BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Situasi perekonomian Indonesia yang telah demikian cepatperubahannya, menyebabkan kehadiran koperasi yang mandiri
memberikan keunggulan tersendiri dan
menjadikan pembangunan perekonomian terpacu lebih cepat karena adanya lembaga yang mampu memberdayakan
perekonomian masyarakat. Dalam teori
maupun kenyataan, koperasi mampu memperkenalkan kesadaran ekonomi, mampu menggerakkan sumber-sumber ekonomi
(termasuk sumber daya manusia) yang
masih belum atau kurang dimanfaatkan menjadi suatu kekuatan produktif yang menumbuhkan nilai tambah. Koperasi
sebagai gerakan ekonomi partisipatif menyatupadukan
potensi-potensi yang terpisah-pisah menjadi kekuatan bersama yang lebih besar. (Anoraga: 2002:57).
Sejak tahun 2004 terdapat lebih dari 3020
koperasi syari’ah yang berkembang dengan
berbagai macam ragam kondisi kelembagaannya. Jenisnya sangat beragam di mulai dari koperasi pondok
pesantren (kopontren), koperasi masjid
(kopmas), koperasi perkantoran hingga koperasi pasar (kopas). Dalam waktu yang singkat koperasi syari’ah telah
memberikan dampak yang cukup positif
terhadap pelaku usaha mikro di tanah air dan telah membantu lebih dari 920 ribu usaha mikro di tanah air dan telah
merambah ke seluruh kabupaten di Indonesia.
Koperasi syaria’ah lahir sebagai salah satu solusi alternatif dikalangan masyarakat muslim karena adanya pertentangan
mengenai bunga dan riba.
Koperasi syari’ah berbeda dengan koperasi
konvensional yaitu pada koprasi syari’ah
tidak menggunakan sistim bunga atau riba dalam pembagian keuntungan, tetapi menggunakan sistem bagi
hasil (mudharabah) yang berdasarkan
keadilan. Jadi, koperasi syari’ah hadir
dalam rangka penerapan ekonomi syari’ah
Islam. Selain koperasi syari’ah dapat membantu masyarakat muslim terbebas dari peraktek bunga atau riba
yang dilakukan oleh bank-bank konvensional,
kehadiran koperasi syari’ah diharapkan juga mampu memberikan kesejarteraan kepada masyarakat. Sistim bagi
hasil (mudharabah) yang dikenalkan pada
masyarakat ternyata cukup mudah diterima dan sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang mengedepankan asas
gotong royong dan kejujuran.
http://manajemenkoperasi.blogspot.com/
2009/01/ koperasi-indonesia-2008.html Disisi lainnya kesulitan mengakses
perbankan dihadapi oleh usaha mikro, dikarenakan
standar kelayakan perbankan konvensional yang sulit dipenuhi oleh pelaku usaha mikro. Kondisi ini diatasi dengan
keberadaan koperasi syari’ah yang terbiasa
dengan usaha yang skala dan transaksi kecil (mikro) serta berada di lokasi-lokasi yang selama ini sulit tersentuh
sepenuhnya oleh jaringan perbankan.
Kenyataannya jumlah koperasi
syari’ah masih sangat sedikit dibandingkan dengan kebutuhan pembiayaan usaha mikro yang mencapai
39,72 juta usaha dan menyerap 88% tenaga
kerja. Karena itu penumbuhan koperasi syari’ah merupakan upaya strategis untuk mendongkrak tingkat
pertumbuhan ekonomi dan mengentaskan
kemiskinan. Penumbuhan koperasi syari’ah juga penting dalam rangka meningkatkan keluarga prasejahtera,
sehingga bukan sekedar intermediasi financial,
melainkan juga intermediasi sosial. Menurut data BPS, terdapat lebih dari 10 juta usaha kecil dan mikro yang belum
tersentuh jasa layanan perbankan.
Kondisi ini menjadi perluang bagi tumbuh dan
berkembangnya koperasi syari’ah bagi
rakyat Indonesia yang mayoritas muslim. Kelahiran koperasi syari’ah di Indonesia dilandasi oleh
Kepututsan Menteri (Kepmen) Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004
tanggal 10 September 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa
Keuangan Syari’ah. Kepmen ini memfasilitasi
berdirinya koperasi syari’ah menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) atau Unit Jasa Keuangan
Syari’ah (UJKS), dengan adanya sistim ini
membantu koperasi serba usaha di Indonesia memiliki unit jasa keuangan syari’ah. Dengan demikian dalam rangka
mengakselerasi pertumbuhan dan perkembangan
koperasi syari’ah di Indonesia mutlak diperlukan adanya undangundang koperasi
syari’ah tersendiri yang mampu mengakomodir percepatan dari koperasi syari’ah itu sendiri.
http://www.kabarindonesia.com/berita.php. PKS Support Pertumbuhan Koperasi Syari’ah
Indonesia tanggal 14 Juli 2008.
Koperasi Syariah Berkah Mandiri
(KSBM) Pasar USU Medan adalah koperasi
yang didirikan oleh mahasiswa dan alumni USU dari berbagai fakultas, yang terbuka secara umum untuk semua kalangan
masyarakat dan menjadi salah satu wadah
perekonomian bagi anggota khususnya dan umat islam umumnya yang secara profesional dan amanah dengan
semangat ukhuwah islamiyah dan berdasarkan
syari’at islam.
Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri
(KSBM) Pasar USU Medan selain merupakan
wadah simpan pinjam juga merupakan usaha yang bergerak di bidang investasi, perdagangan, privat less, cattering service, rental mobil.
Adapun produk-produk dari Koperasi
Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan sebagai berikut: Tabel1.Data Produk Koperasi Syari’ah Berkah
Mandiri Pasar USU Medan Produk Bauran
Produk Penghimpunan Dana 1. Tabungan Mudharabah 2. Investasi SPP Mahasiswa dan
Pelajar 3. Investasi Walimah/ Nikah 4. Investasi Haji 5. Investasi Berjangka
Mudharabah Produk Usaha / Penyaluran Dana 1. Pembiayaan/ Simpan pinjam a. Pembiayaan Mudharabah (bagi hasil) b.
Pembiayaan Musyarakah c. Ijarah
(sewa) d. Qard (Pinjaman) e. Qaldhu Hasan (dana kebajikan yang berasal dari zakat, infak, sadaqah (ZIS) 2. Usaha Perdagangan a. Pulsa (distributor) b.
Kartu Perdana c. Buku-buku d.
Accessories e. Parfum non alkohol
f. Dll 3. Privat Less 4. Cattrering
Service 5. Rental Mobil Sumber : Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri Pasar USU
Medan (diolah) Tabel 1.1 dapat di jelaskan bahwa Koperasi Syari’ah Berkah
Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan bukan hanya bergerak di bidang penghimpunan dan dan penyaluran dana, tapi juga bergerak di
bidang investasi, perdagangan, privat less,
cattering service, rental mobil. Hal ini disebabkan dengan adanya peluang yang sangat memungkinkan untuk meningkatkan
pendapatan Koperasi Syaria’ah Berkah
Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan.
Tabel 1.Pendapatan Bersih Koperasi Syari’ah
Berkah Mandiri Pasar USU Medan bulan
Desember 2008 –Mei 200Bulan / Tahun
Pendapatan (Rp) Desember 2008
279.33Januari 2009 363.17Februari
2009 213.83Meret 2009 333.46April 2009 67.96Mei 2009 514.82Sumber : Koperasi Syari’ah Berkah
Mandiri 2009 (diolah) Tabel 1.2. Dapat di jelaskan bahwa pendapatan bersih
Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri Pasar
USU Medan di hitung dari 6 (enam) bulan terakhir dimulai dari bulan Desember 2008 sampai dengan bulan
Mei 2009. Namun, terjadi penurunan yang
sangat drastis di bulan karena pada bulan April, karena salah satu sumber pendapatan Koperasi Syariah Berkah
Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan (KSBM
Profesional Tutor) tidak berjalan dengan maksimal sedangkan jumlah pengeluaran pada bulan April tetap sama
seperti bulan-bulan sebelumnya.
Ketidakproduktifan dari usaha
Koperasi Berkah Syariah Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan ini di duga dipengaruhi oleh kurang
maksimalnya penerapan faktorfaktor kewirausahan
dalam usaha Koperasi Syariah Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan.
Menurut Dalimunthe (2002)
Faktor-faktor kewirausahaan yang mempengaruhi
keberhasilan suatu usaha yaitu visi, perencanaan, motivasi, kreativitas, peluang, percaya diri, berani
mengambil resiko, dan adaptasi. Hasil penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe (2002) di temukan bahwa kewirausahaan berpengaruh langsung positif
terhadap keberhasilan usaha industri kecil
tenun dan bordir di sumatera utara,
sumatera barat dan riau yang berimplikasi
bahwa semakin berani seorang pengusaha kecil mengembangkan usaha, maka akan semakin meningkat kinerja
usahanya.
Namun dalam hal ini peneliti
hanya meneliti beberapa faktor kewirausahaan
saja. Faktor-faktor tersebut meliputi visi, Perencanaan, peluang dan berani mengambil resiko. Pengambilan
variabel kewirausahaan yang terdiri dari
visi, perencanaan, peluang dan mengambil resiko dianggap lebih berpotensi dalam menentukan keberhasilan usaha pada
Koperasi Syari’ah Berkah Mandir i (KSBM)
Pasar USU Medan.
Berdasarkan pernyataan diatas,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Faktor–Faktor Kewirausahaan yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha pada Koperasi Syari’ah
Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan.” B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang
diatas, dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah faktor-faktor
kewirausaahan yang terdiri dari visi, perencanaan, peluang, berani mengambil resiko mempengaruhi
keberhasilan usaha pada Koperasi
Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM) pasar USU Medan?”.
C. Kerangka Konseptual Menurut Dalimunthe (2002) faktor–faktor
kewirausahaan seperti visi, perencana,
motivasi, kreativitas, peluang, percaya diri, berani mengambil resiko, adaptasi sangat menentukan keberhasilan suatu
usaha.
Kerangka konseptual yang
digunakan dalam penelitian adalah seperti yang digambarkan dalam skema berikut : Gambar 1.1
Kerangka Konseptual Sumber : Dalimunthe (2002) diolah D. Hipotesis Hipotesis
merupakan jawaban sementara yang hendak dicari kebenaranya melauli penelitian. Dikatakan sebagai jawaban
sementara karena hipotesis pada dasarnya
merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari
hipotesis perlu di uji terlebih dahulu
melalui analisis data (Suliyanto, 2006:53).
Berdasarkan perumusan masalah,
hipotesis penelitian ini adalah : “Faktorfaktor kewirausahaan yang terdiri dari
visi, perencanaan, peluang, berani mengambil
resiko, berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM)
Pasar USU Medan”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Keberhasilan Usaha (Y) Kewirausahaan
(X) 1. Visi (X) 2.
Perencanaan (X) 3. Peluang (X) 4.
Berani Mengambil Resiko (X) Mengetahui
pengaruh faktor-faktor kewirausahaan yang terdiri dari visi, perencanaan, peluang, berani mengambil resiko,
terhadap keberhasilan usaha pada
Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan.
2. Manfaat Penelitian a. Sebagai sumber informasi bagi para
wirausahawan dalam mendirikan usaha
koperasi dan sebagai bahan masukan kepada para wirausahawan mengenai bagaimana pentingnya menerapkan
faktor-faktor kewirausahaan dalam
mencapai keberhasilan usaha koperasi.
b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain
yang melakukan penelitian tentang objek
yang sama dimasa yang akan datang.
c. Sebagai suatu bekal pengetahuan dan
pengalaman untuk penulis dalam memperluas
wawasan, khususnya di bidang kewirausahaan koperasi F.
Metode Penelitian 1. Batasan
Operasional a. Penelitian ini hanya
meneliti faktor-faktor kewirausahaan yang mempengaruhi keberhasilan usaha yaitu visi,
perencanaan, peluang, berani mengambil
resiko.
b. Karakteristik yang diteliti dalam penelitian
ini yaitu anggota Koperasi Syari’ah
Berkah Mandiri Pasar USU Medan 2.
Defenisi Operasional Dalam penelitian ini variabel-variabel yang
dioperasionalkan adalah semua variabel
yang termasuk dalam variabel yang telah dirumuskan untuk memberikan gambaran yang jelas dan
memudahkan pelaksanaan penelitian. Dalam
hal ini, operasonal variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : a. Faktor-faktor kewirausahaan (X) merupakan
variabel yang menpengaruhi variabel
dependen yaitu : 1. Mempunyai Visi (X1) Visi secara hakekat merupakan gambaran masa
depan yang ingin dicapai. Seorang
wirausaha harus memiliki visi yang jelas dan dapat dipahami oleh seluruh anggota organisasi
yang akan meningkatkan seluruh energi organisasi dalam satu kesatuan yang kuat. Semakin tinggi pemahaman dan penerimaan
visi organisasi, semakin tinggi pula
komitmen anggota organisasi untuk mewujudkan
tujuan organisasi.
2. Perencanaan (X2) Seorang wirausaha sebelum menjalankan usahanya
terlebih dahulu membuat perencanaan yang
cukup mengenai usaha yang akan di kelolanya,
dimulai dari usaha apa yang akan buat, dimana usaha tersebut didirikan, kapan usaha tersebut akan
dimulai dan siapa yang akan
mengelolanya. Oleh karena itu agar aktivitas bisnis yang dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan.
3. Peluang (X3) Peluang atau kesempatan biasanya tidak datang
berulang-ulang, tapi mungkin hanya
sekali saja dan dalam waktu yang sangat singkat,
sehingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami
kegagalan.
Seorang wirausaha dituntut dapat
melihat, memanfaatkan serta mengimplementasikan
peluang, sehingga dapat memberikan keuntungan
bagi perusahaan. Semua tantangan bisa menjadi peluang apabila ada inovasi. Para wirausaha
harus mengukur dan memperkirakan ukuran
pertumbuhan dan potensi laba dari setiap peluang yang ada dan berhati-hati mengevaluasi
peluang sebelum memilih pasar dan
sasaran.
4. Berani Mengambil Resiko (X4) Pengambilan resiko sangat berkaitan dengan
kreativitas yang mengubah ide menjadi
realistis dan disertai dengan upaya pencapaiannya.
Setiap aktivitas manusia selalu mengandung resiko dengan identitas yang berbeda, sesuai dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi. Itu
merupakan suatu tantangan bagi pengambil resiko. Bahwa suatu resiko terjadi jika
seseorang memiliki pilihan antara dua
alternatif atau lebih yang hasilnya tidak diketahui dan harus dinilai secara objektif.
b. Keberhasilan usaha (Y) merupakan variabel
yang mempengaruhi variabel
independen (terikat). Adapun yang
menjadi variabel independen (terikat)
adalah Keberhasilan Usaha pada Koperasi Syari’ah
Mandiri Pasar USU Medan Tabel 1.Operasional
Variabel Variabel Definisi Variabel Indikator Skala Ukur a.
Visi (X ) Visi secara hakekat merupakan gambaran masa depan yang ingin dicapai.
Seorang wirausaha harus memiliki visi yang jelas dan dapat dipahami oleh seluruh anggota organisasi yang akan meningkatkan seluruh energi organisasi dalam satu kesatuan yang kuat.
Semakin tinggi pemahaman dan penerimaan visi organisasi, semakin tinggi pula komitmen anggota organisasi untuk mewujudkan tujuan organisasi.
1. Visi 2.
Misi 3. Tujuan Usaha 4. Harapan Guttman b. Perencanaan (X ) Seorang wirausaha sebelum menjalankan usahanya terlebih dahulu membuat perencanaan yang cukup mengenai usaha yang akan di kelolanya, dimulai dari usaha apa yang akan buat, dimana usaha tersebut didirikan, kapan usaha tersebut akan dimulai dan siapa yang akan mengelolanya. Oleh karena itu agar aktivitas bisnis yang dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan.
5. Rencana Bisnis 6. Perencanaan Produksi 7.
Perencanaan Pemasaran 8. Perencanaan MSDM 9.
Perencanaan Keuangan Guttman c.
Peluang (X ) Peluang atau kesempatan biasanya tidak datang berulang-ulang, tapi mungkin hanya sekali saja dan dalam waktu yang sangat singkat, sehingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami 10. Lokasi 11. Pesaing 12. Konsumen 13. Harga 14.
Promosi Guttman kegagalan.
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala Ukur d.
Berani Mengambil Resiko (X ) Pengambilan resiko sangat berkaitan dengan kreativitas yang mengubah ide menjadi realistis dan disertai dengan upaya
pencapaiannya.
Setiap aktivitas manusia selalu mengandung resiko dengan identitas yang berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Itu merupakan suatu tantangan bagi pengambil resiko. Bahwa suatu resiko terjadi jika seseorang memiliki pilihan antara dua
alternatif atau lebih yang hasilnya
tidak diketahui dan harus dinilai secara objektif.
15. Keberanian 16. Komitmen 17.
Loyalitas 18. Musyawarah Guttman e.
Keberhasilan Usaha Merupakan
variabel yang mempengaruhi variabel independen (terikat) 19. Dana usaha bertambah 20. Hasil produksi meningkat 21. Keuntungan bertambah 22. Dana berkembang dengan cepat 23. Penghasilan anggota bertambah.
Guttman Sumber: diolah penulis
(2009) 3. Skala Pengukuran Variabel.
Variabel faktor-faktor
kewirausahaan yang mempengaruhi keberhasilan usaha diukur dengan menggunakan Skala Guttman.
Skala pengukuran tipe ini, akan didapat
jawaban yang tegas; “ya – tidak”, “benar
- salah”, “pernah - tidak pernah”,
“positif - negatif”, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa interval atau rasio
dikhotomi (dua alternatif).
Penelitian menggunakan Skala
Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan
yang ditanyakan. Skala Guttman selain
dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist (√). Jawaban dapat
dibuat skor tertinggi 1 (satu) dan
terendah 0 (nol). Faktor dengan skor yang memiliki skor tertinggi maka dipilih sebagai faktor yang paling
dominan dalam keberhasilan usaha
koperasi syari’ah.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakakukan pada Koperasi
Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU
Medan dan dimulai dari bulan Juli 2009 sampai dengan bulan September 2009.
5. Populasi dan Sampel a. Populasi yang digunakan dalam hal ini adalah
anggota dan pengurus harian Koperasi
Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan sebanyak 148 orang yang terdiri dari 3 orang
Pengurus, 1 orang Adm dan Keuangan, 3
orang Dewan Pengawas, 1 orang Pengurus Syari’ah, 11 orang Pengelola dan 129 orang anggota.
b. Sampel adalah bagian dari unit populasi.
Penentuan jumlah sampel dilakukan
memlaui teknik “Purposive Sampling”
yaitu tehnik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.
Penentuan ukuran sampel dari
populasi, menggunakan metode Slovin dengan
rumus : )(1 eN N n + = Dimana: n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e =
Batas Kesalahan, misalkan (10%) maka jumlah sampel dalam penelitian adalah : )10.0(14814+
= n n= 59.6 orang n= 60 orang 6.
Jenis dan Sumber Data Menurut cara memperolehnya (Suliyanto, 2006: 131)
data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa : a. Data Primer Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari responden dalam hal ini anggota dan pengurus Koperasi Syari’ah
Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan.
b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari sumber lain yang mendukung
data primer dengan mengumpulkan data dari buku-buku dan tulisan ilmiah yang ada.
7. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara atau interview Wawancara yaitu
melakukan tanya jawab dengan para karyawan, untuk memperoleh informasi tentang berbagai
hal yang berkaitan dengan faktor-faktor
kewirausahaan yang mempengaruhi keberhasilan usaha pada Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM)
pasar USU Medan.
b. Kuesioner atau angket Yaitu penyebaran daftar pertanyaan untuk
dijawab yang ditentukan skornya dengan
menggunakan Skala Likert.
c. Studi Dokumentasi Studi Dokumentasi yaitu
memperoleh data dengan cara meninjau, membaca,
dan mempelajari dukumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
penelitian yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Sedangkan instrumen yang reliabel adalah
jika instrumen digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilakan data yang
sama. (Sugiono, 2004: 267). Instrumen penelitian yang valid dan reliabel
merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk
menguji apakah kuesioner layak digunakan
sebagai instrumen penelitian atau tidak. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat dapar
menjawab tujuan penelitian.
Reliabel artinya data yang
diperoleh melalui kuesioner hasilnya konsisten bila digunakan untuk penelitian lain.
1. Uji Validitas
Uji validitas pada penelitian ini akan dilakukan pada responden di luar sampel sebanyak 30 responden. Pengujian
dilakukan dengan bantuan program SPSS 14
for windows dengan kriteria sebagai berikut: a.
Jika r > hitung r tabel , maka pernyataan tersebut dinyatakan valid b. Jika r hitung <rtabel , maka pernyataan
tersebut dinyatakan tidak valid 2. Uji
Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan
dengan menguji butir pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas akan
ditentukan reliabilitasnya dengan
bantuan SPSS 14 for windows dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika r positif atau > r tabel , maka
pernyataan dinyatakan reliabel b. Jika r
negatif atau < r tabel , maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak reliabel.
9. Tehnik Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif Metode Analisis
Deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan
gambaran yang jelas melalui pengumpulan,
menyusun, dan mengalisa data, sehingga dapat diketahui gambaran umum instansi yang sedang
diteliti.
b. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik
digunakan sebelum melakukan analisis regresi,
agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi. Ada beberapa
kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu, 1. Uji Normalitas Data Tujuan uji normalitas digunakan untuk melihat
dalam model regresi, variabel dependen
dan independennya memiliki distribusi normal
atau tidak, model yang paling baik adalah mendekati normal.
2. Uji Heteroskedastisitas Uji
heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians
dari residual pengamatan yang lain. Jika
varians residual dari suatu pengamatan lain
tetap, maka disebut homokedastisitas, jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang paling
baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen dengan
variabel dependen. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, digunakan ketentuan sebagai
berikut: jika nilai Varuante Inflation
Faktor (VIF) > 5, maka terjadi multikolinieritas.
c. Analsis Regresi Linear Berganda Metode
analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabelvariabel indepeden baik
secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap variabel dependen.Dalam penelitian
ini, penulis menggunakan alat bantu
program SPSS 14 for windows (StatisticProdutc and Solution).
Persaman regresinya adalah
sebagai berikut Y = a+b1X+b2X+b3X+b4X+ e
Dimana: Y = Keberhasilan usaha e = Standar error X = Faktor-faktor kewirausahaan a = Konstanta X= Visi b = Koefisien regresi X= Perencanaan X=
Peluang X4= Berani mengambil resiko Pengujian hipotesis sebagai berikut: 1. Koefisien Determinan (R ) Korelasi determinan digunakan untuk melihat
sebarapa besar pengaruh variabel bebas
(X) terhadap variabel terikat (Y). Jika determinan (R ) semakin besar atau mendekati 1 (satu) semakin
kuat. Jika Koefisien determinan (R )
semakin kecil atau mendekati 0 (nol), maka variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin
kecil.
Hal ini berarti, model yang
digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
2. Uji F (uji serentak) Uji F (uji serentak)
adalah melihat apakah variabel bebas (X1, X 2, X 3, X ) secara bersama–sama (serentak) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel
terikat (Y). Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut : Ho : b= b= b= b= Artinya secara bersama-sama tidak terdapat
pangaruh yang positif dan signifikan
dari variabel bebas (X 1, X 2, X 3, X ) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : b1≠b≠b 3 ≠b 4 ≠Artinya
secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X 1, X 2, X 3,
X ) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan: Ho
diterima jika Fhitung<Ftabel pada α= 5% Ha diterima jika Fhitung>Ftabel pada
α= 5% 3. Uji t (uji parsial) Uji t (uji
parsial) yaitu menguji setiap variabel bebas (X1, X 2, X 3, X ) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
variabel terikat (Y) secara parsial.
Kriteria pengambilan kepurtusan :
Ho : b= b= b= b= Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel bebas (X 1,
X 2, X 3, X ) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : b1≠b≠b 3 ≠b 4 ≠ Artinya
secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X 1, X 2, X 3, X ) terhadap
variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan : Ho
diterima jika thitung <ttabel pada α= 5% Ha diterima jika thitung >ttabel
pada α= 5%
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi