BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sumber
daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan sebuah
organisasi. Bisa dikatakan sumber daya manusia merupakan unsur terpenting di
samping unsur lain, seperti modal, material, dan mesin. Hal ini disebabkan
karena manusia sebagai individu bertindak, bekerja sama dan mengarahkan
berbagai sumber daya dan sumber dana yang berguna untuk mencapai tujuan
organisasi. Walaupun dana dan daya memungkinkan organisasi berbuat sesuatu,
akan tetapi sumber daya manusialah yang menyebabkan terjadinya sesuatu itu
(Siagian, 2002:129).
Pencapaian
tujuan perusahaan akan berhasil jika tenaga kerja produktif dan berprestasi
dalam bekerja. Oleh karena itu perusahaan harus memberikan timbal balik yang
sesuai untuk bisa meningkatkan prestasi karyawan dalam bekerja. Prestasi yang
tinggi tidak terlepas dari faktor kepuasan kerja (Hariandja, 2002:140).
Menurut
Hasibuan (2005:202) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral
kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam
pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan
kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan
dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan
suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati
kepuasan kerja dalam pekerjaan akan
lebih mengutamakan pekerjaannya dari pada balas jasa walaupun balas jasa itu
penting. Kepuasan diluar pekerjaan adalah kepuasan kerja karyawan yang
dinikmati diluar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari
hasil kerjanya, agar dia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya. Karyawan yang
lebih suka menikmati kepuasannya diluar pekerjaan lebih mempersoalkan balas
jasa dari pada pelaksanaan tugas-tugasnya. Kepuasan kerja kombinasi dalam dan
luar pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dicerminkan oleh sikap emosional yang
seimbang antara balas jasa dengan pelaksanaan pekerjaannya. Karyawan yang lebih
menikmati kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan akan merasa puas
jika hasil kerja dan balas jasanya dirasa adil dan layak. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan jika karyawan menerima hasil dari pekerjaannya
sesuai dengan yang diharapkannya maka akan diperoleh kepuasan kerja. Kepuasan
kerja yang terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan motivasi yang kuat,
sehingga dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut
Hasibuan (2006:202), yaitu balas jasa yang adil dan layak, penempatan yang
tepat sesuai keahlian, berat ringannya pekerjaan, suasana dan lingkungan
pekerjaan, peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan, sikap pimpinan dalam
kepemimpinannya, dan sifat pekerjaan monoton atau tidak. Sedangkan menurut
Robbins (2003:108), faktor yang kondusif bagi tingkat kepuasan kerja karyawan
yang tinggi adalah pekerjaan yang menantang, ganjaran yang pantas, kondisi
lingkungan kerja yang mendukung, dan rekan kerja yang mendukung.
Orang lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan
yang memberi mereka peluang untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan mereka
dan menawarkan satu varietas tugas, kebebasan dan umpan balik tentang seberapa
baiknya mereka melakukan itu. Karakteristik-karakteristik ini membuat pekerjaan
menjadi menantang secara mental.
Karyawan menginginkan sistem penggajian yang mereka anggap
tidak ambigu, dan sejalan dengan harapan mereka. Bila pembayaran itu kelihatan
adil berdasarkan pada permintaan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan
standar pembayaran masyarakat, kepuasan mungkin dihasilkan.
Karyawan merasa prihatin dengan kondisi lingkungan kerja
mereka jika menyangkut masalah kenyamanan pribadi maupun masalah kemudahan
untuk dapat bekerja dengan baik. Banyak studi yang menunjukkan bahwa para karyawan
lebih menyukai lingkungan fisik yang tidak berbahaya atau yang nyaman. Selain
itu kebanyakan karyawan lebih suka bekerja tidak jauh dari rumah, dalam
fasilitas yang bersih dan relatif modern, dengan alat dan perlengkapan yang
memadai.
Dari bekerja orang mendapatkan lebih dari sekedar uang atau
prestasi yang berwujud, bagi sebagian karyawan kerja juga dapat mengisi
kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu, tidak heran jika seorang
karyawan memiliki rekan kerja yang suportif dan bersahabat dapat meningkatkan
kepuasan kerja mereka.
Federal Express adalah perusahaan pengiriman barang cepat
yang berasal dari Amerika Serikat dan dapat diandalkan di lebih dari 220 negara
dan wilayah di seluruh dunia. Federal Express menggunakan jaringan udara dan tanah
global untuk
mempercepat pengirimannya. PT. Repex
Perdana International merupakan perusahaan pemegang lisensi atas Federal
Express untuk Indonesia. PT. Repex Perdana International memiliki beberapa
kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satunya berada di kota
Medan.
Berdasarkan pra survey yang dilakukan terhadap 12 orang
karyawan bagian operasional PT. Repex Perdana International (Licensee Of
Federal Express) Medan, para kurir merasa bahwa pekerjaan mereka kurang
menantang karena tidak memiliki sistem penilaian prestasi kerja yang cukup
baik. Hal tersebut terlihat dari penilaian prestasi kerja pada PT. Repex
Perdana International (Licensee Of Federal Express) Medan hanya berasal
dari pimpinan cabang perusahaan. Pimpinan cabang hanya memperhatikan besarnya
target pengiriman yang dapat diantar seorang kurir. Sedangkan faktor lain
seperti tingkat ketepatan waktu kurir dalam mengantar barang, keamanan barang
yang diantar kurir, dan cara pelayanan yang diberikan kurir pada pelanggan
tidak diperhatikan.
Fenomena lain yang ada pada PT. Repex Perdana International (Licensee
Of Federal Express) Medan adalah para kurir menerima insentif yang
jumlahnya berbeda yang hanya didasarkan pada penilaian objektif dari pimpinan
cabang perusahaan. Selain itu, bagi kurir yang dapat melampaui target
pengiriman terbanyak hanya diberikan insentif berupa uang.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi