Rabu, 05 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN TENAGA KERJA WANITA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan nasional suatu bangsa yang bertitik berat pada bidang ekonomi akan dapat berlangsung dalam jangka panjang dan makin lama makin maju, jika didukung oleh faktor-faktor produksi seperti tanah (land), modal (capital), tenaga kerja (labor), dan kewirausahaan (entrepreneurship).

Tenaga kerja sebagai salah satu faktor ekonomi memiliki peran yang vital, boleh dikatakan bahwa tenaga kerja memberdayakan dan mengaplikasikan faktor-faktor lain untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Tenaga kerja dalam hal ini adalah orang atau manusia yang bekerja baik secara individu maupun berkelompok dengan menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai hasil usaha yang maksimal. Tenaga kerja dalam hal ini adalah laki-laki dan wanita yang termasuk dalam golongan tenaga kerja.
Dalam negara berkembang seperti Indonesia yang berpenduduk besar yang menjadi salah satu masalah utama adalah pengangguran struktural yang sangat besar. Masalah ini disebabkan oleh karena struktur ekonomi yang ada belum mampu menciptakan kesempatan kerja yang sesuai dan dalam jumlah yang cukup untuk menyerap angkatan kerja yang ada.
Jalur usaha yang turut menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi pada umumnya adalah pemanfaatan sumber daya manusia. jumlah penduduk
Indonesia lebih kurang 200 juta dengan setengah diantaranya adalah kaum wanita, merupakan salah satu modal dasar pembangunan yang harus didaya gunakan semaksimal mungkin.
Pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat ditandai dengan tumbuhnya industri-industri baru yang menimbulkan peluang bagi angkatan kerja pria maupun wanita. Sebagian besar lapangan kerja di perusahaan pada tingkat organisasi yang rendah yang tidak membutuhkan keterampilan yang khusus lebih banyak memberi peluang bagi tenaga kerja wanita. Tuntutan ekonomi yang mendesak, dan berkurangnya peluang serta penghasilan di bidang pertanian yang tidak memberikan suatu hasil yang tepat dan rutin, dan adanya kesempatan untuk bekerja di bidang industri telah memberikan daya tarik yang kuat bagi tenaga kerja wanita.
Wanita sebagai salah satu sumber daya manusia di pasar kerja terutama di Indonesia mempunyai kontribusi yang besar, dalam arti bahwa jumlah wanita yang menawarkan dirinya untuk bekerja cukup besar. Besarnya tingkat penawaran wanita untuk bekerja di pasar kerja dipengaruhi oleh faktor umum yakni tingkat kemiskinan ekonomi, serta keterbatasan suami untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ketergantungan hidup pada pihak laki-laki yang tidak memadai mendorong kaum wanita untuk menawarkan dirinya di pasar kerja.
Wanita pekerja umumnya dianggap bukan sebagai pencari nafkah utama (secondary workers), walaupun penghasilan yang diperoleh sering sangat membantu bahkan merupakan penunjang utama ekonomi rumah tangga. Berhubungan dengan hal itu motivasi penawaran tenaga kerja wanita di pasar kerja berbeda untuk setiap jenjang sosial ekonomi maupun tingkat pendidikan.

Tersedianya lapangan/kesempatan kerja baru untuk mengatasi peningkatan penawaran tenaga kerja merupakan salah satu target yang harus dicapai dalam pembangunan ekonomi daerah. Upaya tersebut dapat diwujudkan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya investasi langsung (direct investment) pada sektor-sektor yang bersifat padat karya, seperti konstruksi, infrastruktur maupun industri pengolahan. Sementara pada sektor jasa, misalnya melalui perdagangan maupun pariwisata.
Kondisi di negara berkembang pada umumnya memiliki tingkat pengangguran yang jauh lebih tinggi dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi karena ukuran sektor informal masih cukup besar sebagai salah satu lapangan nafkah bagi tenaga kerja tidak terdidik. Sektor informal tersebut dianggap sebagai katup pengaman bagi pengangguran. Angka resmi tingkat pengangguran umumnya menggunakan indikator pengangguran terbuka, yaitu jumlah angkatan kerja yang secara sungguh-sungguh tidak bekerja sama sekali dan sedang mencari kerja pada saat survei dilakukan. Sementara yang setengah pengangguran dan penganggur terselubung tidak dihitung dalam angka pengangguran terbuka, karena mereka masih menggunakan waktu produktifnya selama seminggu untuk bekerja meskipun tidak sampai 35 jam penuh.
Begitu pentingnya posisi pengaruh faktor Ketenagakerjaan di satu sisi dan banyaknya persoalan pada sisi lain menyebabkan efek serius bagi kelancaran berusaha di daerah. Semua itu menambah biaya tambahan (additional cost) dalam ongkos berbisnis (cost of doing business), baik biaya waktu (banyaknya waktu untuk bernegosiasi dengan pihak buruh dan pemda) maupun biaya material karena berbagai pungutan legal dan ilegal yang ada. Kekakuan dalam kebijakan

ketenagakerjaan kita maupun iklim kebijakan makro yang terkait dengan pelaksanaan otonomi daerah merupakan peta jalan kemana arah menelusuri persoalan.
Berbagai kecenderungan wanita selama beberapa tahun terakhir ini, ditandai makin meningkatnya angka partisipasi angkatan kerja wanita, yang didominasi oleh mereka yang berusia relatif muda. Kenaikan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita sebagian disebabkan oleh bertambahnya kemiskinan dan merebaknya pengangguran.
Selama dua dekade terakhir ini diperkirakan jumlah tenaga kerja wanita terserap di sektor industri sebagai buruh mengalami kenaikan sekitar 4,3% setiap tahunnya. Peningkatan itu terjadi paling-tidak karena dua faktor: Pertama, karena sektor industri, seperti industri rokok, tekstil, konfeksi dan industri makanan serta minuman untuk sebagian menuntut ketelitian, ketekunan dan sifat-sifat lain yang umumnya merupakan ciri kaum wanita. Kedua, karena tenaga kerja wanita dipandang lebih penurut dan murah sehingga secara ekonomis lebih menguntungkan bagi pengusaha.
Meningkatnya partisipasi wanita dalam pasar kerja bukanlah terjadi secara kebetulan, karena peranan wanita dalam pasar tenaga kerja secara tradisional sebenarnya cukup besar. Terutama di daerah perdesaan dan khususnya sektor pertanian.
Peningkatan persentase wanita kerja disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu peningkatan dari sisi penawaran dan sisi pemintaan, dari sisi penawaran peningkatan tersebut disebabkan antara lain oleh semakin membaiknya tingkat pendidikan wanita dan disertai pula dengan menurunnya angka kelahiran. Hal
tersebut didorong pula oleh kondisi makin besarnya penerimaan sosial atas wanita yang bekerja di luar rumah. Kedua, dari sisi permintaan, perkembangan perekonomian (dari sisi produksi) memerlukan tenaga kerja wanita, seperti halnya industri tekstil dan garmen. Sedangkan fenomena lain yang makin mendorong masuknya wanita ke lapangan kerja adalah karena makin tingginya biaya hidup bila hanya ditopang oleh satu penyangga pendapatan keluarga (one earner household). Fenomena ini mulai muncul ke permukaan dan terlihat jelas terutama pada keluarga yang berada di daerah perkotaan.
Nampaknya sebagian besar masyarakat Indonesia sepakat bahwa peranan wanita atau perempuan tidak bisa dipisahkan dengan peran dan kedudukan mereka dalam keluarga. Mengingat di masa lalu, wanita lebih banyak terkungkung dalam peran sebagai pendamping suami dan pengasuh anak. Namun seiring dengan kemajuan ekonomi dan meningkatnya pendidikan wanita maka banyak ibu rumah tangga dewasa ini yang tidak hanya berfungsi sebagai manajer rumah tangga, tetapi juga ikut berkarya di luar rumah.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat penelitian yang membahas masalah tersebut diatas dengan judul : “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Tenaga Kerja Wanita di Kota Binjai”.
1.2 Batasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan analisis, biaya dan tenaga serta untuk mempertajam penelitian ini, maka penulis membatasi masalah penelitian pada
ruang lingkup tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja wanita di Kota Binjai saja.
1.2.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh umur wanita terhadap penawaran tenaga kerja wanita ?
2. Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita ?
3. Apakah ada pengaruh keberadaan anak/tanggungan keluarga terhadap penawaran tenaga kerja wanita ?
4. Apakah ada pengaruh status perkawinan terhadap penawaran tenaga kerja wanita ?
5. Apakah ada pengaruh pendapatan gaji terhadap penawaran tenaga kerja wanita ?
6. Apakah ada pengaruh pendapatan di luar gaji (Suami/Ayah/Ibu/Keluarga Yang Lain) terhadap penawaran tenaga kerja wanita ?
1.3 Tujuan & Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitan adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh umur wanita terhadap penawaran tenaga kerja wanita.

2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita
3. Untuk mengetahui pengaruh keberadaan anak tanggungan terhadap penawaran tenaga kerja wanita
4. Untuk mengetahui pengaruh status perkawinan terhadap penawaran tenaga kerja wanita
5. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan gaji terhadap penawaran tenaga kerja wanita
6. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan di luar gaji (Suami/Ayah/Ibu/Keluarga Yang Lain) terhadap penawaran tenaga kerja wanita
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitan ini adalah :
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi
2. Sebagai bahan studi, perbandingan dan tambahan ilmu pengetahuan bagi kalangan akademis dan peneliti dalam melakukan penelitian dengan topik sama.
3. Sebagai tambahan literature bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi  khususnya bagi mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan.

1.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada dimana kebenarannya masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan permasalahan yang ada maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:
1. Umur wanita mempunyai pengaruh negatif terhadap penawaran tenaga kerja wanita.
2. Tingkat pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap penawaran tenaga kerja wanita.
3. Keberadaan anak/tanggungan mempunyai pengaruh positif terhadap penawaran tenaga kerja wanita.
4. Status perkawinan mempunyai pengaruh negatif terhadap penawaran tenaga kerja wanita.
5. Pendapatan gaji mempunyai pengaruh positif terhadap penawaran tenaga kerja wanita.
6. Pendapatan di luar gaji (Suami/Ayah/Ibu/Keluarga Yang Lain) mempunyai pengaruh negatif terhadap penawaran tenaga kerja wanita.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi