Kamis, 20 Maret 2014

Skripsi Manajemen: FAKTOR – FAKTOR KEWIRAUSAHAAN YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SYARI’AH BERKAH MANDIRI



BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang 
Situasi perekonomian Indonesia yang telah demikian cepatperubahannya,  menyebabkan kehadiran koperasi yang mandiri memberikan keunggulan  tersendiri dan menjadikan pembangunan perekonomian terpacu lebih cepat karena  adanya lembaga yang mampu memberdayakan perekonomian masyarakat. Dalam  teori maupun kenyataan, koperasi mampu memperkenalkan kesadaran ekonomi,  mampu menggerakkan sumber-sumber ekonomi (termasuk sumber daya manusia)  yang masih belum atau kurang dimanfaatkan menjadi suatu kekuatan produktif  yang menumbuhkan nilai tambah. Koperasi sebagai gerakan ekonomi partisipatif  menyatupadukan potensi-potensi yang terpisah-pisah menjadi kekuatan bersama  yang lebih besar. (Anoraga: 2002:57).

  Sejak tahun 2004 terdapat lebih dari 3020 koperasi syari’ah yang  berkembang dengan berbagai macam ragam kondisi kelembagaannya. Jenisnya  sangat beragam di mulai dari koperasi pondok pesantren (kopontren), koperasi  masjid (kopmas), koperasi perkantoran hingga koperasi pasar (kopas). Dalam  waktu yang singkat koperasi syari’ah telah memberikan dampak yang cukup  positif terhadap pelaku usaha mikro di tanah air dan telah membantu lebih dari  920 ribu usaha mikro di tanah air dan telah merambah ke seluruh kabupaten di  Indonesia. Koperasi syaria’ah lahir sebagai salah satu solusi alternatif dikalangan  masyarakat muslim karena adanya pertentangan mengenai bunga dan riba.
 Koperasi syari’ah berbeda dengan koperasi konvensional yaitu pada  koprasi syari’ah tidak menggunakan sistim bunga atau riba dalam pembagian  keuntungan, tetapi menggunakan sistem bagi hasil (mudharabah) yang  berdasarkan keadilan.  Jadi, koperasi syari’ah hadir dalam rangka penerapan  ekonomi syari’ah Islam. Selain koperasi syari’ah dapat membantu masyarakat  muslim terbebas dari peraktek bunga atau riba yang dilakukan oleh bank-bank  konvensional, kehadiran koperasi syari’ah diharapkan juga mampu memberikan  kesejarteraan kepada masyarakat. Sistim bagi hasil (mudharabah) yang dikenalkan  pada masyarakat ternyata cukup mudah diterima dan sesuai dengan budaya  bangsa Indonesia yang mengedepankan asas gotong royong dan kejujuran.
http://manajemenkoperasi.blogspot.com/ 2009/01/ koperasi-indonesia-2008.html Disisi lainnya kesulitan mengakses perbankan dihadapi oleh usaha mikro,  dikarenakan standar kelayakan perbankan konvensional yang sulit dipenuhi oleh  pelaku usaha mikro. Kondisi ini diatasi dengan keberadaan koperasi syari’ah yang  terbiasa dengan usaha yang skala dan transaksi kecil (mikro) serta berada di  lokasi-lokasi yang selama ini sulit tersentuh sepenuhnya oleh jaringan perbankan.
Kenyataannya jumlah koperasi syari’ah masih sangat sedikit dibandingkan dengan  kebutuhan pembiayaan usaha mikro yang mencapai 39,72 juta usaha dan  menyerap 88% tenaga kerja. Karena itu penumbuhan koperasi syari’ah merupakan  upaya strategis untuk mendongkrak tingkat pertumbuhan ekonomi dan  mengentaskan kemiskinan. Penumbuhan koperasi syari’ah juga penting dalam  rangka meningkatkan keluarga prasejahtera, sehingga bukan sekedar intermediasi  financial, melainkan juga intermediasi sosial. Menurut data BPS, terdapat lebih  dari 10 juta usaha kecil dan mikro yang belum tersentuh jasa layanan perbankan.
 Kondisi ini menjadi perluang bagi tumbuh dan berkembangnya koperasi  syari’ah bagi rakyat Indonesia yang mayoritas muslim. Kelahiran koperasi  syari’ah di Indonesia dilandasi oleh Kepututsan Menteri (Kepmen) Nomor  91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004 Tentang Petunjuk  Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah. Kepmen ini  memfasilitasi berdirinya koperasi syari’ah menjadi Koperasi Jasa Keuangan  Syari’ah (KJKS) atau Unit Jasa Keuangan Syari’ah (UJKS), dengan adanya sistim  ini membantu koperasi serba usaha di Indonesia memiliki unit jasa keuangan  syari’ah. Dengan demikian dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan dan  perkembangan koperasi syari’ah di Indonesia mutlak diperlukan adanya undangundang koperasi syari’ah tersendiri yang mampu mengakomodir percepatan dari  koperasi syari’ah itu sendiri. http://www.kabarindonesia.com/berita.php. PKS  Support Pertumbuhan Koperasi Syari’ah Indonesia tanggal 14 Juli 2008.
Koperasi Syariah Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan adalah  koperasi yang didirikan oleh mahasiswa dan alumni USU dari berbagai fakultas,  yang terbuka secara umum untuk semua kalangan masyarakat dan menjadi salah  satu wadah perekonomian bagi anggota khususnya dan umat islam umumnya  yang secara profesional dan amanah dengan semangat ukhuwah islamiyah dan  berdasarkan syari’at islam.
Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan selain  merupakan wadah simpan pinjam juga merupakan usaha yang bergerak di bidang  investasi, perdagangan,  privat less, cattering service, rental mobil. Adapun  produk-produk dari Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU  Medan sebagai berikut:  Tabel1.Data Produk Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri Pasar USU Medan Produk  Bauran Produk Penghimpunan Dana 1. Tabungan Mudharabah 2. Investasi SPP Mahasiswa dan Pelajar 3. Investasi Walimah/ Nikah 4. Investasi Haji 5. Investasi Berjangka Mudharabah Produk Usaha / Penyaluran Dana 1. Pembiayaan/ Simpan pinjam a.  Pembiayaan Mudharabah (bagi  hasil) b.  Pembiayaan Musyarakah c.  Ijarah (sewa) d.  Qard (Pinjaman) e.  Qaldhu Hasan (dana kebajikan yang  berasal dari zakat, infak, sadaqah  (ZIS) 2. Usaha Perdagangan a.  Pulsa (distributor)  b.  Kartu Perdana c.  Buku-buku  d.  Accessories e.  Parfum non alkohol f.  Dll 3. Privat Less 4. Cattrering Service 5. Rental Mobil Sumber : Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri Pasar USU Medan (diolah) Tabel 1.1 dapat di jelaskan bahwa Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan bukan hanya bergerak di bidang penghimpunan dan  dan penyaluran dana, tapi juga bergerak di bidang investasi, perdagangan, privat  less, cattering service, rental mobil. Hal ini disebabkan dengan adanya peluang  yang sangat memungkinkan untuk meningkatkan pendapatan Koperasi Syaria’ah  Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan.
 Tabel 1.Pendapatan Bersih Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri  Pasar USU Medan bulan Desember 2008 –Mei 200Bulan / Tahun  Pendapatan (Rp) Desember 2008  279.33Januari 2009  363.17Februari 2009  213.83Meret 2009  333.46April 2009    67.96Mei 2009  514.82Sumber : Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri 2009 (diolah) Tabel 1.2. Dapat di jelaskan bahwa pendapatan bersih Koperasi Syari’ah  Berkah Mandiri Pasar USU Medan di hitung dari 6 (enam) bulan terakhir dimulai  dari bulan Desember 2008 sampai dengan bulan Mei 2009. Namun, terjadi  penurunan yang sangat drastis di bulan karena pada bulan April, karena salah satu  sumber pendapatan Koperasi Syariah Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan  (KSBM Profesional Tutor) tidak berjalan dengan maksimal sedangkan jumlah  pengeluaran pada bulan April tetap sama seperti bulan-bulan sebelumnya.
Ketidakproduktifan dari usaha Koperasi Berkah Syariah Mandiri (KSBM) Pasar  USU Medan ini di duga dipengaruhi oleh kurang maksimalnya penerapan faktorfaktor kewirausahan  dalam usaha Koperasi Syariah Berkah Mandiri (KSBM)  Pasar USU Medan.
Menurut Dalimunthe (2002) Faktor-faktor kewirausahaan yang  mempengaruhi keberhasilan suatu usaha yaitu visi, perencanaan, motivasi,  kreativitas, peluang, percaya diri, berani mengambil resiko, dan adaptasi. Hasil   penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe (2002) di temukan bahwa  kewirausahaan berpengaruh langsung positif terhadap keberhasilan usaha industri  kecil tenun dan bordir di  sumatera utara, sumatera barat dan riau yang  berimplikasi bahwa semakin berani seorang pengusaha kecil mengembangkan  usaha, maka akan semakin meningkat kinerja usahanya.
Namun dalam hal ini peneliti hanya meneliti beberapa faktor  kewirausahaan saja. Faktor-faktor tersebut meliputi visi, Perencanaan, peluang  dan berani mengambil resiko. Pengambilan variabel kewirausahaan yang terdiri  dari visi, perencanaan, peluang dan mengambil resiko dianggap lebih berpotensi  dalam menentukan keberhasilan usaha pada Koperasi Syari’ah Berkah Mandir i  (KSBM) Pasar USU Medan.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan  penelitian dengan judul “Faktor–Faktor Kewirausahaan yang Mempengaruhi  Keberhasilan Usaha pada Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM) Pasar  USU Medan.” B.  Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah faktor-faktor kewirausaahan yang terdiri dari visi, perencanaan,  peluang, berani mengambil resiko mempengaruhi keberhasilan usaha pada  Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM) pasar USU Medan?”.
C. Kerangka Konseptual  Menurut Dalimunthe (2002) faktor–faktor kewirausahaan seperti visi,  perencana, motivasi, kreativitas, peluang, percaya diri, berani mengambil resiko,  adaptasi sangat menentukan keberhasilan suatu usaha.
Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian adalah seperti yang  digambarkan dalam skema berikut : Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : Dalimunthe (2002) diolah D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak dicari kebenaranya  melauli penelitian. Dikatakan sebagai jawaban sementara karena hipotesis pada  dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam  perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu di uji terlebih  dahulu melalui analisis data (Suliyanto, 2006:53).
Berdasarkan perumusan masalah, hipotesis penelitian ini adalah : “Faktorfaktor kewirausahaan yang terdiri dari visi, perencanaan, peluang, berani  mengambil resiko, berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha  pada Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan”.
E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.  Tujuan Penelitian Keberhasilan Usaha (Y) Kewirausahaan (X) 1.  Visi (X)  2.  Perencanaan (X)  3.  Peluang (X)  4.  Berani Mengambil Resiko (X)   Mengetahui pengaruh faktor-faktor kewirausahaan yang terdiri dari visi,  perencanaan, peluang, berani mengambil resiko, terhadap keberhasilan  usaha pada Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU  Medan.
2. Manfaat Penelitian a.  Sebagai sumber informasi bagi para wirausahawan dalam mendirikan  usaha koperasi dan sebagai bahan masukan kepada para wirausahawan  mengenai bagaimana pentingnya menerapkan faktor-faktor  kewirausahaan dalam mencapai keberhasilan usaha koperasi.
b.  Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian  tentang objek yang sama dimasa yang akan datang.
c.  Sebagai suatu bekal pengetahuan dan pengalaman untuk penulis dalam  memperluas wawasan, khususnya di bidang kewirausahaan koperasi  F.  Metode Penelitian 1.  Batasan Operasional a.  Penelitian ini hanya meneliti faktor-faktor kewirausahaan yang  mempengaruhi keberhasilan usaha yaitu visi, perencanaan, peluang,  berani mengambil resiko.
b.  Karakteristik yang diteliti dalam penelitian ini yaitu anggota Koperasi  Syari’ah Berkah Mandiri Pasar USU Medan 2.  Defenisi Operasional Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah  semua variabel yang termasuk dalam variabel yang telah dirumuskan   untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan  penelitian. Dalam hal ini, operasonal variabel yang akan diteliti adalah  sebagai berikut : a.  Faktor-faktor kewirausahaan (X) merupakan variabel yang  menpengaruhi variabel dependen yaitu : 1.  Mempunyai Visi (X1)  Visi secara hakekat merupakan gambaran masa depan yang ingin  dicapai. Seorang wirausaha harus memiliki visi yang jelas dan  dapat dipahami oleh seluruh anggota organisasi yang akan meningkatkan seluruh energi organisasi dalam satu kesatuan yang  kuat. Semakin tinggi pemahaman dan penerimaan visi organisasi,  semakin tinggi pula komitmen anggota organisasi untuk  mewujudkan tujuan organisasi.
2.  Perencanaan (X2)  Seorang wirausaha sebelum menjalankan usahanya terlebih dahulu  membuat perencanaan yang cukup mengenai usaha yang akan di  kelolanya, dimulai dari usaha apa yang akan buat, dimana usaha  tersebut didirikan, kapan usaha tersebut akan dimulai dan siapa  yang akan mengelolanya. Oleh karena itu agar aktivitas bisnis yang  dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan.
3.  Peluang (X3)  Peluang atau kesempatan biasanya tidak datang berulang-ulang,  tapi mungkin hanya sekali saja dan dalam waktu yang sangat  singkat, sehingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk   melihat berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan.
Seorang wirausaha dituntut dapat melihat, memanfaatkan serta  mengimplementasikan peluang, sehingga dapat memberikan  keuntungan bagi perusahaan. Semua tantangan bisa menjadi  peluang apabila ada inovasi. Para wirausaha harus mengukur dan  memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari setiap  peluang yang ada dan berhati-hati mengevaluasi peluang sebelum  memilih pasar dan sasaran.
4.  Berani Mengambil Resiko (X4)  Pengambilan resiko sangat berkaitan dengan kreativitas yang  mengubah ide menjadi realistis dan disertai dengan upaya  pencapaiannya. Setiap aktivitas manusia selalu mengandung resiko  dengan identitas yang berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisi  yang dihadapi. Itu merupakan suatu tantangan bagi pengambil  resiko. Bahwa suatu resiko terjadi jika seseorang memiliki pilihan  antara dua alternatif atau lebih yang hasilnya tidak diketahui dan  harus dinilai secara objektif.
b.  Keberhasilan usaha (Y) merupakan variabel yang mempengaruhi  variabel independen  (terikat). Adapun yang menjadi variabel  independen (terikat) adalah Keberhasilan Usaha pada Koperasi  Syari’ah Mandiri Pasar USU Medan  Tabel 1.Operasional Variabel Variabel  Definisi Variabel  Indikator Skala  Ukur a.  Visi  (X )  Visi secara hakekat  merupakan gambaran masa  depan yang ingin dicapai.
Seorang wirausaha harus  memiliki visi yang jelas dan  dapat dipahami oleh seluruh  anggota organisasi yang  akan meningkatkan seluruh  energi organisasi dalam satu  kesatuan yang kuat.
Semakin tinggi pemahaman  dan penerimaan visi  organisasi, semakin tinggi  pula komitmen anggota  organisasi untuk  mewujudkan tujuan  organisasi.
1.   Visi 2.   Misi 3.   Tujuan Usaha 4.   Harapan Guttman b.  Perencanaan (X )  Seorang wirausaha sebelum  menjalankan usahanya  terlebih dahulu membuat  perencanaan yang cukup  mengenai usaha yang akan  di kelolanya, dimulai dari  usaha apa yang akan buat,  dimana usaha tersebut  didirikan, kapan usaha  tersebut akan dimulai dan  siapa yang akan  mengelolanya. Oleh karena  itu agar aktivitas bisnis yang  dilakukan sesuai dengan  tujuan perusahaan.
5.  Rencana  Bisnis  6.  Perencanaan  Produksi  7.  Perencanaan  Pemasaran 8.  Perencanaan  MSDM 9.  Perencanaan Keuangan Guttman c.  Peluang  (X )  Peluang atau kesempatan  biasanya tidak datang  berulang-ulang, tapi  mungkin hanya sekali saja  dan dalam waktu yang  sangat singkat, sehingga  diperlukan antisipasi dan  waktu yang tepat untuk  melihat berbagai peluang  agar tidak mengalami  10. Lokasi 11. Pesaing 12. Konsumen 13. Harga 14. Promosi Guttman  kegagalan.
Variabel  Definisi Variabel  Indikator Skala  Ukur d.  Berani  Mengambil Resiko (X )  Pengambilan resiko sangat  berkaitan dengan kreativitas  yang mengubah ide menjadi  realistis dan disertai dengan  upaya  pencapaiannya.
Setiap aktivitas manusia  selalu mengandung resiko  dengan identitas yang  berbeda, sesuai dengan  situasi dan kondisi yang  dihadapi. Itu merupakan  suatu tantangan bagi  pengambil resiko. Bahwa  suatu resiko terjadi jika  seseorang memiliki pilihan antara dua alternatif atau  lebih yang hasilnya tidak  diketahui dan harus dinilai  secara objektif.
15. Keberanian 16. Komitmen 17. Loyalitas 18. Musyawarah Guttman e.  Keberhasilan  Usaha Merupakan variabel yang  mempengaruhi variabel  independen (terikat) 19. Dana usaha  bertambah 20. Hasil produksi  meningkat  21. Keuntungan  bertambah 22. Dana  berkembang  dengan cepat  23. Penghasilan  anggota  bertambah.
Guttman Sumber: diolah penulis (2009) 3.  Skala Pengukuran Variabel.
Variabel faktor-faktor kewirausahaan yang mempengaruhi keberhasilan  usaha diukur dengan menggunakan Skala Guttman. Skala pengukuran tipe  ini, akan didapat jawaban yang tegas; “ya  – tidak”, “benar - salah”,  “pernah - tidak pernah”, “positif  - negatif”, dan lain-lain.  Data yang   diperoleh dapat berupa interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif).
Penelitian menggunakan Skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan  jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala  Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat  dalam bentuk checklist (√). Jawaban dapat dibuat skor tertinggi 1 (satu)  dan terendah 0 (nol). Faktor dengan skor yang memiliki skor tertinggi  maka dipilih sebagai faktor yang paling dominan dalam keberhasilan  usaha koperasi syari’ah.
4.  Lokasi dan Waktu Penelitian  Penelitian ini dilakakukan pada Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri  (KSBM) Pasar USU Medan dan dimulai dari bulan Juli 2009 sampai  dengan bulan September 2009.
5.  Populasi dan Sampel a.  Populasi yang digunakan dalam hal ini adalah anggota dan pengurus  harian Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM) Pasar USU Medan  sebanyak 148 orang yang terdiri dari 3 orang Pengurus, 1 orang Adm  dan Keuangan, 3 orang Dewan Pengawas, 1 orang Pengurus Syari’ah,  11 orang Pengelola dan 129 orang anggota.
b.  Sampel adalah bagian dari unit populasi. Penentuan jumlah sampel  dilakukan memlaui teknik “Purposive Sampling”  yaitu tehnik  penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Penentuan ukuran sampel dari populasi, menggunakan metode Slovin  dengan rumus : )(1 eN N n + =  Dimana: n  = Ukuran sampel N =  Ukuran populasi  e  = Batas Kesalahan, misalkan (10%) maka jumlah sampel dalam penelitian adalah : )10.0(14814+ = n n= 59.6 orang n=  60 orang  6.  Jenis dan Sumber Data Menurut cara memperolehnya (Suliyanto, 2006: 131) data yang digunakan  dalam penelitian ini berupa : a.  Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dalam  hal ini anggota dan pengurus Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri  (KSBM) Pasar USU Medan.
b.  Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang  mendukung data primer dengan mengumpulkan data dari buku-buku  dan tulisan ilmiah yang ada.
7.  Teknik Pengumpulan Data a.  Wawancara atau interview Wawancara yaitu melakukan tanya jawab dengan para karyawan,  untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan  dengan faktor-faktor kewirausahaan yang mempengaruhi keberhasilan   usaha pada Koperasi Syari’ah Berkah Mandiri (KSBM) pasar USU  Medan.
b.  Kuesioner atau angket  Yaitu penyebaran daftar pertanyaan untuk dijawab yang ditentukan  skornya dengan menggunakan Skala Likert.
c.  Studi Dokumentasi Studi Dokumentasi yaitu memperoleh data dengan cara meninjau,  membaca, dan mempelajari dukumen yang berhubungan dengan  masalah yang diteliti.
8.  Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen penelitian yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan  untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrumen yang  reliabel adalah jika instrumen digunakan beberapa kali untuk mengukur  objek yang sama akan menghasilakan data yang sama. (Sugiono, 2004:  267).  Instrumen penelitian yang valid dan reliabel merupakan syarat  mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Uji  validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak  digunakan sebagai instrumen penelitian atau tidak. Valid artinya data yang  diperoleh melalui kuesioner dapat dapar menjawab tujuan penelitian.
Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya konsisten  bila digunakan untuk penelitian lain.
1.  Uji Validitas  Uji validitas pada penelitian ini akan dilakukan pada responden di luar  sampel sebanyak 30 responden. Pengujian dilakukan dengan bantuan  program SPSS 14 for windows dengan kriteria sebagai berikut: a.  Jika r > hitung r tabel , maka pernyataan tersebut dinyatakan valid b.  Jika r hitung <rtabel , maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid 2.  Uji Reliabilitas  Uji reliabilitas dilakukan dengan menguji butir pertanyaan yang telah  dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya  dengan bantuan SPSS 14 for windows dengan kriteria sebagai berikut: a.  Jika r positif atau > r tabel , maka pernyataan dinyatakan reliabel b.  Jika r negatif atau < r tabel , maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak  reliabel.
9.  Tehnik Analisis Data a.  Metode Analisis Deskriptif Metode Analisis Deskriptif merupakan cara merumuskan dan  menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas  melalui pengumpulan, menyusun, dan mengalisa data, sehingga dapat  diketahui gambaran umum instansi yang sedang diteliti.
b.  Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik digunakan sebelum melakukan analisis  regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi.  Ada  beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu, 1.  Uji Normalitas Data  Tujuan uji normalitas digunakan untuk melihat dalam model  regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi  normal atau tidak, model yang paling baik adalah mendekati  normal.
2.  Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam  model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual  pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan  lain tetap, maka disebut homokedastisitas, jika varians berbeda  disebut heteroskedastisitas. Model yang paling baik adalah tidak  terjadi heteroskedastisitas.
3.  Uji Multikolinearitas  Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model  regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen  dengan variabel dependen. Untuk mendeteksi adanya  multikolinearitas, digunakan ketentuan sebagai berikut: jika nilai  Varuante Inflation Faktor (VIF) > 5, maka terjadi multikolinieritas.
c.  Analsis Regresi Linear Berganda Metode analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabelvariabel indepeden baik secara bersama-sama maupun secara parsial  terhadap variabel dependen.Dalam penelitian ini, penulis  menggunakan alat bantu program  SPSS 14  for windows (StatisticProdutc and Solution).
Persaman regresinya adalah sebagai berikut  Y = a+b1X+b2X+b3X+b4X+ e Dimana: Y = Keberhasilan usaha   e  = Standar error X  = Faktor-faktor kewirausahaan   a = Konstanta X= Visi     b = Koefisien regresi X= Perencanaan X= Peluang X4= Berani mengambil resiko Pengujian hipotesis sebagai berikut: 1.  Koefisien Determinan (R )  Korelasi determinan digunakan untuk melihat sebarapa besar pengaruh  variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika determinan (R )  semakin besar atau mendekati 1 (satu) semakin kuat. Jika Koefisien  determinan (R ) semakin kecil atau mendekati 0 (nol), maka variabel bebas  (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil.
Hal ini berarti, model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh  variabel bebas terhadap variabel terikat.
2.  Uji F (uji serentak) Uji F (uji serentak) adalah melihat apakah variabel bebas (X1, X 2, X 3, X )  secara bersama–sama (serentak) berpengaruh positif dan signifikan terhadap  variabel terikat (Y). Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai  berikut :  Ho : b= b= b= b=  Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pangaruh yang positif dan  signifikan dari variabel bebas (X 1, X 2, X 3, X ) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : b1≠b≠b 3 ≠b 4 ≠Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan  signifikan dari variabel bebas (X 1, X 2, X 3, X ) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika Fhitung<Ftabel pada α= 5% Ha diterima jika Fhitung>Ftabel pada α= 5% 3.  Uji t (uji parsial) Uji t (uji parsial) yaitu menguji setiap variabel bebas (X1, X 2, X 3, X )  mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan variabel terikat (Y) secara  parsial.
Kriteria pengambilan kepurtusan : Ho : b= b= b= b= Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari  variabel bebas (X 1, X 2, X 3, X ) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : b1≠b≠b 3 ≠b 4 ≠ Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari  variabel bebas (X 1, X 2, X 3, X ) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika thitung <ttabel pada α= 5% Ha diterima jika thitung >ttabel pada α= 5%   

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi