BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sampah
telah menjadi masalah utama di kota-kota besar di Indonesia. Pada tahun 2020,
volume sampah perkotaan di Indonesia diperkirakan akan meningkat lima kali
lipat, diantaranya sumber sampah yang terbanyak berasal dari pemukiman dan
pasar tradisional (Fatimah, 2009 : 1).
Jumlah
sampah yang bertambah dalam suatu wilayah, berkorelasi dengan jumlah populasi
manusia dan banyaknya aktivitas yang dilakukan di dalam suatu komunitas.
Menurut data Dinas Kebersihan Kota Medan pada tahun 2009 dengan pertambahan
penduduk Kota Medan sebesar 2.578.315 jiwa menghasilkan sampah sebesar 5.616 m3/hari (1.404
ton/hari) dengan volume sampah sebesar itu jika tidak dilakukan dengan tanggung
jawab sosial yang baik maka pengolahan sampah di Kota Medan akan terkendala.
Sampah
yang berasal dari pemukiman, pasar, taman, dan lain-lain, jika tidak dikelola
secara baik, keberadaannya sering menimbulkan masalah bagi lingkungan, seperti:
1.
Sampah yang tidak teratasi dengan baik dapat menyebabkan lingkungan tidak baik
secara estetika.
2.
Sampah yang membusuk menghasilkan gas yang berbau yang tidak sedap dan
berbahaya bagi kesehatan, air yang dikeluarkan (leachate) juga dapat
menyebabkan pencemaran sungai, maupun air tanah.
3. Sampah yang tercecer tidak pada
tempatnya dapat menyebabkan tersumbatnya saluran drainase sehingga dapat
menimbulkan banjir.
4. Kawasan yang padat penduduknya seperti kota besar akan
kesulitan mencari lahan baru untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Negara berkembang seperti Indonesia menyelesaikan masalah
sampah yaitu dengan membuang ke tempat lain, tentu saja ini bukan merupakan
pemecahan masalah. Oleh sebab itu untuk meminimalisasi (pengurangan) sampah
mencakup tiga usaha dasar yang dikenal dengan 3R, yaitu: Reduse (mengurangi):
sebisa mungkin mengurangi barang dan material yang dipakai sehari-hari. Reuse
(memakai kembali): memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah/menghindari
pemakaian sekali pakai. Recycle (mendaur ulang): sedapat mungkin mendaur
ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi menjadi bentuk dan fungsi
lain, meski tidak semua barang bisa di daur ulang.
Menurut Slamet (dalam Pakpahan, 2010 : 4) ada beberapa faktor
yang penting yang mempengaruhi sampah yaitu: jumlah penduduk, keadaan sosial,
kemajuan teknologi yang akan menambah jumlah maupun kualitas sampah.
Pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan akan:
1. Mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA sehingga dapat
memperpanjang umur Tempat Pembuangan Akhir (TPA), meningkatkan efisiensi biaya
pengangkutan sampah, meningkatnya kondisi sanitasi di sekitar TPA.
2. Mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan
kebersihan lingkungan.
3. Membantu melestarikan sumberdaya
alam, terutama kompos yang dipakai untuk pupuk tanaman.
4. Menghasilkan sumberdaya baru dari sampah, misalnya pupuk
tanaman.
5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
sampah dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Salah satu pasar tradisional yang terletak di Jl. Gatot
Subroto yang lebih dikenal dengan Pajak Sei Sikambing atau Pasar Sei Sikambing
menjual diantaranya sembako, bumbu dapur, sayur mayur, ikan, daging, pakaian,
makanan, jajanan pasar dan lainnya di dalam pasar sehingga menimbulkan sampah.
Berdasarkan data, jumlah tempat berdagang di Pasar Sei Sikambing berjumlah 646.
Jumlah sampah yang dihasilkan oleh pasar tersebut berkisar 2-3m3/hari.
Petugas kebersihan yang bertugas membersihkan sampah hanya 5
orang dengan pengolahan pasar yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD). Petugas kebersihan membersihkan sampah setiap hari. Sampah di kumpulkan
di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang berada di depan Pasar Sei Sikambing.
Pengangkutan sampah dilakukan dengan menggunakan truk pengangkut sampah
kemudian di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di TPA Terjun atau di TPA
Tuntungan.
Berdasarkan hasil wawancara kepada Pak Doli sebagai staff di
Perusahaan Daerah (PD) Pasar, kendala utama sampah di Pasar Sei Sikambing
adalah truk pengangkutan yang mengangkut sampah bukan hanya mengangkut di Pasar
Sei Sikambing sehingga kapasitas angkut truk pengangkut sampah ketika
mengangkut
sampah menjadi terbatas. Oleh sebab
itu tanggung jawab sosial pembuangan sampah di Pasar Tradisional Sei Sikambing
Medan sangat penting. Melihat kondisi tersebut, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Analisis tentang Tanggung Jawab Pembuangan
Sampah pada Usaha Kecil di Pasar Tradisional (Studi Kasus Pasar Sei Sikambing
Medan)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: “Bagaimana
tanggung jawab pembuangan sampah pada usaha kecil di Pasar Tradisional Sei
Sikambing Medan?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis tanggung jawab pembuangan sampah pada usaha kecil di Pasar
Tradisional Sei Sikambing Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Meningkatkan kebersihan lingkungan
akibat pencemaran dari sampah
2. Memberikan kenyamanan kepada
pelanggan pasar
3. Meningkatkan kerjasama antara pedagang dengan pengelola
pasar
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi