BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pada
umumnya setiap orang pernah mengalami stress walaupun kadangkala tidak dirasakannya, karena stress ini berkisar dari
adanya kegelisahan sampai pada rasa cemas yang melumpuhkan. Seseorang yang mengalami
sedikit rasa gelisah, tidak menyadari kalau
hal itu merupakan stress yang dapat menjadi semakin parah.
Keadaan tersebut
dapat mengakibatkan menurunnya prestasi kerja yang sudah pasti sangat merugikan diri karyawan dan perusahaan
tempat ia bekerja. Timbulnya stress seperti
yang dipaparkan di atas pada hakikatnya disebabkan oleh masalah organisasi di lingkungan kerja, individu karyawan tersebut
dan hal lain yang berhubungan dengan masyarakat.
Bisa terjadi seorang karyawan mengalami stress karena ketiga faktor di atas atau salah satu faktor saja.
Faktor di
lingkungan kerja yang dapat menyebabkan stress pada diri seseorang antara lain masalah administrasi, stress yang
tidak wajar untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan dan situasi kerja, struktur
birokrasi yang tidak tepat, sistem manajemen yang tidak sesuai, perebutan kedudukan,
persainganyang semakin ketat untuk memperoleh kemajuan, anggaran yang terbatas, perencanaan
kerja yang kurang baik, jaminan pekerjaan
yang tidak pasti, beban kerja yang semakin bertambah dan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan pekerjaan. Faktor dalam
diri individu juga mempengaruhi timbulnya
stress. Berbagai masalah yang menyangkut individu dapat mengakibatkan stress antara lain adalah keinginan dan
cita-cita yang tidak realistis, sikap yang merusak diri, rintangan karir, masalah keuangan,
masalah ketidak sesuaian status, konflik antara masalah pekerjaan dengan masalah rumah tangga,
umur yang semakin meningkat, kegagalan
dalam meningkatkan kemampuan dan segala masalah yang menyangkut diri karyawan tersebut. Masalah yang menyangkut
diri karyawan sering mengakibatkan timbulnya
masalah dalam bidang pekerjaan, apalagi jika pribadi karyawan tersebut tidak kokoh, sehingga gampang sekali dipengaruhi
oleh hal-hal yang seharusnya dapat dihindari.
Selain itu, lingkungan masyarakat yang dapat menyebabkan stress ini antara lain adat istiadat yang tidak sesuai dengan
hati nurani, cara hidup masyarakat dan sebagainya.
Apabila ketiga faktor tersebut mempengaruhi seseorang, maka dapat dipastikan bahwa stress akan semakin merugikan
individu itu sendiri dan perusahaan tentunya.
Untuk itu perusahaan harus memiliki perencanaan yang merupakan suatu proses dimana karyawan dan manajer bekerja
sama merencanakan apa yang harus dikerjakan
karyawan di tahun mendatang, menentukan bagaimana prestasi kerja karyawan harus diukur dan merencanakan cara
mengatasi kendala, serta mencapai pemahaman
bersama tentang pekerjaan tersebut. Prestasi kerja seorang karyawan akan baik apabila karyawan tersebut memiliki
keahlian (skill) yang tinggi, bersedia bekerja karena memperoleh penghasilan yang sesuai
dengan perjanjian, mempunyai harapan untuk
masa depannya, baik jenjang karir, fasilitas dan yang lainnya.” PT Sukanda Djaya Medan merupakan salah satu
perusahaan yang mempunyai tujuan untuk
mengembangkan potensi usaha sepenuhnya demi keberhasilan menyeluruh dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan
para karyawan mengembangkan potensi
mereka, serta meraih kebutuhan pribadi masing-masing. Para karyawan di PT.
Sukanda Djaya Medan
membutuhkan jam kerja yang sangat tinggi dan kesabaran dalam melaksanakan aktivitas pekerjaannya
dikarenakan pekerjaan mereka adalah di bidang jasa yang dituntut memberikan pelayanan
dibidang distribusi bahan makanan kepada pelanggan. Adanya target / omset yang
ditetapkan secara periodik dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, mengharuskan karyawan
untuk dapat memenuhi target sebagai
pencapaian kinerjanya masing-masing.
Kondisi yang paling berpotensi menimbulkan
stress di PT. Sukanda Djaya adalah pencapaian
target yang tidakmaksimal dari penjualan sehingga sangat mempengaruhi pendapatan karyawan. Disamping gaji yang
diperoleh oleh karyawan, insentif pencapaian
target merupakan sesuatu yang diharapkan oleh karyawan PT. Sukanda Djaya. Dengan adanya pencapaian maksimalatas
target yang telah ditetapkan oleh perusahaan
sudah tentu dapat mengurangi stress kerja karyawan. Pada kenyataannya pencapaian target penjualan di PT. Sukanda
Djaya sering tidak tercapai karena tingginya target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Pada Tabel 1.1 berikut ini disajikan data mengenai pencapaian target sales PT.
SukandaDjaya yang diambil dari bulan Agustus – Desember 2007.
Tabel 1.1 Target Sales PT. Sukanda Djaya 2007 Bulan
Target Pencapaian Target Persentase Pencapaian Target Agustus 3,650,000,000 2,622,035,879
71.84 September
2,550,000,000 2,238,496,744 87.78 Oktober
3,125,000,000 2,729,264,582 87.34 November
3,000,000,000 2,931,072,156 97.7 Desember
3,350,000,000 2,904,771,208 86.7 Sumber
: Data Diolah, Bagian Accounting PT. Sukanda Djaya Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa
pencapaian target sales PT. Sukanda Djaya
selama bulan Agustus – Desember 2007 rata – rata mencapai 86.27%. Hal tersebut belum cukup baik karena belum tercapainya
target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Pencapaian target
yang tidak maksimal merupakan salah satu pemicu munculnya stress pada karyawan. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dalam
bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Stress Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT Sukanda Djaya”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang
dikemukakan, maka peneliti merumuskan permasalahan
sebagai berikut : 1. Apakah variabel stress kerja (konflikkerja,
beban kerja, waktu kerja dan pengaruh
kepemimpinan) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan? 2.
Variabel stress kerja manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi prestasi kerja karyawan? C.
Kerangka Konseptual Para ahli
mengatakan bahwa stress dapat timbul sebagai akibat adanya tekanan atau ketegangan yang bersumber dari ketidaksesuaian
antara seseorang dengan lingkungannya.
Dalam artian apabila sarana dan tuntutan tugas tidak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan seseorang, ia akan
mengalami stress. Biasanya stress semakin
kuat apabila seseorang menghadapimasalah yang datangnya bertubi-tubi.
Berbagai hal yang
dapat menjadi variabelstress dalam diri seorang karyawan antara lain konflik kerja antara karyawan,
beban kerja yang terlalu berat, waktu kerja yang tidak sesuai, ketidakseimbangan antara
wewenang dan tanggungjawab dalam bekerja,
perbedaan antara karyawan dengan pihak lain didalam dan diluar kelompok kerjanya, pengaruh pimpinan yang memimpin
karyawan. Kondisi stress kerja yang dialami
seorang karyawan, sangat mempengaruhi
keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Tidak dapat disangkal bahwa stress yang tidak dapat diatasi sangat mempengaruhi prestasi kerja
seorang karyawan (Siagian, 2006 : 301).
Berdasarkan teori yang dikemukakan, maka
dapatlah dibuat secara skematis kerangka
konseptual dalam penelitian, yaitu dapat dijelaskan bahwa variabel stress kerja
(konflik kerja, beban kerja, waktu kerja
dan pengaruh kepemimpinan) secara langsung mempengaruhi prestasi kerja karyawan, yang
dapat ditunjukkan sebagai berikut : Sumber
: Siagian (2006:301) Data diolah Gambar
1.1 Kerangka Konseptual D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian yang masih
perlu diuji kebenarannya. Bertitik tolak dari masalah yang diajukan dan tujuan penelitian serta tinjauan pustaka
mengenai stress kerja, maka hipotesis kerja yang diajukan adalah sebagai berikut : 1.
Variabel stress kerja (konflik kerja, beban kerja, waktu kerja dan
pengaruh kepemimpinan) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap prestasi karyawan.
2. Beban kerja merupakan variabel stress kerja
yang paling dominan dalam mempengaruhi
prestasi kerja karyawan.
Stress Kerja : 1.
Konflik Kerja 2. Beban Kerja 3.
Waktu Kerja 4. Pengaruh Kepemimpinan Prestasi Kerja Karyawan E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian a.
Untuk mengetahui apakah variabel stress kerja (konflik kerja, beban
kerja, waktu kerja dan pengaruh
kepemimpinan) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi karyawan.
b. Untuk mengetahui variabel stress kerja yang
manakah yang paling dominan dalam
mempengaruhi prestasi karyawan.
2. Manfaat penelitian a.
Hasil penelitian ini memberikan informasi tambahan untuk perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam dunia
industri tentang stress kerja yang ada
hubungannya dengan prestasi kerja karyawan sehingga dapat dilakukan usaha-usaha untuk mengurangi stress
kerja pada karyawan.
b. Untuk menambah wawasan penulis dan masyarakat
umum ataupun bagi organisasi perusahaan
yang menaruh minat terhadap permasalahanpermasalahan industri dan yang masih
peduli dengan nasib para karyawan.
c. Sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya
dalam mengembangkan penelitian mengenai
prestasi kerja dihubungkan dengan performance dan kepuasan kerja karyawan.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Penelitian ini membahas tentang keterkaitan
antara stress kerja dengan prestasi kerja
karyawan di PT. Sukanda Djaya Medan dengan responden penelitian adalah karyawan perusahaan.
2.
Definisi Operasional Variabel Definisi
operasional variabel adalahunsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dalam
penelitian ini, definisi operasional adalah
sebagai berikut: a. Stress Kerja (X) Stress kerja merupakan variabel
independentyaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel
dependent. Pemahaman mengenai stress dapat
dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu sumber potensial penyebab stress.
Adapun sumber
tersebut adalah : 1). Konflik kerja (X1)
Konflik kerja adalah ketidaksetujuan
antara dua atau lebih anggota organisasi – organisasi atau kelompok-kelompok dalam
organisasi yang timbul karena mereka harus
menggunakan sumber daya secara bersama-sama atau menjalankan kegiatan bersama-sama, atau karena mereka
mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan
persepsi yang berbeda. Konflik kerja juga merupakan kondisi yang dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau
lebih merasakan adanya ketidaksesuaian tujuan
dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain.
2). Beban Kerja
(X2) Beban kerja adalah keadaan dimana
karyawan dihadapkan pada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan dan tidak mempunyai
cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaan.
Pekerja merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena standar pekerjaan
terlalu tinggi.
3). Waktu Kerja (X3) Pekerja dituntut untuk segera menyelesaikan
tugas pekerja sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Dalam melakukan pekerjaannya karyawan merasa dikejar oleh waktu untuk mencapai target kerja.
4). Pengaruh
Kepemimpinan (X4) Dalam setiap
organisasi kedudukan pemimpin sangat penting. Seorang pemimpin melalui pengaruhnya dapat memberikan dampak
yang sangat berarti terhadap aktivitas
kerja karyawan. Dalam pekerjaan yang bersifat stressfulpara karyawan bekerja lebih baik manakala pemimpinnya
mengambil tanggung jawab lebih besar
dalam memberikan pengarahan.
b. Prestasi Kerja Karyawan (Y) Prestasi kerja merupakan data dependent yaitu
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Prestasi kerja adalah hasil kerja seorang pegawai selama periode tertentuyang
dinilai dengan serangkaian tolak ukur yang
berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang ditetapkan (Siagian, 2006:225 ).
3. Skala Pengukuran Variabel Adapun yang menjadi skala pengukuran datadalam
penelitian ini adalah Skala Likert
(Sugiono, 2004:86) sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel – variabel yang akan
diuji,pada setiap jawaban akan diberikan skor.
Skala Likert menggunakan lima tingkatan
jawaban yang dapat dilihat dari tabel 2.1 berikut ini : Tabel 2.1 Instrumen Skala Likert No. Pertanyaan
Skor 1 Selalu (SLU)
5 2 Sering (SRG)
4 3 Kadang-Kadang (KD) 3 4 Hampir Tidak Pernah (HTP) 2 5 Tidak Pernah (TP) 1 Sumber
: Sugiono (2004: 86) 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT.
Sukanda Djaya Medan yang berlokasi di
Jl. Soekarno Hatta No. 80 Km. 18,7 Binjai. Penelitian ini direncanakan
dilakukan dari tanggal 5 November 2007
sampai Juni 2008.
5. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan PT. Sukanda Djaya Medan yang
berjumlah 40 orang. Sampel diambil dengan menggunakan metode sensus yaitu penentuan sampel dimana semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel.
(Sugiono, 2004 :
78).
6.
Jenis dan Sumber Data Prosedur pengambilan data
penelitianmenggunakan data primer dan data sekunder.
a. Data primer yaitu tentang penyebab dan
gejala-gejala prilaku stress kerja karyawan.
Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara face to facedan diskusi dengan karyawan b. Data
sekunder yang meliputi : 1). Data
mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan 2). Data struktur organisasi dan uraian tugas
perusahaan 3). Data jumlah karyawan 4). Buku-buku ilmiah dan literatur lainnya
yang diperoleh sehubungan dengan masalah
penelitian yang diteliti.
7. Teknik Pengumpulan Data Pengambilan data penelitian dilakukandengan
cara sebagai berikut: a. Wawancara Wawancara dengan para karyawan, untuk
memperoleh informasi mendalam tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan tingkat stress kerja dan prestasi karyawan.
b. Kuesioner Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan
daftar pertanyaan kepada responden untuk
dijawab, kemudian dari jawaban setiap pertanyaan tersebut ditentukan skornya dengan menggunakan skala
Likert.
c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu memperoleh data dengan
cara meninjau, membaca, dan mempelajari
dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
8.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Setelah indikator yang menjadi
ukuranmasing-masing variabel dan teknik pengukuran
telah digunakan, maka ditentukan teknik analisis datayang disesuaikan dengan data yang tersedia. Tahapan-tahapan
analisis data meliputi: a. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang
digunakan dengan cara merumuskan dan menafsirkan
data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data,
sehingga dapat diketahui gambaran umum
perusahaan yang sedang diteliti.
b. Analisis Regresi Linier Berganda (Multi
Regresi) Metode analisis regresi linier
berganda (multi regresi) berfungsi untuk mengetahui pengaruh / hubungan variabel bebas (konflik
kerja, beban kerja, waktu kerja, pengaruh
kepemimpinan) dan variabel terikat (prestasi kerja karyawan) (Sugiyono, 2004: 211). Data yang diolah secara statistik
dengan menggunakan alat bantu aplikasi Software
SPSS 12.00 For Windows.
Perhitungan
Persamaan Regresi Berganda (Multiply Regression): Y = b0+ b1X1+ b2 X2 + b3X3+ b4X4+ e Dimana : Y = Variabel prestasi kerja karyawan b0= Konstanta X1 =
Konflik kerja X2 = Beban kerja X3 =
Waktu kerja X4= Pengaruh kepemimpinan e =
Faktor Pengganggu b1,2,3,4 = Koefisien regresi Pengujian instrumen adalah : Uji
validitas Uji validitas dilakukan untuk
mengukur apakah data yang telah di dapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan
alat ukur yang digunakan (kuesioner).
Pengujian hipotesis
sebagai berikut : 1). Uji F adalah untuk
membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh stress kerja sebagai variabel independent terhadap prestasi karyawan sebagai variabel dependent secara serentak dengan rumus
hipotesis sebagai berikut : H0 :
b1=b2=b3=b4=0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3,X4) secara serentak tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat (Y).
Ha: b1 ≠ b2 ≠b3 ≠b4
≠0, artinya variabel bebas ( X1, X2,X3,X4) secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat (Y).
Kriteria
pengambilan keputusan : H0diterima jika
F hitung < t table pada α H1diterima jika Fhitung > t table pada α 2). Uji t adalah untuk menguji apakah
variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh
signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan rumusan hipotesis sebagai berikut : H0: b1= 0, artinya variabel bebas
(X1,X2,X3,X4) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat
(Y).
Ha: b1 ≠0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3,X4)
secara parsial mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria
pengambilan keputusan : H0diterima jika
t hitung< t tabel pada α Haditerima
jika t hitung> ttabel pada α c. Identifikasi Determinan (R 2 ) Determinan digunakan untuk melihat seberapa
besar kemampuan model dalam menerangkan
variabel terikat. Jika determinan (R 2 ) semakin besar atau mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh
variabel bebas (X1,X2,X3,X4) adalah besar
terhadap variabelterikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh
variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat. Sebaliknya jika determinan (R 2 ) semakin mengecil atau mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3,X4)
terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan
pengaruh variabel bebas yang diteliti
terhadap variabel terikat.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi