BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya setiap perusahaan
yang didirikan mempunyai harapan bahwa
kelak akan mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam lingkup usaha dari perusahaan tersebut.
Perusahaan jasa pada dasarnya
menginginkan tercapainya kinerja
yang tinggi dalam bidang kerjanya.
Untuk menjaga kelangsungan hidup
perusahaan setiap perusahaan sangat memerlukan adanya hubungan dengan masyarakat dan perilaku yang
sesuai didalam menjalankan sesuai dengan
etika yang berlaku didalam masyarakat.
Perilaku organisasional sebagai
ilmu dasar aplikasi kebijakan manajemen
Sumber Daya Manusia (SDM) telah memfasilitasi berbagai kajian empiris mengenai berbagai faktor perilaku
organisasional terhadap kinerja. Menurut
Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2011:7) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi, kepuasan
konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan
pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan
tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaiman cara mengerjakannya. Robbins (2001:57) menyatakan
bahwa keluaran yang diharapkan dari
studi perilaku organisasional adalah produktivitas, tingkat kemangkiran yang rendah serta kepuasan kerja. Dalam membina kemampuan bekerja dan
meningkatkan kinerja masing masing
karyawan, tidak terlepas dari etika kerja yang di yakini oleh individu individu tersebut. Etika kerja merupakan
sikap, pandangan, kebiasaan, ciri-ciri atau
sifat mengenai cara bekerja yang dimiliki seseorang, suatu golongan atau suatu bangsa (Tasmara, 2000:14). Etika kerja
yang tinggi tentunya rutinitas tidak akan
membuat bosan, bahkan mampu meningkatkan prestasi kerjanya atau kinerja. Hal yang mendasari etika kerja tinggi
di antaranya keinginan untuk menjunjung
tinggi mutu pekerjaan, maka individu yang mempunyai etos kerja tinggi akan turut serta memberikan masukan-
masukan ide di tempat bekerja.
Industri perhotelan adalah
industri jasa yang memadukan antara produk dan layanan. Desain bangunan, interior dan
eksterior kamar hotel serta restoran, suasana
yang tercipta di dalam kamar hotel, restoran serta makanan dan minuman yang dijual beserta keseluruhan fasilitas yang
ada merupakan contoh produk yang dijual.
Sedangkan layanan yang dijual adalah keramah-tamahan dan ketrampilan staff/karyawan hotel dalam melayani
pelanggannya. Kotler dan Amstrong (2004) mendefinisikan jasa sebagai aktivitas atau
manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak lain yang pada dasarnya tanpa wujud dan
tidak menghasilkan kepemilikan apapun.
Definisi jasa adalah suatu kegiatan yang memilki beberapa unsurketidak berwujudan (intangibility) yang melibatkan
beberapa interaksi dengan konsumen atau
properti dalam kepemilikannya, dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Menurut Ketua Persatuan Hotel dan Restoran
Indonesia (PHRI), Heru Isnawan dalam
antara/FINROLL News mengatakan “Tingkat pertumbuhan hotel di di Indonesia mencapai lebih 30 persen
setiap tahun, sedangkan kenaikan tingkat kunjungan wisatawan hanya mencapai sekitar 7-8
persen per tahun," pertumbuhan yang
tidak seimbang ini mengakibatkan terjadinya ketimpangan antara jumlah permintaan dengan suplai yang tersedia dan
secara tidak langsung akan berimbas terhadap
kelangsungan operasional hotel. Hal ini memacu manajemen hotel untuk semakin meningkatkan kualitas hotel untuk
memperoleh konsumen sebanyakbanyaknya. Dahulu fungsi hotel hanya sebagai tempat
bermalam bagi konsumen yang melakukan
perjalanan bisnis atau wisata dan tidak memiliki relasi di tempat tujuan. Namun seiring berjalannya waktu,
fungsi hotel mengalami peningkatan.
Garuda Plaza Hotel Medan
merupakan perusahaan yang bergerak di pariwisata
yang khususnya dalam bidang perhotelan. Perusahaan ini tentu saja harus dapat menjaga hubungan dengan masyarakat
sekitarnya dan harus memiliki etika
kerja karyawannya. Garuda Plaza Hotel Medan dan karyawan secara bersama-sama menciptakan kondisi yang kondusif
untuk mencapai pemahaman yang dimaksud.
Karyawan Garuda Plaza Hotel Medan merasakan adanya hal-hal yang menarik dan memberinya kepuasan, berupa
tersedianya faktor-faktor yang dapat
memberikan kesejahteraan hidup atau jaminan keamanan, yaitu adanya koperasi, adanya fasilitas transportasi, dan
adanya fasilitas yang mendukung kegiatan
kerja. Keadaan ini mendorong karyawan untuk bekerja dengan penuh semangat, lebih produktif, dan efisien dalam
menjalankan tugasnya. Berdasarkan pada
Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa kinerja karyawan pada tahun 2008 yang memiliki kinerja yang sangat
baik sebesar 54 orang, baik sebesar 63
orang, kurang baik sebesar 165 orang, tahun 2009 yang memiliki kinerja yang sangat baik sebesar 51 orang, baik sebesar 62
orang, kurang baik sebesar 172 orang,
tahun 2010 yang memiliki kinerja yang sangat baik sebesar 65 orang, baik sebesar 45 orang, kurang baik sebesar 182
orang, secara umum dapat disimpulkan bahwa
kinerja karyawan yang terjadi diperusahaan ini masih banyak karyawan yang memiliki kinerja yang kurang baik, hal
ini mungkin dapat disebabkan oleh hubungan
dengan para tamu hotel, dan perilaku tamu, atasan atau dengan masyarakat, yang notabene nya perusahaan yang
bergeraka di bidang ini lebih banyak
berinteraksi dengan para masyarakat
(tamu hotel) sehingga perusahaan/karyawan
harus menjaga perilaku atau etika kerja dengan baik agar kinerja karyawan dapat tercapai sesuai dengan
yang diinginkan oleh perusahaan. Berdasarkan
pada Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa jumlah kritikan negatif dari bulan Januari sebesar 28 orang, Februari
sebesar 24 orang, Maret sebesar 19 orang,
Juni sebesar 32 orang, Juli sebesar 31 orang sampai dengan bulan Desember sebesar 28 orang nasabah. Secara umum
lebih besar jika dibandingkan dengan
kritikan positif. Namun hal ini tentu saja dapat menunjukkan salah satu etika karyawan dalam bekerja yang kurang baik,
yang akan memiliki dampak terhadap
kinerja karyawan.
Salah satu faktor lain yang
menunjukkan etika kerja dapat dilihat pada tingkat absensi karyawan Garuda Plaza Hotel
Medan Periode 2009 sampai dengan 2010. Berdasarkan Tabel 1.3 selama tahun 2009 dari
bulan Januari 2009 sampai dengan bulan
Desember 2009 mengalami kenaikan terus menerus, jika dibandingkan dengan tahun 2010 jumlah karyawan
yang mengalami cuti, sakit, izin, dan
tanpa keterangan juga mengalami kenaikan, secara keseluruhan dari tahun 2009 mengalami kenaikan hal ini tentu
saja menunjukkan bahwa etika karyawan
dalam bekerja dalam hal menunjukkan adanya kinerja belum maksimal.
Berdasarkan uraian tersebut,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Etika Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pada Garuda Plaza Hotel
Medan”.
1.2 Perumusan Masalah.
Perumusan masalah di penelitian
ini adalah “Apakah etika kerja berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Garuda Plaza Hotel Medan?”.
1.3 Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah
“Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
etika kerja terhadap kinerja karyawan pada Garuda Plaza Hotel Medan”.
1.4 Manfaat Penelitian .
Manfaat penelitian adalah:.
a. Sebagai sumber informasi dan
pedoman bagi Garuda Plaza Hotel Medan mengenai
etika kerja terhadap kinerja karyawan.
b. Sebagai bahan referensi bagi
peneliti lain yang melakukan penelitian mengenai
objek yang sama di masa yanag akan datang.
c. Sebagai suatu sumber pengetahuan dan
pengalaman untuk penulis dalam memperluas
wawasan mengenai etika kerja terhadap kinerja karyawan.
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi