Selasa, 04 Maret 2014

Skripsi Ekonomi Pembangunan: KEANEKARAGAMAN MAKROARTHROPODA TANAH AKIBAT LIMBAH CAIR PKS DI KEBUN PTPN


 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang mengandalkan sektor perkebunan dan industri sebagai penghasil devisa terbesar. Diantaranya adalah Perkebunan Kelapa Sawit, baik yang dikelola oleh Negara, Swasta maupun Rakyat. Sampai saat ini perkembangan produksi pertanian, khususnya di bidang perkebunan masih tetap dikembangkan oleh Pemerintah, karena merupakan sasaran penting untuk menunjang pembangunan industri dalam upaya peningkatan ekspor, disamping itu juga diarahkan kepada perluasan lapangan kerja (Loebis dan Tobing, 1984).

Sektor minyak kelapa sawit Indonesia mengalami perkembangan yang berarti, hal ini terlihat dari total luas areal perkebunan kelapa sawit yang terus bertambah yaitu menjadi 7,55 juta hektar pada tahun 2010 dari 7,20 juta hektar pada tahun 2009. Produksi minyak sawit (crude palm oil/CPO) juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dari 2,5 juta ton pada tahun 2009 meningkat menjadi 3,62 juta ton pada tahun 2010. Sampai saat ini Indonesia masih menempati posisi terbesar sebagai negara produsen minyak kelapa sawit (CPO) di dunia. Dari total produksi tersebut diperkirakan hanya sekitar 25% sekitar 4,8 juta ton yang dikonsumsi oleh pasar domestik. Sehingga sebagai penghasil CPO terbesar di dunia, Indonesia terus mengembangkan pasar ekspor baru untuk memasarkan produksinya (Bisnis Indonesia, 2010).
Pabrik kelapa sawit Sei Mangkei adalah salah satu unit kerja PT. Perkebunan Nusantara III yang terletak di Sei Mangkei Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara sekitar ± 165 km arah Tenggara Kota Medan. Pabrik kelapa sawit Sei Mangkei dibangun pada tahun 1997 dengan areal ± 12.50 Ha termasuk Areal Effluent Treatment, dimana sumber bahan baku (TBS) berasal dari Kebun Seinduk dan pihak PTPN III yang berasal dari daerah Simalungun sekitarnya (Profil Singkat Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei).
PT. Perkebunan Nusantara III Sei Mangkei memiliki luas ± 4.186.62 Ha merupakan salah satu perkebunan yang telah memanfaatkan limbah cair pabrik kelapa sawit sebagai pupuk ke areal kebun sejak tahun 2000, areal kebun yang diaplikasikan ± 124,62 Ha. Pabrik PTPN III Sei Mangkei mampu mengolah antara 30-60 ton tandan buah segar per jam, untuk setiap ton minyak sawit mentah dihasilkan limbah cair sebanyak 480 m3 limbah cair per hari sehingga areal yang dapat diaplikasikan sekitar 100-200 ha. Dengan BOD berkisar antara 20-000-60.000 mg/l. Pemanfaatannya dilakukan dengan cara pengelolaan terlebih dahulu melalui sistem ponding (sistem kolam), setelah terjadi penurunan nilai BOD yaitu berkisar antara 1116 mg/l, selanjutnya dari Final Pond dipompakan dan dialirkan melalui pipa-pipa ke areal kebun dengan cara sistem aplikasi (PTPN III, 1997).
Mengingat limbah yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit sangat banyak dengan BOD yang begitu tinggi akan menyebabkan bertambahnya bobot limbah yang harus dibuang, hal ini merupakan suatu masalah terhadap lingkungan maupun bagi pihak industri dan pemerintah. Keadaan ini bila tidak ditanggulangi menyebabkan terjadinya penurunan daya dukung lingkungan terhadap kelangsungan kehidupan yang disebabkan oleh pencemaran, sehubungan dengan hal tersebut maka upaya pengelolaan dan penanganan limbah perlu mendapat perhatian khusus, walaupun limbah cair pabrik kelapa sawit merupakan limbah organik dan tidak beracun.
Menurut Pamin, et al., (1996), limbah cair pabrik kelapa sawit yang tidak diolah bila dialirkan ke badan sungai atau tanah akan menyebabkan badan air atau tanah sebagai badan penerima akan kehabisan oksigen terlarut yang disebabkan terjadinya eutrofikasi bagi organisme anaerob, hal ini mengakibatkan matinya organisme air atau tanah yang bersifat aerob.
Untuk menanggulangi limbah sawit yang begitu banyak, beberapa pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit telah memanfaatkan limbah tersebut ke areal perkebunan. Limbah cair tersebut terlebih dahulu diolah secara sistem Ponding, setelah terjadi penurunan tingkat pencemaran limbah ini dialirkan ke lahan perkebunan (Sistem Land Application) yang bertujuan untuk menambah unsur hara dalam tanah (Loebis & Tobing, 1989).
Namun demikian sampai saat ini belum ada penelitian tentang pengaruhnya terhadap fauna tanah, khususnya Makroarthropoda tanah belum pernah dilakukan, peranan Arthropoda tanah dalam ekosistem tanah termasuk besar, karena proses dekomposisi material organik dalam tanah ikut ditentukan oleh adanya Arthropoda tanah di habitat tersebut. Peranan Makroarthropoda tanah ini terutama penting dalam perombakan materi organik dan anorganik, dan bersama-sama dengan hewan tanah lainnya ikut dalam proses siklus biogeokimia (Buckman & Brady, 1982).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka dilakukanlah penelitian tentang Keanekaragaman Makroarthropoda Tanah Akibat Limbah Cair PKS di Kebun PTPN III Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun.
1.2 Permasalahan
Adanya perbedaan pengelolaan tanah menggunakan pupuk dari limbah cair kelapa sawit (land application) dengan yang tidak menggunakan limbah cair kelapa sawit di PTPN III, tentunya akan berbeda keberadaan jenis, jumlah individu, kepadatan, dan frekuensi kehadiran hewan tanah khusunya Makroarthropoda di lokasi tersebut. Namun hingga saat ini belum diketahui bagaimanakah keberadaan jenis dan keanekaragaman makroarthropoda tanah pada perkebunan PTPN III Sei Mangkei.
1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui keberadaan jenis dan keanekaragaman makroarthropoda tanah pada areal kebun yang dialiri limbah cair pabrik kelapa sawit (land application) dengan yang tidak dialiri limbah cair pabrik kelapa sawit.
1.4 Hipotesis

Terdapat perbedaan keberadaan jenis dan keanekaragaman makroarthropoda tanah pada areal kebun yang dialiri limbah cair pabrik kelapa sawit (land application) dengan yang tidak dialiri limbah cair pabrik kelapa sawit.

1.5 Manfaat Penelitian

1) Dari penelitian diharapkan dapat diketahui keberadaan jenis dan keanekaragaman makroarthropoda tanah pada areal yang dialiri limbah cair kelapa sawit (land application) dengan yang tidak dialiri limbah cair pabrik kelapa sawit di PTPN III Sei Mangkei.
2) Dari penelitian akan diperoleh data yang diharapkan dapat berguna bagi pihak atau instansi terkait , terutama dalam melakukan pengelolaan areal perkebunan dan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi