Senin, 24 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES KERJA TERHADAP KUALITAS KERJA KARYAWAN PT.PERKEBUNAN NUSANTARA



BAB I  PENDAHULUAN
  A.  Latar Belakang Masalah   
Setiap perusahaan sekarang ini harus mampu  bersaing guna  mempertahankan keberadaannya. Kualitas kerja yang baik tercipta dari sumber  daya manusia yang handal. Oleh karena itu setiap karyawan harus berusaha untuk  menjadi karyawan yang handal. Salah satumasalah yang pasti akan dihadapi oleh  setiap orang dalam kehidupan berkarya adalah stres yang harus diatasi, baik oleh  karyawan sendiri tanpa bantuan orang lain, maupun dengan bantuan pihak lain  seperti para spesialis yang disediakan oleh organisasi dimana karyawan bekerja.

Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada  ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan dengan  lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun di luarnya. Artinya  karyawan yang bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala negatif yang pada  gilirannya berpengaruh pada kualitas kerjanya.
Para ahli mengatakan bahwa stres kerja dapat timbul sebagai akibat  tekanan atau ketegangan yang bersumber dari ketidakselarasan antara seseorang  dengan lingkungannya. Dengan perkataan lain, apabila sarana dan tuntunan tugas  tidak selaras dengan kebutuhan dan kemampuan seseorang, ia akan mengalami  stres kerja.
Pada dasarnya berbagai sumber stres dapat digolongkan, yang berasal dari  pekerjaan dan dari individu. Berbagai hal yang dapat menjadi sumber stres yang  berasal dari pekerjaan (organisasi) pun beraneka ragam seperti beban tugas yang  terlalu berat dan desakan waktu dan lain-lain. Situasi lingkungan di luar pekerjaan   (individu) juga dapat menjadi sumber stres. Berbagai masalah yang dihadapi  seseorang, seperti masalah masalah keluargadan lain-lain adalah contoh sumber  stres.
Berbagai gejala stres kerja pada umumnya dapat digolongkan dalam 2  kategori yaitu psikologikal dan perilaku. Gejala psikologikal dari stres kerja dapat  terlihat dari adanya perubahan metabolisme tubuh, mempercepat detak jantung,  sesak nafas, menaikkan tekanan darah dan mudah sakit kepala. Gejala stres kerja  kedua yaitu perilaku yang mencakup perubahan dalam kualitas, sering lupa,  perubahan pola makan, persaaan gelisah dan mudah marah.
PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan merupakan salah satu  Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perkebunan dan  mempunyai komitmen untuk mengembangkan usahanya dengan maksimal dan  menciptakan lingkungan yang mendorong para karyawan untuk mengembangkan  potensinya. Tidak dapat disangkal lagi bahwa stres kerja yang tidak teratasi pasti  berpengaruh bukan hanya pada individu (karyawan) tersebut tetapi juga bagi  organisasi tempat karyawan tersebut berkarya. Stres kerja menjadi kendala bagi  perusahaan apabila tidak ditanggulangi dengan baik akan menghambat sumber  daya manusia (SDM) dalam mengelolasumber daya yang ada sehingga  berpengaruh pada kualitas kerja.
Saat ini PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) mempunyai Wilayah  Kerja di 5 (lima) daerah Tingkat II di Propinsi Sumatera Utara, yakni: Kabupaten  Serdang Bedagai, Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten  Labuhan Batu, Kabupaten Tapanuli Selatan. Kebun-kebun yang dikelola PT.
Perkebunan Nusantara III berjumlah 39 (tiga puluh sembilan) kebun, terdiri dari   34 (tiga puluh empat) Kebun Sendiri dan 5 (lima) Kebun Plasma yang  dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) Wilayah Kerja dengan luas areal seluruhnya  adalah 185.734,26 Ha terdiri dari 142.373,89 Ha luas Kebun Sendiri dan  19.553,94 Ha Kebun Plasma.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan pimpinan dan  karyawan yang bekerja di PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan  menyatakan bahwa tingkat stres kerja yangtinggi terdapat pada karyawan di  bagian Tanaman. Bagian Tanaman mempunyai fungsi utama yakni melaksanakan  fungsi menajemen dalam pemberdayaan sumber daya untuk meningkatkan kinerja  bidang tanaman. Bagian Tanaman terdiri dari Budidaya Karet, Budidaya Kelapa  Sawit, dan Pemupukan/Proteksi. Setiap karyawan dituntut bekerja sesuai dengan  prosedur kerja, tepat waktu, bertanggung jawab, disiplin, memiliki semangat dan  dedikasi yang tinggi sehingga menghasilkan kualitas kerja yang baik.
Penyebab stres kerja yang paling sering muncul di bagian tanaman yaitu  tanggung jawab, waktu kerja, dan beban kerja. Stres kerja timbul di bagian  tanaman karena karyawan harus bekerja dengan waktu yang terbatas. Karyawan  bagian tanaman sehari-hari mengerjakanlaporan produksi dari setiap unit/kebun  yang tersebar di seluruh wilayah Sumatera Utara. Laporan tersebut disajikan  dalam bentuk data mengenai produksi hariankelapa sawit dan karet. Laporan dari  berbagai unit/kebun tersebut harus sampai ke bagian tanaman melalui internet pada pukul 09.00 wib. Laporan produksi tersebut diolah kembali oleh karyawan  pelaksana dan dilaporkan ke kepala bagian tanaman sebelum pukul 12.00 wib.
Laporan yang telah diperiksa dilaporkan ke direksi pada pukul 12.00 wib tepat.
Dalam tugasnya sehari-hari karyawan menghadapi berbagai kendala seperti   keterlambatan penyampaian laporan produksi dari unit/kebun. Hal ini  menyebabkan bertambahnya tingkat stres kerja karena karyawan dituntut untuk  bekerja tepat waktu walaupun terdapat kendala-kendala yang dapat menghambat  karyawan tersebut bekerja.
Selain laporan harian (produksi), Laporan bagian investasi disampaikan  setiap minggu melalui internet, dan bagian pemupukan/proteksi setiap bulanan  yang disampaikan langsung oleh wakil darikebun/unit dan juga melalui tinjauan  langsung ke kebun/unit. Keterlambatan dalam penyampaian laporan akan  dikenakan sanksi oleh kepala bagian berupa teguran, apabila tiga kali terjadi  keterlambatan maka akan diberikan Surat Peringatan (SP) I, II dan III dan  pemecatan. Berdasarkan hal tersebut, penulis memilih bagian Tanaman untuk  menjadi sampel.
Tabel 1.1  Jadwal Penyelesaian Laporan Bagian Tanaman Bulan Maret 2008  No. Jenis Laporan  Waktu Laporan  Media  Penyampaian  Laporan  Karyawan Direksi  Tepat  Waktu  (jumlah)  Terlambat  (jumlah) 1  Harian (Produksi)  Pukul 09.00 wib  Pukul 12.00 wib  internet  13  18  2  Mingguan (Investasi)        a. TU  Minggu I, II, III, IV Minggu I, II, III, IVinternet  2  2  b. TBM  Minggu I, II, III, IV Minggu I, II, III, IVinternet  2  2  3  Bulanan        a. Pupuk dan  Penyakit Tanaman  Setiap Tanggal 4  Setiap Tanggal 5  disampaikan  oleh Krani  kebun dan  tinjauan  langsung  1  -  b. Produksi  Setiap Tanggal 4  Setiap Tanggal 5  disampaikan  oleh Krani  kebun dan  tinjauan  langsung  -  1  Sumber: Bagian Tanaman PT. Perkebunan Nusantara III   Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengangkat judul  “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES  KERJA TERHADAP KUALITASKERJA KARYAWAN PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN”.
B.  Perumusan Masalah  Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah  sebagai berikut: “Apakah stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas  kerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan?”.
C.  Kerangka Konseptual  Pada dasarnya berbagai sumber stres kerja dapat digolongkan pada yang  berasal dari organisasi dan dari luarpekerjaan seseorang (pribadi) (Robbins,  2002:320). Berbagai hal yang dapat menjadi sumber stres yang berasal dari  pekerjaan pun beraneka ragam seperti beban kerja yang terlalu berat dan desakan  waktu, penyeliaan yang kurang baik, ketidakseimbangan antara wewenang dan  tanggung jawab, serta ketidakjelasan peranan karyawan dalam keseluruhan  kegiatan organisasi. Stres kerja yang berasal dari pribadi contohnya seperti  masalah keluarga, masalah ekonomi, dan masalah kepribadian.
Menurut Schuler (1999:233) kualitas kerja merupakan mutu yang  dihasilkan dari pekerjaan seseorang. Kualitas kerja melibatkan sumber daya  manusia antara lain pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dimiliki  oleh individu.
 Menurut Robbins (2002:319) stres kerja cenderung dihubungkan dengan  keterbatasan dan tuntutan. Kerterbatasan menghalangi seseorang dari  mengerjakan apa yang diinginkan, tuntutan mengarah pada kehilangan akan  sesuatu yang diinginkan. Stres kerja yang tidak diatasi dengan baik biasanya  berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan  lingkungannya, baik dalam lingkungan pekerjaan maupun di luar pekerjaan.
Artinya karyawan yang bersangkutan akanmenghadapi berbagai gejala negatif  yang pada gilirannya berpengaruh pada kualitas kerjanya.
Setiap karyawan dituntut untuk bekerja sesuai dengan prosedur kerja,  tepat waktu, bertanggung jawab, disiplin, memiliki semangat dan dedikasi yang  tinggi sehingga menghasilkan kualitas kerja yang baik. Apabila kualitas kerja  yang dihasilkan baik, maka tujuan organisasi yang telah ditetapkan bersama akan  mudah dicapai.
Berdasarkan teori di atas, maka dapat dibuat secara skematis kerangka  konseptual dalam penelitian ini yaitu dapat dijelaskan bahwa variabel stres kerja  (variabel X) yakni tanggung jawab, waktu kerja, dan beban kerja berpengaruh  secara langsung pada kualitas kerja karyawan (variabel Y).
Gambar 1.1  Kerangka Konseptual  STRES KERJA  Sumber: Robbins (2002:320), Schuler (1999:233) (diolah)  -  Tanggung jawab  (X1)  -  Waktu Kerja (X2)  -  Beban Kerja (X3)  KUALITAS  KERJA   D.  Hipotesis  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah  penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris (Nazir, 1988:182).
Berdasarkan dari permasalahan yang diteliti mengenai stres kerja, hipotesis yang  diajukan adalah: “ Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas kerja  karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian  1.  Tujuan penelitian  a.  Untuk mengetahui variabel stres kerja manakah yang paling dominan  dalam mempengaruhi kualitas kerja karyawan.
b.  Untuk mendapatkan bukti variabel stres kerja secara simultan berpengaruh  terhadap kualitas kerja karyawan.
2.  Manfaat penelitian  a.  Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis sendiri dalam  mengetahui stres kerja.
b.  Memberikan masukan untuk PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO)  Medan dan bagi perusahaan lain tentang stres kerja yang berhubungan  dengan kualitas kerja karyawan.
c.  Sebagai masukan serta sumbangan pemikiran bagi pihak yang ingin  melakukan penelitian mengenai stres kerja.
 F.  Metode Penelitian  1.  Batasan Operasional  Menurut Robbins (2003:378) ada 3 (tiga) faktor-faktor yang menjadi  penyebab stres kerja antara lain yaitu:  a.  Faktor lingkungan, seperti  : ketidakpastian ekonomi,  ketidakpastian politik, ketidakpastian teknologi.
b.  Faktor organisasi, seperti: struktur organisasi, tuntutan tugas,  waktu kerja dan tuntutan sarana.
c.  Faktor individu, yakni : masalah keluarga, ekonomi, dan  kepribadian.
Dalam penelitian ini penulis membahas tentang keterkaitan antara stres  kerja yang berasal dari organisasi dengan kualitas kerja karyawan di PT.
Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan. Dengan respondennya adalah  karyawan bagian Tanaman.
2.  Defenisi Operasional Variabel  Definisi operasional variabel  adalah unsur penelitian yang  memberitahukan bagaimana caranya mengukursuatu variabel. Dalam penelitian  ini defenisi operasional variabel adalah sebagai berikut:  a.  Stres kerja   Menurut Robbins (2002:318) stres kerja merupakan kondisi dinamis  dimana seorang individu dihadapkan dengan kesempatan, keterbatasan, atau  tuntutan sesuai dengan harapan dan hasil yang ingin dia capai dalam kondisi  penting dan tidak menentu. Stres kerja disebabkan oleh beberapa faktor, antara  lain:   1.  Tanggung Jawab (X1)  Dalam kaitannya dengan keputusan, struktur organisasi harus jelas  menggambarkan siapa yang berwewenang dalam mengambil keputusan.
Pembagian tugas (job description) harus bisa menjelaskan fungsi dan peran dari  masing-masing karyawan sehinggga tidak adanya tugas yang tumpang tindih yang  menyebabkan tidak efektif dan efisien. Wewenang dan tanggung jawab harus  seimbang dalam keseluruhan anggota organisasi.
2.  Waktu Kerja (X2)  Karyawan dituntut untuk segera menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu  yang telah ditentukan. Karyawan  mempunyai tekanan untuk menghindari  kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang terbatas.
3.  Beban Kerja (X3)  Beban kerja adalah keadaan dimana karyawan dihadapkan pada banyak  pekerjaan yang harus dikerjakan dan tidak memiliki kemampuan untuk  menyelesaikan tugas tersebut karena standar pekerjaan yang terlalu tinggi.
b.  Kualitas Kerja (Y)  Menurut Schuler (1999:232) kualitas kerja mengacu pada kualitas sumber  daya manusia, antara lain yakni ; pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill)  dan kemampuan (abilities).
Menurut Flippo (1995:28) berpendapat tentang kulaitas kerja sebagai  berikut meskipun setiap organisasi berbeda pandangan tentang standar dari  kualitas kerja, tapi pada intinya efektivitas dan efisiensi menjadi ukuran yang  umum. Sehinggga dapat dikatakan bahwa inti dari kulaitas kerja adalah suatu hasil  yang dapat diukur dengan efektivitas dan efisiensi suatu pekerjaan yang dilakukan   1oleh sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dalam pencapaian tujuan  perusahaan dengan baik.
Tabel 1.2  Definisi Operasional Variabel  No Variabel  Indikator  Skala Pengukuran  1 Tanggung jawab (X1) Tugas sesuai wewenang,  tanggung jawab dan wewenang  seimbang  Skala Likert  2 Waktu Kerja (X2)  Tepat waktu, menggunakan  waktu dengan baik  Skala Likert  3 Beban Kerja (X3)  Tugas dikerjakan dengan, baik  mampu bekerja sendiri  Skala Likert  4 Kualitas Kerja (Y)  Pengetahuan, ketrampilan,  kemampuan dan kompetensi  Skala Likert   Sumber: Robbins (2002:318), Schuler (1999:232) (diolah)  3. Skala Pengukuran Variabel  Skala pengukuran data dalam penelitianini adalah skala Likert (Sugiyono,  2004:86) sebagai alat untuk mengukur sikap,pendapat dan persepsi seseorang atau  sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian  terhadap variabel-variabel yang diuji akan diberikan skor pada setiap jawaban.
Skala Likert menggunakan 5 tingkatan jawaban yang dapat dilihat dari tabel 1.3.
Tabel 1.3  Instrumen skala Likert  No Pertanyaan  Skor  1  Sangat Setuju (SS)  5  2 Setuju (S)  4  3 Ragu-ragu (RG)  3  4  Tidak Setuju (TS)  2  5  Sangat Tidak Setuju (STS)  1  Sumber: Sugiyono (2004:86)   14. Tempat dan Waktu Penelitian  Penelitian dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO)  Medan yang berlokasi di Jl. Sei.Batang Hari No.2 Medan dari bulan Oktober  2007 sampai dengan Juni 2008.
5.  Populasi dan Sampel  Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah karyawan PT.
Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan bagian Tanaman yang berjumlah  49 orang. Menurut Arikunto (2002:112), apabila subjeknya besar atau lebih besar  dari 100 orang dapat diambil 20-25 %.Sedangkan karyawan bagian tanaman  berjumlah lebih kecil dari 100 orang maka penulis mengambil semua populasi  untuk dijadikan sampel.
6. Jenis dan Sumber Data  Dalam penelitian ini penulis mengambil data dengan menggunakan data  primer dan data sekunder. Data primer yaitu tentang penyebab dan gejala-gejala  stres kerja. Data tersebutdiperoleh dari hasil wawancara dengan karyawan serta  hasil proses penilaian karyawan yang menjadi populasi kuesioner penelitian,  sedangkan data sekunder meliputi data mengenai sejarah perusahaan, struktur  organisasi dan uraian tentang perusahaan, jumlah karyawan, buku-buku ilmiah  dan literatur lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
7. Teknik Pengumpulan Data  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :  a.  Teknik Interview   1Data yang dikumpulkan melalui hasil wawancara dengan beberapa  karyawan bagian tanaman untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam  penelitian.
b.  Angket / kuesioner  Tehnik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada  responden untuk dijawab, kemudian dari setiap pertanyaan ditentukan skornya  untuk setiap jawaban denganmenggunakan skala Likert.
c. Studi Dokumentasi  Informasi yang dikumpulkan dengan cara mengumpulkan data-data  lapangan mengenai stres kerja serta data-data yang relevan dengan penelitian  baik dari perusahaan maupun yang berasal dari buku-buku literatur.
8. Metode Analisis Data  Penulis menggunakan beberapa tahapan analisis data yang disesuaikan  dengan data yang tersedia antara lain:  a.  Metode Analisis Deskriptif  Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara  merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran  yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data sehingga dapat  diketahui gambaran umum perusahaan yang diteliti (Umar, 2007:23).
b.  Metode Analisis Regresi Linear Berganda  Penulis menganalisa data yang diperoleh dengan menggunakan metode analisis  regresi linear berganda (multiple linear regression) (Sugiyono,2004:211). Data  pada penelitian ini merupakan data ordinal, antara lain:  Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ e   1dimana:  Y = Variabel kualitas kerja  a = Konstanta  X1 = Tanggung jawab  X2 = Waktu kerja  X3 = Beban kerja  e = Standar error  b1, b2, b3, = Koefisien regresi  pengujian model regresi linear berganda ini digunakan untuk mengetahui  pengaruh positif atau negatif dari masing-masing variabel bebas (X1, X2, dan X3)  terhadap variabel terikat (Y). Namun sebelum model dikatakan layak digunakan  maka harus memenuhi syarat asumsi klasik yang meliputi:  1.  Uji Normalitas  Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,  variabel bebas, variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal  atau mendekati normal (Gudjarati,2001:213). Uji ini dilakukan melalui  analisis Kolmogorov Smirnov.
2.  Uji Multikolinearitas  Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model sebuah regresi  ditemukan adanya korelasi variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka  dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik  seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Uji ini menggunakan  kriteria Variance Inflation Factor(VIF) dengan ketentuan bila VIF > 5   1terdapat masalah multikolinearitas yang serius, sebaliknya bila VIF < 5 tidak  terdapat masalah multikolinearitas yang serius (Gudjarati, 2001:211).
3.  Uji Heteroskedastisitas  Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi,  terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan  yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain  tetap, maka disebut homokedastisitas, jika varians berbeda disebut  heteroskedastisitas (Gudjarati, 2001:214). Model regresi yang baik adalah  tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini dapat menggunakan Uji ini dapat  menggunakan Uji Glejser.
Analisis ini menggunakan bantuan aplikasi softwareSPSS (Statistical Product  and  Service Solution) 12.0 For Windows. Dalam analisis regresi ada 4 (empat) jenis  kriteria ketepatan yaitu:  1.  Uji Validitas dan Reliabilitas  Uji Validitas ini dilakukan untuk mengukurdata yang telah didapat setelah  penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan  (kuesioner).
Uji Reliabilitas digunakan untuk melihatapakah alat ukur yang digunakan  (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama pada  responden.
 12.  Uji Signifikan Simultan (Uji F)  Uji F yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh stres  sebagai variabel independen terhadap kulaitas kerja karyawan sebagai variabel  dependen, dengan rumus hipotesis :  Ho : b1= b2= b3= 0, artinya variabel bebas (X1, X2, X3) secara serentak tidak ada  pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Ha : b1 ≠b2 ≠b3 ≠0, artinyavariabel bebas (X1, X2, X3) secara serentak terdapat  pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y). Kriteria pengambilan  keputusan adalah:  Ho diterima jika F hitung< t tabel pada α= 5 %  Ha diterima jika F hitung> t tabelpada α= 5 %  3.  Uji Signifikan Individual (Uji t)  Uji t yaitu untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial mempunyai  pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan rumusan hipotisis  sebagai berikut:  Ho : b1= 0 artinya variabel bebas (X1, X2, X3) secara parsial tidak mempunyai  pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y)  Ho : b1  ≠0 artinya variabel bebas (X1, X2, X3) secara parsial mempunyai  pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y)  Kriteria pengambilan keputusan:  Ho diterima jika F hitung< t tabel pada α= 5 %  Ha diterima jika F hitung> t tabel pada α= 5 %  4.  Koefisien Determinasi (R )   1Identifikasi Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar  kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika determinan (R )  semakin besar atau mendekati 1 (satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh  variabel bebas (X1, X2, X3) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini  berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh  variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika determinan  (R ) semakin kecil atau mendekati 0 (nol) maka dapat dikatakan bahwa variabel  bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti  model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas  yang diteliti terhadap variabel terikat.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi