Kamis, 13 November 2014

Skripsi Ekonomi: Pengaruh Economic Value Added (Eva), Market Value Added (Mva) Dan Return On Asset (Roa) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011

  BAB I .
PENDAHULUAN .
A.  Latar Belakang Masalah .
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Economic Value Added (Eva), Market Value Added (Mva) Dan Return On Asset (Roa) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011
Setelah tahun 1988 perkembangan pasar modal di Indonesia meningkat  cukup pesat (Husnan,1994). Perkembangan pasar modal dipicu oleh beberapa  faktor antara lain adanya kebijakan BAPEPAM dan kebijakan pemerintah  tentang diijinkannya pemodal asing untuk membeli saham-saham yang  terdaftar pada BEI ( Bursa Efek Indonesia ). Dengan kata lain kebijakankebijakan tersebut mendorong para investor untuk menginvestasikan  modalnya di Indonesia.

Pasar modal merupakan salah satu alternatif instrumen sumber dana  jangka panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan. Dewasa  ini dilihat dari perkembangannya, perusahaan yang menjual saham di pasar  modal semakin meningkat.
Pasar modal memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian  suatu negara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu pertama  sebagai sarana bagi pendanaan atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk  mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor (Husnan, 2003).
Dalam hal ini pasar modal menjalankan fungsi sebagai pihak perantara antara  pihak yang kekurangan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Investor  menginvestasikan dana yang dimiliki dengan harapan akan memperoleh  imbalan keuntungan berupa kepemilikan, capital gain (keuntungan dari hasil  jual dan beli saham). Dengan berinvestasi di pasar modal dapat mendorong    alokasi dana yang afesien, karena dalam pasar modal pihak yang kelebihan  dana dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return maksimal  namun juga tetap mempertimbangkan resiko yang ada. Sedang pihak yang  kekurangan dana dapat menggunakan modal dari investor tersebut untuk  pengembangan usaha,ekspansi penambahan modal kerja dan lain sebagainya.
Dalam melakukan investasi di pasar modal para analisis dan investor  dapat melakukan pendekatan investasi yang secara garis besar dapat  dibedakan menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan teknikal dan pendekatan  fundamental. Analisis teknikal adalah upaya untuk memperkirakan harga  saham dengan mengamati perubahan harga saham tersebut diwaktu lampau  (Halim, 2005). Sedangkan analisis fundamental merupakan teknis analisis  yang mempelajari tentang keuangan mendasar dan fakta ekonomi dari  perusahaan sebagai langkah penilaian nilai saham suatu perusahaan (Halim,  2005). Ang (1997) menyebutkan bahwa analisis fundamental pada dasarnya  adalah melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu  perusahaan, proses ini juga sering disebut sebagai analisis perusahaan  (Company Analysis).
Secara umum nilai perusahaan digambarkan dengan adanya  perkembangan harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga saham  perusahaan maka akan semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut. Harga  saham di pasar modal di pengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain, kinerja  perusahaan secara keseluruhan khususnya prospek perusahaan dimasa depan  serta laba yang dihasilkan. Selain itu, deviden yang dibagikan kepada    pemegang saham, suku bunga bank serta perubahan harga dianggap cukup  berpengaruh.
Return saham akan dipengaruhi olehindeks pasar dan faktor-faktor  makro seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan pertumbuhan ekonomi.
Sehingga pemodal perlu melakukan penilaian terhadap kondisi ekonomi dan  implikasinya terhadap pasar modal (Elton & Gruber, 1995)  Harga saham perusahaan di pasar modal dapat dijadikan tolak ukur baik  tidaknya kinerja keuangan perusahaan tersebut. Sehingga dapat dikatakan  senakin baik kinerja keuangan perusahaan semakin baik pula harga saham  perusahaan di pasar modal. Untuk itu investor memerlukan informasi  keuangan dalam rangka penentuan kebijakan penanaman modalnya. Investor  harus mempertimbangkan kinerja perusahaan tersebut sebelum melakukan  investasi di pasar modal. Informasi kinerja keuangan perusahaan atau kondisi  perusahaan pada umumnya terdapat di laporan keuangan perusahaan.
Jumingan (2006) menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan  hakikatnya adalah hasil akhir akuntansi perusahaan yang bersangkutan,  informasi tentang kondisi keuangan dan  hasil operasi perusahaan sangat  berguna bagi berbagai pihak, baik pihak yang ada didalam perusahaan  maupun pihak yang berada diluar perusahaan.
Standar Akuntansi Keuangan (SKA) menyatakan bahwa tujuan laporan  keuangan adalah menyampaikan informasi yang menyangkut posisi  keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang    bermanfaat bagi sebagian besar pengguna dalam pengambilan keputusan  ekonomi.
Gaspersz (2003 : 43) menyatakan untuk mengukur kinerja suatu  perusahaan, investor biasanya melihat kinerja keuangan yang tercermin dari  berbagai macam rasio. Salah satu indikator pengukuran kinerja keuangan  yang sering digunakan adalah rasio profitabilitas perusahaan. Alat ukut  profitabilitas perusahaan yang sering digunakan adalahReturn On Asset (ROA) dan Return On Equity(ROE). ROA menggambarkan pembagian  antara keuntungan laba bersih dan asset ( Aktiva / harta) total, dinyatakan  dalam presentase. ROE menggambarkan rasio keuntungan bersih sesudah  pajak terhadap modal sendiri, yang mengukur tingkat hasil pengembalian dari  modal pemegang saham (modal sendiri) diinvestasikan kedalam perusahaan.
Semakin tinggi nilai presentase ROE menunjukkan bahwa kinerja  perusahaaan semakin baik, karena menunjukkan bahwa bisnis tersebut  memberikan pengembalian hasil yang menguntungkan bagi pemilik modal  yang menginvestasikan modal mereka dalam perusahaan.
Meskipun telah digunakan secara luas oleh investor sebagai salah satu  dasar dalam pengambilan keputusan investasi karena nilainya tercantum  dalam laporan keuangan, penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat  ukur akuntansi memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya  modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah  berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan  tersebut dikembangkan suatu konsep baru yaitu  Economic Value Added    (EVA) yang mencoba mengukur nilai tambah (value creation) yang dihasil  suatu perusahaan denagn cara mengurangi beban biaya modal (cost of  capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. EVA  merupakan indikator tentang adanya suatu penciptaan nilai dari suatu  investasi.
Peningkatan kemakmuran pemegang saham antara lain dapat diukur  dengan metode Economic Value Added(EVA). Metode ini diperkenalkan  sekitar tahun 1990-an oleh Stern Stewart & Co.s, sebuah perusahaan  konsultan dari New York. EVA adalah salah satu cara untuk menilai kinerja  keuangan perusahaan. Selain itu EVA merupakan indikator tentang adanya  perubahan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan  manajemen keuangan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan (Sawir, 2001)  Selain EVA Stern Stewart & co.s, juga memperkenalkan Market Value  Added(MVA) yang merupakan nilai pasar saham dibanding dengan nilai  bukunya. Ada hubungan EVA dan MVA karena harga saham yang  merupakan salah satu komponen penting dalam perhitungan MVA,  tergantung apada kinerja perusahaan dimasa yang akan datang (Husnan dan  Pudjiastuti,2004)  Studi yang dilakukan oleh lehn dan makhija (1996) menemukan adanya  korelasi antara alat ukur EVA,ROE,ROA dengan tingkat keuntungan  saham.penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa EVA memiliki korelasi  yang lebih kuat dengan tingkat keuntungan saham dibandingkan denagn alat  ukur lainnya. Hasil yang sama ditunjukkan oleh Grant (1996) dan Satish    Kumar dan A.K Sharma, keduanya mengungkapkan bahwa EVA  menunjukkan hubungan yang positif terhadap return saham.
Begitu juga studi yang dilakukan oleh Dodd and Chen (1996)  menemukan bahwa stock return dan EVA per saham berkolerasi cukup  signifikan,namun mereka juga mengemukakan bahwa EVA bukanlah satusatunya pengukur kinerja yang dikaitkan dengan stock return. ROA masih  dianggap lebih baik dan berkorelasi lebih tinggi dari pada EVA, sedang EPS  dan ROE hanya mampu menerangkan variasi stock return kurang lebih 5-7%  saja.
Lain halnya dengan J.HvH.De WED (2005) menemukan Dia tidak  mendukung bahwa EVA lebih superior dibandingkan alat ukur lainnya yaitu  ROA, ROE, EPA, DPS. Hasil berbeda ditunjukkan oleh Biddle, et al (1997),  Ismail (2006), dimana dari hasil pengujiannya EVA tidak mempunyai  hubungan nyata dengan return saham.
Di Indonesia penelitian EVA dalam kaitannya dengan return saham  diantara dilakukan oleh Pradhono (2004), hasil penelitiannya menunnjukkan  bahwa EVA tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return  saham.Purwanto Hadi Waluja (2005) menujukkan bahwa ROA dan EVA  tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan saham. Waluyo  (2005), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa EVA mempunyai hubungan  yang nyata dengan tingkat pengembalian saham.
  Rousana (1997) menunjukkan bahwa EVA dan MVA tidak  berpengaruh signifikan sedangkan ROA berpengaruh terhadap return saham  penelitian tersebut didukung oleh Sartono, Setiawan (1999).
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas dan menyadari perlunya  untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “ Pengaruh Economic  Value Added(EVA), Market Value Added(MVA) dan Return On Asset (ROA) ( Studi Pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek  Indonesia tahun 2007-2011)“.
B.  Rumusan Masalah.
Kinerja perusahaan yang ditunjuk dalam laporan keuangan bermanfaat  bagi pengambilan keputusan, terutama investor yang menanamkan dananya  dipasar modal. Dengan melakukan analisis laporan keuangan melalui rasiorasio keuangan maka investor dapat memprediksi return saham yang  diinginkan sehingga dapat dibuat portofolio yang menguntungkan dari hasil  investasinya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi pertanyaan dalam  penelitian ini adalah:.
1.  Apakah Economic Value Added(EVA) berpengaruh terhadap  return saham?.
2.  Apakah Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap return  saham? .
3.  Apakah Return On Equity (ROA) berpengaruh terhadap return  saham? .
  C.  Tujuan Penelitian .
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini  adalah sebagai berikut :.
1. Untuk mengetahui pengaruh economic value added (EVA) terhadap return  saham .
2. Untuk mengetahui pengaruh market value adde (MVA) terhadap return  saham .
3. Untuk mengetahu pengaruh retun on equity (ROA) terhadap return saham.
D.  Manfaat Penelitian.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi  semua pihak .
1. Bagi investor  Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk membantu investor dalam  pengambilan keputusan investasi di pasar modal agar dapat mencapai  return yang optimal .
2. Bagi perusahaan  Bagi perusahaan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan  kebijakan finansial guna meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat  memanfaatkan dana dari pihak ketiga .

  3. Bagi dunia akademik  Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan mampu memberi  kontribusi pada pengembangan teori yang berkaitan dengan return  saham.   
Skripsi Ekonomi: Pengaruh Economic Value Added (Eva), Market Value Added (Mva) Dan Return On Asset (Roa) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi