Rabu, 05 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI KECIL MAKANAN

10
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prioritas mempercepat pemulihan ekonomi serta memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan yang berdasarkan pada sistem ekonomi kerakyatan dilakukan melalui pembangunan di bidang ekonomi serta pembangunan di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup. Oleh karena itu, arah kebijakan pembangunan di bidang ekonomi sesuai dengan GBHN 1999 -2004 adalah mempercepat
pemulihan ekonomi dan mewujudkan landasan pembangunan yang lebih kukuh bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan. Tujuan pembangunan tersebut dicapai dengan lebih memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional terutama usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi melalui pengembangan system ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan serta berbasis sumber daya alam, serta sumber daya manusia yang produktif dan mandiri. Menurut Sutisno dalam buku Kelembagaan Ekonomi Rakyat (Rintuh, Cornelis dan Miar, 2005) pola pengembangan ekonomi kerakyatan harus diprioritaskan melalui keberpihakan kepada sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan bisa diharapkan menjadi backbone dalam bangkitnya sektor riil di Indonesia. Dan dalam menghadapi era globalisai dan liberalisasi ekonomi, peranan UKM sangat besar bagi bangkitnya perekonomian nasional.

11
Adanya otonomi daerah merupakan peluang bagi perkembangan UKM, pemerintah daerah yang kreatif memfasilitasi tumbuhnya UKM akan menikmati hasilnya, baik berupa penerimaan pajak maupun dukungan lain yang dapat menambah kemakmuran rakyat. Untuk itu perlu sentuhan-sentuhan yang terprogram secara berkelanjutan oleh semua pihak yang serius terhadap kemajuan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Pelaku usaha di negara berkembang termasuk Indonesia, sangat didominasi para pengusaha industri kecil dan menengah (UKM). Oleh karena itu, eksistensi UKM yang ada saat ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian nasional. Dalam memberdayakan industri kecil sebagai tulang punggung pengembangan ekonomi kerakyatan harus diperhatikan kelemahan dan kendala yang dihadapi para pengusaha industri kecil saat ini. Beberapa hal yang menjadi permasalahan UKM di Indonesia diantaranya aspek pemasaran, teknologi informasi, produksi dan kualitas sumber daya manusia serta akses permodalan.
Perkembangan usaha kecil dan menengah merupakan faktor penting bagi pembangunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Karakteristik dan kinerja industri sangat efesien, produktif dan memiliki reponsibilitas yang tinggi terhadap kebijakan pemerintah dalam sektor swasta dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Keberadaan unit usaha kecil dan menengah yang cukup banyak dan hampir semua sektor ekonomi serta besarnya kontribusi dalam penciptaan kesempatan kerja, membuat eksistensi usaha kecil di indonesia menjadi sangat penting. Disamping itu, keberadaan industri kecil yang merupakan salah satu sebsektor dari sektor industri, tidak dapat disangkai kalau industri telah

12
memberikan kontribusi yang begitu besar bagi perekonomian di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan sumbangan sektor Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia yang mencapai jumlah populasi UKM pada tahun 2006 sebesar 5,7 % dan 6,3 % (49,8 juta) usaha kecil menengah pada tahun 2007.(www.depkop.go.id) Sebagian besar industri kecil menghasilkan barang-barang konsumsi (consumer goods), khususnya yang tidak tahan lama (nondurable consume goodsr). Industri kecil yang terdapat di Indonesia jumlahnya ratusan ribu dan menggunakan bahan baku bukan dari hasil impor serta berpeluang besar untuk membuka kesempatan kerja di daerah-daerah. Kabupaten Mandailing Natal dengan ibukota Panyabungan terletak berbatasan dengan Sumatera Barat, bagian paling selatan dari Propinsi Sumatera Utara yang juga telah menunjukkan kemampuannya dalam mengembangkan Industri Kecil Makanan. Para pengusaha kecil makanan tersebut memanfaatkan dan menggunakan sumber daya alam yang ada di daerah setempat sebagai bahan baku dan tentunya hal ini berpeluang untuk menyerap tenaga kerja. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian melalui penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Perkembangan Industri Kecil Makanan di Kabupaten Mandailing Natal”.
1.2 Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan industri kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal.

13
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembanagan industri kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal.
1. 3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran perkembangan industri kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal.
2. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja, umur perusahaan, legalitas usaha dan fasilitas kredit terhadap perkembangan industri kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal.
3. Untuk mengetahui gambaran pemasaran industri kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal.
4. Untuk mengetahui gambaran produksi industri kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai masukan bagi pengambil kebijakan yang berkaitan dengan perkembangan industri kecil makanan di Kabupaten Mandailing Natal.
2. Sebagai masukan bagi kalangan akademis dan peneliti yang tertarik membahas masalah industri kecil makanan.
3. Dapat memberikan motivasi bagi para pengusaha industri kecil dalam mengembangkan usahanya.
4. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis.

14
1.5 Kerangka Konsep
Kerangka konsep bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka variabel yang akan diteliti. Dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu tenaga kerja, umur perusahaan, legalitas usaha dan fasilitas kredit sebagai variabel bebas dan pendapatan industri kecil makanan sebagai variabel terikat. Perkembangan industri kecil dipengaruhi secara signifikan oleh variabel ukuran usaha (jumlah tenaga kerja), umur usaha, legalitas usaha dan perolehan fasilitas kredit lembaga keuangan (Handrimurtjahyo, A. Dedy., Y. Sri Susilo dan Amiluhur Soeroso (2007)). Berdasarkan uraian di atas maka dibuat kerangka konsep sebagai berikut :
Gambar 1.1 Kerangka Konsep Sumber : Kerangka konsep berdasarkan buku Metode Penelitian Survai (Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (1989)) diolah oleh penulis.
Tenaga Kerja (X1)
Umur Perusahaan (X2)
Legalitas Usaha (X3)
Fasilitas Kredit (X4)
Pendapatan Industri Kecil Makanan (Y)

15
1.6 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah di atas maka hipotesis yang akan diuji adalah :
1. Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan industri kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal.
2. Lama suatu perusahaan berpengaruh positif terhadap pendapatan industri kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal.
3. Legalitas badan hukum berpengaruh positif terhadap pendapatan industri kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal.
4. Fasilitas kredit berpengaruh positif terhadap pendapatan industri kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi