Sabtu, 22 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS FAKTOR TINGKAT PENDIDIKAN, LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP BERWIRAUSAHA



BAB I PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang Masalah 
Perkembangan zaman yang semakin pesat pada masa sekarang ini, membuat  masyarakat harus mampu mengelola dan memanfaatkan peluang yang ada.  Berwirausaha bukan hanya semata – mata berperan sebagai motor penggerak  perekonomian masyarakat, namun juga sebagai pendorong perubahan sosial bagi  peningkatan kualitas hidup manusia. Banyak wirausahawan yang menghasilkan  produk–produk yang membuat kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan  nyaman sehingga manusia menjadi lebih produktif, lebih mudah berkomunikasi,  serta lebih cepat mengetahui hal – hal yang sedang terjadi di sekelilingnya.

Indonesia kurang wirausahawan. Menurut Menteri Koperasi dan UKM Dr.  Syarief Hasan, Jika dibandingkan dengan beberapa negara maju di dunia, jumlah  entrepreneur atau wirausahawan di Indonesia masih rendah. Terbukti, dari 231,83  juta penduduk Indonesia, baru 4,6 juta saja yang berwirausaha. Jumlah itu masih  cukup rendah atau jika dipersentasikan baru 2% dari total jumlah penduduk  (www.kompas.com). Drucker mendefinisikan seorang wirausahawan sebagai  seseorang yang “selalu mencari perubahan, merespons perubahan tersebut, serta  memanfaatkannya secara maksimal sebagai sebuah peluang” (A. B. Susanto:  2009:1).  Salah satu masalah dalam berwirausaha adalah sistem pendidikan kita yang  kurang mendorong semangat kewirausahawan di kalangan generasi muda,  meskipun saat ini semakin banyak perguruan tinggi yang memperkenalkan   prinsip–prinsip  serta konsep–konsep kewirausahawan. Tetapi selama ini  pendidikan lebih difokuskan pada keterampilan teknis semata, namun kurang  berfokus pada pembentukan kepribadian yang dapat menunjang hidup dan  berkembangnya jiwa kewirausahaan seseorang seperti kepercayaan diri, kejelian  melihat dan memanfaatkan peluang, membangun kharisma, empati, serta  semangat untuk bersaing menjadi lebih baik.
Sebagai mana hasil penelitian Charles Screibe menyatakan bahwa  keberhasilan  kegiatan  seorang  usahawan  ditentukan  oleh:  pendidikan  formal  (15%) dan nilai–nilai sikap mental dan kepribadian seseorang (85%).  Sumahamijaya menyatakan, keberhasilan ditentukan oleh kesediaan jerih payah (25%), pendidikan sekolah formil (15%) serta pengembangan pribadi (60%)  (Asri Laksmi Riani, 2005: 25). Menurut Klien dan Maher mengatakan makin  tinggi tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat kebutuhan individu  tersebut. Individu yang pendidikannya rendah dalam hal ini menuntut pemenuhan  kebutuhan pokok atau dasar dalam memperjuangkan kehidupannya. Sedangkan  individu yang mempunyai pendidikan yang tinggi akan menuntut perbaikan taraf  kehidupan ( Asri Laksmi Riani, 2005: 42).
Biro Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, yaitu mereka yang mempunyai  pendidikan tinggi justru kurang berminat wirausaha, tercatat hanya 10% berminat  wirausaha. Adapun mereka yang pendidikannya rendah justru 49% berminat  wirausaha (Masrun dalam Sumarseno, 2004). Sementara itu, data dari Direktorat  Jenderal Pendidikan Tinggi (Qomarun, 2000) menyebutkan pada tahun 1996 saja  lebih dari 15% lulusan perguruan tinggi menganggur atau sejumlah 6 juta  pengangguran intelektual. Beberapa penyebab munculnya fenomena ini adalah   keinginan untuk menjadi pegawai negeri, sifat malas (tidak mau bekerja), belum  siap pakai, sikap mental yang kurang baik, tidak percaya diri, dan lain-lain. Sifatsifat tersebut bersumber pada kehidupan yang penuh keragu-raguan dan tanpa  orientasi tegas, yaitu sifat mentalitas yang suka menerabas, sifat tidak percaya  pada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin dan mentalitas yang mengabaikan  tanggung jawab yang kokoh (Qomarun, 2000).
Untuk ini dibutuhkan kemampuan berwirausaha. Selain harus memiliki  keyakinan, rasa percaya diri, sifat prestatif dan mandiri yang kuat seorang  wirausaha harus memiliki minat pada usaha yang ingin ditekuninya. Individu  yang mempunyai minat pada suatu kegiatan akan melakukannya dengan giat  daripada kegiatan yang tidak diminatinya (Sutjipto, 2002).
Melalui tingkat pendidikan yang memadai seseorang lebih mudah melaksanakan tugasnya, sehingga dapat menjamin tersedianya tenaga kerja yang  mempunyai keahlian, karena orang yang berpendidikan dapat menggunakan  pikirannya secara kritis. Dengan pendidikan yang lebih tinggi  maka seorang  wirausaha memiliki pikiran selangkah lebih maju dan mampu berpikir ke depan  tentang rencana  dan prospek yang baik untuk dilaksanakan.  Dengan tingkat  pendidikan yang memadai seseorang lebih mudah  melaksanakan tugasnya,  sehingga dapat menjamin tersedianya wirausahawan yang mempunyai keahlian,  karena orang yang berpendidikan dapat menggunakan pikirannya secara kritis.  Adapun faktor lain yang juga dapat mempengaruhi terhadap berwirausaha  adalah lingkungan keluarga. Hal ini karena lingkungan keluarga terutama orang  tua berperan sebagai pengarah bagi masa depan anaknya, sehingga secara tidak langsung orang tua juga dapat mempengaruhi minat terhadap pekerjaan bagi anak   di masa yang akan datang, termasuk dalam hal berwirausaha. Kondisi orang tua  sebagai keadaan yang ada dalam lingkungan keluarga dapat menjadi figur bagi  pemilihan karier anak juga sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk  menumbuh kembangkan minatnya terhadap suatu pekerjaan.
Medan merupakan salah satu kota terbesar  di Indonesia, hal ini dapat  dijadikan daya tarik dan peluang untuk seseorang yang ingin mencari peruntungan  di kota ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya suku atau etnis yang menetap dan  mencari mata pencaharian atau bekerja di kota ini. Dengan begitu banyaknya suku  perantauan yang berada di Medan, Maka untuk mempermudah dalam  mengelompokannya maka suku perantauan ini membentuk wadah guna  mempererat hubungan di antara mereka juga sebagai wadah dalam  bersilatuhrahmi di antara mereka juga dengan lingkungan sekitar. Salah satu di  antara begitu banyaknya adalah suku Jawa, suku dengan jumlah penduduk  terbanyak di Indonesia.  YPPPS–SU (Yayasan Persatuan Persaudaraan Putera Solo Sumatera Utara)  adalah salah satu perkumpulan yang berada di kota Medan yang berdiri pada  tanggal 15 Februari 1990 oleh beberapa orang perantauan dari kota Sragen.  Tujuan dari yayasan ini adalah menjalin persaudaraan dan mempererat hubungan  antar sesama masyarakat perantauan yang berasal dari kota Sragen, kota Solo dan  sekitarnya yang ada di Kota Medan. Dengan seiringnya berjalannya waktu,  sekarang ini sudah banyak anggota YPPS – SU yang cukup sukses dan berhasil di  kota Medan. Kebanyakan atau dapat dikatakan hampir seluruhnya dalam mencari  pekerjaan di kota Medan dengan berwirausaha.
 Anggota YPPPSU memiliki berbagai macam tingkat pendidikan, seperti  sarjana, Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Pertama (SMP),  atau di bawah SMP.
Tabel 1.1 Anggota YPPPSU Berdasarkan Tingkat Pendidikan  Periode 2006 - 2010  No.  Tingkat Pendidikan  Jumlah 1.  Sarjana  48 Orang 2.  SMU  119 Orang 3.  ≤ SMP  72 Orang Jumlah  239 Orang Sumber: Sekretariatan YPPPSU (2006 – 2010), data diolah Pada tabel 1.1 menjelaskan anggota YPPPSU yang berdasarkan tingkat  pendidikan pada periode 2006 – 2010 yang terdiri dari sarjana sebesar 20% atau  48 orang, SMU sebesar 50% atau 119 orang, atau SMP dan dibawah SMP sebesar  30% atau 72 orang. Berdasarkan dari tabel di atas terlihat bahwa anggota  YPPPSU dengan tingkat pendidikan SMU memiliki jumlah persentase yang  tertinggi, yaitu sebesar 50% atau sebanyak 119 orang.
YPPPSU juga memiliki berbagai jenis usaha yang biasa ditekuni oleh para  anggotanya, antara lain batik, bakso/mie ayam, usaha lainnya (jamu, buku, roti,  makanan ringan, dan rumah makan).
Tabel 1.2 Anggota YPPSU Berdasarkan Jenis Usaha Periode 2006 - 2010  No.  Jenis Usaha  Jumlah 1.  Batik  191 Orang 2.  Bakso/mie ayam  24 Orang 3.  Usaha lainnya (jamu, buku, roti,  makanan ringan dan rumah  makan) 24 Orang Jumlah  239 Orang Sumber: Sekretariatan YPPPSU (2006 - 2010), data diolah  Tabel 1.2 menerangkan tentang jenis usaha yang ditekuni oleh anggota  YPPPSU periode 2006 – 2010 yang terdiri dari batik sebesar 80% atau 191  (seratus sembilan puluh satu) orang, bakso /mie ayam sebesar 10% atau 24 (dua  puluh empat) orang , dan usaha lainnya sebesar 10% atau 24 (dua puluh empat)  orang. Dari tabel 1.2 tersebut dapat dilihat bahwa jenis usaha yang paling banyak  ditekuni oleh anggota YPPPSU adalah usaha batik.
Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, baik baru ataupun lama  merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berwirausaha,  baik dalam mengembangkan atau meningkatkan usaha juga dapat menyesuaikan  diri dengan perubahan dan perkembangan yang berlangsung sekarang ini.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan  penelitian  dengan judul “Analisis  Faktor Tingkat Pendidikan, Lingkungan  Keluarga, dan Pengalaman Kerja Terhadap Bewirausaha (Studi Kasus:  Yayasan Persatuan Persaudaraan Putra Solo Sumatera Utara)”.  1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat  merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah tingkat pendidikan, lingkungan  keluarga, dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap berwirausaha pada anggota  Yayasan Persatuan Persaudaraan Putra Solo Sumatera Utara di Medan”.   1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor tingkat  pendidikan, lingkungan keluarga,  dan pengalaman kerja terhadap  berwirausaha pada Yayasan Persatuan Persaudaraan Putra Solo di Kota  Medan.  1.4 Manfaat Penelitian a.  Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada Yayasan Persatuan  Persaudaraan Putra Solo mengenai faktor tingkat pendidikan, lingkungan  keluarga, dan pengalaman kerja terahadap berwirausaha pada anggotanya.
b.  Bagi Penulis Menambah khasanah pengetahuan dan memperluas pengetahuan penulis dan  sarana aplikasi terhadap ilmu yang didapat di bangku perkuliahan dalam  bidang manajemen usaha kecil, khususnya yang berkaitan dengan tingkat  pendidikan, dan pengalaman kerja terhadap berwirausahaan.
c.  Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi, yang dapat  memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan serta perbandingan dalam  melakukan penelitian terhadap objek dan masalah yang sama di masa yang  akan datang.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi