Jumat, 28 Februari 2014

Skrippsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS DAYA SAING SEKTOR PARIWISATA


 BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang dapat dipakai untuk menerangkan atau mengukur prestasi pembangunan suatu daerah dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi. Adanya pertumbuhan ekonomi suatu daerah menjadi indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Sirojuzilam dan Mahali (2010) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijakan pemerintah
yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi terus-menerus akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur perekonomian wilayah. Transformasi struktur berarti suatu proses perubahan struktur perekonomian dari sektor primer ke sektor sekunder atau sektor tersier, dimana tiap-tiap sektor akan mengalami proses transformasi yang berbeda-beda.
Apabaila proses transformasi ekonomi terjadi, maka dapat dinyatakan telah terjadi pembangunan ekonomi. Hal ini perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut, namun apabila tidak terjadi suatu proses transformasi maka pemerintah daerah perlu mengadakan perbaikan dalam penyusunan perencanaan wilayahnya,
1

sehingga kebijakan pembangunan yang disusun menjadi lebih terarah sehingga tujuan pembangunan dapat dicapai. Peningkatan kegiatan ekonomi di berbagai sektor akan memberikan dampak, baik langsung maupun tidak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja serta memberikan kontribusi bermakna pada peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang berujung terhadap pembangunan daerah maupun nasional. Dewasa ini sektor pariwisata merupakan sektor penting sebagai pemberi kontribusi terhadap pembangunan nasional maupun regional. Hal ini terbukti pada tahun 1990, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak, gas bumi serta minyak kelapa sawit. Oleh karena itu, sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Kegiatan sektor pariwisata semakin memberikan kontribusi penting dalam penyerapan tenaga kerja, mendorong kesempatan berusaha pada sub-sub sektor pariwisata seperti hotel, biro perjalanan (travel), restoran, rumah makan, jasa pramuwisata, transportasi, MICE, industri-industri kerajinan di kawasan kunjungan wisata. Perkembangan pariwisata juga mendorong, mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa.
Bagi kota Medan, proses pertumbuhan ekonomi telah menyebabkan terjadinya transformasi struktural, yaitu proses pergeseran pertumbuhan sektor

produksi dari yang semula mengandalkan sektor primer menuju sektor sekunder dan sektor tersier. Sektor pariwisata merupakan sektor yang penting untuk dikembangkan. Peningkatan potensi kepariwisataan di Kota Medan telah mendukung pencapaian hasil dan kemajuan yang ditunjukkan dengan meningkatkan kontribusi sektor terkait dengan kepariwisataan dalam PDRB Kota Medan sebagaimana tersaji dalam tabel dibawah ini: Tabel 1.1 Struktur Perekonomian Kota Medan Tahun 2006-2010 (Rp millyar)
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan
Informasi yang tersaji dalam tabel 1.1 dapat dilihat bahwa struktur PDRB Kota Medan tahun 2010 sangat mengandalkan sektor tersier dimana sektor ini memberikan kontribusi terhadap PDRB Kota Medan sebesar 70,87%. Adapun sub sektor tersier ini antara lain meliputi sub sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 26,92%, sub sektor ini bahkan merupakan sub sektor yang memberikan kontribusi paling besar untuk PDRB Kota Medan. Sub sektor pengangkutan dan komunikasi 18,94%, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

sebesar 14,27%, sedangkan sub sektor jasa-jasa sebesar 10,72%. Informasi ini menegaskan bahwa sektor tersier ini merupakan mover pembangunan ekonomi Kota Medan yang harus mendapat perhatian besar dari para pemangku kepentingan yang ada. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dari 20 pintu masuk, sejumlah 7 juta jiwa (naik sekitar 10,74% dibandingkan tahun sebelumnya), dengan rata-rata selama 7-8 hari dan rata-rata pengeluaran sejumlah kurang lebih 995 US$ (tahun 2009). Data ini menunjukkan bahwa dalam presfektif pembangunan nasional, sektor pariwisata memiliki konstribusi bermakna pada peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Data BPS menunjukkan bahwa sebelas provinsi yang paling sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat. Sekitar 59 % turis berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan bisnis. Singapura dan Malaysia adalah dua Negara dengan catatan jumlah wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia dari wilayah ASEAN.
Kota Medan sebagai ibukota provinsi menjadi pintu gerbang masuknya wisatawan ke Sumatera Utara, telah berkembang pesat menjadi kota metropolitan dan memiliki banyak sejarah, objek-objek wisata seperti objek wisata alam, budaya, kerajinan, kuliner, taman rekreasi dan hiburan. Hal ini, pengelolaan dan pengembangan sektor pariwisata Kota Medan perlu terus ditingkatkan seiring

dengan letak geografis Kota Medan yang berdekatan dengan kedua negara tersebut.Bila melihat negara tetangga yang sudah maju seperti Malaysia dan Singapura, pengembangan akan daya tarik wisata kota menjadi menu yang sangat menarik bagi wisatawan yang berkunjung. Ini menjadi salah satu contoh yang menunjukkan bahwa wisata kota telah menjadi suatu potensi yang cukup besar serta dapat dijadikan sebagai daya saing pariwisata kota. Dengan melihat kondisi dan faktor-faktor yang ada di Kota Medan, diharapkan pemerintah Kota Medan dapat mampu memanfaatkan potensi yang ada dan mentetapkan strategi kebijakan yang efektif dan efisien agar pariwisata kota Medan dapat terus meningkat dan mampu berdaya saing dengan kota-kota lain atau bahkan dengan provinsi-provinsi lain. Oleh karena itu perlu studi untuk menganalisis daya saing sektor pariwisata kota Medan. 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian diatas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan dari penelitain ini, yaitu :
1. Bagaimana potensi sektor pariwisata kota Medan?
2. Bagaimana daya saing sektor pariwisata kota Medan?


1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Menganalisis potensi sektor pariwisata kota Medan
2. Menganalisis daya saing sektor pariwisata kota Medan terhadap sektor pariwisata Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan, informasi dan pertimbangan bagi para pengambil keputusan di tingkat daerah kota Medan dalam peranannya untuk mengembangkan sektor pariwisata kota Medan.
2. Sebagai bahan pustaka, informasi dan referensi bagi para yang memerlukan serta sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
3. Sebagai bahan masukan, pelengkap sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada atau bagi penelitian lain yang lebih lanjut.


  
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi