Selasa, 25 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH ETIKA DALAM PERIKLANAN KARTU AS TERHADAP PERSEPSI KONSUMEN PADA MAHASISWA REGULER



BAB I PENDAHULUAN
 A.Latar Belakang Masalah 
Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi di negara ini, banyak yang  muncul industri-industri serta perusahaan-perusahaan baru,salah satunya bidang  teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat  memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perusahaan jasa telekomunikasi di  Indonesia. Salah satu perkembangan teknologi telekomunikasi adalah perkembangan  telekomunikasi seluler. Mobilitas serta meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam  berkomunikasi dimana saja dan kapan saja menjadi faktor pendorong munculnya  teknologi berbasis seluler.

Awal kelahiran Industri seluler di Indonesia didominasi oleh dua operator  seluler besar yang berbasis GSM (Global System for Mobile Communication), yaitu  PT. Telkomsel (Telekomunikasi Seluler Indonesia) dan PT. Satelindo (Satelit Palapa  Indonesia) atau yang sekarang dikenal dengan indosat satelindo. Beberapa tahun  kemudian hadir operator seluler dengan nama PT. Exelcomindo Pratama. Kemudian  disusul dengan munculnya operator lain seperti Mobile-8, Bakrie, Lippo, dan  Hutchison CP Telekomunication (Hcp3). Diantara perusahaan tersebut bahkan ada  yang mengeluarkan produk kartu prabayar lebih dari satu baik yang bergerak dalam  jaringan GSM (General System Mobile)  maupun CDMA (Code Division  MultipleAcces), misalnya telkomsel mengeluarkan produk Simpati, kartu AS,  kartuHALO dan yang terbaru adalah HALO hybrid serta Indosat Satelindo dengan  produk IM3, mentari dan Matrix.
Dengan banyaknya operator yang bermunculan menyebabkan terjadinya  persaingan yang semakin ketat antar operator seluler dalam menarik konsumen  supaya tertarik untuk menggunakan produknya. Salah satu cara yang efektif untuk  memperkenalkan suatu produk kepada konsumen adalah dengan beriklan.  Pada  umumnya disetiap iklan, selalu diberi keunikan sebagai suatu ciri produk yang di  iklankan. Ciri khas atau keunikan yang diberikan pada iklan tersebut dapat berupa  kalimat, bintang iklan, musik, dan sebagainya. Kepercayaan konsumen terhadap suatu  produk, atribut, dan manfaat produk menggambarkan persepsi konsumen. Setiap  konsumen memiliki persepsi yang berbeda terhadap berbagai hal, termasuk persepsi  terhadap iklan pada media cetak.
Iklan yang beranekaragam pada setiap media, baik media elektronik, ataupun  media cetak, menimbulkan berbagai persepsi mengenai penampilan iklan pada setiap  media oleh konsumen. Hal ini dipengaruhi oleh katrakteristik media yang memiliki  kelebihan dan kekurangan. Pada media televisi, iklan dapat divisualisasikan dengan  gambar bergerak, suara dan musik, tetapi memiliki kelemahan yaitu durasi  penayangan yang terbatas. Lain halnya dengan media cetak, walaupun tidak dapat disertai dengan suara atau musik pengiring, iklan media cetak dapat memberikan  informasi lebih lengkap mengenai suatu produk. Tampilan iklan saat ini sudah  meningkat, baik dari segi kualitas mau pun dari segi artistiknya. Iklan dibuat  sedemikan rupa sehingga dapat menarik perhatian konsumen. Tetapi suatu iklan  produk yang dianggap menarik oleh suatu kelompok demografi, belum tentu di nilai  menarik juga oleh konsumen lain (Sari, 2007).
Pada umumnya, iklan-iklan yang setiap hari secara massal dan intensif  dicurahkan ditengah-tengah masyarakat melalui media komunikasi pada dasarnya  tidak mendidik. Dengan kata lain, periklanan dilatarbelakangi oleh suatu ideologi  tersembunyi yang tidak sehat, yang berarti bahwa suatu iklan yang disampaikan  kepada konsumen harus sesuai dengan kebenaranya dan tidak memanipulasi. Hal ini  merupakan salah satu kewajiban etis yang penting (Bertens, 2000:263).
Pada era globalisasi sekarang ini, permintaan akan telepon seluler semakin  bertambah. Hal tersebut dapat dilihat dari sekian banyaknya produk-produk telefon  seluler yang diperkenalkan kepada masyarakat melalui media cetak maupun melalui  media elektronik. Oleh karena  itu, terdapat adanya persaingan yang cukup ketat  diantara kartu prabayar yang masing-masing menawarkan harga yang relative rendah.
Kartu As merupakan kartu prabayar yang lebih hemat dan memiliki jangkauan  luas yang didukung oleh Sinyal Kuat Telkomsel sehingga dapat digunakan diseluruh  indonesia. Telkomsel terus mengembangkan kartu As dalam upaya memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan, seiring dengan hadirnya produk sejenis dipasar.
Selain kartu perdananya yang hemat, tarif SMS dan tarif teleponnya juga hemat.
Kartu As mempunyai banyak fitur yang bermanfaat mulai dari transfer pulsa, MMS,  GPRS (General Packet Radio Service). Selain itu, kartu As juga mampu melakukan  Confrence Call  atau percakapan bersama antara enam orang sekaligus dan  memberikan layanan 3G.
Kartu As juga memiliki variasi produk seperti kartu As Fress, kartu As Aktif  Selamanya dan kartu As Bebas Roaming Internasional. ”Kami berupaya untuk terus  mendengarkan kebutuhan pelanggan dan calon pelanggan, serta berupaya untuk  menawarkan produk dan layanan berkualitas tinggi.” ujar Dirut Telkomsel Bajoe  Narbito. (www.telkomsel.com pada 26 Agustus 2010) Tabel 1.1 Info Tarif Dasar Pada Kartu As Sumber : (www.telkomsel.com pada 26 Agustus 2010).
NO  DESKRIPSI  TARIF DASAR TARIF PANGGILAN(Voice & Video Call) 1  Kesesama Telkomsel (Kartu As, simPATI, kartuHALO)  2  Ke Operator Lain  3  Ke PSTN & Fixed Wireless  Rp.13/detik TARIF SMS 1  Kesesama Telkomsel (Kartu As, simPATI, kartuHALO)  2  Ke Operator Lain  3  Ke PSTN & Fixed Wireless  Rp.99/SMS 4  SMS Internasional  Rp.1000/SMS TARIF DATA 1  Akses GPRS  Rp.5/kb  Kartu As menjalankan program pemasaran yang baik atau tidak, maka  dibutuhkan analisis persepsi konsumen tentang produk yang ditawarkan. Persepsi  konsumen inilah yang akan membentuk pandangan-pandangan tertentu atas produk  yang ditawarkan oleh PT. Telkomsel. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:174)  bahwa persepsi adalah proses dimana orang memilih, mengatur, dan  menginterprestasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti.
Proses tersebut yang ada dalam persepsi dibentuk dari stimuli-stimuli. Stimuli  merupakan bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi  tanggapan individu (Setiadi, 2003:160). Berdasarkan hal tersebut, PT. Telkomsel  terutama kartu As harus membuat iklan yang sesuai dengan etika yang berlaku.
Etika didalam periklanan memang harus di perhatikan, karena yang  memandang dan menilai iklan tersebut adalah konsumen melalui persepsi mereka.
Kebanyakan konsumen jenuh terhadap iklan yang disiarkan ditelevisi dan  menganggap bahwa iklan tersebut hanya mengumbar janji-janji yang tidak sesuai  dengan kenyataanya, karena sudah cukup banyak bukti terhadap manipulasi dari  periklanan. Iklan yang disiarkan ditelevisi sering tampil dengan menyuguhkan produk  yang berlebih-lebihan, sehingga mendorong konsumen untuk mencobanya. Sebuah  kehidupan yang dirancang sedemikian rupa oleh pengiklan semata-mata untuk  mempengaruhi konsumen, hal ini diistilahkan sebagai realitas semu yang jelas-jelas  menyesatkan.    Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan  judul  “ Pengaruh Etika Dalam Periklanan Kartu As  Terhadap Persepsi  Konsumen Pada Mahasiswa Reguler S-1 Departemen Manajemen Fakultas  Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka penulis  merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah etika dalam periklanan kartu As  berpengaruh terhadap Persepsi Konsumen?” C. Kerangka Konseptual Perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran bisnisnya untuk memenuhi  kebutuhan dan keinginan konsumen haruslah dijalankan dengan sebaik mungkin,  sehingga menarik  minat konsumen untuk melakukan pembelian. Pemasaran  sesungguhnya meliputi semua tahapan, yakni mulai dari penciptaan produk hingga ke  pelayanan purna jual setelah transaksi penjualan itu sendiri terjadi. Salah satu tahapan  dalam pemasaran tersebut adalah periklanan. Keberhasilan dari suatu perekonomian  secara nasional ditentukan oleh kegiatan-kegiatan periklanan dalam menunjang  usaha penjualan yang menentukan kelangsungan hidup produksi pabrik-pabrik,  terciptanya lapangan pekerjaan, serta adanya hasil yang menguntungkan dari seluruh  uang yang telah diinvestasikan. Namun di dalam pembuatan iklan haruslah  berdasarkan etika agar tidak menimbulkan kritikan dari berbagai pihak.
Iklan yang dibuat selain harus bardasarkan etika yang ada tetapi juga harus  dibuat sedemikian rupa agar dapat menimbulkan persepsi yang positif dari setiap  kalangan. Kotler dan Armstrong (2008:174) orang dapat membentuk persepsi yang  berbeda dari rangsangan yang sama karena tiga proses perseptual seperti atensi  selektif (perhatian yang selektif), distorsi selektif (gangguan yang selektif), retensi  selektif (mengingat kembali yang selektif). Disamping itu, etika periklanan terdapat  dua pedoman menurut (www.pppi.or.id) seperti tata krama dan tata cara.
Tingkat persaingan yang semakin tajam membuat banyak perusahaan  melakukan berbagai macam cara agar dapat bertahan. Salah satunya adalah  melakukan peningkatan promosi khususnya periklanan. Tetapi agar pesan  yang  disampaikan melalui iklan dapat diingat oleh konsumen, maka perusahaan harus  mematuhi etika periklanan yang berlaku. Etis tidaknya sebuah iklan akan menentukan  dan mempengaruhi persepsi konsumennya terhadap iklan tersebut yaitu iklan kartu  As yang menawarkan produknya dengan maksud yang mudah dimengerti bagi  pendengarnya. Dimana kartu As adalah satu-satunya Kartu Prabayar yang masa  aktifnya ditentukan oleh penggunaan, bukan masa aktif dari voucher isi pulsa. Fitur  ini diharapkan memberikan kemudahan dan kepraktisan bagi pelanggan dalam  pemakaian Kartu As dan pengaturan pengeluarannya.
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang ada maka dapat  digambarkan model kerangka konseptual pengaruh etika dalam periklanan kartu As  terhadap persepsi konsumen sebagai berikut : Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual Sumber : Kotler dan Armstrong (2008:174), (www.pppi.or.id) diolah D. Hipotesis  Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukan diatas, hipotesis dalam  penelitian ini yaitu “Etika dalam periklanan kartu As berpengaruh positif dan  signifikan terhadap persepsi konsumen “ E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi konsumen dengan menganalisa  etika dalam periklanan kartu As, serta untuk mendapatkan bukti empiris etika dalam  periklanan kartu As terhadap persepsi konsumen.
2. Manfaat Penelitian  Manfaat penelitian ini sebagai berikut: Etika Dalam Periklanan  Kartu As(X) Persepsi Konsumen (Y)  a. Bagi Perusahaan Sebagai bahan informasi bagi perusahaan untuk mengetahui keefektifan etika  dalam periklanan kartu As terhadap persepsi konsumen.
b. Bagi Penulis  Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang  pemasaran terutama dalam memahami seberapa besar pengaruh persepsi  konsumen terhadap etika dalam periklanan.
c. Bagi Pihak Lain Dapat digunakan sebagai referensi serta memberikan tambahan ilmu dan  perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa mendatang.
F. Metode Penelitian  1. Batasan Operasional  Penelitian ini membahas mengenai persepsi konsumen terhadap etika dalam  periklanan pada kartu As dengan responden penelitian ini dibatasi hanya pada  konsumen yang menggunakan kartu As, karena konsumen yang menggunakan kartu  As  yang dapat membuktikan bahwa iklan tersebut etis atau tidak berdasarkan  faktanya.
2. Defenisi Operasioal Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi konsumen dan etika dalam  periklanan. Masing-masing variabel didefenisikan sebagai berikut: a.  Etika dalam periklanan (X) merupakan suatu tindakan etis yang  harus dijalankan atau diterapkan pada iklan kartu As atau suatu pemikiran moral,  nilai-nilai, dan norma-norma didalam mengatur kegiatan-kegiatan periklanan.
b.  Persepsi konsumen  (Y) adalah proses dimana orang memilih,  mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia  yang berarti.
Tabel 1.2 Operasional Variabel Variabel  Defenisi Variabel  Indikator  Skala  Pengukuran Etika  dalam  periklanan  kartu As  (X) Suatu ketentuan normatif  yang menyangkut profesi dan  usaha periklanan yang telah  disepakati untuk dihormati,  ditaati, dan ditegakkan oleh  semua asosiasi dan lembaga  pengembannya.
1. Tata krama  periklanan 2. Tata cara  periklanan Skala Likert Persepsi  Konsumen  (Y) Suatu proses menyeleksi,  mengorganisasi, dan  menginterprestasi atas  rangsangan-rangsangan yang  diterima.
1. Atensi Selektif 2. Distorsi Selektif 3. Retensi Selektif Skala Likert Sumber : Kotler dan Armstrong (2008:174), (www.pppi.or.id) diolah 3. Pengukuran Variabel Persepsi konsumen terhadap etika dalam periklanan diukur menggunakan  Skala Likert. Skala Likert adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap,  pendapat, persepsi  seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial  (Sugiyono, 2006:86). Ada 5 alternatif yang digunakan dalam pemberian skor dengan  nilai sebagai berikut : Tabel 1.3 Instrument Skala Likert No  Skala Pengukuran  Skor 1  Sangat Setuju (SS)  5 2  Setuju (S)  4 3  Kurang Setuju (KS)  3 4  Tidak Setuju (TS)  2 5  Sangat Tidak Setuju (STS)  1 Sumber : Sugiyono, (2006) 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara  Medan, yang beralamat dijalan TM. Hanafiah, Medan. Waktu penelitian berlangsung  sejak bulan Desember 2011 sampai Februari 2011.
5. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini mengunakan dua jenis sumber data yakni : a.  Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden pada lokasi  penelitian. Data primer dalam penelitian ini di peroleh dengan memberikan daftar pertanyaan / kuesioner kepada mahasiswa regular S-1 departemen manajemen  fakultas ekonomi USU Medan.
b.  Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh  pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data ini diperoleh melalui studi  dokumentasi yang diperoleh dari buku, hasil lapangan dan internet yang dapat  menjadi referensi bagi peneliti ini.
6. Populasi dan Sampel a.  Populasi  Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek,  transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi  objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi dalam  penelitian ini adalah  Mahasiswa Reguler S-1 Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan  Angkatan 2007 sampai 2010 yang menggunakan kartu As minimal 6 bulan. Jumlah  mahasiswa regular S-1 departemen manajemen angkatan 2007 sampai 2010 sebanyak  889 orang dengan perincian sebagai berikut: Tabel 1.4 Jumlah Mahasiswa Reguler S-1 Departemen Manajemen  Departemen  Stambuk  Jumlah Mahasiswa Manajemen 2007  222 2008  210 2009  233 2010  224 Total  889 Sumber : Bagian kemahasiswaan FE USU b. Sampel Menurut Supramono (2003:63) alternatif formula yang dapat digunakan untuk  menentukan jumlah sampel pada populasi yang sulit diketahui adalah sebagai berikut: 2 2 d (q) (p) (ZαZ n= Dimana: n   =  jumlah sampel = nilai standar normal yang besarnya tergantung  Bila   = 0,05   Z = 1,67 Bila   = 0,01   Z = 1,96 p   = estimasi proporsi populasi q  =1-p d  = penyimpangan yang ditoleri Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum diketahui, maka  dapat digunakan p=0,01. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi  dalam penelitian ini adalah : = 96,04 dibulatkan menjadi 96 orang  Sehingga sampel dapat diambil sebesar 96 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan  menggunakan teknik purposive sampling, yaitu mengambil sejumlah konsumen yang  memiliki kriteria-kriteria tertentu untuk dijadikan responden. Kriteria yang ditetapkan  yaitu responden yang menggunakan kartu As minimal 6 (enam) bulan.
7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kuisioner (Quesionare) adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan  pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang dijumpai yaitu mahasiswa  Reguler S-1 Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan yang memakai  kartu As.
b. Studi dokumen adalah pengumpulan data dan informasi dari buku, jurnal, dan internet  yang berkaitan dengan penelitian.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji kuisioner layak untuk  digunakan sebagai alat ukur atau instrumen penelitian. Uji validitas dimaksudkan  untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen kuesioner yang digunakan dalam  pengumpulan data. Pengujian validitas instrumen dilakukan pada 30 orang responden  diluar sampel yaitu pada Mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan FE USU  Medan. Dianggap valid apabila r adalah positif dan r- hitung ≥ r- tabel, jadi apabila korelasi antara butir-butir dengan skor total kurang dari r-tabel atau negatif maka  butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat  pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan, dengan menggunakan Cronbach  Alpha. Suatu kuisioner dinyatakan handal (reliabel) bila memiliki keandalan atau  alpha sebesar 0,60 atau lebih (Ghozali dalam Situmorang, 2010:75). Alat bantu yang  digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah program SPSS  (Statistical Package for Social Sciences) versi 17.0 for windows.
9. Teknik Analisis Data  a. Metode Analisis Deskriptif  Analisis deskriptif merupakan suatu metode yang dilakukan dengan  mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisa serta menginterpretasikan data  yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi dan menbandingkan pengetahuan  teknis (data sekunder) dengan keadaan yang sebenarnya pada perusahaan sehingga  diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai etika dalam periklanan kartu As  terhadap persepsi konsumen.
b. Metode Analisis Kuantitatif 1. Analisis Regresi Sederhana Metode regresi linier sederhana digunakan untuk mengukur pengaruh etika  dalam periklanan kartu As terhadap persepsi konsumen.
Y = a + bX + e Dimana: Y  = Etika dalam periklanan  a  = Konstanta b  = Koefisien regresi X  = Persepsi konsumen e  = Standar eror 2. Uji Signifikan Serentak (uji-F) Untuk melihat pengaruh variabel etika dalam periklanan kartu As (X)  terhadap persepsi konsumen (Y) digunakan uji f.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: H0 : b = 0 Artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.
H1 : b ≠ 0 Artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan Variabel Y.
Kriteria pengambilann keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5% (α): H0 diterima apabila F hitung < F tabel dan Ha diterima apabila F hitung > F tabel 3. Uji signifikansi parsial (Uji t) Untuk melihat pengaruh variabel etika dalam periklanan kartu As (X)  terhadap persepsi konsumen (Y) digunakan uji t.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: H0 : b = 0 Artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.
H1 : b ≠ 0 Artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan Variabel Y.
Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5% (α): H0 diterima apabila t hitung < t tabel dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel 4. Koefisien Determinan (R 2 ) Pengujian kontribusi pengaruh dari variabel bebas (X) terhadap variabel  terikat (Y) dapat dilihat dari koefisien determinan (R 2 ) dimana 0< R 2 <1. Jika R 2 semakin dekat dengan 1 maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat  (Y) semakin kuat. Sebaliknya jika R 2 semakin dekat dengan 0 maka pengaruh  variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi