Selasa, 04 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS PENGARUH GDP, NILAI KURS, DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP PERMINTAAN OBLIGASI SWASTA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi perekonomian Indonesia sebelum krisis ekonomi tahun 1997 dapat dikatakan mengalami proses pembangunan ekonomi yang luar biasa, setidaknya secara aggregate. Pada tahun 1990-an, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah antara 7,3% sampai dengan 8,2%. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tentu dapat membawa dampak baik bagi perekonomian Indonesia. Hal ini bahkan menjadikan Indonesia merupakan salah satu negara anggota ASEAN yang termasuk negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Rata-rata pendapatan per kapita di Indonesia meningkat tajam setiap tahunnya sampai krisis ekonomi terjadi. Krisis ini menyebabkan pendapatan per kapita Indonesia turun drastis. Laju pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) atau PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia jatuh hingga -13,1% pada saat krisis ekonomi mencapai klimaksnya tahun 1998. Pertumbuhan GDP sempat mengalami peningkatan walaupun masih sangat kecil pada tahun 1999 sampai 2000, namun peningkatan ini tidak berlangsung lama. Karena kondisi politik yang kembali memburuk membawa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot kembali hingga 3.8%.
Dalam anggaran dasar negara, komponen utama yang paling besar penurunannya adalah investasi yang turun sekitar 33%, kemudian pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 6,4%, dan pengeluaran pemerintah sebesar
15,3%. Besarnya penurunan investasi dapat dilihat dari turunnya PDB. Kerugian tidak saja dialami oleh negara, namun perusahaan swasta sudah tentu juga mengalami kerugian besar. Penyebab utama kerugian yang dialami ini adalah karena terjadinya depresiasi rupiah yang besar, sementara utang luar negerinya dalam mata uang dollar AS. Penyebab lainnya seperti jatuhnya harga saham, pelarian modal atau arus modal keluar lebih banyak daripada arus masuk. Hal ini juga menyebabkan kinerja pasar modal menurun. Namun, seiring dengan membaiknya perekonomian, pergerakan pasar modal juga semakin meningkat.
Kondisi perekonomian Indonesia, tidak dapat dipungkuri bahwa baik secara langsung maupun tidak langsung, dipengaruhi oleh pergerakan dunia perbankan. Pasar modal sebagai wadah sumber pembiayaan perusahaan dan alternatif investasi bagi para pemodal/investor merupakan salah satu penggerak perekonomian nasional. Pasar modal memberikan peluang kepada masyarakat untuk melakukan investasi baik investasi yang berjangka pendek, menengah, maupun investasi berjangka panjang, sedangkan bagi pihak Emiten semakin mudah untuk memperoleh dana dari masyarakat pemodal (investor) dengan cara menerbitkan surat berharga baik yang bersifat ekuitas maupun yang bersifat utang (Widjaja, 2006 : 2).
Salah satu produk yang berkembang di pasar modal yang diperjualbelikan di bursa efek adalah obligasi. Obligasi merupakan surat/bukti utang suatu perusahaan yang bersangkutan atau pihak yang menerbitkan. Obligasi merupakan salah satu jenis sekuritas investasi jangka panjang. Dari data di pasar modal, tergambar bahwa jumlah obligasi dan emiten yang tercatat di bursa efek
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada akhir tahun 1989 tercatat 19 emiten obligasi dengan jumlah obligasi sebanyak 356.789 buah, yang senilai dengan Rp 1.408 milyar. Dari awal tahun 1990 sampai dengan 1991 terdapat emiten sebanyak 22 dengan jumlah obligasi 369.409 buah dengan total nilai Rp 1.887 milyar. Akhir bulan Mei 1995 terdapat sebanyak 46 emiten dengan nilai nominal sejumlah Rp 7.291 milyar. Peningkatan terus berlanjut sampai dengan sekarang ini. Dari perkembangan penerbitan obligasi tersebut dapat dikatakan bahwa banyak perusahaan/emiten yang tertarik menjadikan obligasi sebagai salah satu instrumen pendanaan (funding instrument) guna mendapatkan dana untuk pemenuhan kebutuhan perusahaan.
Permintaan terhadap obligasi swasta di Indonesia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan obligasi diterbitkan oleh pihak perusahaan penerbit / emiten adalah untuk memperoleh dana secara instan yang digunakan untuk memenuhi pembiayaan jangka pendek perusahaan. Sedangkan investor yang membeli obligasi memperoleh keuntungan dalam bentuk bunga (interest). Bunga yang diperoleh dari investasi obligasi dapat berupa bunga tetap (Fixed-rate Bond) maupun bunga tidak tetap/mengambang (Floating-rate Bond). Bunga tetap adalah bunga yang tidak berubah-ubah sampai pinjaman pokoknya jatuh tempo, misalnya suatu obligasi diterbitkan untuk jangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga sebesar 16% per tahun, maka setiap tahunnya mulai dari tahun diterbitkannya sampai tahun kelima bunganya adalah tetap, yaitu sebesar 16%. Sedangkan bunga tidak tetap adalah bunga obligasi yang dapat berubah-ubah yang dapat dihitung
dengan berbagai cara, salah satunya adalah dikaitkan dengan tingkat suku bunga deposito yang berlaku. Bunga obligasi akan berubah seiring dengan perubahan tingkat suku bunga deposito. Hal ini tentu juga akan mempengaruhi jumlah permintaan obligasi oleh para investor.
Selain itu, GDP (Gross Domestic Product) atau PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia juga mempengaruhi perkembangan investasi, khususnya investasi pada pasar modal. Jika GDP meningkat, hal ini akan menyebabkan jumlah uang beredar tinggi, sehingga masyarakat akan berinisiatif untuk menginvestasikan uangnya dengan membeli produk-produk pasar modal sebagai investasi jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi permintaan obligasi swasta di Indonesia adalah nilai kurs. Nilai kurs adalah nilai tukar mata uang rupiah dengan mata uang negara lain. Umumnya nilai kurs yang dilihat adalah perbandingan nilai mata uang rupiah dengan nilai mata uang dollar Amerika Serikat. Naik turunnya nilai kurs sangat mempengaruhi tingkat investasi di pasar modal.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis melakukan suatu penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh GDP, Nilai Kurs, dan Suku Bunga Deposito Terhadap Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia.”

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pengaruh GDP (Gross Domestic Product) terhadap permintaan obligasi swasta di Indonesia?
2. Bagaimanakah pengaruh nilai kurs terhadap permintaan obligasi swasta di Indonesia?
3. Bagaimanakah pengaruh suku bunga deposito terhadap permintaan obligasi swasta di Indonesia?
1.3 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penulis adalah :
1. GDP (Gross Domestic Product) berpengaruh positif terhadap permintaan obligasi swasta di Indonesia, ceteris paribus.
2. Nilai kurs berpengaruh positif terhadap permintaan obligasi swasta di Indonesia, ceteris paribus.
3. Suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap permintaan obligasi swasta di Indonesia, ceteris paribus.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh GDP (Gross Domestic Product) terhadap permintaan obligasi swasta di Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh nilai kurs terhadap permintaan obligasi swasta di Indonesia.
3. Untuk menganalisis pengaruh suku bunga deposito terhadap permintaan obligasi swasta di Indonesia.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Agar dapat dipergunakan sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas khususnya yang berkepentingan dalam investasi obligasi di pasar modal di Indonesia.
2. Agar dapat dipergunakan sebagai bahan referensi dan informasi bagi penelitian-penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti lainnya khususnya mahasiswa dengan topik yang sama.
3. Agar dapat dipergunakan sebagai tambahan wawasan ilmiah bagi penulis.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi