Jumat, 22 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PENINGKATAN MORAL KEAGAMAAN SISWA KELAS VIII MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER IMTAQ (IMAN DAN TAQWA) DI SMP NEGERI 13 MALANG


 BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang Masalah  Fenomena yang paling merebak di kalangan para remaja saat ini adalah  menurunya moral keagamaan, seperti penggunaan narkotika, tawuran pelajar,  pornografi,  perkosaan,  merusak  milik  orang  lain,  perampasan,  penipuan,  pengguguran  kandungan,  penganiayaan,  pembunuhan  dan lainya  sudah  menjadi masalah sosial yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas,  sehingga akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat lagi dianggap  sebagai suatu persoalan yang sederhana.
Banyak  orang  beranggapan  bahwa  kondisi  diatas  diduga  bermula  dari  apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Pada dasarnya pendidikanlah yang  paling  besar  memberikan  kontribusi  terhadap  situasi ini.  Mereka  yang  telah  melewati sistem pendidikan selama ini mulai dari pendidikan dalam keluarga,  lingkungn  sekitar,  dan  pendidikan  sekolah  kurang  memiliki  kemampuan  mengelola  konflik  dan  kekacauan,  sehingga  anak-  anak  dan  remaja  selalu  menjadi korban konflik dan kekacauan.
Di lingkungan sekolah, terjadinya penyimpangan- penyimpangan moral  remaja tersebut tidak dapat hanya menjadi tanggung  jawab Guru agama, tetapi  juga merupakan tanggung jawab seluruh Guru yang mengajar di sekolah. Jika  hanya dibebankan pada Guru agama, maka moralitas yang akan tumbuh hanya  sebatas hafalan terhadap doktrin- doktrin agama. Pengetahuan tentang doktrin-  doktrin agama tidak menjamin tumbuhnya moralitas yang dapat diandalkan.

Siswa dikatakan bermoral jika mereka memiliki kesadaran moral yaitu  dapat menilai hal- hal yang baik dan buruk, hal- hal yang boleh dilakukan dan  hal-  hal  yang  tidak  boleh  dilakukan.  Serta  hal-  hal yang  etis  dan  tidak  etis.
Remaja  yang  bermoral  dengan  sendirinya  akan  tampak  dalam  penilaian  atau  penalaran  moralnya  serta  pada  prilakunya  yang  baik  dan  benar  serta  sesuai  dengan etika.
 Demikian juga pada siswa yang telah terbina keagamaanya, maka akan  terwujud pada satu perilaku yang baik yang sesuai dengan norma Islam. Jika  siswa yang tidak terbina keagamaanya, maka akan keluar dari batasan- batasan  agama. Karena salah satu tujuan keagamaan siswa adalah supaya siswa dapat  mengaplikasikan  dan  merealisasikan   terhadap  perilaku  yang  baik  dalam  kehidupan sehari-hari.
Keberhasilan  dalam  pendidikan  siswa,  pada  dasarnya  tidak  akan  terlepas dari usaha dan kreativitas seorang guru, selain itu juga adanya sistem/  metode  yang  erat  hubunganya  dengan  proses  belajar  mengajar  (PBM)  juga  diperlukan motivasi/ dorongan dari guru terhadap siswa untuk mencapai tujuan  yang diharapkan.
 Menurut  Suharsimi  Arikunto,  seorang  guru  sebagai  pihak  yang  bertanggung jawab terhadap pendidikan anak di sekolah dituntut untuk berlaku  terampil  dan  kreatif,  agar  anak  bertambah  pengetahuan,  yaitu  guru  dituntut  untuk  menyediakan  waktu  diluar  jam  resmi  yang  telah ditentukan  oleh  pemerintah  yang  sering  disebut  oleh  kegiatan  ekstra kurikuler.  Penyediaan     Asri Budiningsih, pembelajaran moral, berpijak pada karakteristik siswa dan budayanya,  (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004) Hlm. 1-5.
 Suryosubroto, proses belajar mengajar di sekolah. (Jakarta. Rineka Cipta:1997)  waktu ini sungguh sangat berharga bagi perkembanganpribadi anak. Utamanya  dalam  menyerap  ilmu  pengetahuan  guna  menunjang  prestasi  maupun  usaha  memahamkan siswa dalam mata pelajaran tertentu.
 Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah  ekstra kurikuler IMTQ (iman dan taqwa), yang mana kegiatan ini dimaksudkan  disamping  untuk  menambah  jam  pelajaran  Pendidikan  Agama  Islam  yang  hanya  terdapat  dua  jam  pelajaran,  kegiatan  ini  juga dimaksudkan  sebagai  sarana  perbaikan  moral  keagamaan  bag  siswa.  Karena  dirasa   siswa  kurang  mendapatkan  materi  keagamaan,  maka  akan  sangat  perlu  dibimbing  untuk  membentuk  aspek  afektif  yang  mencakup  moral  keagamaan  mereka.  Karena  setelah  penulis  observasi,  ternyata  lokasi  SMP  Negeri  13  Malang  berada  di  dekat  kota,  dekat  pusat  perbelanjaan,  terpenuhinya  fasilitas-  fasilitas  siswa  seperti  hand  pone,  internet  dan  lainya.disamping  itu,  menjalankan  ibadahpun  mereka  laksanakan  dengan  sesukanya,  artinya  seperti sholat,  mengaji  dan  menambah  pengetahuan  agamanya   sangant  kurang,  Hal  ini  secara  tidak  langsung  akan  dapat  mempengaruhi  jiwa  keagamaan  mereka.  Karena  jika  siswa  dapat  berbadah  dengan  baik,  dan  bersedia  mendalami  lmu  agama,  sangatlah  mustahil  jika  siswa  tidak  mempunya  moral  keagamaan.  Seperti  dalam firman Allah surat Al-angkabut ayat 45, yaitu:  “Bacalah  apa  yang  Telah  diwahyukan  kepadamu,  yaitu  Al  Kitab  (Al   Suharsimi arikunto, dasar- dasar evaluasi pendidikan(Yogyakarta, Bumi Aksara, 1993)  Quran)  dan  Dirikanlah  shalat.  Sesungguhnya  shalat  itu  mencegah  dari  (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah  (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan  Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-angkabut.45)  Dari  uraian  diatas,  dapat  dikatakan  bahwa  siswa  SMP Negeri  13  Malang mengalami problem perkembangan moral keagamaa dan juga problem  pendidikan.  Karena  agama  sebagi  pengontrol  dan  penengah  antar  pendidikan  dan  fenomena  moral  keagaman.  melalui  kegiatan  ekstra  kurikuler  IMTAQ  (iman  dan  taqwa)  inilah  jiwa  siswa  dapat  terbina  dengan  baik  dan  setelah  pembinaan itu berhasil akan terbentuk perilaku seperti yang dikatakan Zakiyah  Darajat:  Agama  memberikan  bimbingan  hidup  dari  yang  sekecil-kecilnya  sampai  kepada  yang  sebesar-besarnya  mulai  dari  hidup  pribadi,  keluarga,  masyarakat  dan  hubungan  dengan  Allah,  bahkan  dengan alam  semesta  dan  makhluk hidup lain. Jika bimbingan-bimbingan tersebut dijalankan betul-betul  akan  terjaminlah  kebahagiaan  dan  ketentraman  batin  dalam  hidup  ini  tiada  saling sengketa, adu domba, tiada kecurugaan dalam  pergaulan. Hidup aman,  damai dan sayang menyayangi antar satu sama lain.
 Dari  uraian  Zakiyah  Darajat  di  atas  dapat  kami  simpulkan  bahwa  dengan keagamaan dan jiwa yang kuat, maka dimanapun, kapanpun kita akan  merasakan  ketenangan.  Segala  kejahatan  nafsu  akan  terkontrol  dengan  baik,  sehingga  akan  muncul  perilaku  moral  keagamaan  yang  baik.  Karena     Departemen agama RI, Al- qur`an dan terjemahanya, aljumanatul ali, (bandung, CV penerbit J-  ART 2005) hlm. 402.
 Zakiyah Darajat, Peran Agama Dalam Kesehatan Mental,( Jakarta, Gunung Agung, 1995),  Hlm.59.
bagaimanapun,  agama  dapat  menjadikan  dasar  kepribadian  manusia  yang  luhur.
Selain  itu  pendidikan  juga  ditekankan  untuk  mencerdaskan  Bangsa  serta menjunjung tinggi derajat dan martabat manusia dan bangsa, yang dalam  pandangan Al-Qur’an dikenal dengan  khoirun ummah. Karena itu pendidikan  mempunyai tantangan yang cukup berat serta harus memiliki nilai tambah agar  dapat memberikan kesejahteraan kehidupan dunia akhirat. Selain itu juga harus  dapat  memberikan  perilaku  yang  membangun  yaitu  manusia  yang  kreatif,  produktif  dan  dinamis,  efektif  dan  efisien.  Namun  pendidikan  juga  dapat  mengembangkan  sikap  kearifan,  yaitu  sikap  yang  mampu  memahami  makna  kehidupan  bersama,  memahami  keagamaan  untuk  membangun  masyarkat,  bangsa dan negara. Karena itu dalam prosposal skripsi ini penulis mengambil  judul  Peningkatan Moral Keagamaan Siswa Kelas VIII Melalui Kegiatan  Ekstrakurikuler IMTAQ (Iman Dan Taqwa) Di SMP Negeri 13 Malang.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi