Sabtu, 22 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH STRESS KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. SUKANDA DJAYA



BAB I  PENDAHULUAN
  A.  Latar Belakang Masalah  
 Pada umumnya setiap orang pernah mengalami stress walaupun kadangkala tidak  dirasakannya, karena stress ini berkisar dari adanya kegelisahan sampai pada rasa cemas  yang melumpuhkan. Seseorang yang mengalami sedikit rasa gelisah, tidak menyadari  kalau hal itu merupakan stress yang dapat menjadi semakin parah.

Keadaan tersebut dapat mengakibatkan menurunnya prestasi kerja yang sudah pasti  sangat merugikan diri karyawan dan perusahaan tempat ia bekerja. Timbulnya stress  seperti yang dipaparkan di atas pada hakikatnya disebabkan oleh masalah organisasi di  lingkungan kerja, individu karyawan tersebut dan hal lain yang berhubungan dengan  masyarakat. Bisa terjadi seorang karyawan mengalami stress karena ketiga faktor di atas  atau salah satu faktor saja.
Faktor di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan stress pada diri seseorang  antara lain masalah administrasi, stress yang tidak wajar untuk menyesuaikan diri dengan  pekerjaan dan situasi kerja, struktur birokrasi yang tidak tepat, sistem manajemen yang  tidak sesuai, perebutan kedudukan, persainganyang semakin ketat untuk memperoleh  kemajuan, anggaran yang terbatas, perencanaan kerja yang kurang baik, jaminan  pekerjaan yang tidak pasti, beban kerja yang semakin bertambah dan segala sesuatu yang  ada kaitannya dengan pekerjaan. Faktor dalam diri individu juga mempengaruhi  timbulnya stress. Berbagai masalah yang menyangkut individu dapat mengakibatkan  stress antara lain adalah keinginan dan cita-cita yang tidak realistis, sikap yang merusak  diri, rintangan karir, masalah keuangan, masalah ketidak sesuaian status, konflik antara  masalah pekerjaan dengan masalah rumah tangga, umur yang semakin meningkat,  kegagalan dalam meningkatkan kemampuan dan segala masalah yang menyangkut diri   karyawan tersebut. Masalah yang menyangkut diri karyawan sering mengakibatkan  timbulnya masalah dalam bidang pekerjaan, apalagi jika pribadi karyawan tersebut tidak  kokoh, sehingga gampang sekali dipengaruhi oleh hal-hal yang seharusnya dapat  dihindari. Selain itu, lingkungan masyarakat yang dapat menyebabkan stress ini antara  lain adat istiadat yang tidak sesuai dengan hati nurani, cara hidup masyarakat dan  sebagainya. Apabila ketiga faktor tersebut mempengaruhi seseorang, maka dapat  dipastikan bahwa stress akan semakin merugikan individu itu sendiri dan perusahaan  tentunya. Untuk itu perusahaan harus memiliki perencanaan yang merupakan suatu  proses dimana karyawan dan manajer bekerja sama merencanakan apa yang harus  dikerjakan karyawan di tahun mendatang, menentukan bagaimana prestasi kerja  karyawan harus diukur dan merencanakan cara mengatasi kendala, serta mencapai  pemahaman bersama tentang pekerjaan tersebut. Prestasi kerja seorang karyawan akan  baik apabila karyawan tersebut memiliki keahlian (skill) yang tinggi, bersedia bekerja  karena memperoleh penghasilan yang sesuai dengan perjanjian, mempunyai harapan  untuk masa depannya, baik jenjang karir, fasilitas dan yang lainnya.”  PT Sukanda Djaya Medan merupakan salah satu perusahaan yang mempunyai  tujuan untuk mengembangkan potensi usaha sepenuhnya demi keberhasilan menyeluruh  dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan para karyawan mengembangkan  potensi mereka, serta meraih kebutuhan pribadi masing-masing. Para karyawan di PT.
Sukanda Djaya Medan membutuhkan jam kerja yang sangat tinggi dan kesabaran dalam  melaksanakan aktivitas pekerjaannya dikarenakan pekerjaan mereka adalah di bidang  jasa yang dituntut memberikan pelayanan dibidang distribusi bahan makanan kepada  pelanggan. Adanya target / omset yang ditetapkan secara periodik dalam Rencana Kerja  dan Anggaran Perusahaan, mengharuskan karyawan untuk dapat memenuhi target  sebagai pencapaian kinerjanya masing-masing.
 Kondisi yang paling berpotensi menimbulkan stress di PT. Sukanda Djaya adalah  pencapaian target yang tidakmaksimal dari penjualan sehingga sangat mempengaruhi  pendapatan karyawan. Disamping gaji yang diperoleh oleh karyawan, insentif  pencapaian target merupakan sesuatu yang diharapkan oleh karyawan PT. Sukanda  Djaya. Dengan adanya pencapaian maksimalatas target yang telah ditetapkan oleh  perusahaan sudah tentu dapat mengurangi stress kerja karyawan. Pada kenyataannya  pencapaian target penjualan di PT. Sukanda Djaya sering tidak tercapai karena tingginya  target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pada Tabel 1.1 berikut ini disajikan data  mengenai pencapaian target sales PT. SukandaDjaya yang diambil dari bulan Agustus –  Desember 2007.
Tabel 1.1  Target Sales PT. Sukanda Djaya 2007  Bulan  Target  Pencapaian Target  Persentase Pencapaian Target  Agustus 3,650,000,000  2,622,035,879  71.84  September 2,550,000,000  2,238,496,744  87.78  Oktober 3,125,000,000  2,729,264,582  87.34  November 3,000,000,000  2,931,072,156  97.7  Desember 3,350,000,000  2,904,771,208  86.7  Sumber : Data Diolah, Bagian Accounting PT. Sukanda Djaya  Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pencapaian target sales PT. Sukanda  Djaya selama bulan Agustus – Desember 2007 rata – rata mencapai 86.27%. Hal tersebut  belum cukup baik karena belum tercapainya target yang telah ditetapkan oleh  perusahaan.
Pencapaian target yang tidak maksimal merupakan salah satu pemicu munculnya  stress pada karyawan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian   dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Stress Kerja Terhadap Prestasi Kerja  Karyawan Pada PT Sukanda Djaya”.
B.  Rumusan Masalah  Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka peneliti merumuskan  permasalahan sebagai berikut :  1.  Apakah variabel stress kerja (konflikkerja, beban kerja, waktu kerja dan  pengaruh kepemimpinan) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap  prestasi kerja karyawan?  2.  Variabel stress kerja manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi  prestasi kerja karyawan?  C.  Kerangka Konseptual  Para ahli mengatakan bahwa stress dapat timbul sebagai akibat adanya tekanan atau  ketegangan yang bersumber dari ketidaksesuaian antara seseorang dengan  lingkungannya. Dalam artian apabila sarana dan tuntutan tugas tidak sesuai dengan  kebutuhan dan kemampuan seseorang, ia akan mengalami stress. Biasanya stress  semakin kuat apabila seseorang menghadapimasalah yang datangnya bertubi-tubi.
Berbagai hal yang dapat menjadi variabelstress dalam diri seorang karyawan  antara lain konflik kerja antara karyawan, beban kerja yang terlalu berat, waktu kerja  yang tidak sesuai, ketidakseimbangan antara wewenang dan tanggungjawab dalam  bekerja, perbedaan antara karyawan dengan pihak lain didalam dan diluar kelompok  kerjanya, pengaruh pimpinan yang memimpin karyawan. Kondisi stress kerja yang  dialami seorang karyawan,  sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam  menyelesaikan pekerjaannya. Tidak dapat disangkal bahwa stress yang tidak dapat  diatasi sangat mempengaruhi prestasi kerja seorang karyawan (Siagian, 2006 : 301).
 Berdasarkan teori yang dikemukakan, maka dapatlah dibuat secara skematis  kerangka konseptual dalam penelitian, yaitu dapat dijelaskan bahwa variabel stress kerja  (konflik kerja, beban kerja, waktu kerja dan pengaruh kepemimpinan) secara langsung  mempengaruhi prestasi kerja karyawan, yang dapat ditunjukkan sebagai berikut :  Sumber : Siagian (2006:301) Data diolah  Gambar 1.1 Kerangka Konseptual  D.  Hipotesis  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian  yang masih perlu diuji kebenarannya. Bertitik tolak dari masalah yang diajukan dan  tujuan penelitian serta tinjauan pustaka mengenai stress kerja, maka hipotesis kerja yang  diajukan adalah sebagai berikut :  1.  Variabel stress kerja (konflik kerja, beban kerja, waktu kerja dan pengaruh  kepemimpinan) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi  karyawan.
2.  Beban kerja merupakan variabel stress kerja yang paling dominan dalam  mempengaruhi prestasi kerja karyawan.
Stress Kerja :  1.  Konflik Kerja  2. Beban Kerja  3.  Waktu Kerja  4.  Pengaruh Kepemimpinan  Prestasi Kerja  Karyawan   E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian  1.  Tujuan penelitian  a.  Untuk mengetahui apakah variabel stress kerja (konflik kerja, beban kerja,  waktu kerja dan pengaruh kepemimpinan) secara simultan berpengaruh  signifikan terhadap prestasi karyawan.
b.  Untuk mengetahui variabel stress kerja yang manakah yang paling dominan  dalam mempengaruhi prestasi karyawan.
2.  Manfaat penelitian  a.  Hasil penelitian ini memberikan informasi tambahan untuk perusahaan dan  pihak-pihak yang berkepentingan dalam dunia industri tentang stress kerja  yang ada hubungannya dengan prestasi kerja karyawan sehingga dapat  dilakukan usaha-usaha untuk mengurangi stress kerja pada karyawan.
b.  Untuk menambah wawasan penulis dan masyarakat umum ataupun bagi  organisasi perusahaan yang menaruh minat terhadap permasalahanpermasalahan industri dan yang masih peduli dengan nasib para karyawan.
c.  Sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan  penelitian mengenai prestasi kerja dihubungkan dengan performance dan  kepuasan kerja karyawan.
F.  Metode Penelitian  1. Batasan Operasional  Penelitian ini membahas tentang keterkaitan antara stress kerja dengan prestasi  kerja karyawan di PT. Sukanda Djaya Medan dengan responden penelitian adalah  karyawan perusahaan.
 2.  Definisi Operasional Variabel  Definisi operasional variabel adalahunsur penelitian yang memberitahukan  bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, definisi operasional  adalah sebagai berikut:  a.  Stress Kerja (X)  Stress kerja merupakan variabel independentyaitu variabel yang mempengaruhi atau  yang menjadi sebab perubahannya variabel dependent. Pemahaman mengenai stress  dapat dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu sumber potensial penyebab  stress.
Adapun sumber tersebut adalah :  1). Konflik kerja (X1)  Konflik kerja adalah ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi –  organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka  harus menggunakan sumber daya secara bersama-sama atau menjalankan  kegiatan bersama-sama, atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai  dan persepsi yang berbeda. Konflik kerja juga merupakan kondisi yang  dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya  ketidaksesuaian tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan  pihak lain.
2). Beban Kerja (X2)  Beban kerja adalah keadaan dimana karyawan dihadapkan pada banyak pekerjaan  yang harus dikerjakan dan tidak mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan  pekerjaan. Pekerja merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan  pekerjaan tersebut karena standar pekerjaan terlalu tinggi.
 3). Waktu Kerja (X3)  Pekerja dituntut untuk segera menyelesaikan tugas pekerja sesuai dengan waktu  yang telah ditentukan. Dalam melakukan pekerjaannya karyawan merasa dikejar  oleh waktu untuk mencapai target kerja.
4). Pengaruh Kepemimpinan (X4)  Dalam setiap organisasi kedudukan pemimpin sangat penting. Seorang pemimpin  melalui pengaruhnya dapat memberikan dampak yang sangat berarti terhadap  aktivitas kerja karyawan. Dalam pekerjaan yang bersifat stressfulpara karyawan  bekerja lebih baik manakala pemimpinnya mengambil tanggung jawab lebih  besar dalam memberikan pengarahan.
b.  Prestasi Kerja Karyawan (Y)  Prestasi kerja merupakan data dependent yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang  menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Prestasi kerja adalah hasil kerja  seorang pegawai selama periode tertentuyang dinilai dengan serangkaian tolak ukur  yang berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang ditetapkan  (Siagian, 2006:225 ).
3.  Skala Pengukuran Variabel  Adapun yang menjadi skala pengukuran datadalam penelitian ini adalah Skala  Likert (Sugiono, 2004:86) sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi  seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian  terhadap variabel – variabel yang akan diuji,pada setiap jawaban akan diberikan skor.
 Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat dilihat dari tabel 2.1  berikut ini :  Tabel 2.1  Instrumen Skala Likert  No. Pertanyaan  Skor  1 Selalu  (SLU)  5  2  Sering (SRG)  4  3 Kadang-Kadang (KD)  3  4  Hampir Tidak Pernah (HTP)  2  5  Tidak Pernah (TP)  1  Sumber : Sugiono (2004: 86)  4.  Lokasi dan Waktu Penelitian   Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. Sukanda Djaya Medan yang berlokasi  di Jl. Soekarno Hatta No. 80 Km. 18,7 Binjai. Penelitian ini direncanakan dilakukan dari  tanggal 5 November 2007 sampai Juni 2008.
5.  Populasi dan Sampel   Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Sukanda Djaya  Medan yang berjumlah 40 orang. Sampel diambil dengan menggunakan metode sensus  yaitu penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
(Sugiono, 2004 : 78).
 6.  Jenis dan Sumber Data   Prosedur pengambilan data penelitianmenggunakan data primer dan data  sekunder.
a.  Data primer yaitu tentang penyebab dan gejala-gejala prilaku stress kerja  karyawan. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara face to facedan  diskusi dengan karyawan  b.  Data sekunder yang meliputi :  1). Data mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan  2). Data struktur organisasi dan uraian tugas perusahaan  3). Data jumlah karyawan  4). Buku-buku ilmiah dan literatur lainnya yang diperoleh sehubungan  dengan masalah penelitian yang diteliti.
7.  Teknik Pengumpulan Data  Pengambilan data penelitian dilakukandengan cara sebagai berikut:  a.  Wawancara  Wawancara dengan para karyawan, untuk memperoleh informasi mendalam  tentang berbagai hal yang berkaitan dengan tingkat stress kerja dan prestasi  karyawan.
b.  Kuesioner  Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada  responden untuk dijawab, kemudian dari jawaban setiap pertanyaan tersebut  ditentukan skornya dengan menggunakan skala Likert.
c.  Studi Dokumentasi  Studi dokumentasi yaitu memperoleh data dengan cara meninjau, membaca,  dan mempelajari dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
 8.  Teknik Pengolahan dan Analisis Data  Setelah indikator yang menjadi ukuranmasing-masing variabel dan teknik  pengukuran telah digunakan, maka ditentukan teknik analisis datayang disesuaikan  dengan data yang tersedia. Tahapan-tahapan analisis data meliputi:  a.  Analisis Deskriptif  Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara merumuskan dan  menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui  pengumpulan, menyusun dan menganalisis data, sehingga dapat diketahui gambaran  umum perusahaan yang sedang diteliti.
b.  Analisis Regresi Linier Berganda (Multi Regresi)  Metode analisis regresi linier berganda (multi regresi) berfungsi untuk mengetahui  pengaruh / hubungan variabel bebas (konflik kerja, beban kerja, waktu kerja,  pengaruh kepemimpinan) dan variabel terikat (prestasi kerja karyawan) (Sugiyono,  2004: 211). Data yang diolah secara statistik dengan menggunakan alat bantu aplikasi  Software SPSS 12.00 For Windows.
Perhitungan Persamaan Regresi Berganda (Multiply Regression):  Y = b0+ b1X1+ b2 X2 + b3X3+ b4X4+ e  Dimana :  Y = Variabel prestasi kerja karyawan  b0= Konstanta  X1  = Konflik kerja  X2  = Beban kerja  X3  = Waktu kerja  X4= Pengaruh kepemimpinan  e  = Faktor Pengganggu   b1,2,3,4  = Koefisien regresi  Pengujian instrumen adalah :   Uji validitas  Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah di dapat setelah  penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner).
Pengujian hipotesis sebagai berikut :  1). Uji F adalah untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh stress kerja  sebagai variabel independent terhadap  prestasi karyawan sebagai variabel  dependent secara serentak dengan rumus hipotesis sebagai berikut :  H0 : b1=b2=b3=b4=0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3,X4) secara serentak tidak  ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Ha: b1 ≠ b2 ≠b3 ≠b4 ≠0, artinya variabel bebas ( X1, X2,X3,X4) secara serentak  terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :  H0diterima jika F hitung < t table pada α H1diterima jika Fhitung > t table  pada α 2). Uji t adalah untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial mempunyai  pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan rumusan hipotesis  sebagai berikut :  H0: b1= 0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3,X4) secara parsial tidak mempunyai  pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Ha: b1  ≠0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3,X4) secara parsial mempunyai  pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :  H0diterima jika t hitung< t tabel pada α  Haditerima jika t hitung> ttabel pada α c. Identifikasi Determinan (R 2 )  Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan model dalam  menerangkan variabel terikat. Jika determinan (R 2 ) semakin besar atau mendekati  satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3,X4) adalah  besar terhadap variabelterikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan  semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap  variabel terikat. Sebaliknya jika determinan (R 2 ) semakin mengecil atau  mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas  (X1,X2,X3,X4) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model  yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang  diteliti terhadap variabel terikat.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi