BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pembangunan
nasional suatu bangsa yang bertitik berat pada bidang ekonomi akan dapat
berlangsung dalam jangka panjang dan makin lama makin maju, jika didukung oleh
faktor-faktor produksi seperti tanah (land), modal (capital),
tenaga kerja (labor), dan kewirausahaan (entrepreneurship).
Tenaga kerja
sebagai salah satu faktor ekonomi memiliki peran yang vital, boleh dikatakan
bahwa tenaga kerja memberdayakan dan mengaplikasikan faktor-faktor lain untuk
mencapai tujuan yang direncanakan. Tenaga kerja dalam hal ini adalah orang atau
manusia yang bekerja baik secara individu maupun berkelompok dengan menggunakan
kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai hasil usaha yang maksimal. Tenaga
kerja dalam hal ini adalah laki-laki dan wanita yang termasuk dalam golongan
tenaga kerja.
Dalam negara
berkembang seperti Indonesia yang berpenduduk besar yang menjadi salah satu
masalah utama adalah pengangguran struktural yang sangat besar. Masalah ini
disebabkan oleh karena struktur ekonomi yang ada belum mampu menciptakan
kesempatan kerja yang sesuai dan dalam jumlah yang cukup untuk menyerap angkatan
kerja yang ada.
Jalur usaha yang
turut menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi pada umumnya adalah
pemanfaatan sumber daya manusia. jumlah penduduk
Indonesia lebih
kurang 200 juta dengan setengah diantaranya adalah kaum wanita, merupakan salah
satu modal dasar pembangunan yang harus didaya gunakan semaksimal mungkin.
Pertumbuhan
ekonomi yang sangat cepat ditandai dengan tumbuhnya industri-industri baru yang
menimbulkan peluang bagi angkatan kerja pria maupun wanita. Sebagian besar
lapangan kerja di perusahaan pada tingkat organisasi yang rendah yang tidak
membutuhkan keterampilan yang khusus lebih banyak memberi peluang bagi tenaga
kerja wanita. Tuntutan ekonomi yang mendesak, dan berkurangnya peluang serta
penghasilan di bidang pertanian yang tidak memberikan suatu hasil yang tepat
dan rutin, dan adanya kesempatan untuk bekerja di bidang industri telah
memberikan daya tarik yang kuat bagi tenaga kerja wanita.
Wanita sebagai
salah satu sumber daya manusia di pasar kerja terutama di Indonesia mempunyai
kontribusi yang besar, dalam arti bahwa jumlah wanita yang menawarkan dirinya
untuk bekerja cukup besar. Besarnya tingkat penawaran wanita untuk bekerja di
pasar kerja dipengaruhi oleh faktor umum yakni tingkat kemiskinan ekonomi,
serta keterbatasan suami untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Ketergantungan hidup pada pihak laki-laki yang tidak memadai mendorong kaum
wanita untuk menawarkan dirinya di pasar kerja.
Wanita pekerja
umumnya dianggap bukan sebagai pencari nafkah utama (secondary workers),
walaupun penghasilan yang diperoleh sering sangat membantu bahkan merupakan
penunjang utama ekonomi rumah tangga. Berhubungan dengan hal itu motivasi
penawaran tenaga kerja wanita di pasar kerja berbeda untuk setiap jenjang
sosial ekonomi maupun tingkat pendidikan.
Tersedianya
lapangan/kesempatan kerja baru untuk mengatasi peningkatan penawaran tenaga
kerja merupakan salah satu target yang harus dicapai dalam pembangunan ekonomi
daerah. Upaya tersebut dapat diwujudkan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi
khususnya investasi langsung (direct investment) pada sektor-sektor yang
bersifat padat karya, seperti konstruksi, infrastruktur maupun industri
pengolahan. Sementara pada sektor jasa, misalnya melalui perdagangan maupun
pariwisata.
Kondisi di
negara berkembang pada umumnya memiliki tingkat pengangguran yang jauh lebih
tinggi dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi
karena ukuran sektor informal masih cukup besar sebagai salah satu lapangan
nafkah bagi tenaga kerja tidak terdidik. Sektor informal tersebut dianggap
sebagai katup pengaman bagi pengangguran. Angka resmi tingkat pengangguran
umumnya menggunakan indikator pengangguran terbuka, yaitu jumlah angkatan kerja
yang secara sungguh-sungguh tidak bekerja sama sekali dan sedang mencari kerja
pada saat survei dilakukan. Sementara yang setengah pengangguran dan penganggur
terselubung tidak dihitung dalam angka pengangguran terbuka, karena mereka
masih menggunakan waktu produktifnya selama seminggu untuk bekerja meskipun
tidak sampai 35 jam penuh.
Begitu
pentingnya posisi pengaruh faktor Ketenagakerjaan di satu sisi dan banyaknya
persoalan pada sisi lain menyebabkan efek serius bagi kelancaran berusaha di
daerah. Semua itu menambah biaya tambahan (additional cost) dalam ongkos
berbisnis (cost of doing business), baik biaya waktu (banyaknya waktu
untuk bernegosiasi dengan pihak buruh dan pemda) maupun biaya material karena
berbagai pungutan legal dan ilegal yang ada. Kekakuan dalam kebijakan
ketenagakerjaan
kita maupun iklim kebijakan makro yang terkait dengan pelaksanaan otonomi
daerah merupakan peta jalan kemana arah menelusuri persoalan.
Berbagai
kecenderungan wanita selama beberapa tahun terakhir ini, ditandai makin
meningkatnya angka partisipasi angkatan kerja wanita, yang didominasi oleh
mereka yang berusia relatif muda. Kenaikan tingkat partisipasi angkatan kerja
wanita sebagian disebabkan oleh bertambahnya kemiskinan dan merebaknya
pengangguran.
Selama dua
dekade terakhir ini diperkirakan jumlah tenaga kerja wanita terserap di sektor
industri sebagai buruh mengalami kenaikan sekitar 4,3% setiap tahunnya.
Peningkatan itu terjadi paling-tidak karena dua faktor: Pertama, karena sektor
industri, seperti industri rokok, tekstil, konfeksi dan industri makanan serta
minuman untuk sebagian menuntut ketelitian, ketekunan dan sifat-sifat lain yang
umumnya merupakan ciri kaum wanita. Kedua, karena tenaga kerja wanita dipandang
lebih penurut dan murah sehingga secara ekonomis lebih menguntungkan bagi
pengusaha.
Meningkatnya
partisipasi wanita dalam pasar kerja bukanlah terjadi secara kebetulan, karena
peranan wanita dalam pasar tenaga kerja secara tradisional sebenarnya cukup
besar. Terutama di daerah perdesaan dan khususnya sektor pertanian.
Peningkatan
persentase wanita kerja disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu peningkatan
dari sisi penawaran dan sisi pemintaan, dari sisi penawaran peningkatan tersebut
disebabkan antara lain oleh semakin membaiknya tingkat pendidikan wanita dan
disertai pula dengan menurunnya angka kelahiran. Hal
tersebut
didorong pula oleh kondisi makin besarnya penerimaan sosial atas wanita yang
bekerja di luar rumah. Kedua, dari sisi permintaan, perkembangan perekonomian
(dari sisi produksi) memerlukan tenaga kerja wanita, seperti halnya industri
tekstil dan garmen. Sedangkan fenomena lain yang makin mendorong masuknya
wanita ke lapangan kerja adalah karena makin tingginya biaya hidup bila hanya
ditopang oleh satu penyangga pendapatan keluarga (one earner household).
Fenomena ini mulai muncul ke permukaan dan terlihat jelas terutama pada
keluarga yang berada di daerah perkotaan.
Nampaknya
sebagian besar masyarakat Indonesia sepakat bahwa peranan wanita atau perempuan
tidak bisa dipisahkan dengan peran dan kedudukan mereka dalam keluarga.
Mengingat di masa lalu, wanita lebih banyak terkungkung dalam peran sebagai
pendamping suami dan pengasuh anak. Namun seiring dengan kemajuan ekonomi dan
meningkatnya pendidikan wanita maka banyak ibu rumah tangga dewasa ini yang
tidak hanya berfungsi sebagai manajer rumah tangga, tetapi juga ikut berkarya
di luar rumah.
Berdasarkan
uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat penelitian yang membahas
masalah tersebut diatas dengan judul : “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penawaran Tenaga Kerja Wanita di Kota Binjai”.
1.2 Batasan dan
Perumusan Masalah
1.2.1 Batasan
Masalah
Mengingat
keterbatasan kemampuan analisis, biaya dan tenaga serta untuk mempertajam
penelitian ini, maka penulis membatasi masalah penelitian pada
ruang lingkup
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja wanita di Kota
Binjai saja.
1.2.2 Perumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah ada
pengaruh umur wanita terhadap penawaran tenaga kerja wanita ?
2. Apakah ada
pengaruh tingkat pendidikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita ?
3. Apakah ada
pengaruh keberadaan anak/tanggungan keluarga terhadap penawaran tenaga kerja
wanita ?
4. Apakah ada
pengaruh status perkawinan terhadap penawaran tenaga kerja wanita ?
5. Apakah ada
pengaruh pendapatan gaji terhadap penawaran tenaga kerja wanita ?
6. Apakah ada
pengaruh pendapatan di luar gaji (Suami/Ayah/Ibu/Keluarga Yang Lain) terhadap
penawaran tenaga kerja wanita ?
1.3 Tujuan &
Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan
dari penelitan adalah :
1. Untuk
mengetahui pengaruh umur wanita terhadap penawaran tenaga kerja wanita.
2. Untuk
mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap penawaran tenaga kerja wanita
3. Untuk
mengetahui pengaruh keberadaan anak tanggungan terhadap penawaran tenaga kerja
wanita
4. Untuk
mengetahui pengaruh status perkawinan terhadap penawaran tenaga kerja wanita
5. Untuk
mengetahui pengaruh pendapatan gaji terhadap penawaran tenaga kerja wanita
6. Untuk
mengetahui pengaruh pendapatan di luar gaji (Suami/Ayah/Ibu/Keluarga Yang Lain)
terhadap penawaran tenaga kerja wanita
1.3.2 Manfaat
Penelitian
Manfaat
penelitan ini adalah :
1. Untuk
menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan ilmu yang telah
dipelajari selama menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi
2. Sebagai bahan
studi, perbandingan dan tambahan ilmu pengetahuan bagi kalangan akademis dan
peneliti dalam melakukan penelitian dengan topik sama.
3. Sebagai
tambahan literature bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi khususnya bagi mahasiswa Departemen Ekonomi
Pembangunan.
1.4 Hipotesis
Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada dimana kebenarannya
masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan
permasalahan yang ada maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:
1. Umur wanita
mempunyai pengaruh negatif terhadap penawaran tenaga kerja wanita.
2. Tingkat
pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap penawaran tenaga kerja wanita.
3. Keberadaan
anak/tanggungan mempunyai pengaruh positif terhadap penawaran tenaga kerja
wanita.
4. Status
perkawinan mempunyai pengaruh negatif terhadap penawaran tenaga kerja wanita.
5. Pendapatan
gaji mempunyai pengaruh positif terhadap penawaran tenaga kerja wanita.
6. Pendapatan di
luar gaji (Suami/Ayah/Ibu/Keluarga Yang Lain) mempunyai pengaruh negatif
terhadap penawaran tenaga kerja wanita.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi