I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perhatian masyarakat terhadap soal
pertanian dan lingkungan beberapa tahun terakhir ini menjadi meningkat. Keadaan
ini disebabkan karena semakin dirasakanya dampak negatif yang besar bagi
lingkungannya, dan jika dibandingkan dengan dampak positifnya bagi peningkatan
produktifitas tanaman pertanian pengaruh bahan kimia tersebut tidak sebanding
(Anonimous, 2005).
Pupuk, pestisida dan bahan kimia lainnya yang terus menerus
dapat merusak biota tanah, keresistanan hama dam penyakit, serta dapat merubah
kandungan vitamin dan mineral pada komoditi sayuran dan buah. Hal ini mendorong
di berbagai daerah untuk mengadakan pertanian organik. Pertanian organik merupakan
bagian dari pertanian alami yang dalam pelaksanaannya berusaha menghindarkan
penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan dengan
tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat (Anonimous, 2005).
Salah satu bentuk pupuk organik yang sekarang sedang banyak
digunakan adalah pupuk bokashi. Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa Jepang
yang berarti “bahan organik yang telah difermentasikan”. Oleh orang Indonesia
kata bokashi ada yang memperpanjang menjadi “bahan organik yang kaya akan sumber
kehidupan” (Wariyanto, 2006).
Dengan kemajuan teknologi, kita dapat membuat pupuk organik
dalam waktu yang singkat, dengan menggunakan mikroorganisme atau bakteri
pengurai dengan bakteri fermentasi. Pembuatan bokashi dapat dilaksanakan dalam
waktu yang singkat yaitu dalam waktu 3-14 hari, bahkan kita dapat
membuat bokashi hanya 24 jam (Bokashi Express). Meskipun dapat dibuat dalam waktu
singkat, tetapi kualitasnya tidak kalah dengan pupuk organik lainnya
(Siagian.M, 2006).
Sikap seseorang terhadap suatu inovasi dilihat dari perilaku
mereka yang dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku tersebut akan membawa
kepada hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan. Keyakinan itu mengenai
perilaku apa yang diharapkan oleh orang lain dan bertindak sesuai dengan
harapan dalam diri individu (Kreitner dan Kinicki, 2003).
Kebanyakan petani kecil agak lamban dalam mengubah sikapnya
terhadap suatu perubahan. Hal ini disebabkan karena ketersediaan sumber daya
yang mereka miliki, khususnya sumber daya lahan, terbatas sekali. Sehingga
mereka agak sulit untuk mengubah sikapnya untuk adopsi inovasi karena mereka
kawatir kalau adopsi inovasi baru itu ternyata gagal. Sebab sekali adopsi
inovasi tersebut ternyata gagal, sehingga mereka akan sulit mencukupi makan
anggota keluarganya (Soekartawi, 2002).
Pada awalnya sebelum petani mengenal dan menggunakan pupuk
bokashi, dalam melakukan usahataninya kususnya cabai merah mereka mengunakan
pupuk dasar dari bahan kimia dan setelah tanaman mulai berumur ± 2 bulan diberi
pupuk kandang dari kotoran ternak seperti kotoran ayam dan kerbau. Sifat petani
yang cenderung menggunakan pupuk organik ini dikarenakan daerah ini merupakan daerah
yang sumber bahan organiknya mudah untuk diperoleh.
Melatih petani membuat bokashi diharapkan bisa mengurangi
tradisi petani menggunakan pupuk kimia dan pestisida dalam meningkatkan
kesuburan tanah dan pengendalian hama penyakit tanamannya. Dalam hal ini petani
yang tergabung dalam pelatihan pembuatan
pupuk bokashi diperoleh dari penyuluh PTT dalam bentuk “Demonstrasi cara”.
Sedangkan petani yang tidak mengikuti pelatihan pembuatan pupuk bokashi
memperoleh informasi cara pembuatan pupuk bokashi dari masyarakat sekitar,
misalnya saudara/famili. Antara petani peserta dan petani non peserta pelatihan
pembuatan pupuk bokashi memiliki sifat yang homogen dimana mereka sama-sama
menggunakan pupuk bokashi dalam usahatani mereka.
Tabel 1. Kebutuhan Pupuk Bokashi untuk Tanaman Cabai di
Kecamatan Raya Tahun 200NO. DESA JUMLAH PUPUK (Ton) 1
Dolok Huluan 2 Raya 3 Sondi Raya 4
Raya Bayu 5 Kariahan 6 Hapoltahan 7 Merek Raya 8 Simbou - 9 Bahapal - 10 Raya
Usang 11 Dalik Raya - 12 Raya Huluan 13 Siporkas - 14 Bahbolon - 15 Raya Bosi -
16 Silau Buntu - 17 Sihibu Raya Jumlah 4Sumber:
Kantor Kecamatan Raya Tahun 200Berdasarkan tabel diatas, pemilihan desa Sondi Raya sebagai
daerah penelitian dengan alasan bahwa didesa tersebut kebutuhan petani terhadap
pupuk bokashi paling besar namun dilihat dari keadaannya bahwa besarnya
penggunaan petani terhadap pupuk bokashi tidak sesuai dengan kebutuhan tersebut.
1.2. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana sikap petani cabai
terhadap teknologi pembuatan pupuk bokashi di daerah penelitian? 2. Bagaimana
tingkat adopsi petani cabai peserta dan non peserta pelatihan pembuatan bokashi
terhadap pembuatan pupuk bokashi pada usahatani cabai di daerah penelitian? 3.
Apakah terdapat perbedaan penggunaan jumlah pupuk bokashi bagi petani cabai
peserta dan petani cabai non peserta pelatihan pembuatan bokashi di daerah penelitian?
4. Bagaimana hubungan faktor sosial-ekonomi (umur, pengalaman bertani, tingkat
pendidikan, tingkat kosmopolitan, luas lahan, jumlah tanggungan dan total
pendapatan) petani cabai dengan sikapnya terhadap teknologi pembuatan pupuk
bokashi? 5. Bagaimana hubungan faktor sosial-ekonomi (umur, pengalaman bertani,
tingkat pendidikan, luas lahan, jumlah tanggungan dan total pendapatan) petani
cabai dengan jumlah penggunaan pupuk bokashi?
1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yakni untuk: 1.
Mengetahui sikap petani cabai terhadap teknologi pembuatan pupuk bokashi di
daerah penelitian 2. Mengetahui tingkat adopsi petani cabai peserta dan non
peserta pelatihan pembuatan bokashi terhadap pembuatan pupuk bokashi pada
usahatani cabai 3. Mengetahui perbedaan penggunaan jumlah pupuk bokashi bagi
petani cabai peserta pelatihan dan petani cabai non peserta pelatihan pembuatan
bokashi di daerah penelitian 4. Mengetahui hubungan faktor sosial-ekonomi
(umur, pengalaman bertani, tingkat pendidikan, tingkat kosmopolitan, luas
lahan, jumlah tanggungan dan total pendapatan) petani dengan sikapnya terhadap
teknologi pupuk bokashi 5. Mengetahui hubungan faktor sosial-ekonomi (umur,
pengalaman bertani, tingkat pendidikan, luas lahan, jumlah tanggungan dan total
pendapatan) petani dengan jumlah penggunaan pupuk bokashi.
1.4. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dalam penelitian ini
adalah: 1. Memberikan gambaran bagaimana sikap petani terhadap teknologi pupuk Bokashi
2. Memberikan bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan,
khususnya penelitian mengenai sosial ekonomi pertanian 3. Memberikan bahan
pertimbangan bagi pembuat keputusan dalam mengambil kebijakan pembangunan
pertanian
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi