10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Prioritas mempercepat
pemulihan ekonomi serta memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan dan
berkeadilan yang berdasarkan pada sistem ekonomi kerakyatan dilakukan melalui
pembangunan di bidang ekonomi serta pembangunan di bidang sumber daya alam dan
lingkungan hidup. Oleh karena itu, arah kebijakan pembangunan di bidang ekonomi
sesuai dengan GBHN 1999 -2004 adalah mempercepat
pemulihan ekonomi dan
mewujudkan landasan pembangunan yang lebih kukuh bagi pembangunan ekonomi
berkelanjutan. Tujuan pembangunan tersebut dicapai dengan lebih memberdayakan
masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional terutama usaha mikro, kecil,
menengah dan koperasi melalui pengembangan system ekonomi kerakyatan yang
bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan serta berbasis sumber daya alam,
serta sumber daya manusia yang produktif dan mandiri. Menurut Sutisno dalam
buku Kelembagaan Ekonomi Rakyat (Rintuh, Cornelis dan Miar, 2005) pola
pengembangan ekonomi kerakyatan harus diprioritaskan melalui keberpihakan
kepada sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Sektor Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) akan mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan bisa diharapkan
menjadi backbone dalam bangkitnya sektor riil di Indonesia. Dan dalam
menghadapi era globalisai dan liberalisasi ekonomi, peranan UKM sangat besar
bagi bangkitnya perekonomian nasional.
11
Adanya otonomi
daerah merupakan peluang bagi perkembangan UKM, pemerintah daerah yang kreatif
memfasilitasi tumbuhnya UKM akan menikmati hasilnya, baik berupa penerimaan
pajak maupun dukungan lain yang dapat menambah kemakmuran rakyat. Untuk itu
perlu sentuhan-sentuhan yang terprogram secara berkelanjutan oleh semua pihak
yang serius terhadap kemajuan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Pelaku usaha di
negara berkembang termasuk Indonesia, sangat didominasi para pengusaha industri
kecil dan menengah (UKM). Oleh karena itu, eksistensi UKM yang ada saat ini
akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian nasional. Dalam
memberdayakan industri kecil sebagai tulang punggung pengembangan ekonomi
kerakyatan harus diperhatikan kelemahan dan kendala yang dihadapi para
pengusaha industri kecil saat ini. Beberapa hal yang menjadi permasalahan UKM
di Indonesia diantaranya aspek pemasaran, teknologi informasi, produksi dan kualitas
sumber daya manusia serta akses permodalan.
Perkembangan
usaha kecil dan menengah merupakan faktor penting bagi pembangunan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Karakteristik dan kinerja industri sangat efesien,
produktif dan memiliki reponsibilitas yang tinggi terhadap kebijakan pemerintah
dalam sektor swasta dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Keberadaan unit usaha
kecil dan menengah yang cukup banyak dan hampir semua sektor ekonomi serta
besarnya kontribusi dalam penciptaan kesempatan kerja, membuat eksistensi usaha
kecil di indonesia menjadi sangat penting. Disamping itu, keberadaan industri
kecil yang merupakan salah satu sebsektor dari sektor industri, tidak dapat
disangkai kalau industri telah
12
memberikan
kontribusi yang begitu besar bagi perekonomian di Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dengan sumbangan sektor Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia
yang mencapai jumlah populasi UKM pada tahun 2006 sebesar 5,7 % dan 6,3 % (49,8
juta) usaha kecil menengah pada tahun 2007.(www.depkop.go.id) Sebagian besar
industri kecil menghasilkan barang-barang konsumsi (consumer goods),
khususnya yang tidak tahan lama (nondurable consume goodsr). Industri
kecil yang terdapat di Indonesia jumlahnya ratusan ribu dan menggunakan bahan
baku bukan dari hasil impor serta berpeluang besar untuk membuka kesempatan
kerja di daerah-daerah. Kabupaten Mandailing Natal dengan ibukota Panyabungan
terletak berbatasan dengan Sumatera Barat, bagian paling selatan dari Propinsi
Sumatera Utara yang juga telah menunjukkan kemampuannya dalam mengembangkan
Industri Kecil Makanan. Para pengusaha kecil makanan tersebut memanfaatkan dan
menggunakan sumber daya alam yang ada di daerah setempat sebagai bahan baku dan
tentunya hal ini berpeluang untuk menyerap tenaga kerja. Berdasarkan uraian di
atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian melalui penulisan skripsi
yang berjudul “Analisis Perkembangan Industri Kecil Makanan di Kabupaten
Mandailing Natal”.
1.2 Perumusan
Masalah
Bertitik tolak
dari latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana
perkembangan industri kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal.
13
2. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi perkembanagan industri kecil makanan di kabupaten
Mandailing Natal.
1. 3 Tujuan
Penelitian Tujuan
penelitian adalah :
1. Untuk
mengetahui gambaran perkembangan industri kecil makanan di kabupaten Mandailing
Natal.
2. Untuk
mengetahui pengaruh tenaga kerja, umur perusahaan, legalitas usaha dan
fasilitas kredit terhadap perkembangan industri kecil makanan di kabupaten
Mandailing Natal.
3. Untuk
mengetahui gambaran pemasaran industri kecil makanan di kabupaten Mandailing
Natal.
4. Untuk
mengetahui gambaran produksi industri kecil makanan di kabupaten Mandailing
Natal.
1.4 Manfaat
Penelitian Manfaat
yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai
masukan bagi pengambil kebijakan yang berkaitan dengan perkembangan industri
kecil makanan di Kabupaten Mandailing Natal.
2. Sebagai
masukan bagi kalangan akademis dan peneliti yang tertarik membahas masalah
industri kecil makanan.
3. Dapat
memberikan motivasi bagi para pengusaha industri kecil dalam mengembangkan
usahanya.
4. Untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis.
14
1.5 Kerangka
Konsep
Kerangka konsep
bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai objek penelitian yang
dilakukan dalam kerangka variabel yang akan diteliti. Dengan demikian dalam
kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu tenaga
kerja, umur perusahaan, legalitas usaha dan fasilitas kredit sebagai variabel
bebas dan pendapatan industri kecil makanan sebagai variabel terikat.
Perkembangan industri kecil dipengaruhi secara signifikan oleh variabel ukuran
usaha (jumlah tenaga kerja), umur usaha, legalitas usaha dan perolehan
fasilitas kredit lembaga keuangan (Handrimurtjahyo, A. Dedy., Y. Sri Susilo dan
Amiluhur Soeroso (2007)). Berdasarkan uraian di atas maka dibuat kerangka
konsep sebagai berikut :
Gambar 1.1
Kerangka Konsep Sumber : Kerangka konsep berdasarkan buku Metode Penelitian
Survai (Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (1989)) diolah oleh penulis.
Tenaga Kerja (X1)
Umur Perusahaan
(X2)
Legalitas Usaha
(X3)
Fasilitas Kredit
(X4)
Pendapatan
Industri Kecil Makanan (Y)
15
1.6 Hipotesis
Hipotesis adalah
jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana
tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah di atas
maka hipotesis yang akan diuji adalah :
1. Jumlah tenaga
kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan industri kecil makanan di
kabupaten Mandailing Natal.
2. Lama suatu
perusahaan berpengaruh positif terhadap pendapatan industri kecil makanan di
kabupaten Mandailing Natal.
3. Legalitas
badan hukum berpengaruh positif terhadap pendapatan industri kecil makanan di
kabupaten Mandailing Natal.
4. Fasilitas
kredit berpengaruh positif terhadap pendapatan industri kecil makanan di
kabupaten Mandailing Natal.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi