Sabtu, 22 Maret 2014

Skripsi Manajemen: ANALISIS PEMBENTUKAN DISONANSI KOGNITIF (COGNITIVE DISSONANCE)KONSUMEN PEMILIK PONSEL NOKIA BERKAMERA PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI



BAB I  PENDAHULUAN
 A.  Latar Belakang Masalah 
Pada zaman modern seperti sekarang ini, sarana komunikasi telah menjadi  bagian yang penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan komunikasi  merupakan sarana utama bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk  bertukar informasi dari satu pihak ke pihak lainnya. Seiring dengan perkembangan  teknologi di segala bidang saat ini, perkembangan sarana komunikasi pun telah  berlangsung dengan cepat. Mulai dari sarana komunikasi yang sangat sederhana  sebelum tahun 1990 sampai sarana komunikasi yang mewah yang banyak  dijumpai diabad 21 ini. Banyaknya jenis dan jumlah sarana komunikasi telah  banyak mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu dari sarana komunikasi  yang mengalami perkembangan pesat adalah telepon seluler (ponsel).

 Ponsel merupakan salah satu bentuk sarana komunikasi yang sudah  banyak dimiliki oleh masyarakat. Pada umumnya masyarakat membeli ponsel  untuk menikmati fitur telepon dan pesan singkat. Namun, selain itu pemilik  ponsel juga ingin menikmati fitur yang lain, seperti: kamera, mp3, video player,  dan lain-lain. Ponsel dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi seseorang, selain  itu dengan kita memiliki ponsel maka dapat meningkatkan prestise.
 Di Indonesia semakin banyak pilihan produk yang ditawarkan oleh  perusahaan-perusahaan. Masing-masing perusahaan berusaha untuk  mendiferensiasikan produknya supaya mempunyai keunikan dan karakteristik  yang unik, sehingga dapat menimbulkan daya tarik dan minat konsumen untuk   melakukan pembelian. Hal itu telah menimbulkan persaingan antar perusahaan  karena masing-masing perusahaan berusaha untuk mempertahankan pangsa  pasarnya atau bahkan memperluas pangsa pasarnya dan memperoleh keuntungan  maksimal.
 Semakin banyaknya produk yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan  kepada para konsumen, maka konsumen akan lebih selektif dalam menyeleksi  produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan, supaya produk yang  dibelinya sesuai dengan kebutuhannya. Produsen ponsel asal Finlandia, Nokia,  melanjutkan dominasi di pasar ponsel dengan meraih penjualan tertinggi di  kuartal kedua (Q2) 2007 secara global. Menurut perusahaan analisis Gartner,  pangsa pasar Nokia di kuartal ini menjadi 36,9 persen, jauh meninggalkan tiga  produsen ponsel lainnya di belakang seperti Motorola 14,6 persen, Samsung 13,4  persen, dan Sony Ericsson 9 persen. Bahkan, pangsa pasar ketiga pesaing Nokia  itu jika digabungkan hanya menghasilkan 37 persen. Dapat dilihat pada Tabel  berikut:  Tabel 1.1  Pangsa Pasar Nokia di Kuartal kedua (Q2) Tahun 2007 secara Global  No. Produsen  Pangsa Pasar  (%)  1. Nokia  36,9  2. Motorola  14,6  3. Samsung  13,4  4. Sony Ericsson  9  Sumber: www.detiknet.com2008, (Data diolah)   Nokia sebagai penguasa pangsa pasar ponsel di dunia, juga berhasil  menguasai pangsa pasar ponsel di Indonesia. Ponsel Nokia menyediakan fitur   kamera pada produknya, hal ini merupakan salah satu fitur yang paling digemari  oleh masyarakat khususnya anak-anak muda, dalam hal ini mahasiswa.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Nomensen Medan termasuk kalangan  mahasiswa yang membutuhkan peningkatan prestise, selain karena pada dasarnya  mereka dilatih untuk berada di lingkungan ekonomi atau bisnis yang  membutuhkan penampilan yang menarik, bukanhanya fisik tetapi juga sarana  yang digunakannya, termasuk ponsel dan pada umumnya mahasiswa memiliki  minimal ponsel yang memiliki fitur kamera.
B. Perumusan Masalah  Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai  berikut:  “Faktor-faktor apa saja yang  membentuk Disonansi Kognitif  Konsumen Pemilik Ponsel Nokia berkamera pada Mahasiswa Fakultas  Ekonomi Universitas Nomensen Medan?”  C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis  1. Kerangka Konseptual   Kerangka konseptual adalah pondasiutama dimana sepenuhnya proyek  penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel  yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dieborasi dari perumusan  masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei  literatur (Kuncoro, 2003:4).
  Penelitian 22 item yang didesain oleh Sweeney, Hausknecht, dan Soutar  (2000:369-385) menyatakan bahwa Disonansi Koginitif (Cognitive Dissonance) dapat diukur dengan tiga dimensi yaitu: Emosional (Emotional), Kebijakan  Pembelian(Wisdom of Purchase), Perhatian Setelah Transaksi(Concern Over the  Deal). Maka dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan  diteliti yaitu: Emosional (Emotional),  Kebijakan Pembelian(Wisdom of  Purchase), Perhatian Setelah Transaksi(Concern Over the Deal).
Emosional (Emotional) adalah ketidaknyamanan psikologis yang dialami  seseorang terhadap keputusan pembelian. Kebijakan Pembelian(Wisdom of  Purchase)adalah ketidaknyamanan yang dialami seseorang setelah transaksi  pembelian, dimana mereka bertanya-tanya apakah mereka sangat membutuhkan  produk tersebut atau apakah mereka telah memilih produk yang sesuai. Perhatian  Setelah Transaksi(Concern Over the Deal)adalah ketidaknyamanan yang dialami  seseorang setelah transaksi pembelian dimana mereka bertanya-tanya apakah  mereka telah dipengaruhi oleh tenaga penjual yang bertentangan dengan kemauan  atau kepercayaan mereka. Dimensi ini menghasilkan 22 item yang dapat  digunakan untuk mengukur Disonansi Kognitif (Cognitive Dissonance).
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual  Kebijakan Pembelian (Wisdom of Purchase) Perhatian Setelah Transaksi (Concern Over the Deal) Disonansi Kognitif  (Cognitive Dissonance) Emosional(Emotional)   Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa Emosional (Emotional),  Kebijakan Pembelian(Wisdom of Purchase),  Perhatian Setelah Transaksi (Concern Over the Deal)berpengaruh terhadap pembentukan Disonansi Kognitif  (Cognitive Dissonance).
2. Hipotesis   Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan  masalah, yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiono,  2003:306). Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesis penelitian ini  adalah: “Faktor- faktor dari dimensi  Emosional (Emotional) yaitu  telah  membuat sesuatu yang salah (1), putus asa (2), menyesal (3), kecewa (4),  takut(5), hampa (6), marah (7), cemas (8),kesal (9), frustasi (10), sakit hati  (11), depresi (12), marah dengan dirisendiri (13), muak (14), mendapat  masalah (15),  Kebijakan Pembelian(Wisdom of Purchase)  yaitu telah  melakukan hal yang tepat untuk membeli ponsel Nokia berkamera (16),  merasa bahwa sangat membutuhkanponsel Nokia  berkamera (17),  seharusnya tidak perlu membeli suatu apapun (18), telah membuat pilihan  yang tepat (19), Perhatian Setelah Transaksi(Concern Over the Deal) yaitu  telah melakukan kesalahan dengan  persetujuan yang dibuat (20), telah  melakukan suatu ketololan (21), tenaga penjual telah membuat bingung (22),  mempunyai pengaruh terhadap pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen  Pemilik Ponsel Nokia berkamera pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi  Universitas Nomensen Medan”.
 D.  Tujuan dan Manfaat Penelitian  1. Tujuan Penelitian  Penelitian ini bertujuan untuk:  a.  Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang membentuk Disonansi  Kognitif Konsumen Pemilik Ponsel Nokia berkamera pada Mahasiswa  Fakultas Ekonomi Universitas Nomensen Medan.
b. mengetahui dan menganalisis faktor-faktor utama yang membentuk  Disonansi Kognitif Konsumen PemilikPonsel Nokia berkamera pada  Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Nomensen Medan.
2. Manfaat Penelitian  a.  Bagi Perusahaan  Sebagai sumbangan informasi dan pengetahuan agar dapat meningkatkan  penjualan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelanggannya.
b.  Bagi Departemen Manajemen FE USU  Menambah koleksi skripsi di perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas  Sumatera Utara.
c.  Bagi Penulis  Untuk memperdalam pengetahuan di bidang manajemen pemasaran  mengenai perubahan sikap konsumen pasca pembelian.
d.  Bagi Peneliti Lain  Sebagai bahan referensi yang dapat dijadikan bahan perbandingan dalam  melakukan penelitian di masa yang akan datang.
 E. Metode Penelitian  1. Batasan Operasional    Batasan operasional dalam penelitian ini, sebagai berikut:  a.  Ponsel yang diteliti adalah merek Nokia yang memiliki fitur kamera.
b.  Variabel independen yaitu variabel Emosional (Emotional), Kebijakan  Pembelian(Wisdom of Purchase), Perhatian Setelah Transaksi(Concern  Over the Deal).
c.  Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Nomensen  Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen angkatan tahun 2004 dan 2005.
2. Definisi Operasional Variabel  Penguraian definisi operasional varibel-variabel yang akan diteliti  merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian.
Selain itu juga memberi batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti.
a.  Emosional(Emotional)  Berkaitan dengan situasi psikologi konsumen setelah melakukan  pembelian, dalam hal ini kondisi psikologi konsumen secara alami  mempertanyakan apakah tindakan yang dilakukannya telah tepat.
b.  Kebijakan Pembelian(Wisdom of Purchase)  Berkaitan dengan keputusan yang telah dilakukan, disini konsumen  mempertanyakan apakah dia telah membeli suatu barang yang benar-benar  dengan apa yang dibutuhkannya.
 c.  Perhatian Setelah Transaksi(Concern Over the Deal)  Berkaitan dengan kekecewaan konsumen dimana pada kondisi ini  konsumen cenderung kurang yakin dengan keputusan yang telah dibuatnya  (Sweeney, at all).
Tabel 1.2  Definisi Operasional Variabel  Variabel  Definisi  Variabel  Indikator Pengukuran  Variabel  Emosional  (Emotional) Berkaitan dengan  situasi psikologi  konsumen,  mempertanyakan  apakah tindakan  yang  dilakukannya  telah tepat.
1.Membuat sesuatu yang salah;  2.putus asa; 3.menyesal; 4.kecewa;  5.takut; 6.hampa; 7.marah; 8.cemas;  9.kesal; 10.frustasi; 11.sakit hati;  12.depresi; 13.marah dengan diri  sendiri; 14.muak; 15mendapat  masalah.
Skala Likert  Variabel  Kebijakan  Pembelian  (Wisdom of  Purchase) Berkaitan dengan  keputusan yang  telah dilakukan,  mempertanyakan  apakah dia telah  membeli barang  yang benar  dengan apa yang  dibutuhkannya  1.sangat membutuhkan ponsel  Nokia berkamera; 2.perlu membeli  ponsel Nokia berkamera; 3.telah  membuat pilihan yang tepat; 4.telah  melakukan hal yang tepat.
Skala Likert  Variabel  Perhatian  Setelah  Transaksi  (Concern  Over the  Deal) Berkaitan dengan  kekecewaan  konsumen  dimana  cenderung  kurang yakin  dengan  keputusan yang  telah dibuatnya  1.tidak merasa melakukan suatu  ketololan; 2.tenaga penjual tidak  membuat mereka bingung;  3.merasa nyaman dengan  persetujuan yang telah dibuat.
Skala Likert   3. Pengukuran Variabel    Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah faktor Emosional  (Emotional), Kebijakan Pembelian (Wisdom of Purchase), dan Perhatian Setelah  Transaksi (Concern Over the Deal). Ketiga variabel tersebut diukur dengan Skala  Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang  atau sekelompok orang tentang fenomenasosial (Sugiono, 2006:104). Peneliti  memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan  skala 1 sampai dengan 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, yang  dapat dilihat pada Tabel berikut ini:  Tabel 1.3  Instrumen Skala Likert  No. Alternatif Jawaban  Skor  1.  Sangat Setuju Sekali (SSS)  5  2.  Sangat Setuju (SS)  4  3. Setuju (S)  3  4.  Kurang Setuju (KS)  2  5.  Tidak Setuju Sekali (TSS)  1  Sumber: Sugiono (2006:105)   Pada penelitian ini, responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah  alternatif jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor  tertentu(5,4,3,2,1). Skor jawaban dari responden dijumlahkan dan merupakan total  skor. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert.
 14. Waktu dan Tempat Penelitian   Penelitian ini dimulai dari bulan Februari 2008. Tempat penelitian adalah  Fakultas Ekonomi Universitas Nomensen, jl. Sutomo No. 4A Medan.
5. Populasi dan Sampel  a.  Populasi (N)   Menurut Sugiyono (2003:72), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang  terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik  tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu  kesimpulan”. Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Nomensen  Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen angkatan tahun 2004 dan 2005 yang  berjumlah 249 mahasiswa.
b.  Sampel (n)   Sampel adalah bagian dari populasi (Nasir, 1999:325). Metode penarikan  sampel yang dipakai adalah  Propotianate Stratified Random Sampling.
Propotianate Stratified Random Sampling yaitu metode penarikan sampel  acak secara proporsional untuk setiap kelompok strata dalam populasi. Tehnik  ini digunakan bila populasi mempunyai  anggota atau unsur yang tidak  homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiono, 2006:92). Jumlah  sampel yang diambil adalah 20% dari populasi. Menurut Umar (2000:50),  sampel dapat diambil sebesar 20% apabila populasi terlalu kecil. Jumlah ini  sudah dianggap representatif dan dapat mewakili populasi.
ni =  N Ni X n  dimana: i = 1, 2, …, n   1Tabel 1.4  Responden Penelitian  Angkatan  (tahun)  Populasi/ N  (mahasiswa)  Sampel/ n  (mahasiswa)  2004 100  20  2005 149  30  Jumlah Responden  249  50  Sumber: data sekunder yang diolah penulis, 2008  6. Jenis Data  Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu:  a. Data Primer menurut Kuncoro (20003: 136)adalah data yang dikumpulkan dari  sumber-sumber asli. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari hasil  kuesioner penelitian Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen  Pemilik Ponsel Nokia berkamera pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi  .
b. Data sekunder menurut Kuncoro (2003:136) adalah data yang telah  dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder ini diperoleh melalui studi pustaka,  internet, majalah, dan tabloid.
7. Teknik Pengumpulan Data   Pada penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ialah:  a.  Daftar Pertanyaan (Questionaire)  Menyebarkan daftar pertanyaan kepadaresponden terpilih tentang bagaimana  pengaruh faktor Emotional, Wisdom of Purchase, dan Concern Over the Deal berpengaruh terhadap pembentukan Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik   1Ponsel Nokia berkamera pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas  Nomensen Medan.
b.  Wawancara (Interview)  Wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhak dan berwenang.
c.  Studi Kepustakaan  Studi kepustakaan dibuat untuk mengumpulkan data dan informasi dengan  bantuan bermacam-macam buku yang memberikan landasan bagi perumusan  hipotesis, penyusunan kuesioner, dan pembahasan teoritis. Peneliti juga  menyertakan informasi yang didapat melalui artikel yang relevan dari jurnaljurnal ilmiah dan buku-buku lain yang berkaitan dengan penelitian.
8. Teknik Analisis Data  a.  Analisis Deskriptif  Analisis deskriptif adalah salah satu dari metode analisis, dengan cara data  disusun dan dikelompokkan, kemudiandianalisis sehingga diperoleh  gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil  perhitungan.
b. Analisis Faktor   Analisis faktor digunakan untuk mereduksi faktor sehingga didapat faktorfaktor utama yang membentuk Disonansi Kognitif Konsumen Pemilik Ponsel  Nokia berkamera pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera  Utara. Dalam penelitian ini, analisis faktor menggunakan bantuan aplikasi  software SPSS 14.0 for Windows Evaluation Version.
 1 Proses dasar dari analisis faktor, adalah:  1.  Menentukan variabel yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini, variabel  yang akan dianalisis adalah variabel Emosional (Emotional) yang terdiri  dari 15 faktor yaitu telah membuat sesuatu yang salah (1), merasa putus  asa (2), merasa menyesal (3), merasa kecewa dengan diri sendiri (4),  merasa takut(5), merasa hampa (6), merasa marah (7), merasa cemas atau  khawatir (8), merasa kesal atau jengkel (9), merasa frustasi (10), merasa  sakit hati (11), merasa depresi (12), merasa marah dengan diri sendiri (13),  merasa muak (14), mendapat masalah (15). Variabel Kebijakan Pembelian  (Wisdom of Purchase) terdiri dari 4 faktor yaitu merasa bahwa telah  melakukan hal yang tepat untuk membeli ponsel Nokia berkamera (16),  merasa bahwa sangat membutuhkan ponsel Nokia berkamera (17), merasa  bahwa seharusnya tidak perlu membeli suatu apapun (18), dan merasa  bahwa telah membuat pilihan yang tepat (19). Variabel Perhatian setelah  Transaksi (Concern Over the Deal) terdiri dari 3 faktor yaitu terkejut  bahwa telah melakukan kesalahan dengan persetujuan yang dibuat (20),  telah melakukan suatu ketololan (21), terkejut bahwa tenaga penjual telah  membuat bingung (22).
2.  Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan dengan menggunakan  metode Bartlett test of sphercityserta pengukuran MSA (Measure of  Sampling Adequacy). Hipotesis untuk signifikansi adalah:  Ho = Sampel (variabel) belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut  Hi = Sampel (variabel) sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut   1Kriteria dengan melihat probabilitas (signifikan):  Angka Sig.>0,05 maka Ho diterima  Angka Sig,<0,05 maka Ho ditolak  Angka MSA (Measure of Sampling Adequacy) berkisar antara 0 sampai 1,  dengan kriteria:  MSA-1, variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel  lain  MSA>0,5, variabel masih bisa diprediksidan bisa dianalislebih lanjut  MSA<0,5, variabel tidak bisa diprediksidan tidak bisa dianalisis lebih  lanjut, atau dikeluarkan variabel lainnya.
Dasar MSA ini akan digunakan untuk menganalisis setiap variabel.
3.  Hasil Anti Image Matricsperlu diperhatikan, khususnya pada angka  korelasi yang bertanda a (arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah).
Dengan kriteria angka MSA seperti dibahas di atas, maka apabila terlihat  MSA variabel tidak memenuhi batas 0,5 maka variabel tersebut  dikeluarkan kemudian pengujian diulang lagi. Misal ada lebih dari satu  variabel yang mempunyai MSA di bawah 0,5 maka yang dikeluarkan  adalah variabel dengan MSA terkecil, dan tentunya proses pengujian tetap  diulang.
4.  Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni factoringatau  melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga  terbentuk satu atau lebih faktor. Banyak metode untuk melakukan proses  ekstraksi, namun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah   1metode yang paling populer digunakan yaitu Principal Component  Analysis 5.  Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama  atas faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap bisa mewakili variabelvariabel anggota faktor tersebut.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi