Selasa, 04 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI URBANISASI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tujuan yang penting dalam pembangunan ekonomi adalah penyediaan lapangan kerja yang cukup untuk mengejar pertambahan angkatan kerja, lebih – lebih bagi Negara berkembang terutama Indonesia, dimana pertumbuhan angkatan kerja lebih cepat dari pertumbuhan kesempatan kerja. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan
memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamentral dalam struktur ekonomi suatu Negara. Jumlah penduduk yang besar berdampak langsung terhadap pembangunan ekonomi berupa tersedianya tenaga kerja yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan. Akan tetapi kuantitas penduduk tersebut juga memicu munculnya permasalahan yang berdampak terhadap pembangunan ekonomi.
Permasalahan – permasalahan yang akan timbul yaitu:
1) Kepadatan penduduk yang semakin tidak merata yang akan menyebabkan pembangunan terpusat hanya pada daerah – daerah tertentu saja. Hal ini akan menyebabkan pembangunan yang dilakukan akan memberikan hasil yang baik, dan fasilitas yang ada pun tidak dapat dinikmati masyarakat secara merata, sehingga menimbulkan kesenjangan sosisal antardaerah yang padat penduduknya dengan daerah yang jarang penduduknya.
2) Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan pengetahuan dan kemampuan (SDM) sehingga menyebabkan tingginya beban

pembangunan dalam hal menyediakan sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.
3) Tingginya angka urbanisasi yang akan menimbulkan kesenjangan antara daerah yang padat penduduknya dengan yang daerah yang padat penduduknya dengan yang jarang penduduknya.
Thomas Maltus mengajukan sebuah teori tentang hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi yang masih dipercaya oleh banyak ahli sampai saat ini. Yaitu pada tahun 1789 menulis sebuah buku yang berjudul “Essay on the principle of population” yang merumuskan sebuah konsep pertambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing return). Malthus melukiskan suatu kecenderungan bahwasanya jumlah populasi di suatu Negara akan meningkat secara cepat pada deret ukur atau tingkat geometrik. Sedangkan pada saat yang bersamaan persediaan pangan meningkat menurut deret hitung. Malthus menjelaskan bahwa tidak seimbangnya laju pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan pangan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk. Laju pertumbuhan penduduk dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu :
1. Kelahiran (fertilitas).
2. Kematian (mortalitas).
3. Migrasi (perpindahan penduduk).
Dalam teorinya Malthus memiliki kelemahan karena dia tidak memperhitungkan begitu besarnya dampak sosial dan teknologi dalam mengimbangi laju pertumbuhan penduduk.
Di Negara – Negara berkembang perkembangan penduduk sangat pesat khususnya di daerah perkotaan yang merupakan pusat dari kegiatan dari ekonomi.
Tingginya perkembangan penduduk pada daerah pusat kegiatan ekonomi adalah banyaknya masyarakat yang melakukan migrasi yaitu perpindahan penduduk yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan menuju perkotaan. Urbanisasi merupakan salah satu aspek migrasi yang akan mempengaruhi pertambahan penduduk perkotaan (daerah yang menjadi pusat kegiatan ekonomi). Todaro (2000) mengatakan bahwa munculnya urbanisasi yang berlebihan di suatu Negara dipicu oleh pesatnya pertumbuhan penduduk yang di dukung oleh menurunnya angka kematian serta adanya kebijakan pemerintah yang cenderung bias kota (tertuju ke kota). Tingginya angka migrasi ke kota menyebabkan tidak meratanya distribusi penduduk atau persebaran penduduk di daerah perkotaan. Akibatnya kepadatan penduduk di daerah perkotaan semakin meningkat. Tingginya angka migrasi ini disebabkan karena adanya faktor – faktor penarik dan pendorong yang menyebabkan penduduk pedesaan atau penduduk daerah lain tersebut melakukan perpindahan kedaerah perkotaan (daerah yang lebih baik).
Faktor – faktor pendorong (push factor) adalah:
a) Makin berkurangnnya sumber – sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang – barang tertentu yang bahan bakunya makin sulit diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan pertanian (yang bersumber dari alam).
b) Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal, sebagai contoh dapat kita lihat tanah untuk pertanian di wilayah pedesaan yang semakin sempit, dapat kita lihat banyaknya daerah pertanian yang diambil alih dan dibangun pemukiman masyarakat.

c) Adanya tekanan – tekanan, seperti politik, agama dan suku sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asalnya.
d) Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
e) Bencana alam, seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.
Faktor – faktor penarik (pull factor) adalah:
a) Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup.
b) Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
c) Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas – fasilitas public lainnya.
d) Adanya aktifitas – aktifitas di luar kota besar, tempat – tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang- orang lain untuk bermukim di kota besar.
Banyak ahli ekonomi termasuk Todaro (1979) berpendapat bahwa motivasi seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karena adanya ketimpangan antardaerah. Todaro menyebutkan motif utama tersebut sebagai pertimbangan ekonomi yang rasional. Mobilitas ke perkotaan mempunyai dua harapan yaitu memperoleh pekerjaan dan harapan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari pada yang diperolehnya di tempat asal.
Faktor – faktor tersebut yang menyebabkan pertambahan penduduk di daerah perkotaan semakin tinggi. Tidak terkecuali di Sumatera Utara, Sumatera

Utara merupakan provinsi keempat yang terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada tahun 2008 tingkat kepadatan penduduk Sumatera Utara sebesar 182 jiwa perkm² dengan jumlah penduduk 13.042.317 jiwa. Di Sumatera Utara daerah yang memiliki jumlah penduduk terbesar adalah kota Medan. Pada tahun 2008 penduduk Medan mencapai 2.083.156 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 7.798 perkm²(BPS Medan). Banyaknya industri – industri dan tersedianya sarana dan prasarana yang lebih baik di Sumatera Utara merupakan daya tarik bagi penduduk dari daerah lain untuk dapat tinggal di daerah tersebut. Banyaknya industri – industri tersebut memunculkan harapan – harapan bagi penduduk daerah lain untuk mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik. Sehingga banyaknya penduduk dari luar Sumatera Utara yang tertarik untuk melakukan migrasi ke daerah tersebut.
Berdasarkan uraian diatas tersebut, penulis tertarik untuk meneliti masalah urbanisasi di daerah Sumatera Utara tersebut dengan judul :
“Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengruhi Urbanisasi Di Sumatera Utara”.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan. Bertitik tolak dari uraian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan suatu rumusan yang akan diteliti, yaitu:

1. Seberapa besar pengaruh Pendapatan Perkapita Masyarakat Sumatera Utara terhadap Urbanisasi di Sumatera Utara?
2. Seberapa besar pengaruh Partisipasi Angkatan Kerja Sumatera Utara terhadap Urbanisasi di Sumatera Utara?
1.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada, dimana kebenarannnya masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul, berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:
1) Pendapatan Perkapita Masyarakat Sumatera Utara mempunyai dampak positif terhadap Urbanisasi di Sumatera Utara.
2) Partisipasi Angkatan Kerja Sumatera Utara mempunyai dampak positif terhadap Urbanisasi di Sumatera Utara.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitan ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengukur seberapa besar pengaruh Pendapatan Perkapita Masyarakat di Sumatera Utara.
2) Untuk mengukur seberapa besar pengaruh Partisipasi Angkatan Masyarakat Sumatera Utara.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Sebagai masukan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan dalam mengatasi masalah urbanisasi di Sumatera Utara.

2) Sebagai refrensi dan informasi bagi penelitian – penelitian selanjutnya yang topiknya berhubungan.
3) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis.
4) Menambah, melengkapi, sekaligus sebagai pembanding hasil – hasil penelitian yang sudah ada topiknya yang berhubungan.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi