BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Peranan uang
dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat penting, sehingga
dampak jumlah uang beredar dapat mempengaruhi perekonomian. Peningkatan jumlah
uang beredar yang berlebihan dapat mendorong peningkatan harga yang melebihi
tingkat yang diharapkan. Sebaliknya jika peningkatan jumlah uang beredar sangat
rendah, maka akan menimbulkan kelesuan dalam perekonomian. Situasi ini
melatarbelakangi usaha yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas moneter
dalam mengendalikan jumlah uang yang beredar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Walter Bagehot bahwa “Money will not manage itself”, ini menunjukkan
pengendalian jumlah uang beredar merupakan faktor yang sangat penting dalam
seluruh kegiatan ekonomi suatu negara.
Lembaga yang
memiliki tugas dalam otoritas moneter ini di Indonesia adalah Bank Indonesia.
Kebijakan yang diambil otoritas moneter sangat mewarnai bagaimana perkembangan
ekonomi makro yang terjadi. Kebijakan moneter memiliki tiga terminologi umum. Pertama,
target kebijakan moneter atau sering disebut sasaran akhir. Bank Indonesia
telah menetapkan yang menjadi sasaran tunggal, ini tertuang dalam revisinya
pada Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 Pasal 7 menyatakan bahwa Indonesia telah
menganut kebijakan moneter dengan tujuan tunggal yakni mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Tujuan
tunggal tersebut
terangkum dalam kerangka strategis penargetan inflasi ( inflation targeting
framework). Kedua, indikator kebijakan moneter atau sasaran antara, yang
dapat memberi petunjuk apakah perkembangan moneter tetap terarah pada usaha
pencapaian sasaran akhir yang telah ditetapkan atau tidak. Ketiga, instrumen
kebijakan moneter dalam mencapai sasaran. Dalam mencapai sasaran akhirnya, ada
hal yang harus dilalui yaitu mekanisme transmisi kebijakan moneter. Mekanisme
transmisi kebijakan moneter pada dasarnya menggambarkan bagaimana kebijakan
moneter yang ditempuh bank sentral bekerja dan mempengaruhi berbagai aktifitas
ekonomi dan keuangan sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan akhir yang
ditetapkan. Mekanisme ini dimulai dari tindakan bank sentral menggunakan
instrumen moneter, dalam melaksanakan kebijakannya. Bekerjanya kebijakan
moneter dilihat dari mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku
bunga, kredit, harga aset, nilai tukar, dan ekspektasi inflasi. Mekanisme
transmisi kebijakan moneter ini memerlukan waktu (time lag). Time lag setiap
jalur berbeda satu dengan yang lainnya. Dalam perjalanannya, mekanisme
transmisi kebijakan moneter berpengaruh terhadap sektor perbankan, keuangan,
dan bahkan sektor riil.
Dalam memulai
mekanisme transmisi kebijakan moneter, Bank Indonesia menerapkan kerangka
kebijakan moneter melalui pengendalian suku bunga (target suku bunga). Stance
kebijakan moneter dicerminkan oleh penetapan suku bunga kebijakan (BI
Rate). Dalam tataran operasional, BI Rate tercermin dari suku bunga
pasar uang jangka pendek yang merupakan sasaran operasional kebijakan
moneter. Sejak 9
Juni 2008, BI menggunakan suku bunga Pasar Uang Antara Bank (PUAB)1 overnight
(o/n) sebagai sasaran operasional kebijakan moneter. Agar pergerakan suku bunga
PUAB o/n tidak terlalu melebar dari anchor-nya, Bank Indonesia selalu
berusaha untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan likuiditas perbankan secara
seimbang sehingga terbentuk suku bunga yang wajar dan stabil melalui
pelaksanaan operasi moneter. Operasi Pasar Terbuka yang selanjutnya disebut OPT
merupakan kegiatan transaksi di pasar uang yang dilakukan atas inisiatif Bank
Indonesia dalam rangka mengurangi (smoothing) volatilitas suku bunga
PUAB o/n. Sementara instrumen Standing Facilities merupakan penyediaan
dana rupiah (lending facility) dari Bank Indonesia kepada Bank dan
penempatan dana rupiah (deposit facility) oleh Bank di Bank Indonesia
dalam rangka membentuk koridor suku bunga di PUAB o/n. OPT dilakukan atas
inisiatif Bank Indonesia, sementara Standing Facilities dilakukan atas
inisiatif bank.
Dari sisi
mekanisme jalur suku bunga dinyatakan bahwa pengaruh suku bunga BI Rate yang
ditransmisikan pada suku bunga SBI ke suku bunga PUAB O/N cukup mengalami
peningkatan . Hal tersebut terkait dengan aspek positif dari penguatan kerangka
operasional termasuk penyempitan koridor suku bunga khususnya sejak awal tahun
2008. Pengaruh dari suku bunga PUAB ke suku bunga simpanan dan kredit serta
pengaruh dari suku bunga simpanan terhadap suku bunga kredit tidak sebesar
pengaruh BI Rate yang ditransmisikan pada suku bunga SBI terhadap suku bunga
PUAB O/N. Hal ini antara lain terkait dengan
berbagai kondisi
mikro yang masih dihadapi pelaku pasar di tengah persepsi terhadap kondisi
makroekonomi yang belum sepenuhnya pulih pascakrisis keuangan global.
Pada pertengahan
tahun 2010, jalur suku bunga merupakan lanjutan kebijakan pada tahun 2009
sebagai respons terhadap krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008,
jalur suku bunga pada saat itu dimaksudkan masih dapat memberi sinyal kesiagaan
dan komitmen untuk menjaga keberlangsungan pasar uang di tengah distribusi
likuiditas antarbank yang belum merata. Tujuan utama kebijakan tersebut adalah
meningkatkan keyakinan antarpelaku di pasar uang. Pada periode tersebut,
efektivitas transmisi kebijakan moneter ke suku bunga pasar uang cukup kuat.
(www.bi.go.id)
Pada tahun
laporan 2010, respons suku bunga kredit dan suku bunga simpanan tidak sebesar
respons suku bunga pasar uang terhadap BI Rate. Rigiditas suku bunga
kredit antara lain disebabkan oleh berbagai variabel yang mempengaruhi
penentuan suku bunga simpanan dan kredit seperti faktor inefisiensi dan
kompetisi perbankan. Dalam praktiknya, inefisiensi yang relatif tinggi di
industri perbankan nasional cenderung dibebankan pada suku bunga kredit seperti
tercermin pada tingginya margin perbankan. Mengingat kompleksitas yang
dihadapi, kebijakan suku bunga dilengkapi dengan kebijakan lainnya dalam rangka
membantu pencapaian sasaran inflasi dengan tetap konsisten pada pencapaian
sasaran makroekonomi lain. (www.bi.go.id)
Bila
dibandingkan dalam perjalanan mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui
jalur nilai tukar, sistem yang dianut Indonesia sistemnya
mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Perjalanan sistem kurs mengambang terkendali di
Indonesia bertahan cukup lama yaitu periode 1977 sampai dengan 1997. Selama
periode tersebut pemerintah Indonesia membuat suatu indikator kurs mata uang
dengan cara menetapkan spread pada pergerakan kurs di pasar uang. Sampai
pada akhirnya terjadi krisis ekonomi dan moneter di Indonesia yang berawal pada
bulan Juli 1997, kemudian pemerintah menetapkan sistem nilai tukar mengambang
bebas (freely float) pada 14 Agustus 1997, yang artirnya mulai saat itu
pemerintah melepaskan pergerakan rupiah pada kekuatan permintaan dan penawaran
uang. (Rimsky, 2002).
Pergerakan nilai
tukar selama ini mengalami fluktuatif. Dalam periode tahun 2010, nilai tukar
rupiah menguat cukup signifikan terutama disebabkan oleh derasnya aliran masuk
modal asing. Pergerakan nilai tukar rupiah juga ditopang oleh keseimbangan
interaksi permintaan dan penawaran valuta asing di pasar domestik serta
fundamental perekonomian domestik yang kuat. Nilai tukar rupiah mulai mengalami
apresiasi sejak awal tahun dan mencapai level Rp 9.081 per dolar AS atau
menguat secara rata-rata sebesar 3,8% dibandingkan dengan akhir tahun 2009.
Secara point-to-point rupiah terapresiasi sebesar 4,4%. Apresiasi yang
terjadi secara gradual tersebut disertai tingkat volatilitas sebesar 0,4%,
lebih rendah dibandingkan volatilitas yang terjadi pada 2009 yaitu 0,9% . Di
satu sisi, apresiasi rupiah dapat membantu menurunkan tekanan inflasi melalui
penurunan harga barang-barang impor. Di sisi lain, apresiasi rupiah juga
berpotensi meningkatkan tekanan pada neraca transaksi berjalan akibat
peningkatan impor. (www.bi.go.id)
Berdasarkan
uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk
penulisan skripsi yang berjudul “ Analisis Perbandingan Peranan Jalur Suku
Bunga dan Jalur Nilai Tukar pada Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di
Indonesia”.
1.2 Perumusan
Masalah
Perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah
terdapat saling pengaruh antara variabel dalam penelitian yaitu suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia, suku bunga Pasar Uang Antar Bank, suku bunga
deposito, suku bunga kredit, investasi, output gap, dan inflasi dalam
mentransmisikan kebijakan moneter melalui jalur suku bunga?
2. Apakah
terdapat saling pengaruh antara variabel dalam penelitian yaitu suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia, interest rate differentials, capital
inflow, nilai tukar,ekspor neto, output gap, dan inflasi dalam
mentransmisikan kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar?
3. Bagaimana
perbandingan peranan mekanisme transmisi kebijakan moneter antara jalur suku
bunga dan nilai tukar di Indonesia selama periode penelitian?
1.3 Tujuan
penelitian
1. Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh antara variabel dalam penelitian yaitu suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia, suku bunga Pasar Uang Antar Bank, suku bunga
deposito, suku bunga kredit, investasi, output gap, dan inflasi dalam
menstransmisikan kebijakan moneter di Indonesia melalui jalur suku bunga.
2. Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh antara variabel dalam penelitian yaitu suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia, interest rate differentials, capital
inflow, nilai tukar, ekspor neto, output gap, dan inflasi dalam
menstransmisikan kebijakan moneter di Indonesia melalui jalur nilai tukar.
3. Untuk
mengetahui perbandingan mekanisme transmisi kebijakan moneter antara jalur suku
bunga dan nilai tukar di Indonesia selama periode penelitian.
1.4 Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai
tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan bagi penulis dalam disiplin ilmu
yang ditekuni penulis.
2. Sebagai
tambahan informasi dan tambahan literatur bagi masyarakat dan mahasiswa/i yang
ingin melakukan penelitian selanjutnya.
3. Sebagai
tambahan informasi dan tambahan literatur bagi mahasiswa Departemen Ekonomi
Pembangunan.
4. Sebagai bahan
masukan bagi otoritas moneter dalam kebijakan moneter yang dilaksanakan dalam
mekanisme transmisi kebijakan moneter.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi