n = ——————   d  (1,96)(0,5)(0,5) n = ———————— =  96,04  = 96 orang   (0,1)Metode penelitian sampel menggunakan Metode Sampling Aksidental,  yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan, artinya siapa saja yang secara  kebetulan bertemu dengan peneliti di lokasi kampus Fakultas Ekonomi USU  khususnya mahasiswa departemen Manajemen dapat digunakan sebagai sample,  bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data  (Sugiyono, 2005:77).
6.   Jenis dan Sumber Data Peneliti menggunakan jenis data di dalam melakukan penelitian ini, yaitu:  a.  Data Primer  Adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada  lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner  kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel  penelitian.
b.  Data Sekunder  Adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk  mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapat data sekunder dari  buku-buku, internet, dan literatur.
 7. Teknik Pengumpulan Data  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:  a.  Kuesioner  Pada penelitian ini dilakukan dengan alat bantu kuesioner yaitu dengan  menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu Mahasiswa Departemen  Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan.
b.  Studi Dokumentasi  Dengan memperoleh data melalui buku-buku, internet, dan literatur yang ada  hubungannya dengan masalah yang diteliti.
8. Uji validitas dan Reliabilitas  1. Uji Validitas  Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah didapat  setelah penelitian yang merupakan datayang valid dengan alat ukur yang  digunakan yaitu kuesioner. Kriteria dalam validitas suatu kuesioner adalah  sebagai berikut:  Jika r hitung> r tabel maka pertanyaan tersebut valid  Jika r hitung< r tabelmaka pertanyaan tersebut tidak valid  2. Uji Reliabilitas  Uji reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulangkali  untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,  2005:110). Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari jawabanjawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji   validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Pengujian  reliabilitas dilakukan dengan criteria sebagai berikut:  Jika ralpha> rtabel, maka kuesioner reliabel  Jika ralpha< rtabel, maka kuesioner tidak reliabel  9. Metode Analisis Data  Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :  a. Analisis Deskriptif  Analisis deskriptif digunakan untuk menafsirkan data-data dan keterangan  yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan  data-data yang diperoleh dan selanjutnya dianalisis sehingga di peroleh gambaran  tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data  diperoleh dari data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh sejumlah  responden penelitian.
b. Uji Asumsi Klasik  Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat ataumenguji suatu model yang  termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik  yang digunakan dalam penelitian ini adalah:  1. Uji Normalitas  Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui distribusi sebuah data  mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang, dkk,2008:55). Uji  normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogorov smirnov.
Dengan menggunakan tingkat signifikan 5%maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal  (Situmorang, dkk ,2008:55).
 2. Uji Heteroskedastisitas  Pengujian heteroskedastisitas untuk melihat model regresi terjadi  ketidaksamaan variancedari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali  (2005) jika variabel independent signifikan terjadi secara statistik mempengaruhi  variabel dependent, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas  Pengujian multikolinieritas untuk melihatmodel regresi ditemukan korelasi  antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terjadi masalah  multikolinieritas. Caea mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance  Inflation Factor (VIF). Menurut Santoso (2002), pada umumnya jika VIF lebih  besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas  dengan variabel bebas lainnya.
c. Analisis Regresi Linier Berganda  Metode ini digunakan oleh penulis untuk mengetahui pengaruh hubungan dari  variabel-variabel independen, yaitu prior experience (X1),  product knowledge (X2)  dan satisfaction  (X3) serta variabel dependen yaitu keputusan  brand  switching(Y). Metode regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan  software SPSS 14.00 for Windows.Adapun model persamaan yang digunakan  menurut Sugiyono (2006:211), adalah:  Y=b0+b1X1+b2X2+b3X3+e  Dimana:  Y  = Keputusan brand switching  X1  = Skor dimensi faktor prior experience   X2  = Skor dimensi faktor product knowledge X3  = Skor dimensi faktor satisfaction b1-b3 = Koefisien Regresi  b0 = Konstanta  e   = Standar Error  Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai  uji statistiknya berada di dalam daerah kritis (daerah dimana H0ditolak).
Sebaliknya disebut tidak sinifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah  dimana H0diterima. Dalam analisis regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan yaitu:  1)  Uji Signifikan Individual/ Uji Parsial (Uji-t)  Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual  terhadap variabel terikat. Adapun Uji-t menggunakan langkah-langkah  sebagai berikut:  H0: b1=0, artinya secara parsial tidak terdapat pengruh yang positif dan  signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
H0 : b1 ≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan  signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan:  H0diterima jika t hitung< t tabelpada α=5%  H0ditolak jika t hitung> t tabel pada α=5%   2)  Uji Signifikan Simultan/ Uji Serentak (Uji-F)  Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variablel bebas yang  dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama  (serentak) terhadap variabel dependen (Y). Hipotesis dirumuskan sebagai  berikut:  H0: b1 = b2 = b3 = Artinya, secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan  signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Ha: b1 ≠b2 ≠ b3 ≠Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan  signifikan dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria Pengambilan Keputusan:  H0diterima jika F hitung< F tabel pada α=5%  H0ditolak jika F hitung> F tabelpada α=5%  3)  Koefisien Determinan (R )  Identifikasi determinan (R ) digunakan untuk melihat seberapa besar  pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.Identifikasi determinan  (R ) berfungsi untuk mengetahui signifikan variabel, maka harus dicari koefisien  determinan (R ).Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel  bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Semakin besar nilai koefisien determinan,  maka semakin baik kemampuan variabelterikat (Y). Jika determinan (R )  semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang  signifikan dari variabel bebas yaitu prior experience (X1), product knowledge(X2) dan satisfaction (X3) serta variabel terikat yaitu keputusan brand switching(Y)   semakin besar. Sebaliknya jika deteminan (R ) semakin kecil (mendekati nol)  maka dapat dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu  prior experience (X1), product knowledge(X2) dan satisfaction (X3) serta variabel  terikat yaitu keputusan brand switching(Y) semakin kecil.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi