BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Kewirausahaan
(entrepreneurship) merupakan persoalan
penting di dalam perekonomian suatu
bangsa yang sedang membangun. Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa sangat ditentukan oleh
keberadaan dan peranan dari kelompok wirausahawan
ini (Rachbini,2002:xiv).
Prospek ekonomi
dunia diprakirakan membaik pada tahun 2004 danselanjutnya melambat pada tahun 2005-2006. Di lain pihak
prospek ekonomi Indonesia tahun 2004-2006
diprakirakan terus membaik, ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara bertahap hingga sekitar 6 %
pada tahun 2006. Kemudian dilihat dari kontribusi
sektoral, maka sektor industri, sektor perdagangan dan sektor pertanian diprakirakan menjadi sektor utama pertumbuhan PDB (Product
Domestic Bruto) tahun2004-2006 (Miranda S.Goeltom, 2004).
Perekonomian
Indonesia di masa mendatang akan mengalami kecenderungan perbaikan sebagai dampak dari kondisi ekonomi global, regional dan adanya perbaikan sarana dan prasarana yang dapat
menunjang kegiatan ekonomi do mestik, tampaknya
perlu diwaspadai kemungkinan adanya beberapa isu kritis yang sering menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara,
diantaranya adalah: (1) Tingginya pengangguran,
(2) rendahnya investasi, dan (3) biaya ekonomi tinggi. Isu tingginya penganguran dan ekonomi biaya tinggi merupakan
isu lama dan klasik yang selama ini
belum dapat diatasi dengan baik. Kemudian isu rendahnya investasi merupakan produk dari kekurangpercayaan investor
terhadap kondisi perekonomian Indonesia, termasuk di dalamnya masalah politik
dan keamanan. Kemungkinan isu kritistersebut berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi
Indonesia ke depan. Oleh karena itu, harus cepat direspon oleh semuapihak, terutama
pihak pemerintah khususnya dalam menentukan kebijakan pengembangan ekonomi
nasional pada tahun 2005-2009.
Pengalaman
Indonesia selama tiga puluh tahun kebelakang terutama pada tujuh tahun terakhir
dari tahun 2004, memberikan
informasi dan sekaligus pelajaranberharga
bagi kita, bahwa pada masa lalu
runtuhnya perekonomian Indonesiaternyata
sebagai akibat dari kekurangmampuan
pengambil keputusan dipemerintahan
Indonesia saat itu dalam merespon berbagai isu kritis , seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Pada saat itu
perekonomian Indonesia hanya bertumpu pada beberapa usaha skala besar
(konglomerat). Oleh karena itu, respon yang cepat dan tepat terutama oleh pihak pemerintah
terhadap isu kritis yang selalu menghantui kegiatan perekonomian tersebut, akan sangat bermanfaat bagi
kemungkinan ketahanan dan sekaligus keamanan perekonomian Indonesia di masa mendatang.
Kebijakan
pemerintah untuk memberikan kesempatan yang sama kepada kegiatan usaha kecil dan usaha kecil menengah (UKM) untuk dapat maju
dan berkembang sesuai dengan kapasitas
dan kapabilitasnya, merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi ketahanan dan keamanan perekonomian Indonesia di masa mendatang. Ini artinya bahwa usaha kecil dan UKM harus dapat tumbuh dengan baik, sehingga masalah mengenai pengangguran, rendahnya minat investasi dan ekonomi biaya tinggi dapat berkurang secara nyata. (Suhendar
Sulaeman,2004) Menurut Rachbini (2002),
kelompok wirausahawan ini selalu mempunyai peranan krusial, baik sebagai gap filler
(pihak yang mengisi jarak / kesenjangan antara peluang potensial dengan kenyataan yang
ada) maupun sebagai input completer (pihak
yang melengkapi faktor – faktor produksi dalam menghasilkan output berupa barang dan jasa). Peranan itu berarti
mendinamisasikan perekonomian atau bahkan menjadi penopang yang menahan gerak
perekonomian pada masa resesi. Peranan krusial
ini ada pada masa pasang maupun masa surut dari suatu sistem perekonomian bangsa. Jadi, peran penting dari para
wirausahawan tersebut tidak terbantahkan.
Seorang
wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian untuk menjual, mulai dari menawarkan ide hingga komoditas
baik berupa produk atau jasa.
Dengan
kreativitasnya, wirausahawan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi lingkungan. Sebagai pelaku bisnis,
wirausahawan harus mengetahui dengan baik
manajemen penjualan, gaya dan fungsi manajemen. Untuk berhasil, ia harus mampu berkomunikasi dan menguasai beberapa
elemen kecakapan manajerial, serta mengetahui
teknik menjual yang strategis mulai dari pengetahuan tentang produk, ciri khas produk dan daya saing produk terhadap
produk sejenis.
(www.wirausaha.com/bisnis/kewirausahaan.html,2007)
Membuka usaha bukanlah perkara yang mudah. Ada orang yang membuka usaha karena tidak ada pilihan lain
selain membuka usaha sendiri. Ada orang
yang membuka usaha sendiri karena pendidikan rendah yang membuat dia sulit mencari pekerjaan. Ada juga orang yang
terpaksa membuka usaha sendiri karena terkena
PHK dari perusahaannya. Sedangkan ada orang yang membuka usaha sendiri karena lebih senang memilih usaha sendiri
daripada bekerja pada orang lain. Ada beberapa
alternatif pilihan usaha baru. Pilihan usaha ada tiga macam yaitu waralaba (franchise), membeli usaha yang sudah
berjalan, atau membuka usaha mulai dari nol.
Business plan
merupakan dokumen yang disiapkan sercara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan
digeluti, sasaran dari entrepreneur dan
rencana tindakan untuk mencapai sasaran serta keberhasilan dalam usaha.Apapun pilihan usaha baru yang diputuskan, dalam menjamin keberhasilan usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu
dengan cara menyiapkan rencana usaha (Business
Plan)(Anoraga,2002:154).
Perencanaan merupakan alat untuk menggariskan
arah dari perusahaan yang mengarahkan
perusahaan kepada suatu kemajuan logis dari titik mulai sampai dengan titik akhir.
Rencana yang dikembangkan dengan baik menolong entrepreneur mengetahui apa yang akan terjadi, sehingga
mempersiapkannya untuk meminimalisasikan
risiko dan memperbesar peluang keberhasilan usaha (Anoraga,2002:157). Keberhasilan usaha yang
dimaksud dalam hal ini diindikasikan dalam
lima hal penting yaitu dana usaha bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana
berkembang cepat dan penghasilan anggota bertambah(Nasution,2001:12).
Peneliti memilih usaha
Crispo Accessories Grand Palladium
dan Q-ta Accessories Sun Plaza Medan sebagai objek
penelitian dimana kedua usaha tersebut bergerak
dalam bidang yang sama yaitu bisnis accessories wanita. Accessories wanita merupakan pendukung penampilan wanita yang
sedang naik daun sekarang ini.
Berbagai macam
model, bentuk, dan bahan membuat accessories wanita menjadi menarik untuk digunakan. Apalagi wanita zaman
sekarang sudah menyadari bahwa penampilan
merupakan salah satu penunjang dalam berkarir, berbisnis, maupun bersosialisasi. Dengan menggunakan beberapa
accessories yang sesuai dengan karakter yang dimiliki, busana yang digunakan,
maupun acara yang dihadiri oleh mereka,
para wanita merasa lebih percaya diri dan lebih yakin dengan kemampuan dan segala tindakannya.
Crispo
Accessoriesmerupakan usaha baru yang menjual accessories yang bersifat etnik
dan diminati oleh sebagian orang yang berani tampil beda yang menginginkan
barang berkualitas baik dengan harga yang relatif terjangkau.
Keunggulan yang
dapat dilihat dari toko accessories ini adalah keunikan masingmasing produknya
yang memiliki design yang spesial.
Pemilik toko ini berpendapat bahwa dengan
menjual barang yang jarang beredar di
pasar khususnya di Medan akan memberikan peluang yang cukup besar bagi usaha ini untuk berhasil, dengan melihat
trend accessories (kecenderungan) yang sedang
digemari di pasar dan mencoba untuk mengkombinasikannya dengan ciri dan kualitas yang tetap ingin dijaga oleh pemilik
usaha ini. Dilihat dari aspek lokasi, Crispo
Accessories terletak di Grand Palladium tepatnya di Ground Floor GS 27- 28.
Grand
Palladium pada kenyataannya belum mampu mencapai target penyewaan kios menyisakan pertanyaan di benak
kita tentang alasan pemilik toko memilih
Grand Palladium sebagai lokasi yang dinilai baik untuk memulai usaha barunya. Masih banyak kios yang masih belum
ditempati di Grand Palladium dan pengunjung
yang datang pun tidak seramai pengunjung di Sun Plaza.
Q-ta Accessories yang berlokasi di Sun Plaza
merupakan usaha baru yang didirikan oleh
tiga orang yang berbeda yang mempunyai kegemaran yang sama dalam bidang accessories, yang pada akhirnya
mencetuskan ide untuk memulai usaha baru dengan konsep accessories yang chic, modern
dan dinamis. Harga yang ditawarkan pun
lebih cocok untuk kalangan menengah ke atas dengan kualitas yang baik pula.
Sun Plazamerupakan
plaza yang paling ramai pengunjungnya pada saat ini di Medan. Seorang entrepreneurmembutuhkan capital
yang cukup besar untuk memulai usaha
baru di plaza ini. Kepemilikan Q-ta Accessories yang terdiri dari tiga orang memudahkan pembiayaan toko tersebut juga
sekaligus memudahkan penyediaan barang-barang
yang akan dijual kepada konsumen.
Diagram 1.1.
menampilkan data profit yang diperoleh dari laporan keuangan Crispo Accessories sejak
bulan Januari 2007 hingga
sekarang ditunjukkan dalam bentuk
diagram batang pada halaman berikutnya; Modal
awal untuk mendirikan Crispo Accessories
adalah sebesar Rp 81.000.000,-
dan Crispo mampu mencapai break even point pada bulan Desember 2006 serta telah meraih profit di bulan
Januari 2007. Diagram batang 1.1.
tersebut menunjukkan bahwa Crispo
Accessories Grand Palladium mulai dari bulan Januari 2007 hingga bulan Januari 2008 telah mampu
meraih profit yang terus meningkat. Hal ini
sangat jarang terjadi pada perusahaan baru;
Usaha yang dirintis mulai dari pertengahan
tahun 2006 ini dalam masa beroperasinya
hingga sekarang mampu meningkatkan
profitnya secara berkesinambungan menunjukkan bahwa Crispo Accessories merupakan salah satu contoh usaha
baru yang mengindikasikan tanda keberhasilan
dalam usahanya. Hal yang membuat Crispo
Accessories dapat meningkatkan serta mempertahankan profit
usahanya secara drastis inilah yang sangat menarik untuk diteliti sehingga membuat
peneliti tertarik dan memilih Crispo sebagai Rp1.000.000 Rp2.000.000 Rp3.000.000 Rp4.000.000
Rp5.000.000 Rp6.000.000 Rp7.000.000 Rp8.000.000 Rp9.000.000 Rp10.000.000 Jan-07
Feb-07 Mar-07 Apr-07 Mei-07 Jun-07 Jul-07 Agus t- 07 Sep-07 Okt-07 Nov-07 Dec-07
Jan-08 Profit CRISPO Diagram 1.1.
Jumlah Profit
Crispo Accessories Januari 2007 – Januari 2008 salah satu objek studi kasus dalam meneliti
tentang faktor – faktor yang mendorong keberhasilan
usaha baru.
Modal awal untuk
mendirikan Q-ta Accessories adalah sebesar Rp 195.500.000,- dan Q-ta Accessories mampu
mencapai break even point diantara bulan Januari 2007 dan bulan Februari 2007 serta
berhasil meraih keuntungan bersih (profit) pada bulan Februari 2007. Diagram batang 1.2.
merupakan data profit (keuntungan bersih)
diperoleh dari laporan keuangan toko Q-ta Accessories sejak bulan November 2006 dalam bentuk diagram batang1.2.; Pada Diagram
batang 1.2., Q-ta Accessories pada awal usahanya sempat mengalami kerugian selama 3 bulan berturut.
Namun, selama 3 bulan itu pula Q-ta juga
mengurangi tingkat kerugiannya secara pasti dan akhirnya memperoleh keuntungan bersih pada bulan Februari 2007 dan
terus mengalami peningkatan profit walaupun
sedikit berfluktuasi namun Q-ta dapat mempertahankan laba bersihnya (Rp3.000.000) (Rp1.000.000) Rp1.000.000 Rp3.000.000
Rp5.000.000 Rp7.000.000 Rp9.000.000 Rp11.000.000 Rp13.000.000 Rp15.000.000 Nov-06
Dec-06 Jan-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 Mei-07 Jun-07 Jul-07 Agust-07 Sep-07 Okt-07 Nov-07
Dec-07 Jan-08 Profit Qta Diagram 1.2.
Jumlah Profit Q-ta
Accessories November 2006 – Januari 2008
secara konstan hingga bulan Januari
2008 di atas Rp 5.000.000,-. Fakta ini menyatakan
bahwa Q-ta merupakan salah satu usaha yang telah menunjukkan tanda – tanda keberhasilan karena Q-ta, dalam waktu
kurang dari dua tahun dapat memperoleh profit serta dapat mempertahankan
perolehan laba bersihnya hingga sekarang.
Crispo Accessories
Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza merupakan dua contoh usaha yang tergolong
usaha baru yang meraih keberhasilan usaha
karena mereka berhasil meningkatkan profit mereka serta mempertahankan profit mereka secara konstan. Peneliti memilih
dua objek penelitian yaitu Crispo Accessories
Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza Medan dengan maksud untuk mengetahui faktor – faktor pendorong
keberhasilan usaha kedua perusahaan baru
tersebut yang berada dalam situasi lingkungan bisnis masing – masing perusahaan yang sangat berbeda pula.
Berdasarkan uraian
yang telah dibahas sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengetahui faktor – faktor yang
mendorong keberhasilan usaha tersebut sehingga
penulis memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul ”Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan
Usaha Baru (Studi Kasus Pada Crispo
Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun PlazaMedan)”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang
penelitian ini dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1.
Apakah faktor – faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta
Accessories Sun Plaza? 2. Faktor apakah yang paling dominan digunakan
usaha baru dalam mencapai keberhasilan
usaha pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: a. Mengetahui
dan menganalisis faktor – faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru Crispo
Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories
Sun Plaza.
b. Mengetahui faktor yang paling dominan
mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza.
2. Manfaat
Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut: a. Sebagai sumber informasi
untuk menjadi pertimbangan bagi para wirausahawan
dalam mendirikan usaha baru dan sebagai bahan masukan kepada para wirausahawan mengenai bagaimana
pentingnya menerapkan faktor – faktor
yang mendorong keberhasilan usaha baru.
b. Bagi Fakultas Ekonomi USU, diharapkan dapat
menambah dan memperluas khazanah
penelitian yang ada.
c. Bagi penulis, memberikan kontribusi bagi
pemikiran untuk memperluas cakrawala
berpikir ilmiah dalam bidang entrepreneur, khususnya yang berkaitan dengan mendirikan usaha baru.
d. Bagi
peneliti lain, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih
lanjut di masa yang akan datang.
D. Kerangka
Konseptual Menurut Pandji Anoraga (2002), untuk menjamin keberhasilan dalam
usaha harus dilaksanakan persiapan
secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Business Plan merupakan
dokumen yang disiapkan secara seksama
yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari
entrepreneur dan rencana tindakan (implementasi) untuk mencapai sasaran.
Suatu rencana usaha
biasanya disusun berdasarkan fungsi – fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran atau penjualan,
produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan
atau sumber daya manusia. Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan memulai menyusun rencana dengan pertama
– tama menyusun rencana pemasaran,
kemudian rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang berhubungan dengan personalia) dan rencana
keuangan.
Keberhasilan Usaha
Baru Rencana Usaha (Business Plan) dan Implementasinya
Rencana Pemasaran Rencana Produksi Rencana
Organisasi dan Manajemen Rencana Keuangan Gambar 1.1 :
Kerangka Konseptual Penelitian Sumber : Pandji Anoraga (2002) diolah
E. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka
hipotesis yang diberikan peneliti adalah
sebagai berikut: 1. Faktor – faktor yang
mendorong wirausahawan pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza
meraih keberhasilan dalam usaha barunya
adalah adanya rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen serta rencana
keuangan yang tergabung dalam rencana usaha (business plan) dan
pengimplementasian dari keempat rencana dalam
business plan tersebut.
2. Pengimplementasian rencana organisasi dan
manajemen merupakan faktor yang paling
dominan mendorong keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza.
F. Metode Penelitian 1. Batasan dan
Identifikasi Variabel Penelitian Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
membahas dan menganalisis permasalahan,
penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru dalam hal ini peneliti meneliti dua usaha yang bergerak dalam bidang yang sama yaitu usaha
accessories namun memiliki lokasi
berbeda yakni Crispo Accessories yang
berada di plaza Grand Palladium dan Q-ta Accessories yang berada di
Sun Plaza Medan dimana kedua usaha baru
tersebut telah berhasil meningkatkan serta mempertahankan profitnya. Adapun variabel dalam penelitian
ini adalah Rencana Pemasaran, Rencana
Produksi, Rencana Organisasi dan Manajemen serta Rencana Keuangan.
2. Definisi Operasional Variabel Dalam
penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang
telah dirumuskan. Untuk memberikan
gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu defenisi variabel-variabel yang
akan diteliti sebagai berikut : a.
Rencana Pemasaran merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang mencakup volume permintaan, baik
untuk permintaan (konsumen) industri
maupun untuk konsumsi akhir.
b. Rencana Produksi merupakan rencana yang
berisi tentang perkiraan dan taksiran
mengenai mesin atau alat – alat yang digunakan dalam proses menghasilkan barang atau jasa, mengenai
pemasok dan kapasitas pemasok, pemilihan
lokasi tempat usaha, desain proses produksi dan karakteristik proses produksi yang dipakai,
cara pengaturan persediaan bahan baku,
tenaga kerja yang dibutuhkan, serta persoalan peralatan yang digunakan.
c. Rencana Organisasi dan Manajemen merupakan
rencana yang berisi tentang perkiraan
dan taksiran yang mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga
kerja untuk melaksanakan kegiatan
operasional usaha dan kualifikasi keahlian yang diperlukan, gaji / upah dan jaminan /
fasilitas lain yang diberikan serta pembagian
tugas dan jadwal kerja.
d. Rencana Keuangan merupakan rencana yang
berisi tentang perkiraan dan taksiran
atas kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang mencakup penerimaan, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung (biaya
– biaya pemasaran, umum dan
penyusutan), laba sebelum pajak, taksiran pajak, laba sesudah pajak, arus kas sesudah pajak, pembayaran pokok
pinjaman dan arus kas bersih.
Tabel 1.1.
Definisi
Operasionalisasi Variabel VARIABEL
INDIKATOR SKALA UKUR Faktor
Rencana Pemasaran 1.
Produk (Product) yang berkualitas
2. Harga (Price) yang sesuai dengan kualitas produk 3. Lokasi (Place) yang strategis 4. Tenaga Kerja (People) yang terlatih 5.
Promosi (Promotion) melalui berbagai
media 6. Proses (Process) pendeskripsian
produk kepada konsumen disampaikan dengan jelas 7. Lokasi (Place) usaha yang strategis Guttman Faktor Rencana Produksi 1.
Tempat usaha letaknya dekat dengan
bahan mentah (Material) 2. Memperhitungkan dan menganalisis modal kerja (Money) 3.
Memiliki visi dan misi sesuai dengan
tujuan perusahaan (Mindset) 4. Tenaga kerja memiliki keahlian (skill) yang sesuai dengan tugasnya (Man) 5. Kegiatan promosi produk merupakan kegiatan yang wajib dilakukan (Market) Guttman Faktor Rencana Organisasi dan Manajemen 1.
Terdapat pembagian kerja 2. Adanya Kedisiplinan 3. Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap kepentingan umum 4. Setiap karyawan hanya menerima perintah kerja dari satu orang 5.
Imbalan yang adil bagi karyawan
dan pengusaha.
6. Tanggung jawab akhir terletak Guttman
pada atasan 7. garis kewenangan
seperti tergambar pada struktur organisasi
8.
Terdapat Keadilan (equity) dalam
usaha 9. Tidak banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi 10. Adanya kebebasan kepada bawahan untuk berprakarsa Faktor Rencana Keuangan 1.
Melakukan penilaian atas kelayakan
potensi usaha 2. Memperhitungkan
kebutuhan modal 3.
menganalisis kemampuan perkembangan
pelaksanaan kegiatan usaha (sustainable)
Guttman Sumber : diolah penulis(2008) 3.
Skala Pengukuran Variabel Variabel faktor yang mendorong keberhasilan
usaha baru diukur dengan menggunakan
skala Guttman. Skala pengukuran tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas; yaitu ”ya – tidak”, ”benar –
salah”, ”pernah – tidak pernah”, ”positif
– negatif” dan lain – lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua
alternatif). Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan
jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan
yang ditanyakan.
Skala Guttman
selain dapat dibuat dalam bentuk piihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat
dibuat skor tertinggi satu dan terendah
nol. Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0.
4. Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan
penelitian dilakukan di Crispo Accessories Grand Palladium yang terletak di jalan Kapten Maulana Lubis dan di
Q-ta Accessories Sun Plaza Medan yang
berada di jalan Haji Zainul Arifin Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga Mei2008.
5. Populasi dan
Sampel Penelitian ini merupakan studi kasus dua perusahaan accessories maka populasi
yang sekaligus sebagai sampel yang representatif dalam penelitian ini adalah orang yang berperan penting dalam
menjalankan usaha acessories yang diteliti
yaitu pemilik dari Crispo Accessories Grand Palladium dan tiga orang pemilik Q-ta
Accessories Sun Plaza Medan dimana dari mereka dapat diperoleh informasi dan data – data penting
dalam keseluruhan pelaksanaan aktivitas
usaha mereka yang telah berhasil.
6. Jenis dan Sumber
Data Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu: a. Data Primer Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari responden terpilihpada lokasi penelitian.
Data primer
diperoleh dengan wawancara terstruktur dengan pemilik usaha secara langsung.
b. Data
Sekunder Data sekunder adalah data yang
diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari
berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.
7. Teknik
Pengumpulan Data a. Wawancara
(interview) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila
peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal – hal dari responden
yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit / kecil.
Dalam hal ini
wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik Crispo
Accessories Grand Palladium dan ketiga pemilik Q-ta Accessories Sun Plaza.
b. Studi Dokumentasi Pengumpulan data diperoleh
dari buku-buku dan internet yang mempunyai
relevansi dangan penelitian yang dilakukan.
c. Observasi Melakukan pengamatan langsung pada
objek yang akan diteliti di lokasi penelitian,
dalam hal ini di Grand Palladium Plaza Jln. Kapten Maulana Lubis dan di Sun Plaza Jln. Haji Zainul Arifin
Medan, untuk melengkapi catatan
penelitian yang diperlukan.
8. Metode Analisis Data Statistik deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan
mula – mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai
perusahaan dan masalah yang sedang
diteliti. Jika tujuan penelitian adalah deskriptif yang terbatas pada upaya memberi suatu gambaran tentang
variabel-variabel yang diteliti, teknis, analisis yang sering digunakan adalah
statistika dasar yang berkaitan dengan parameter
statistik deskriptif. Termasuk dalam parameter statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui
tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram,
perhitungan modus, median, perhitungan desil,
persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan
standar deviasi.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi