BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kegiatan
pendidikan dapat terj adi
pada set i ap manusia
secara langsung maupun
t i dak langsung. Sedangkan
manusia ti dak akan
lepas dari dunia pendidikan karena
pada hakekatnya pendidi kan
adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan baik
yang dilakukan melalui pendidikan
formal maupun non
formal dan dapat
berlangsung seumur hidup.
Kegiatan
belajar mengajar di
sekol ah yang dilakukan
guru terhadap siswanya selama
ini bertuj uan untuk
mewujudkan dan menghasilkan
siswa yang memiliki potensi
dalam hal pengetahuan, ketrampilan maupun cara berfiki
r.
Al-Qur’an
memiliki pandangan tersendi ri
tentang kehidupan dunia, sebagaimana
pandangannya tentang akhirat,
adalah t i dak bisa
dibantah. Namun banyak
orang t i dak mengerti
aspek pendidikan yang
dimiliki Al -Qur’an. Dalam ayat Al -Qur’an
dapat ki ta temukan
adanya ungkapan tarbiyah
(pendidikan).
Istilah
Rabb sendi ri, menurut
ahli leksikografi bahasa
arab, di turunkan dari
akar yang sama
dengan akar kata
tarbiyah. Al -Maududi menyatakan
”mendidik dan memberikan
perhat i an” adalah salah
satu dari makna-makna
implisi t kata Rabb.
Menurut
Al -Qurthubi , Rabb di pakai
untuk menggambarkan siapa
saja yang melakukan
sesuatau menurut cara
yang sempurna. Ar-Razi,
yang membuat perbandingan
antara Allah sebagai
pendidik dan manusia
sebagai pendi dik, menyatakan
bahwa Allah sebagai
pendidik t i dak sepert i
manusia, tahu betul segala
kebutuhan yang dididik-Nya
lantaran Dia adalah
Dzat Pencipta. Dan perhat
i annya t i dak terbatas
hanya terhadap sekel ompok
manusia. Allah memperhat i kan dan mendi dik seluruh makhluk manusia, dan karenanya
kemudian di gelari Rabbul
Alamin. Berbi cara tentang
makhluk manusia, maka
rel evan sekali di sebutkan di sini
bahwa Allah tel ah memberikan
pendidikan (pengajaran) tentang nama-nama segala
sesuatu kepada manusia
pertama di bumi.
Nabi sendir i mengident ifikasikan dirinya
sebagai mu’alim (pendidik).
Nabi selalu memberikan
pengajaran kepada manusia
prinsip-prinsip Islam, dan memerintahkan kepada
mereka yang tel ah
menerima pengajarannya untuk mengajarkan pengetahuannya kepada
orang lain. Al-Bukhari
(1935-1950: jilid 1, 67)
meriwayatkan sebuah hadi t s: ”Contoh
petunjuk dan ilmu
yang Allah kirimkan
kepadaku adalah bagaikan
hujan lebat turun
ke bumi. Tanah
subur menyerap air
hujan bakal menghasilkan
buah-buahan dan rumput
berlimpah....Ini adalah contoh
orang yang memahami
ajaran Allah, mempelajari
dan mengajarkan apa yang
diketahuinya kepada orang lain”. (H.R. Muslim) Pendidikan
Islam di dasari suatu
pemiki ran, bahwa ilmu
adalah milik Allah,
maka pendidikan Islam
j uga berasal dari
Allah.
Allah adalah
pendidik yang pertama
dan utama: Segala
puji bagi Allah,
pendidik alam semesta.
(AlFat ihah 1:2). Allah
juga sebagai pengajar
pertama, firman Allah
dalam QS. AlBaqarah, 31: Rahman,
Abdur SA, Landasan
dan Tujuan Pendidikan
Menurut Al-Qur’an Serta Implementasinya
(Bandung: CV. Diponegoro, 1991), hlm. 43 Qomar, Mujamil, Epistimologi Pendidikan Islam
dari Metode Rasional Hingga Metode Kritik (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm.
Art inya: ”
Dan Dia telah
mengajarkan kepada Adam
nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada
para malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda
itu, jika kamu memang orang-orang benar.” (QS. Al
-Baqarah 31) Ilmu pengetahuan dalam
pandangan Islam ti dak
bertol ak belakang secara menyeluruh
dengan ilmu pengetahuan
Barat. Ada segi-segi
tertentu yang merupakan
t i t i k persamaan dan
perbedaannya. Dewasa ini
keprihat inan mulai muncul di
kalangan pemikir muslim
terhadap watak sains
modern Barat dan akibat-akibat yang
di t imbul kannya. Sains saat
ini tel ah dirasakan
membahayakan umat Isl am
khususnya. Mereka digi ring
menjadi komuni tas yang t
i dak memiliki kepekaan
sosial sama sekali.
Oleh karena
i tu pembelajaran kontekstual
sangat tepat di gunakan
dalam proses belajar
mengaj ar karena dengan
adanya pembelajaran kontekstual
siswa mampu menghargai
lingkungan seki tar sebab
di dal am proses
belajar mengajar guru
menghadirkan dan mengkai tkan
mater i pel ajaran dengan dunia
nyata yang terj adi dalam lingkungan masyarakat.
Pendidikan
berdasarkan undang-undang No.20
tahun 2003 adalah
usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan
suasana bel ajar dan
proses pembelajaran agar
peserta di di k secara
aktif mengembangkan potensi
di rinya untuk memiliki kekuatan
sepiri tual keagamaan, pengendalian
di ri , kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang di perlukan dirinya, bangsa dan negara.
Ibid.,
hlm.125 Perkembangan zaman
yang semakin maju
selalu menginginkan perubahan serta
inovasi-inovasi ke arah
yang lebih bai k.
Hal inilah yang
menyebabkan Indonesia kalah
bersaing dengan negara
l ain, tidak bisa
ki ta hindari kalau
di dal am persaingan
yang menggl obal mutu
sumber daya manusia
sangat pent ing.
Untuk
mengikuti era gl obalisasi
yang sedang berkembang
dunia pendi dikan di Indonesia sudah
mengalami perkembangan dari
tahun ke tahun.
Ini dibukt i kan dengan
adanya perubahan-perubahan sistem
pendidi kan di Indonesia
karena ti dak ingin
tertinggal dari negara-negara
maju dalam bidang
pendidikan. Di antara upaya
untuk peningkatan mutu
pendidikan adalah adanya
dana operasi onal dar i pemerintah untuk
peningkatan status sekol ah.
Seperti yang tel ah
dicanangkan pemerintah pusat,
seti daknya set i ap pemerintah
daerah harus memiliki
sekol ah standar nasi onal
(SSN) dan sekol ah
berstandar internasi onal (SBI).
Dengan adanya sekol ah
standar nasi onal dan
sekol ah berstandar internasi onal bisa dijadikan barometer
peningkatan pendidikan. Pendidikan
mempunyai peran pent ing
dalam perbaikan mutu
sumber daya manusia
dan merupakan investasi pent ing bagi
generasi muda penerus bangsa Indonesia.
Sal ah
satu masalah yang
dihadapi dunia pendidikan
adalah masalah lemahnya
proses pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran, anak
kurang di dorong untuk
mengembangkan kemampuan berfikir.
Pendidikan ki ta
masih di dominasi ol eh
pendapat bahwa pengetahuan
sebagai perangkat fakta-fakta
yang harus dihafal.
Suatu kel as masih
terfokus pada guru
sebagai satu-satunya sumber pengetahuan,
sedangkan ceramah adalah
pilihan utama strategi
belajar sehingga Sanjaya,
Wina. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan(Jakarta: Kencana ,
2006), hlm. 1 belajar
mengajar menjadi kurang
menarik bagi siswa.
Saat ini telah
berkembang pemiki ran bahwa
belajar akan lebih
bai k jika lingkungan
diciptakan alamiah.
Belajar
akan lebih bermakna
jika anak mengalami
apa yang di pelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran
yang berorientasi target
penguasaan materi terbukt i berhasil
dalam kompetensi mengingat
dal am jangka pendek, tetapi
gagal dalam membekali
anak memecahkan persoalan
dalam kehidupan jangka
panjang. Untuk i tu
perl u strategi yang
ti dak mengharuskan siswa
untuk menghafal fakta-fakta, tetapi
juga strategi yang
mendorong siswa merekronstruksi kan pengetahuan
di benak mereka
sendi ri, agar siswa
lebih menguasai materi
yang sedang dipelajari.
Untuk
mengahadapi pembaharuan, pemerintah
telah menerapkan kuri kulum
baru yai tu KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan). Sej umlah sekol ah
mulai berusaha menggunakan
kuri kulum tingkat satuan
pendidikan yang mengacu
pada Standar Isi
yang disusun ol eh
Badan Standar Nasional
Pendidi kan. Sosi alisasi dan pel
at ihan-pelat ihan pun mulai
diselenggarakan. Namun, sejauh
ini guru dan sekol
ah sebagai pelaksana
masih meraba-raba penerjemahan
kurikul um tersebut.
Mereka
j uga khawat i r kekurangan buku
pegangan sebagai bahan ajar.
Hasil
pantauan ke sejumlah
sekol ah, menunjukkan bahwa
kesuli tan dan kerumi tan
i tu terutama dirasakan
ol eh guru di
sekol ah yang t i dak
sempat merasakan kuri kulum
berbasis kompetensi (KBK).
Tiba-tiba kini mereka di arahkan
menjalankan kuri kulum t ingkat
satuan pendidi kan. Penerapan kuri kul um
t ingkat satuan pendidikan
perl u proses karena
sudah terl alu lama sekol
ah diatur ol eh
pemerintah. Sekol ah butuh
sosi alisasi dan proses pengalaman.
Kepala Badan
Peneli t ian dan Pengembangan
(Bali t bang) Depdi knas, Mansyur
Ramly mengungkapkan bahwa
model KTSP menuntut kreativi tas
untuk menyusun model
pendidi kan yang sesuai
dengan kondisi l okal.
Tetapi ,
pada prinsipnya model
KTSP bukan kurikulum
baru, hanya modifikasi dari
model kurikulum yang
sudah ada.
Keberhasilan KTSP
sangat bergantung pada
guru dan kepala
sekol ah, karena dua
figur tersebut merupakan
kunci yang menentukan
serta menggerakkan berbagai
komponen dan dimensi
yang lain di sekol
ah. Dal am posisi tersebut, baik buruknya komponensekolah yang
lain sangat di tentukan
ol eh kuali tas guru
dan kepala sekol ah,
tanpa mengurangi arti
pent ing tenaga kependidikan yang
lain.
Dal
am pengembangan fasili tas
dan sumber belajar,
guru di samping
harus mampu membuat
sendiri alat pembelajaran
dan alat peraga,
j uga harus berinisiat if mendayagunakan
lingkungan seki tar sekolah
sebagai sumber belajar
yang lebih kongkri t.
Pendayagunaan lingkungan sebagai
sumber belajar, misalnya memanfaatkan
batu-batuan, tanah, tumbuh-tumbuhan, keadaan
alam, pasar, kondi si
sosi al, ekonomi , dan
budaya kehidupan yang
berkembang di masyarakat.
Untuk
kepent ingan tersebut, perl u
senant iasa diupayakan peningkatan pengetahuan
guru dan didorong
terus untuk menjadi
guru yang kreat if
dan profesi onal , terutama
dalam pengadaan serta
pendayagunaan fasili tas dan
sumber belajar secara
l uas, untuk mengembangkan
kemampuan peserta di dik
secara Kurikulum Satuan
Pendidikan Sejumlah Sekolah Masih Kesulitan Menerjemahkan Standar Isi Versi BSNP (http: www.geogle.com, diakses 28
April 2007), hlm. 1- Pemerintah Siap
Membantu Sekolah Menyusun KTSP(http:www.geogle.com, diakses 28 April 2007), hlm.
Mulyasa, E,
Implementasi Kurikulum 2004
Panduan Pembelajaran KBK
(Bandung: Rosda Karya, 2004), hlm. 4 optimal .
Upaya ini harus
menjadi kepedulian bersama
antara kepala sekol ah, komi te
sekol ah, dan pengawas
sekol ah secara proporsi onal. Harus
disadari bahwa sampai
saat ini, buku
pelajaran masih merupakan
sumber belajar yang
sangat pent ing bagi
para peserta di dik,
meskipun masih banyak
yang t i dak memilikinya, terutama
bagi sekol ah-sekol ah yang
berada di luar
kota, di pedesaan,
dan di daerah-daerah terpencil.
Kurikulum
t ingkat satuan pendidikan
(KTSP) adal ah modifikasi
dar i kuri kul um berbasis
kompetensi, KBK mempunyai
pendekatan yang diharapkan dapat
menghidupkan kelas yai tu
pendekatan kontekstual (CTL).
Pendekatan kontekstual merupakan
konsep belajar yang
memungkinkan guru menghadirkan si tuasi
dunia nyata ke
dalam kelas dan
mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan
yang di milikinya
dengan penerapannya dalam
kehi dupan mereka sebagai anggota kel uarga dan masyarakat.
Pembelajaran
kontekstual ini lebih
menekankan pada strategi pembelajarannya dari
pada hasil belajarnya,
dengan harapan dari
proses belajar tersebut
siswa mampu mengkonstruksi kan sendiri pengetahuannya. Pengajaran dan
pembelajaran kontekstual merupakan
suatu konsepsi yang
membantu guru mengai tkan
isi mata pelajaran
dengan keadaan dunia
nyata. Guru sebisa
mungkin menghadirkan dunia
nyata ke dalam
kelas dengan harapan
siswa dapat dengan mudah menerima materi pel ajaran.
Sementara
Center Of Occupational
Reseach And Development
(CORD) menyampaikan lima
strategi bagi pendidi k
dalam rangka penerapan
pembelajaran kontekstual yai tu
relating (mengai tkan), experiencing
(mengalami ), applying (menerapkan),
cooperating (berkerja sama),
dan transferring (mentransfer) kondi si
belajar tersebut biasa
di sebut dengan
strategi REACT. Berdasarkan informasi
dari salah satu
siswa kelas VII,
Kenyataan yang ada
menunjukkan bahwa selama
ini pembelajaran ekonomi
di SMP Kart i ka
IV-8 Malang hanya diberikan secara
teori t i k dan menggunakan
metode yang kurang
menari k. Guru masih
cenderung suli t menerapkan
berbagai metode karena
karakteri st i k siswa yang
berbeda-beda dalam menerima materi
pelajaran dan si tuasi kelas
yang masih ramai dan
gaduh. Sel ain i tu
pembelajaran ekonomi cenderung
di dominasi ol eh guru
dan kurang terpusat
pada si swa. Mi salkan
guru memberikan materi
di depan kel as
dengan menggunakan media
papan tulis dan
lembar kerj a siswa
(LKS).
Si swa
hanya belajar menghafal
pelajaran yang tel ah
diberi kan saja dan
kurang bisa memahami dan
menghayat i konsep-konsep ekonomi .
Proses
pembelajaran di dalam
kelas diarahkan kepada
kemampuan anak untuk
menghafal informasi , otak
anak di paksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa di tuntut
untuk memahami informasi
yang diingatnya i tu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari -hari . Akibatnya
ket i ka anak di dik
tel ah lulus dari
sekol ah mereka pintar
secara teori t i s tetapi
mereka miskin aplikasi .
Para siswa tetap
bel ajar dengan metode
konvensi onal , yang akan menyebabkan prestasi
belajar siswa t i dak
akan mengalami peningkatan,
kurang maksimal dan
siswa kurang bekal
dalam memecahkan persoal an-persoal an yang dihadapi dalam
kehidupannya di masa
mendatang. Misalnya anak
hafal perkalian dan
pembagian, tetapi dalam
kehidupan nyata mereka
bingung berapa harus membayar manakala
ia disuruh membeli
2,5 kg tel ur dengan
harga 1 kg Rp.
12.500.
Gej
ala semacam i tu
merupakan gejala umum
dari hasil proses pendidikan,
maka dari i tu
dalam proses pembelajaran
di dalam kelas
diperlukan strategi pembelajaran
yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Melihat fenomena yang
terj adi di atas,
peneli t i tertari k untuk
meneli t i proses belajar
yang terj adi di
SMP Karti ka IV-8
Malang. Peneli t ian ini
mengambil judul "
Penerapan Pembelajaran Kontekstual
Strategi REACT Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pel ajaran IPS Ekonomi
Di Kelas VII SMP Karti ka IV-8
Mal ang "
B. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar bel akang yang
tel ah di uraikan maka
rumusan masalah peneli t ian
ini adalah sebagai beri kut: 1.
Bagaimana penerapan pembelajaran
kontekstual strategi REACT
untuk meningkatkan prestasi
belajar pada mata
pel ajaran IPS ekonomi
di kelas VII SMP Karti ka IV-8 Mal ang? 2.
Bagaimana respon siswa terhadap
penerapan pembelajaran kontekstual strategi
REACT pada mata
pelajaran IPS ekonomi
di kelas VII
SMP Kart i ka IV-8 Mal ang?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan
uraian rumusan masalah
di atas maka
tuj uan peneli t ian ini adal
ahsebagai beri kut: Sanjaya, Wina, op.cit., hlm.2 1.
Mendeskripsikan penerapan pembelajaran
kontekstual strategi REACT untuk
meningkatkan prestasi belajar
pada mata pel ajaran
IPS ekonomi di SMP
Karti ka IV-8 Malang.
2. Mendeskripsikan respon
siswa terhadap penerapan
pembelajaran kontekstual strategi
REACT pada mata
pelajaran IPS ekonomi
di SMP Kart i ka IV-8 Mal ang.
D. Manfaat Penelitian Hasil
peneli t ian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi : 1.
Bagi guru bidang
studi , hasil peneli t ian
ini merupakan sebuah
informasi yang pent ing
bagi guru untuk
menerapkan pembel ajaran yang
efekt if di kel as dan menambah li t eratur guru tentang metode pembelajaran.
2.
Bagi sekol ah, diharapkan
dari peneli t ian ini dapat meningkatkan mutu atau kuali tas pembelajaran di sekol ah khususnya di SMP Karti ka IV-8 Mal ang.
3.
Bagi siswa, dengan
di terapkannya pembelajaran ini
diharapkan akan mampu
meningkatkan prestasi belajar
siswa, khususnya bagi
siswa kelas VII.
4.
Bagi penulis, sebagai
sarana aplikasi dalam
berfiki r untuk memperluas pengetahuan tentang pembelajaran.
E. Ruang Lingkup Penelitian Mengingat
segala keterbatasan yang
dimiliki ol eh peneli t i
maka penelit i membatasi
peneli t ian ini dengan
ruang lingkup sebagai beri kut: 1.
Metode pengaj aran dalam
mata pel ajaran IPS
ekonomi dengan menggunakan
pembelajaran kontekstual strategi
REACT ini di terapkan
di kel as VII
C dengan kompetensi
dasar menganalisis kegiatan
pokok ekonomi dalam kehidupan sehari -hari .
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi