Selasa, 04 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISA PENGARUH AGLOMERASI INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang
Dinamika perekonomian Indonesia telah melewati berbagai proses yang begitu kompleks. Semenjak Indonesia mengecap kemerdekaan melalui perjuangan yang penuh patriotisme, Indonesia berusaha membangun perekonomiannya sendiri dengan semangat nasionalisme sampai pada penerapan berbagai kebijakan dan strategi yang mulai mengkompromikan liberalisasi guna menghadapi arus globalisasi yang makin deras mendera setiap system yang mencoba menutup diri.

Sistem perekonomian Indonesia yang terbuka membuat kondisi perekonomian global sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Melihat pembangunan ekonomi Indonesia sejak Pelita I dimulai pada akhir tahun 1970-an hingga krisis ekonomi yang terjadi pada akhir tahun 1997 / awal tahun 1998, dapat dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan yang spektakuler, paling tidak pada tingkat makro (agregat). Keberhasilan ini dapat diukur dengan sejumlah indikator ekonomi makro. Dua diantaranya yang umumnya digunakan adalah tingkat Pendapatan Nasional per Kapita dan laju pertumbuhan PDB per tahun. Pada tahun 1968 Pendapatan Nasional per kapita masih sangat rendah, hanya sekitar US$ 60. Tingkat ini jauh lebih rendah dibanding Pendapatan Nasional perkapita dari Negara-negara berkembang lainnyaada saat itu, seperti misalnya India, Srilangka, dan Pakistan. Tetapi, sejak Pelita I dimulai Pendapatan Nasional Indonesia perkapita mengalami peningkatan yang relatif tinggi setiap tahun, dan pada akhir tahun 1980-an telah
mendekati US$ 500. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan PDB rata-rata pertahun juga tinggi, yaitu 7 (hingga) hingga 8 (delapan) persen selama tahun 1970-an dan turun menjadi 3 (tiga) hingga 4 (empat)pertahun selama periode 1980-an. Selama dekade 1970-an dan 1980-an, proses pembangunan ekonomi di Indonesia tidak tanpa mengalami banyak shock yang cukup serius, yang terutama disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti merosotnya harga minyak mentah di pasar internasional menjelang pertengahan tahun 1980-an, dan resesi ekonomi dunia pada dekade yang sama. Perekonomian Indonesia saat itu sangat tergantung pada pemasukan dolar amerika serikat dari hasil ekspor komoditi-komoditi primer, khususnya minyak dan hasil pertanian. Tingkat ketergantungan yang sangat tinggi ini membuat perekonomian Indonesia tidak bisa menghindar dari pengaruh negatif dari ketidakstabilan harga dari komoditas-komoditas tersebut di pasar internasional. Selain faktor harga, ekspor Indonesia, baik komoditas primer maupun barang-barang industri, juga sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi dunia, terutama di negara-negara industri maju seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa Barat, yang merupakan pasar penting bagi ekspor Indonesia.
Selama periode 1993 – 1995, rata-rata pertumbuhan per tahun antara 7.3 hingga 8.2 persen, yang membuat Indonesia termasuk negara di ASEAN dengan pertumbuhan yang tinggi. Dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi ini, rata-rata Pendapatan Nasional per kapita naik pesat setiap tahun, yang pada tahun 1993 sudah melewati angka US$ 800. Tetapi, akibat krisis, Pendapatan Nasional per kapita menurun drastis menjadi US$ 640 pada tahun 1998 dan US$ 580 pada
tahun 1999. Sebagai perbandingan, China yang Pendapatan perkapitanya tahun 1995 hanya US$ 520, pada tahun 1998 dan 1999 lebih tinggi dari Indonesia. Pendapatan perkapita Korea Selatan juga mengalami penurunan akibat krisis, namun demikian masih lebih tinggi daripada Indonesia. Industri manufaktur termasuk sektor yang paling parah, setelah sektor keuangan, yang mengalami kontraksi hamper 13 persen dan sedikit membaik menjadi positif 2,19 persen pada tahun 1999. Yang membuat hancurnya sektor ini adalah akibat turunnya kemampuan belanja (purchasing power) masyarakat dan lesunya kegiatan-kegiatan ekonomi domestik yang membuat menurunnya jumlah Agregat Demand, yang terdiri dari final demand dari masyarakat dan Intermediate demand dari sektor-sektor ekonomi (termasuk industri itu sendiri) terhadap produk-produk manufaktur. Sedangkan, dampaknya melalui sisi Agregat Supply terutama karena tingginya suku bunga pinjaman, terbatasnya kredit dari bank, mahalnya bahan-bahan baku impor, dan akibat ditolaknya Letter of Credit (L/C) yang dikeluarkan oleh bank-bank nasional oleh bank-bank di luar negeri. Semua ini membuat banyak perusahaan-perusahaan di sektor industri terpaksa menghentikan seluruh atau sebagian dari kegiatan produksi mereka. Untuk membangkitkan kembali sektor ini diperlukan penanganan yang cukup serius. Penerapan system aglomerasi merupakan salah satu alternatif yang sangat baik dan dinilai cukup sukses.
Aglomerasi merupakan pengelompokan industri di satu lokasi. Di Indonesia, aglomerasi diadopsi dalam bentuk Zona Industri, yakni suatu wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai lokasi kegiatan industri. Di zona ini
berdiri industri individual (yang berdiri sendiri) dan industri yang mengelompok dalam kawasan industri (industrial estate). Dalam teori pusat pertumbuhan (growth centre) sebagai mana dikemukakan oleh Frncois Perroux (1950) dan Boudeville (1972), aglomerasi merupakan salah satu instrument untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan memberikan tetesan (trickle down effect) ke bawah ke daerah belakang. Dari aspek lingkungan, apabila industri-industri tersebut berada di satu kawasan (industrial estate), maka pengelolaan limbah secara terintegrasi (intergrated waste management) dengan mudah dapat dilakukan. Karena itu, industri yang berada dalam satu kawasan tidak perlu menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sendiri. AMDAL-nya adalah AMDAL kawasan, sedangkan kewajiban masing-masing industri adalah melalukan pengelolaan lingkungan sesuai dengan spesifikasi kegitannya. Keunggulan aglomerasi ini juga dapat diperoleh dengan memanfaatkan efek keterkaitan (linkage) dan networking secara interaktif. keunggulan itu antara lain adalah mendorong spesialisasi produksi pada suatu daerah/wilayah dan mendorong keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif. Keunggulan aglomerasi ini juga akan meningkatkan efesiensi, mengurangi biaya transportasi dan transaksi, mengurangi biaya social, menciptakan asset secara kolektif, dan meningkatkan terciptanya inovasi. Dari berbagai keuntungan diatas dapat dilihat bahwa aglomerasi akan mendorong peningkatan pendapatan dari sektor industri dan juga meningkatkan penyediaan lapangan kerja di sektor industri.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisa Pengaruh Aglomerasi Industri terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan (Studi Kasus di Kawasan Industri Medan)”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah pertumbuhan pendapatan pada wilayah aglomerasi Kawasan Industri Medan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Medan
2. Apakah penyerapan tenaga kerja pada wilayah aglomerasi Kawasan Industri Medan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kota Medan.
C. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian dan masih perlu dikaji kebenarannya dengan menggunakan data yang mempunyai hubungan. Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan pendapatan pada wilayah aglomerasi Kawasan Industri Medan berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Medan
2. Penyerapan tenaga kerja pada wilayah aglomerasi Kawasan Industri Medan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi kota Medan.
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penyerapan tenaga kerja pada wilayah aglomerasi Kawasan Industri Medan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Medan
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pertumbuhan pendapatan dari wilayah aglomerasi Kawasan Industri Medan terhadap pertumbuhan ekonomi di Medan.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah, melengkapi sekaligus sebagai pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada yang menyangkut topik yang sama.
2. Sebagai referensi dan informasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa Ekonomi khususnya mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan.

4. Dapat digunakan sebagai bahan masukan yang berguna bagi pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi