Kamis, 20 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH ETIKA KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA GARUDA PLAZA HOTEL



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan  bahwa kelak akan mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam lingkup  usaha dari perusahaan tersebut. Perusahaan  jasa pada dasarnya menginginkan  tercapainya  kinerja  yang tinggi dalam bidang kerjanya.  Untuk menjaga  kelangsungan hidup perusahaan setiap perusahaan sangat memerlukan adanya  hubungan dengan masyarakat dan perilaku yang sesuai didalam menjalankan  sesuai dengan etika yang berlaku didalam masyarakat.

Perilaku organisasional sebagai ilmu dasar aplikasi kebijakan  manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) telah memfasilitasi berbagai kajian  empiris mengenai berbagai faktor perilaku organisasional terhadap kinerja.  Menurut Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2011:7) kinerja merupakan hasil  pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi,  kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan  demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari  pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaiman cara  mengerjakannya. Robbins (2001:57) menyatakan bahwa keluaran yang  diharapkan dari studi perilaku organisasional adalah produktivitas, tingkat  kemangkiran yang rendah serta kepuasan kerja.   Dalam membina kemampuan bekerja dan meningkatkan kinerja masing  masing karyawan, tidak terlepas dari etika kerja yang di yakini oleh individu  individu tersebut. Etika kerja merupakan sikap, pandangan, kebiasaan, ciri-ciri  atau sifat mengenai cara bekerja yang dimiliki seseorang, suatu golongan atau  suatu bangsa (Tasmara, 2000:14). Etika kerja yang tinggi tentunya rutinitas tidak  akan membuat bosan, bahkan mampu meningkatkan prestasi kerjanya atau  kinerja. Hal yang mendasari etika kerja tinggi di antaranya keinginan untuk  menjunjung tinggi mutu pekerjaan, maka individu yang mempunyai etos kerja  tinggi akan turut serta memberikan masukan- masukan ide di tempat bekerja.
Industri perhotelan adalah industri jasa yang memadukan antara produk  dan layanan. Desain bangunan, interior dan eksterior kamar hotel serta restoran,  suasana yang tercipta di dalam kamar hotel, restoran serta makanan dan minuman  yang dijual beserta keseluruhan fasilitas yang ada merupakan contoh produk yang  dijual. Sedangkan layanan yang dijual adalah keramah-tamahan dan ketrampilan  staff/karyawan hotel dalam melayani pelanggannya. Kotler dan Amstrong (2004)  mendefinisikan jasa sebagai aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak lain yang pada dasarnya tanpa wujud dan tidak menghasilkan kepemilikan  apapun. Definisi jasa adalah suatu kegiatan yang memilki beberapa unsurketidak  berwujudan (intangibility) yang melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen  atau properti dalam kepemilikannya, dan tidak menghasilkan transfer  kepemilikan.  Menurut Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Heru  Isnawan dalam antara/FINROLL News mengatakan “Tingkat pertumbuhan hotel   di di Indonesia mencapai lebih 30 persen setiap tahun, sedangkan kenaikan tingkat  kunjungan wisatawan hanya mencapai sekitar 7-8 persen per tahun," pertumbuhan  yang tidak seimbang ini mengakibatkan terjadinya ketimpangan antara jumlah  permintaan dengan suplai yang tersedia dan secara tidak langsung akan berimbas  terhadap kelangsungan operasional hotel. Hal ini memacu manajemen hotel untuk  semakin meningkatkan kualitas hotel untuk memperoleh konsumen sebanyakbanyaknya. Dahulu fungsi hotel hanya sebagai tempat bermalam bagi konsumen  yang melakukan perjalanan bisnis atau wisata dan tidak memiliki relasi di tempat  tujuan. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi hotel mengalami peningkatan.
Garuda Plaza Hotel Medan merupakan perusahaan yang bergerak di  pariwisata yang khususnya dalam bidang perhotelan. Perusahaan ini tentu saja  harus dapat menjaga hubungan dengan masyarakat sekitarnya dan harus memiliki  etika kerja karyawannya. Garuda Plaza Hotel Medan dan karyawan secara  bersama-sama menciptakan kondisi yang kondusif untuk mencapai pemahaman  yang dimaksud. Karyawan Garuda Plaza Hotel Medan merasakan adanya hal-hal  yang menarik dan memberinya kepuasan, berupa tersedianya faktor-faktor yang  dapat memberikan kesejahteraan hidup atau jaminan keamanan, yaitu adanya  koperasi, adanya fasilitas transportasi, dan adanya fasilitas yang mendukung  kegiatan kerja. Keadaan ini mendorong karyawan untuk bekerja dengan penuh  semangat, lebih produktif, dan efisien dalam menjalankan tugasnya.  Berdasarkan pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa kinerja karyawan pada  tahun 2008 yang memiliki kinerja yang sangat baik sebesar 54 orang, baik sebesar  63 orang, kurang baik sebesar 165 orang, tahun 2009 yang memiliki kinerja yang  sangat baik sebesar 51 orang, baik sebesar 62 orang, kurang baik sebesar 172  orang, tahun 2010 yang memiliki kinerja yang sangat baik sebesar 65 orang, baik  sebesar 45 orang, kurang baik sebesar 182 orang, secara umum dapat disimpulkan  bahwa kinerja karyawan yang terjadi diperusahaan ini masih banyak karyawan  yang memiliki kinerja yang kurang baik, hal ini mungkin dapat disebabkan oleh  hubungan dengan para tamu hotel, dan perilaku tamu, atasan atau dengan  masyarakat, yang notabene nya perusahaan yang bergeraka di bidang ini lebih  banyak berinteraksi  dengan para masyarakat (tamu hotel) sehingga  perusahaan/karyawan harus menjaga perilaku atau etika kerja dengan baik agar  kinerja karyawan dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.  Berdasarkan pada Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa jumlah kritikan negatif  dari bulan Januari sebesar 28 orang, Februari sebesar 24 orang, Maret sebesar 19  orang, Juni sebesar 32 orang, Juli sebesar 31 orang sampai dengan bulan  Desember sebesar 28 orang nasabah. Secara umum lebih besar jika dibandingkan  dengan kritikan positif. Namun hal ini tentu saja dapat menunjukkan salah satu  etika karyawan dalam bekerja yang kurang baik, yang akan memiliki dampak  terhadap kinerja karyawan.
Salah satu faktor lain yang menunjukkan etika kerja dapat dilihat pada  tingkat absensi karyawan Garuda Plaza Hotel Medan Periode 2009 sampai dengan  2010.  Berdasarkan Tabel 1.3 selama tahun 2009 dari bulan Januari 2009 sampai  dengan bulan Desember 2009 mengalami kenaikan terus menerus, jika  dibandingkan dengan tahun 2010 jumlah karyawan yang mengalami cuti, sakit,  izin, dan tanpa keterangan juga mengalami kenaikan, secara keseluruhan dari  tahun 2009 mengalami kenaikan hal ini tentu saja menunjukkan bahwa etika  karyawan dalam bekerja dalam hal menunjukkan adanya kinerja belum maksimal.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian  dengan judul “Pengaruh Etika Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada  Garuda Plaza Hotel Medan”.
 1.2 Perumusan Masalah.
Perumusan masalah di penelitian ini adalah “Apakah etika kerja  berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Garuda  Plaza Hotel Medan?”.
1.3 Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui dan menganalisis  pengaruh etika kerja terhadap kinerja karyawan pada Garuda Plaza Hotel Medan”.
1.4 Manfaat Penelitian .
Manfaat penelitian adalah:.
a. Sebagai sumber informasi dan pedoman bagi Garuda Plaza Hotel Medan  mengenai etika kerja terhadap kinerja karyawan.
b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian  mengenai objek yang sama di masa yanag akan datang.
c.  Sebagai suatu sumber pengetahuan dan pengalaman untuk penulis dalam  memperluas wawasan mengenai etika kerja terhadap kinerja karyawan.


Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi