BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah, dari konsep
pemasaran konvensional menuju konsep
pemasaran modern. Faktor - faktor seperti meningkatnya jumlah pesaing, kecanggihan
teknologi, dan meningkatnya edukasi mengenai
pemasaran, semakin mempercepat, dan memacu para pemasar untuk semakin kreatif memasarkan produknya. Di era globalisasi ini, para pelaku ekonomi harus memperhatikan adanya experience
economy, sebab pada era globalisasi pengalaman merupakan suatu dasar
perekonomian baru untuk semua industri.
Model customer experience adalah suatu model dalam pemasaran yang mengikuti pengalaman atau experience
melibatkan seluruh dalam setiap peristiwa kehidupan. Dengan kata lain experience pada
umumnya bukan dihasilkan atas diri sendiri
tapi bersifat membujuk pada atau secara psikologi pengalaman adalah sesuatu hal yang terjadi tanpa unsur
kesengajaan. (Schmitt, 2004 :60).
Experiential
Marketing merupakan sebuah pendekatan
baru untuk memberikan informasi mengenai
merek dan produk. Hal ini terkait erat dengan pengalaman pelanggan dan sangat berbeda dengan
sistem pemasaran tradisional yang
berfokus pada fungsi dan keuntungan sebuah produk. Tanpa mempedulikan produk atau jasa yang dijual, seorang pemasar
perlu memberikan pengalaman yang tidak
terlupakan bagi pelanggannya karena hal inilah yang sangat dihargai oleh mereka para pelanggannya.
Konsep pemasaran yang memberikan pengalaman
unik kepada pelanggan sudah dikenal
dengan istilah experiential
marketing. Konsep ini berusaha menghadirkan pengalaman yang unik, positif dan
mengesankan kepada konsumen. Dengan
demikian, konsumen akan merasa terkesan dan pengalaman selama menikmati produk perusahaan ini akan
tertanam dalam benak mereka.
Sehingga nantinya
konsumen akan loyal dan juga
menyebarkan informasi mengenai produk perusahaan secara word of
mouth.
Dari waktu ke waktu
konsep yang memberikan perhatian khusus terhadap pengalaman yang dialami konsumen ketika
mengkonsumsi produk ini terus berkembang.
Selain itu, semakin banyak juga perusahaan yang menerapkan konsep ini dalam menjalankan bisnisnya. Perusahaan
menerapkan konsep experiential
marketing sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya masing-masing.
Experiential
marketing bertujuan untuk meningkatkan loyalitas jangka panjang dan juga mengikat konsumen dengan memberikan pengalaman yang
tak terlupakan ketika menikmati produk
dari perusahaan tersebut. Experiential marketing
merupakan upaya pengembangan konsep pemasaran dalam menghadapi perubahan yang terjadi dipasar.
Pemasar berusaha
melibatkan pelanggan secara emosional dan psikologikal ketika mengkonsumsi produk yang
ditawarkan pemasar. McCole (2005:36) menyatakan
experiential marketing merupakan salah satu bentuk perkembangan pemasaran yang diharapkan dapat
menjembatani antara dunia akademis dan
praktek. Inti dari experiential marketing adalah membangun hubungan yang langgeng dengan pelanggan. Hal
ini juga diperkuat pendapat (Schmitt
2004:228) dimana experiential marketing dapat dihadirkan melalui lima unsur yaitu sense, feel, think, act, dan
relate.
Hal ini sangat
menarik sebab ternyata konsep yang berkembang dengan cepat juga harus menghadapi berbagai macam
tantangan. Oleh karena itu, penelitian
ini mengangkat isu experiential marketing dengan studi kasus pada toko roti. Peneliti membuat pelanggan toko
roti menjadi objek penelitian, karena toko
roti merupakan produsen yang menawarkan produk roti dengan disertai nilai tambah berupa pelayanan, aroma dan suasana
yang muncul dari penataan interior tersebut
kepada pelanggannya sehingga pelanggan bukan hanya dipuaskan oleh produk yang mereka konsumsi, tetapi dari
pengalaman yang mereka dapatkan dari awal
mereka menjejakan kaki hingga mereka pulang.
Produk roti tidak
lagi menjadi sesuatu yang menjadi camilan masyarakat.
Kesibukan yang
menyita waktu membuat roti menjadi salah satu makanan yang menjadi perhatian masyarakat. Hal inilah yang
membuat pengusaha roti melihat adanya
kesempatan untuk membuka toko roti yang mudah dijangkau oleh masyarakat, salah satunya adalah dengan
membuka toko roti di mall yang sering dikunjungi
masyarakat. Produsen tidak hanya berfokus pada rasa dan tekstur yang menarik, namun juga memperhatikan kualitas
pelayanan, aroma yang menggugah selera,
dan tata layout roti yang disediakan. Hal inilah yang menjadi daya tarik roti yang ditawarkan bagi konsumen, sehingga
masyarakat tertarik untuk membeli roti tersebut
dan membedakannya dengan cara pemasaran roti konvensional yang sebelumnya menawarkan roti dari rumah kerumah.
Dewasa ini semakin banyak toko roti yang
muncul ditengah masyarakat dengan
menawarkan berbagai keunggulan rasa maupun variasi bentuknya antara lain Bread Talk, Bread Life, Imperial, J.Co,
Papa & Mama, dan Toscano, dimana toko-toko
tersebut dengan mudah didapat di mall-mall yang ada di Indonesia. Di Medan khususnya, Sun Plaza adalah mall yang
menjadi salah satu mall yang paling
favorit selain Plaza Medan Fair. Toko roti yang terdapat di Sun Plaza antara lain Bread Talk, Bread Life, J.Co, dan
Papa & Mama.
Dengan adanya
persaingan yang semakin ketat, maka berbagai upaya dilakukan Toko Roti Bread Talk dengan variasi
menu dan pelayanannya agar pelanggan
mendapatkan pengalaman yang tidak biasa ketika membeli produk- produk Toko Roti Bread Talk, seperti melalui
layout penyajian yang menarik, aroma
roti yang menggugah selera konsumen, mengikuti gaya hidup, menjaga kebersihan roti, dan berupaya menciptakan
kreasi baru. Hal tersebut merupakan bagian
daripada experiential marketing yang dilakukan oleh Toko Roti Bread Talk Sun
Plaza dalam upaya memperoleh loyalitas dari konsumennya.
Bread Talk
merupakan jenis usaha franchise, yang merupakan bagian dari Toko Roti Bread Talk Sun Plaza pusat yang ada
di Jakarta. Toko Roti Bread Talk cabang
Sun Plaza Medan memiliki manajemen, jenis menu, dan layout yang sesuai dengan yang ditentukan oleh Toko Roti
Bread Talk pusat yang ada di Jakarta.
Sesuai dengan namanya Toko Roti Bread Talk memberikan aneka ragam pilihan roti yang memberikan kemudahan dan kenikmatan rasa bagi
konsumennya, sehingga konsumen dapat
merasakan kenikmatan roti tersebut berbicara
melalui rasa yang diberikan konsumen tersebut.
Berdasarkan uraian berikut peneliti tertarik
untuk membahas lebih lanjut tentang
pengaruh experiential marketing dalam skripsi yang berjudul : “Analisis Pengaruh
Strategi Experiential Marketing Terhadap Customer Loyalty Pada Konsumen Toko Roti Bread Talk Sun Plaza”.
1.2 Perumusan
masalah Berdasarkan paparan diatas maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah ”Apakahmarketing marketing
yang meliputi sense, feel, think, act,
dan relate berpengaruh pada customer loyalty Toko Roti Bread Talk Sun Plaza?”.
1.3 Tujuan
penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan
menganalisis pengaruh experiential marketing
terhadap costumer loyalty pada Toko Roti Bread Talk Cabang Sun Plaza Medan.
1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Toko Roti Bread Talk Hasil dari
penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan langkah dan
kebijakan perusahaan khususnya dalam
penentuan strategi pemasaran yang berorientasi pada customer loyalty.
b.
Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan
pengetahuan untuk penelitian –
penelitian dibidang pemasaran terutama yang berkenaan dengan tingkat experiential marketing pelanggan.
c. Bagi Peneliti lain Penelitian ini diharapkan
agar peneliti dapat mengetahui lebih mendalam manfaat dari strategi experiential marketing
didalam bisnis untuk diterapkan kedepan.
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi