BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang Masalah
Masalah
ketenagakerjaan atau perburuhan hampir di seluruh negara saat ini selalu tumbuh
dan berkembang, baik di negara maju maupun negara berkembang, baik yang
menerapkan ideologi kapitalisme maupun sosialisme. Hal itu terlihat dari selalu
adanya departemen yang mengurusi ketenagakerjaan pada setiap kabinet yang
dibentuk. Hanya setiap negara memberikan beragam masalah riil sehingga
terkadang memunculkan berbagai alternatif solusi. Umumnya, negara maju berkutat
pada masalah ketenagakerjaan yang berkait dengan
tingginya gaji tenaga kerja,
bertambahnya pengangguran karena mekanisasi (robotisasi), tenaga kerja
ilegal, serta tuntutan penyempurnaan status ekonomi, sosial bahkan politis.
Sementara di negara berkembang, masalah ketenagakerjaan umumnya berkaitan dengan
sempitnya peluang kerja, tingginya angka pengangguran, rendahnya kemampuan SDM
tenaga kerja, rendahnya tingkat gaji, serta jaminan sosial yang nyaris tidak
ada. Meskipun terlihat adanya usaha dari pemerintah untuk menyelesaikan
berbagai masalah ketenagakerjaan ini, namun dalam kenyataannya seluruh
kebijakan tersebut tidak menyentuh permasalahan mendasar dari berbagai krisis
ini.
Selama
masa Orde Baru hingga saat ini, kondisi buruh di Indonesia sangat
memperihatinkan. Dengan alasan mengejar angka pertumbuhan pembangunan, buruh
mengalami dehumanisasi secara sistematis. Perkembangan ekonomi dewasa
ini menuntut adanya sumber daya manusia yang cerdas dan terampil. Hal ini
seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan pertambahan jumlah
penduduk yang semakin meningkat sehingga keberadaan pengetahuan dan
keterampilan tenaga kerja benar-benar dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi negara.
Pertumbuhan ekonomi yang relatif
tinggi, baik yang sudah berjalan maupun yang sedang direncanakan, perlu
didukung dengan penyiapan tenaga kerja yang memadai. Sebab itulah Kemdikbud
harus mampu menciptakan SDM tangguh yang mampu menghadapi tantangan global.
Pada titik ini diperlukan adanya perencanaan strategis menyuluruh. Melalui program
wajib belajar (Wajar) 12 tahun, diharapkan dapat menghasilkan SDM tangguh dan
produktif. Pendidikan dan latihan merupakan salah satu faktor penting
pengembangan SDM. Pendidikan dan latihan tidak saja menambah pengetahuan, akan
tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian dapat
meningkatkan produktivitas kerja.
Walaupun sistem pendidikan sudah dikenal sejak ribuan tahun
lalu, namun baru sejak tahun 1940-an orang mulai sadar akan hubungan pendidikan
dan latihan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain tingkat pendidikan,
perbaikan gizi dan kesehatan juga sangat penting untuk meningkatkan
produktivitas kerja. Oleh sebab itu investasi yang dilaksakan untuk perbaikan
gizi dan kesehatan dapat dipandang sebagai salah satu aspek human capital. Perbaikan
dan peningkatan di bidang kesehatan masyarakat biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah. Akan tetapi penyediaan fasilitas kesehatan seperti itu selalu
terbatas karena terbatasnya dana pemerintah. Usaha perbaikan gizi tidak mungkin
seluruhnya menjadi tanggung jawab pemerintah, cara yang praktis untuk perbaikan
gizi adalah dengan memperbaiki sistem pengupahan mereka agar cukup memenuhi
kebutuhan hidup minimumnya termasuk kebutuhan gizi minimumnya. Rendahnya
tingkat gizi kesehatan disebabkan oleh rendahnya tingkat penghasilan. Rendahnya
tingkat penghasilan tercermin dalam dalam tingkat pengeluaran keluarga yang
rendah dan tingkat upah yang rendah.
Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi dapat
dilihat melalui kemampuan pembangunan tersebut menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakatnya, semakin besar kemampuan pembangunan dalam menciptakan kesempatan
kerja semakin tinggi nilai keberhasilan dari pembangunan tersebut. Tenaga kerja
dalam pembangunan
merupakan faktor dinamika penting
laju pertumbuhan khususnya laju pertumbuhuhan ekonomi tidak dengan sendirinya
mampu mengatasi masalah kesempatan kerja.
Persoalan pokok ketenagakerjaan bersumber dari kurangnya daya
saing tenaga kerja terhadap laju pertumbuhan tenaga kerja. Persoalan ini
sesungguhnya tidaklah berdiri sendiri tetapi merupakan mata rantai yang saling
terkait dalam proses pembangunan nasional secara keseluruhan. Jika hendak
mengusutnya maka pada awalnya pertumbuhan penduduk, menyusul masalah pendidikan,
selanjutnya masalah pertumbuhan ekonomi dan akhirnya bermuara pada pertumbuhan
kesempatan kerja dan angkatan kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah ketenagakerjaan
adalah faktor kependudukan, perkembangan pembangunan di bidang pendidikan, masalah
pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan angkatan kerja dan ketersediaan angkatan
kerja. Keempat faktor ini merupakan mata rantai yang tidak terpisahkan dan yang
paling menentukan adalah pertumbuhan ekonomi, karena sangat menentukan besar
kecilnya kesempatan kerja.
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai usaha untuk
meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seiring diukur dengan tinggi
rendahnya pendapatan real perkapita. Sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan
sebagai pertumbuhan pendapatan nasional. Menurut Todaro (1993:140) dalam
pertumbuhan ekonomi terdapat beberapa faktor atau komponen penting yaitu :
Akumulasi modal termasuk investasi baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan
sumber daya manusia, (2) Perkembangan populasi dan karenanya terjadi pertumbuhan
dalam angkatan kerja, (3) Kemajuan teknologi. Dari ketiga faktor tersebut,
sumber daya manusia merupakan faktor yang paling penting. Yang dimaksud dengan
sumber daya manusia adalah kualitas atau mutu penduduk. Karena hal tersebut
pengkajian tentang peranan penduduk sebagai sumber daya manusia dalam
pembangunan ekonomi, marupakan hal yang sangat mendasar. Akumulasi
modal/investasi, laju pertumbuhan ekonomi, volume ekspor dan PDB, menjadi
kurang berarti jika tidak mengikutsertakan penduduk dalam pembangunan ekonomi.
Masalah yang muncul dari sumber daya
manusia adalah masalah produktivitas tenaga kerja. Semakin banyaknya jumlah
penduduk yang berada dalam suatu negara belum tentu akan menjadi modal
pembangunan, akan tetapi mungkin saja justru menjadi beban atau tanggungan
penduduk lainnya, sebab tidak semua penduduk mempunyai kemampuan untuk
berproduksi. Oleh karena itu masalah produktivitas tenaga kerja selalu menarik
untuk dipelajari.
Umumnya masalah produktivitas tenaga kerja tidak terlepas
dari masalah pertumbuhan penduduk. Negara Indonesia yang mempunyai laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi tentunya memerlukan lapangan kerja yang sangat
luas. Tapi dalam kenyataannya lapangan kerja yang tersedia belum mampu
menampung jumlah tenaga kerja yang tersedia. Oleh karena itu, potensi atau
kemampuan tenaga kerja perlu dikembangkan lagi agar pemanfaatannya dapat
semakin meningkat.
Kota Medan yang merupakan salah satu wilayah yang cukup
potensial memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Potensi inilah yang akan
dikembangkan baik dari segi modal maupun ketenagakerjaan. Kota Medan juga
merupakan pusat ekonomi, sosial dan perdagangan bagi kota-kota lain yang berada
disekitarnya, sehingga banyak penduduk dari kota-kota lain yang berada
disekitarnya yang termotivasi untuk datang dan mencari pekerjaan yang lebih
baik. Namun terdapat suatu fenomena dalam bidang kependudukan dan
ketenagakerjaan yaitu tingkat pendidikan yang relatif rendah dan keahlian yang
dimiki oleh masing-masing tenaga kerja belum mencupi sehingga pada gilirannya
akan mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja dan pendapatan domestik
regional bruto.
Melihat keadaan tersebut menjadi suatu ketertarikan untuk
diamati. Sebab itu penulis mencoba untuk mengangkat fenomena tersebut menjadi
suatu penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan,
Tingkat Kesehatan, dan Investasi terhadap Produktivitas Tenaga Kerja di Kota
Medan”.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka terdapat rumusan masalah yang
dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian yang akan dilakukan. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah data penulisan skripsi ini. Selain itu, rumusan
masalah ini diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil suatu keputusan dari
akhir penulisan skripsi. Maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan
skripsi ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan, tingkat kesehatan
dan investasi terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Medan
1.3.Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang
menjadi objek penelitian dimana kebenarannya masih perlu dikaji dan diteliti
melalui data yang terkumpul. Berdasarkan perumusan diatas, maka penulis membuat
hipotesisnya yaitu :
1. Tingkat pendidikan berpengaruh
positif terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Medan, ceteris paribus
2. Tingkat kesehatan berpengaruh
positif terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Medan, ceteris paribus
3. Investasi berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga
kerja di kota Medan, ceteris paribus
1.4.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan diatas
maka tujuan dari penelitian diatas adalah :
1. Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, tingkat kesehatan
dan investasi terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Medan
1.5.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Sebagai tambahan wawasan ilmiah
dan ilmu pengetahuan bagi penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni
2. Sebagai tambahan informasi dan
masukan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi khususnya mahasiswa/i Departemen Ekonomi
Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya
3. Sebagai informasi mengenai tingkat produktivitas tenaga
kerja di kota Medan sehingga nantinya dapat diperkirakan faktor mana yang
paling mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi