Selasa, 04 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEBIHAN DANA PERBANKAN PADA BANK UMUM


 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sistem keuangan dapat diartikan sebagai kumpulan institusi, pasar, ketentuan perundangan, peraturan-peraturan dan teknik-teknik dimana surat-surat berharga diperdagangkan, tingkat bunga ditetapkan, dan jasa-jasa keuangan (financial services) dihasilkan serta ditawarkan ke seluruh bagian dunia.(Siamat, 2005:1).

Sistem keuangan perbankan merupakan salah satu kreasi dalam masyarakat modren dewasa ini. Dengan adanya sistem keuangan perbankan maka sistem pembayaran dan intermediasi dapat terlaksana. Tugas utama sistem keuangan perbankan dalam perekonomian modren adalah memindahkan dana dari penabung kepada peminjam yang membutuhkan dana untuk membeli barang-barang dan jasa serta melakukan investasi sehingga perekonomian dapat tumbuh dan pada akhirnya akan meningkatkan standar hidup. Pengalihan ini dilakukan oleh lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi. Intermediasi keuangan merupakan proses pembelian dana dari unit surplus (penabung/lenders) untuk selanjutnya disalurkan kembali kepada unit defisit (peminjam/borrowers), yang terdiri dari sektor usaha, pemerintah dan individu / rumah tangga. Jenis lembaga intermediasi yang paling dominan dalam sistem keuangan perbankan adalah lembaga depositori, terutama Bank Umum.
Masyarakat adalah unit surplus (lenders) yang merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan bank yang disebut sebagai Dana Pihak Ketiga
(DPK), terdiri dari giro (demand deposit), deposito (time deposit), tabungan (saving). Besar kecilnya jumlah dana pihak ketiga yang berasal dari masyarakat biasanya tergantung pada kebijakan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank. Pada umumnya, jika tingkat suku bunga tinggi maka masyarakat akan lebih tertarik untuk menyimpan dananya di bank, dan sebaliknya. Selain dari tingkat suku bunga, pelayanan yang baik dan memuaskan yang diterima oleh nasabah (masyarakat) ataupun yang disediakan oleh bank, serta kemajuan teknologi perbankan yang tersedia pada bank dapat menjadi suatu acuan bagi masyarakat untuk menempatkan dananya pada bank.
Kegiatan bank menyalurkan dana kepada unit defisit (borrowers) yang biasa terdiri dari sektor usaha, pemerintah dan individu / rumah tangga adalah memberikan pinjaman (loan) kepada unit defisit yang mengajukan permohonan, sehingga dalam hal ini bank berperan sebagai perantara dalam menyalurkan dana dari unit yang kelebihan daya beli kepada unit yang kekurangan daya beli dalam bentuk kredit. Ini sesuai dengan UU No.10 tahun 1998 yang merupakan perubahan UU N0.7 tahun 1992 sebagai berikut :
1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau badan-badan lainnya dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat banyak.
2. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Pada beberapa tahun belakangan ini, situasi yang sedang terjadi adalah derasnya aliran modal masuk ke pasar uang Indonesia. Keadaan ini mirip seperti tahun 1996-1997, dimana pemerintah hingga bank dunia mengatakan bahwa situasi Indonesia dan ekonomi Asia dalam kondisi yang baik dan stabil. Bank dunia pada tahun 1996 mengganggap peningkatan uang, defisit anggaran negara, dan defisit neraca pembayaran di Asia bukan merupakan angka yang mengkhawatirkan. Namun, kemudian timbul krisis ekonomi di Thailand pada Juli 1997 yang berlanjut ke Korea Selatan, Malaysia, kemudian memporakporandakan ekonomi dan politik Indonesia. Aliran modal masuk ke negara berkembang di dorong oleh kelebihan dana atau sering disebut ekses likuiditas di pasar keuangan dunia. Indonesia juga terkena dampak situasi tersebut dengan menerima dana dari luar negeri khususnya dari negara maju. Perpindahan itu bisa menyebabkan kelebihan dana (ekses likuiditas) yang bisa memicu ketidakstabilan moneter. Ekses likuiditas ini bisa menjadi masalah global dan harus diwaspadai. Masuknya modal asing ke Indonesia melalui dunia perbankan terutama pada bank umum membuat likuiditas pada bank tersebut akan semakin meningkat.Modal yang masuk ke Indonesia tersebut memicu nilai tukar rupiah mengalami fluktuasi yang tidak tentu, karena semakin banyak uang yang ada di Indonesia. Situasi ini terutama pada kondisi nilai tukar rupiah melemah banyak dimanfaatkan beberapa pihak untuk melakukan spekulasi atau mencari keuntungan dengan situasi ini.
Industri perbankan tidak mampu menampung banjir likuiditas dalam bentuk penyaluran kredit karena masih rendahnya permintaan maupun penawaran kredit
secara simultan. Kurangnya usaha perbankan, dalam melakukan ekspansi kredit salah satu penyebabnya yaitu masih besarnya Non Performing Loan (NPL) yang terjadi pada bank-bank umum tersebut. Sehingga bank umum lebih tertarik untuk menempatkan kelebihan dananya (ekses likuiditas) ke Bank Indonesia dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) maupun bentuk lainnya seperti Fasilitas Bank Indonesia (Fasbi). Hal tersebut terjadi karena bank umum akan mendapatkan persen bunga yang cukup besar melalui Sertifikat Bank Indonesia dan atau pun Fasilitas Bank Indonesia. Dan juga bisa dikatakan bahwa resiko penempatan dana ke Bank Indonesia melalui SBI ataupun Fasilitas lainnya relatif lebih kecil daripada melakukan penempatan dana melalui ekspansi kredit yang resikonya jauh lebih besar, yang tercermin dari semakin besarnya Non Performing Loan (NPL) pada bank umum. Hal tersebut terlihat dari beberapa tahun belakangan ini, dimana walaupun suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) secara umum sudah mengalami penurunan, namun bank umum masih saja lebih tertarik untuk menempatkan dananya dalam bentuk SBI daripada kredit. Sebenarnya, dengan semakin banyaknya jumlah dana yang ditempatkan bank umum pada Sertifikat Bank Indonesia, maka akan membuat beban baru bagi Bank Indonesia, sebab Bank Indonesia harus membayar beban bunga yang cukup tinggi dari Sertifikat Bank Indonesia tersebut. Yang walaupun disisi lainnya, bank umum akan merasa diuntungkan. Selain itu, sektor riil juga masih bergerak lambat dan tidak mampu menyedot dana perbankan. Hal ini merupakan akibat dari anjloknya daya beli masyarakat.
Nilai tukar Rupiah yang yang selalu mengalami fluktuasi, pertumbuhan kredit perbankan yang belum menunjukan pertumbuhan yang optimal, serta semakin besarnya penempatan dana bank umum dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) akibat dari tingkat bunganya yang menjanjikan. Ini mengakibatkan tugas utama sistem keuangan perbankan sebagai lembaga intermediasi tidak dapat dilaksanakan secara seutuhnya. Dampaknya, kelebihan dana (ekses likuiditas) perbankan dapat meningkat semakin tajam. Kelebihan dana (ekses likuiditas) tersebut perlu dihindari karena apabila jumlah terlalu melimpah maka dapat dapat memicu ketidakstabilan moneter di Indonesia.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka penulis tertarik membuat judul “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum di Indonesia “.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang pemilihan judul di atas, maka penulis terlebih dahulu merumuskan permasalahan sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan.
Adapun perumusan masalah yang dibuat adalah sebagai berikut :
1. Berapa besar pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.
2. Berapa besar pengaruh tingkat suku bunga SBI terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.


3. Berapa besar pengaruh tingkat suku bunga kredit terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.

1.3 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :
1. Nilai Tukar Rupiah mempunyai pengaruh negatif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.
2. Tingakt suku bunga SBI mempunyai pengaruh positif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.
3. Tingkat suku bunga kredit mempunyai pengaruh positif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.

1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
2. Sebagai masukan bagi kalangan akademisi dan peneliti yang tertarik untuk membahas mengenai Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum di Indonesia.
3. Sebagai penambah wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.
4. Sebagai penambah, pelengkap sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada menyangkut topik yang sama.
5. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perbankan khususnya bank umum untuk menetapkan kebijakan-kebijakan dalam rangka menanggulangi kondisis kelebihan dana perbankan pada bank umum di Indonesia.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi