BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap
perusahaan sekarang ini harus mampu
bersaing guna mempertahankan
keberadaannya. Kualitas kerja yang baik tercipta dari sumber daya manusia yang handal. Oleh karena itu
setiap karyawan harus berusaha untuk menjadi
karyawan yang handal. Salah satumasalah yang pasti akan dihadapi oleh setiap orang dalam kehidupan berkarya adalah
stres yang harus diatasi, baik oleh karyawan
sendiri tanpa bantuan orang lain, maupun dengan bantuan pihak lain seperti para spesialis yang disediakan oleh
organisasi dimana karyawan bekerja.
Stres yang tidak
diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara
positif dengan dengan lingkungannya,
baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun di luarnya. Artinya karyawan yang bersangkutan akan menghadapi
berbagai gejala negatif yang pada gilirannya
berpengaruh pada kualitas kerjanya.
Para ahli
mengatakan bahwa stres kerja dapat timbul sebagai akibat tekanan atau ketegangan yang bersumber dari
ketidakselarasan antara seseorang dengan
lingkungannya. Dengan perkataan lain, apabila sarana dan tuntunan tugas tidak selaras dengan kebutuhan dan kemampuan
seseorang, ia akan mengalami stres kerja.
Pada dasarnya
berbagai sumber stres dapat digolongkan, yang berasal dari pekerjaan dan dari individu. Berbagai hal yang
dapat menjadi sumber stres yang berasal
dari pekerjaan (organisasi) pun beraneka ragam seperti beban tugas yang terlalu berat dan desakan waktu dan lain-lain.
Situasi lingkungan di luar pekerjaan (individu)
juga dapat menjadi sumber stres. Berbagai masalah yang dihadapi seseorang, seperti masalah masalah keluargadan
lain-lain adalah contoh sumber stres.
Berbagai gejala
stres kerja pada umumnya dapat digolongkan dalam 2 kategori yaitu psikologikal dan perilaku.
Gejala psikologikal dari stres kerja dapat terlihat dari adanya perubahan metabolisme
tubuh, mempercepat detak jantung, sesak
nafas, menaikkan tekanan darah dan mudah sakit kepala. Gejala stres kerja kedua yaitu perilaku yang mencakup perubahan
dalam kualitas, sering lupa, perubahan
pola makan, persaaan gelisah dan mudah marah.
PT. Perkebunan
Nusantara III (PERSERO) Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak
di bidang perkebunan dan mempunyai
komitmen untuk mengembangkan usahanya dengan maksimal dan menciptakan lingkungan yang mendorong para
karyawan untuk mengembangkan potensinya.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa stres kerja yang tidak teratasi pasti berpengaruh bukan hanya pada individu
(karyawan) tersebut tetapi juga bagi organisasi
tempat karyawan tersebut berkarya. Stres kerja menjadi kendala bagi perusahaan apabila tidak ditanggulangi dengan
baik akan menghambat sumber daya manusia
(SDM) dalam mengelolasumber daya yang ada sehingga berpengaruh pada kualitas kerja.
Saat ini PT.
Perkebunan Nusantara III (PERSERO) mempunyai Wilayah Kerja di 5 (lima) daerah Tingkat II di
Propinsi Sumatera Utara, yakni: Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Asahan, Kabupaten
Simalungun, Kabupaten Labuhan Batu,
Kabupaten Tapanuli Selatan. Kebun-kebun yang dikelola PT.
Perkebunan
Nusantara III berjumlah 39 (tiga puluh sembilan) kebun, terdiri dari 34 (tiga puluh empat) Kebun Sendiri dan 5
(lima) Kebun Plasma yang dikelompokkan
ke dalam 3 (tiga) Wilayah Kerja dengan luas areal seluruhnya adalah 185.734,26 Ha terdiri dari 142.373,89
Ha luas Kebun Sendiri dan 19.553,94 Ha
Kebun Plasma.
Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara penulis dengan pimpinan dan karyawan yang bekerja di PT. Perkebunan
Nusantara III (PERSERO) Medan menyatakan
bahwa tingkat stres kerja yangtinggi terdapat pada karyawan di bagian Tanaman. Bagian Tanaman mempunyai
fungsi utama yakni melaksanakan fungsi
menajemen dalam pemberdayaan sumber daya untuk meningkatkan kinerja bidang tanaman. Bagian Tanaman terdiri dari
Budidaya Karet, Budidaya Kelapa Sawit,
dan Pemupukan/Proteksi. Setiap karyawan dituntut bekerja sesuai dengan prosedur kerja, tepat waktu, bertanggung
jawab, disiplin, memiliki semangat dan dedikasi
yang tinggi sehingga menghasilkan kualitas kerja yang baik.
Penyebab stres
kerja yang paling sering muncul di bagian tanaman yaitu tanggung jawab, waktu kerja, dan beban kerja.
Stres kerja timbul di bagian tanaman
karena karyawan harus bekerja dengan waktu yang terbatas. Karyawan bagian tanaman sehari-hari mengerjakanlaporan
produksi dari setiap unit/kebun yang
tersebar di seluruh wilayah Sumatera Utara. Laporan tersebut disajikan dalam bentuk data mengenai produksi
hariankelapa sawit dan karet. Laporan dari berbagai unit/kebun tersebut harus sampai ke
bagian tanaman melalui internet pada pukul 09.00 wib. Laporan produksi tersebut
diolah kembali oleh karyawan pelaksana
dan dilaporkan ke kepala bagian tanaman sebelum pukul 12.00 wib.
Laporan yang telah
diperiksa dilaporkan ke direksi pada pukul 12.00 wib tepat.
Dalam tugasnya
sehari-hari karyawan menghadapi berbagai kendala seperti keterlambatan penyampaian laporan produksi
dari unit/kebun. Hal ini menyebabkan
bertambahnya tingkat stres kerja karena karyawan dituntut untuk bekerja tepat waktu walaupun terdapat
kendala-kendala yang dapat menghambat karyawan
tersebut bekerja.
Selain laporan
harian (produksi), Laporan bagian investasi disampaikan setiap minggu melalui internet, dan bagian
pemupukan/proteksi setiap bulanan yang
disampaikan langsung oleh wakil darikebun/unit dan juga melalui tinjauan langsung ke kebun/unit. Keterlambatan dalam
penyampaian laporan akan dikenakan
sanksi oleh kepala bagian berupa teguran, apabila tiga kali terjadi keterlambatan maka akan diberikan Surat
Peringatan (SP) I, II dan III dan pemecatan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis memilih bagian Tanaman untuk menjadi sampel.
Tabel 1.1 Jadwal Penyelesaian Laporan Bagian Tanaman
Bulan Maret 2008 No. Jenis Laporan Waktu Laporan Media Penyampaian
Laporan Karyawan Direksi Tepat Waktu
(jumlah) Terlambat (jumlah) 1
Harian (Produksi) Pukul 09.00
wib Pukul 12.00 wib internet
13 18 2 Mingguan
(Investasi) a. TU Minggu I, II, III, IV Minggu I, II, III,
IVinternet 2 2 b.
TBM Minggu I, II, III, IV Minggu I, II,
III, IVinternet 2 2 3 Bulanan
a. Pupuk dan Penyakit Tanaman Setiap Tanggal 4 Setiap Tanggal 5 disampaikan oleh Krani kebun dan tinjauan langsung
1 - b. Produksi
Setiap Tanggal 4 Setiap Tanggal 5
disampaikan oleh Krani kebun dan tinjauan langsung
- 1 Sumber: Bagian Tanaman PT. Perkebunan
Nusantara III Berdasarkan uraian di
atas penulis tertarik untuk mengangkat judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STRES KERJA TERHADAP KUALITASKERJA
KARYAWAN PT.
PERKEBUNAN
NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka
penulis merumuskan masalah sebagai
berikut: “Apakah stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan?”.
C. Kerangka Konseptual Pada dasarnya berbagai sumber stres kerja
dapat digolongkan pada yang berasal dari
organisasi dan dari luarpekerjaan seseorang (pribadi) (Robbins, 2002:320). Berbagai hal yang dapat menjadi
sumber stres yang berasal dari pekerjaan
pun beraneka ragam seperti beban kerja yang terlalu berat dan desakan waktu, penyeliaan yang kurang baik, ketidakseimbangan
antara wewenang dan tanggung jawab,
serta ketidakjelasan peranan karyawan dalam keseluruhan kegiatan organisasi. Stres kerja yang berasal
dari pribadi contohnya seperti masalah
keluarga, masalah ekonomi, dan masalah kepribadian.
Menurut Schuler
(1999:233) kualitas kerja merupakan mutu yang dihasilkan dari pekerjaan seseorang. Kualitas
kerja melibatkan sumber daya manusia
antara lain pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh individu.
Menurut Robbins (2002:319) stres kerja
cenderung dihubungkan dengan keterbatasan
dan tuntutan. Kerterbatasan menghalangi seseorang dari mengerjakan apa yang diinginkan, tuntutan
mengarah pada kehilangan akan sesuatu
yang diinginkan. Stres kerja yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang
berinteraksi secara positif dengan lingkungannya,
baik dalam lingkungan pekerjaan maupun di luar pekerjaan.
Artinya karyawan
yang bersangkutan akanmenghadapi berbagai gejala negatif yang pada gilirannya berpengaruh pada kualitas
kerjanya.
Setiap karyawan
dituntut untuk bekerja sesuai dengan prosedur kerja, tepat waktu, bertanggung jawab, disiplin,
memiliki semangat dan dedikasi yang tinggi
sehingga menghasilkan kualitas kerja yang baik. Apabila kualitas kerja yang dihasilkan baik, maka tujuan organisasi
yang telah ditetapkan bersama akan mudah
dicapai.
Berdasarkan teori
di atas, maka dapat dibuat secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini yaitu dapat
dijelaskan bahwa variabel stres kerja (variabel
X) yakni tanggung jawab, waktu kerja, dan beban kerja berpengaruh secara langsung pada kualitas kerja karyawan
(variabel Y).
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual STRES KERJA Sumber: Robbins (2002:320), Schuler (1999:233)
(diolah) - Tanggung jawab (X1) - Waktu Kerja (X2) - Beban
Kerja (X3) KUALITAS KERJA D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
perumusan masalah penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris (Nazir, 1988:182).
Berdasarkan dari
permasalahan yang diteliti mengenai stres kerja, hipotesis yang diajukan adalah: “ Stres kerja berpengaruh
signifikan terhadap kualitas kerja karyawan
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”.
E. Tujuan dan
Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian a.
Untuk mengetahui variabel stres kerja manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi kualitas kerja karyawan.
b. Untuk mendapatkan bukti variabel stres kerja
secara simultan berpengaruh terhadap
kualitas kerja karyawan.
2. Manfaat penelitian a.
Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis sendiri dalam mengetahui stres kerja.
b. Memberikan masukan untuk PT. Perkebunan
Nusantara III (PERSERO) Medan dan bagi
perusahaan lain tentang stres kerja yang berhubungan dengan kualitas kerja karyawan.
c. Sebagai masukan serta sumbangan pemikiran
bagi pihak yang ingin melakukan
penelitian mengenai stres kerja.
F.
Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Menurut Robbins (2003:378) ada 3 (tiga)
faktor-faktor yang menjadi penyebab
stres kerja antara lain yaitu: a. Faktor lingkungan, seperti : ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian politik, ketidakpastian
teknologi.
b. Faktor organisasi, seperti: struktur
organisasi, tuntutan tugas, waktu kerja
dan tuntutan sarana.
c. Faktor individu, yakni : masalah keluarga,
ekonomi, dan kepribadian.
Dalam penelitian
ini penulis membahas tentang keterkaitan antara stres kerja yang berasal dari organisasi dengan
kualitas kerja karyawan di PT.
Perkebunan
Nusantara III (PERSERO) Medan. Dengan respondennya adalah karyawan bagian Tanaman.
2. Defenisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukursuatu
variabel. Dalam penelitian ini defenisi
operasional variabel adalah sebagai berikut: a.
Stres kerja Menurut Robbins (2002:318) stres kerja
merupakan kondisi dinamis dimana seorang
individu dihadapkan dengan kesempatan, keterbatasan, atau tuntutan sesuai dengan harapan dan hasil yang
ingin dia capai dalam kondisi penting
dan tidak menentu. Stres kerja disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Tanggung Jawab (X1) Dalam kaitannya dengan keputusan, struktur
organisasi harus jelas menggambarkan
siapa yang berwewenang dalam mengambil keputusan.
Pembagian tugas
(job description) harus bisa menjelaskan fungsi dan peran dari masing-masing karyawan sehinggga tidak adanya
tugas yang tumpang tindih yang menyebabkan
tidak efektif dan efisien. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang dalam keseluruhan anggota organisasi.
2. Waktu Kerja (X2) Karyawan dituntut untuk segera menyelesaikan
tugas sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Karyawan mempunyai tekanan
untuk menghindari kekeliruan atau
menyelesaikan tugas dalam waktu yang terbatas.
3. Beban Kerja (X3) Beban kerja adalah keadaan dimana karyawan
dihadapkan pada banyak pekerjaan yang
harus dikerjakan dan tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas tersebut karena standar
pekerjaan yang terlalu tinggi.
b. Kualitas Kerja (Y) Menurut Schuler (1999:232) kualitas kerja
mengacu pada kualitas sumber daya
manusia, antara lain yakni ; pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill) dan kemampuan (abilities).
Menurut Flippo
(1995:28) berpendapat tentang kulaitas kerja sebagai berikut meskipun setiap organisasi berbeda
pandangan tentang standar dari kualitas
kerja, tapi pada intinya efektivitas dan efisiensi menjadi ukuran yang umum. Sehinggga dapat dikatakan bahwa inti
dari kulaitas kerja adalah suatu hasil yang
dapat diukur dengan efektivitas dan efisiensi suatu pekerjaan yang dilakukan 1oleh sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya dalam pencapaian tujuan perusahaan
dengan baik.
Tabel 1.2 Definisi Operasional Variabel No Variabel
Indikator Skala Pengukuran 1 Tanggung jawab (X1) Tugas sesuai wewenang, tanggung jawab dan wewenang seimbang Skala Likert 2 Waktu Kerja (X2) Tepat waktu, menggunakan waktu dengan baik Skala Likert 3 Beban Kerja (X3) Tugas dikerjakan dengan, baik mampu bekerja sendiri Skala Likert 4 Kualitas Kerja (Y) Pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan kompetensi Skala Likert Sumber:
Robbins (2002:318), Schuler (1999:232) (diolah) 3. Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran data dalam penelitianini
adalah skala Likert (Sugiyono, 2004:86)
sebagai alat untuk mengukur sikap,pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam melakukan penelitian terhadap
variabel-variabel yang diuji akan diberikan skor pada setiap jawaban.
Skala Likert
menggunakan 5 tingkatan jawaban yang dapat dilihat dari tabel 1.3.
Tabel 1.3 Instrumen skala Likert No Pertanyaan
Skor 1 Sangat Setuju (SS) 5 2
Setuju (S) 4 3 Ragu-ragu (RG) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber:
Sugiyono (2004:86) 14. Tempat dan Waktu
Penelitian Penelitian dilakukan pada PT.
Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan
yang berlokasi di Jl. Sei.Batang Hari No.2 Medan dari bulan Oktober 2007 sampai dengan Juni 2008.
5. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang diambil
adalah karyawan PT.
Perkebunan
Nusantara III (PERSERO) Medan bagian Tanaman yang berjumlah 49 orang. Menurut Arikunto (2002:112), apabila
subjeknya besar atau lebih besar dari
100 orang dapat diambil 20-25 %.Sedangkan karyawan bagian tanaman berjumlah lebih kecil dari 100 orang maka
penulis mengambil semua populasi untuk
dijadikan sampel.
6. Jenis dan Sumber
Data Dalam penelitian ini penulis
mengambil data dengan menggunakan data primer
dan data sekunder. Data primer yaitu tentang penyebab dan gejala-gejala stres kerja. Data tersebutdiperoleh dari hasil
wawancara dengan karyawan serta hasil
proses penilaian karyawan yang menjadi populasi kuesioner penelitian, sedangkan data sekunder meliputi data mengenai
sejarah perusahaan, struktur organisasi
dan uraian tentang perusahaan, jumlah karyawan, buku-buku ilmiah dan literatur lain yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
7. Teknik
Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Teknik Interview 1Data yang
dikumpulkan melalui hasil wawancara dengan beberapa karyawan bagian tanaman untuk memberikan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
b. Angket / kuesioner Tehnik ini dilakukan dengan cara memberikan
daftar pertanyaan kepada responden untuk
dijawab, kemudian dari setiap pertanyaan ditentukan skornya untuk setiap jawaban denganmenggunakan skala
Likert.
c. Studi
Dokumentasi Informasi yang dikumpulkan
dengan cara mengumpulkan data-data lapangan
mengenai stres kerja serta data-data yang relevan dengan penelitian baik dari perusahaan maupun yang berasal dari
buku-buku literatur.
8. Metode Analisis
Data Penulis menggunakan beberapa
tahapan analisis data yang disesuaikan dengan
data yang tersedia antara lain: a. Metode Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang
digunakan dengan cara merumuskan dan
menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan
menganalisis data sehingga dapat diketahui
gambaran umum perusahaan yang diteliti (Umar, 2007:23).
b. Metode Analisis Regresi Linear Berganda Penulis menganalisa data yang diperoleh dengan
menggunakan metode analisis regresi
linear berganda (multiple linear regression) (Sugiyono,2004:211). Data pada penelitian ini merupakan data ordinal,
antara lain: Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ e
1dimana: Y = Variabel kualitas kerja a = Konstanta X1 = Tanggung jawab X2 = Waktu kerja X3 = Beban kerja e = Standar error b1, b2, b3, = Koefisien regresi pengujian model regresi linear berganda ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh
positif atau negatif dari masing-masing variabel bebas (X1, X2, dan X3) terhadap variabel terikat (Y). Namun sebelum
model dikatakan layak digunakan maka
harus memenuhi syarat asumsi klasik yang meliputi: 1. Uji
Normalitas Uji ini digunakan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi, variabel
bebas, variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Gudjarati,2001:213).
Uji ini dilakukan melalui analisis
Kolmogorov Smirnov.
2. Uji Multikolinearitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
dalam model sebuah regresi ditemukan
adanya korelasi variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antara variabel bebas. Uji ini menggunakan kriteria Variance Inflation Factor(VIF) dengan
ketentuan bila VIF > 5 1terdapat
masalah multikolinearitas yang serius, sebaliknya bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius
(Gudjarati, 2001:211).
3. Uji Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model regresi, terjadi
ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homokedastisitas, jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas (Gudjarati, 2001:214).
Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas. Uji ini dapat menggunakan Uji ini dapat menggunakan Uji Glejser.
Analisis ini
menggunakan bantuan aplikasi softwareSPSS (Statistical Product and Service
Solution) 12.0 For Windows. Dalam analisis regresi ada 4 (empat) jenis kriteria ketepatan yaitu: 1. Uji
Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas
ini dilakukan untuk mengukurdata yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan
alat ukur yang digunakan (kuesioner).
Uji Reliabilitas
digunakan untuk melihatapakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam
mengukur gejala yang sama pada responden.
12. Uji
Signifikan Simultan (Uji F) Uji F yaitu
untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh stres sebagai variabel independen terhadap kulaitas
kerja karyawan sebagai variabel dependen,
dengan rumus hipotesis : Ho : b1= b2=
b3= 0, artinya variabel bebas (X1, X2, X3) secara serentak tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat (Y).
Ha : b1 ≠b2 ≠b3 ≠0,
artinyavariabel bebas (X1, X2, X3) secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat (Y). Kriteria pengambilan keputusan
adalah: Ho diterima jika F hitung< t
tabel pada α= 5 % Ha diterima jika F
hitung> t tabelpada α= 5 % 3. Uji Signifikan Individual (Uji t) Uji t yaitu untuk menguji apakah variabel
bebas secara parsial mempunyai pengaruh
signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan rumusan hipotisis sebagai berikut: Ho : b1= 0 artinya variabel bebas (X1, X2, X3)
secara parsial tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel terikat (Y) Ho : b1
≠0 artinya variabel bebas (X1, X2, X3) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat
(Y) Kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika F hitung< t tabel pada α=
5 % Ha diterima jika F hitung> t
tabel pada α= 5 % 4. Koefisien Determinasi (R ) 1Identifikasi Determinan digunakan untuk
melihat seberapa besar kemampuan model
dalam menerangkan variabel terikat. Jika determinan (R ) semakin besar atau mendekati 1 (satu), maka
dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel
bebas (X1, X2, X3) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat
untuk menerangkan pengaruh variabel
bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika determinan (R ) semakin kecil atau mendekati 0 (nol) maka
dapat dikatakan bahwa variabel bebas
(X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel bebas yang
diteliti terhadap variabel terikat.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi