BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar
Belakang
Dewasa
ini banyak ahli ekonomi kembali melakukan kajian terhadap factor yang
menentukan pertumbuhan ekonomi. Keadaan ini dilatarbelakangi oleh adanya
fenomena dan perkembangan teori yang memasukkan factor eksternalitas berupa
inovasi (inovation), teknologi (technology), kreativitas (creativity), jejaring
(networking), dan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai mesin penggerak pertumbuhan
ekonomi.
Berdasarkan perkembangan teori ini telah dilakukan penelitan di
berbagai negara dan menunjukkan bahwa potensi wilayah yang berbeda-beda dapat
menyebabkan perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita antar
daerah. Pertumbuhan wilayah sebagai unit terkecil dengan perekonomian yang
lebih terbuka, faktor non ekonomi yang berperan dalam memperngaruhi pertumbuhan
ekonomi, misalnya: keragaman suku, budaya, dan sistem politik. Beberapa studi
mengemukakan pentingnya faktor eksternalitas dan SDM untuk memacu pertumbuhan
regional.
Setiap
daerah di Indonesia memilili karakteristik yang berbeda-beda.Perbedaan ini
dapat dilihat dari demografi, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia,
aksesibilitas serta kekuasaan dalam pengambilan keputusan dan aspek potensi
pasar kondisi tersebut memungkinkan pertumbuhan suatu wilayah seringkali tidak
seimbang dengan wilayah lainnya. (Sirojuzilam,2009)
Selama
seratus tahun lebih, para pakar geografi, pakar ekonomi, perencana kota, para
ahli strategi bisnis, ilmuan regional, dan para ilmuan sosial lainnya
telah mencoba memberikan penjelasan
tentang “mengapa” dan “dimana” aktivitas ekonomi berlokasi. Ketimpangan
distribusi kegiatan ekonomi secara regional dalam satu negara telah menjadi
perhatian utama. Inilah yang mendorong dilakukannya banyak penelitian dalam
bidang ini/Aglomerasi.(Kuncoro, 2002).
Kalau kita berbicara tentang aglomerasi, maka secara tidak
langsung kita juga akan membicarakan industri yang mewakili aglomerasi ekonomi
secrara keseluruhan. Industrialisasi telah menjadi kekuatan utama (driving
force) di balik urbanisasi yang cepat di kawasan Asia sejak dasawarsa
1980-an. Berbeda dalam kasus industri berbasis sumber daya (resource-based
industries), industri manufaktur cenderung berlokasi didalam dan di sekitar
kota. Pertanian dan industri berdampingan, bahkan kadang berebut lahan di
seputar pusat-pusat kota yang pada gilirannya semakin mengaburkan perbedaan
baku antara desa dan kota (McGee, 1991). Industri cenderung beraglomerasi di
daerah-daerah dimana potensi dan kemampuan daerah tersebut memenuhi kebutuhan
mereka, dan mereka mendapat manfaat akibat lokasi perusahaan yang saling
berdekatan.Kota umumnya menawarkan berbagai kelebihan dalam bentuk
produktifitas dan pendapatan yang lebih tinggi, menarik investasi baru,
teknologi baru, pekerja terdidik dan terampil dalam jumlah yang jauh lebih
tinggi di banding perdesaan (Malecki, 1991).
Keunggulan Aglomerasi ini juga dapat diperoleh dengan
memanfaatkan efek keterkaitan (linkage) dan networking secara interkatif.
Keunggulan itu antara lain adalah mendukung spesialisasi produksi pada suatu
daerah/wilayah dan mengubah kenunggulan komparatif menjadi keunggulan
kompetitif. Keunggulan aglomerasi ini juga akan meningkatkan efisiensi
pendapatan dari suatu industri
dan juga meningkatkan penyedian
lapangan tenagakerja di suatu daerah. Oleh karena itu, dapat dimengerti apabila
Aglomerasi (agglomeration), baik aktivitas ekonomi dan penduduk di
perkotaan, menjadi isu sentral dalam literatur geografi ekonomi, strategi
bisnis dan peningkatan daya saing nasional dan studi-studi regional. (Krugman,
1998).
Medan Star Industrial Eastate adalah salah satu kawasan
aglomerasi industri terbesar di Sumatra Utara. Di kelola oleh PT. Tamoratama
Prakarsa yang memiliki luas area lahan lebih dari 100Ha. Dengan banyaknya
perusahan dan pabrik yang beroprasi di kawasan tersebut, wilayah ini juga
memberikan dampak langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan masyarakat
sekitarnya.
Berdasarkan uraian-uraian dan fenomena-fenomena yang telah
dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan skripsi
dengan judul “Dampak Kawasan IndustriMedan StarTerhadap Pembangunan Sosial
dan Ekonomi Masyarakat Sekitarnya(Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada latar
belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana
dampak kawasan industri Medan Star terhadap pembangunan sosial dan ekonomi
masyarakat sekitarnya?
1.3 Hipotesis
Secara empiris, hipotesis adalah jawaban sementara dari
permasalahan yang menjadi objek penelitian yang memerlukan pengujian untuk
membuktikan kebenarannya. Dari permasalahan diatas, maka penulis memberikan
hipotesisnya sebagai berikut: Pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar
kawasan mengalami peningkatan setelah adanya kawasan industry Medan Star.
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan
diatas maka tujuan penelitian ini adalah:
• Untuk mengetahui seberapa besar
dampak kawasan industri Medan Star terhadap peningkatan pembangunan saosial dan
ekonomi masayarakat sekitarnya.
• Untuk mengetahui perbedaan pada kesejahteraan masyarakat
sebelum dan sesudah di berlakukanya aglomerasi ekonomi oleh Medan Star.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
• Sebagai bahan studi atau literatur
tambahan terhadap penelitian yang sudah ada sebelumnya.
• Sebagai bahan studi dan literatur
bagi mahasiswa/mahasiswi ataupun peneliti yang ingin melakukan penelitian
sejenis selanjutnya.
• Sebagai salah satu syarat bagi
penulis untuk menyelesaikan pendidikan jenjang sarjana.
• Sebagai masukan yang bermanfaat bagi pemerintah atau bagi
instansi - instansi yang terkait.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi