BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha Kecil Menengah (UKM)
mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik
negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di
Indonesia, UKM merupakan sektor ekonomi yang memiliki ketahanan paling baik.
Kemampuan UKM perlu diberdayakan dan dikembangkan secara terus menerus dengan
berusaha mereduksi kendala yang dialami UKM, sehingga mampu memberikan
kontribusi lebih maksimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
(Sutaryo, 2004).
Usaha Kecil Menengah ini
perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang akurat, agar
terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan
elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar. Terdapat dua aspek yang harus
dikembangkan untuk membangun jaringan pasar, aspek tersebut adalah :
1. Membangun sistem promosi
untuk penetrasi pasar.
2. Merawat jaringan pasar
untuk mempertahankan pangsa pasar.
Seorang wirausahawan
(entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil
risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya
yang diperlukan
sehingga
sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan (Zimmerer, 2008). Dengan demikian
wirausahawan harus mampu menciptakan peluangnya sendiri demi tercipta suatu hal
yang berharga dan dapat dipakai untuk bertahan hidup.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan
termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh
buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran
mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih
satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan
sebutan King Oyster Mushroom. Keberadaan jamur tiram (Pleurotus Sp) pada
awalnya banyak ditemukan tumbuh liar di hutan, kebun, bahkan tumbuh di kayu
yang sudah lapuk. Sejalan dengan permintaan pasar yang terus meningkat, maka
beberapa jamur dibudidayakan di Indonesia. Sebagai bahan makanan, jamur
memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Kelebihan jamur
terletak pada kandungan gizinya yang tinggi dan cita rasanya yang lezat.
Selain memiliki rasa yang enak, jamur
tiram juga bergizi tinggi. Kandungan protein nabati yang dikandungannya
mencapai 10 – 30 %. Presentasi tersebut menunjukkan kandungan protein jamur
tiram lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan dengan protein di dalam
asparagus, kol, dan kentang; empat kali lipat dibandingkan tomat dan wortel;
dan enam kali lipat dibandingkan dengan buah jeruk.
Jamur ini juga dipercaya mempunyai
khasiat obat untuk berbagai penyakit seperti penyakit lever, diabetes, anemia.
Selain itu jamur tiram juga
dapat bermanfaat
sebagai antiviral dan anti kanker. Di samping itu, jamur ini juga dipercaya
mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu
pencernaan. Dan juga sebagai antibakterial dan antitumor, serta menghasilkan
enzim hodrolis dan enzim oksidasi.
Begitu banyak manfaat dari jamur tiram,
sehingga kini semakin banyak masyarakat yang mencari untuk dikonsumsi. Ini
merupakan peluang bisnis yang menjanjikan, dan kini tak sedikit mulai
menjamurnya pebisnis baru yang memulai bisnisnya dengan usaha jamur tiram. Baik
yang hanya sebagai pebisnis pembudidaya atau petani, produksi pengolahan atau
penjual hasil produksi olahan seperti keripik jamur, aneka masakan dan lain
sebagainya.
Ketersediaan bahan baku dan kandungan
gizi didalamnya membuat prospek pengolahan jamur mendapat respon yang baik dari
masyarakat. Agroindustri keripik jamur tiram di masyarakat cukup cerah dan
pangsa pasar penerima hasil produksi juga terbuka lebar. Hal ini didukung juga
pola konsumsi masyarakat yang mulai memperhatikan kandungan gizi makanan dan
back to nature gaya hidup vegetarian maka dilakukan kegiatan diversifikasi
pengolahan jamur tersebut sebagai alternatif makanan yang menyehatkan.
Segmentasi pasar khususnya makanan erat
kaitannya dengan penilaian konsumen terhadap keamanan produk dan nilai
fungsionalnya untuk kesehatan. Kripik jamur tiram merupakan salah satu
alternatif olahan pangan yang menyehatkan (healthy foods). Selain itu kripik
jamur tiram memiliki umur simpan
yang relatif lama
sampai berbulan-bulan, sehingga mempunyai prospek ekonomi yang bagus.
Untuk memproduksi hasil olahan jamur akan
lebih hemat jika mempunyai budidaya jamur sendiri. Budidaya jamur tiram ini
sangat mudah karena iklim di Indonesia juga mendukung pertumbuhan jamur, yaitu
suhu yang cukup hangat, dan didukung juga cara mendapatkan bibit dan media
tanamnya juga sangat mudah dengan harga murah. Biasanya produksi jamur tersebut
hanya dijual dalam bentuk segar. Padahal jamur mudah menjadi layu atau membusuk
dalam beberapa hari saja sehingga perlu diolah agar tahan lama, maka kripik
jamur tiram ini sebagai alternatif diversifikasi pengolahan jamur tersebut.
Sebenarnya, prospek pengembangan usaha
jamur di Indonesia cukup menjanjikan. Dalam beberapa tahun terakhir, minat
masyarakat dalam mengonsumsi jamur juga semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi
oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin memilih gaya hidup sehat
secara vegetarian. Dari segi bisnis, usaha jamur sangat menguntungkan. Hal ini
disebabkan waktu panen jamur yang relatif singkat yakni 1 – 3 bulan. Peluang
pasar jamur tidak terbatas pada jamur segar saja, tetapi meliputi produk olahan
seperti jamur kalengan, kripik jamur, abon jamur dan jamur kering untuk
pengobatan.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi