Kamis, 20 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH FAKTOR TEKNIKAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN



BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang Masalah.
Pasar modal adalah tempat bertemunya pihak-pihak yang memiliki dana  lebih dan pihak-pihak yang membutuhkan tambahan dana dengan cara  memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal di Indonesia dikenal dengan Bursa  Efek Indonesia (BEI) yang merupakan gabungan dari Bursa Efek Jakarta  (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) sejak November 2007. Diantara  berbagai macam pilihan sekuritas yang ditawarkan, umumnya yang sering  diperjualbelikan adalah saham dan obligasi.

Pilihan investasi yang sering dipakai masyarakat dalam pasar modal  adalah saham. Hal ini menyebabkan investor menjadi lebih aktif dalam  mencari informasi mengenai saham perusahaan mana yang memberikan  keuntungan (capital gain) yang maksimal. Berbagai analisis pun dilakukan  agar investor bisa mendapatkan dividen dan capital gain yang maksimal.  Pihak yang menganalisis saham biasa disebut dengan analyst. Para analyst menganalisis saham dengan berbagai cara, baik melalui analisis fundamental,  analisis teknikal atau bahkan dengan membaca pola pergerakan saham.
Dalam menganalisis harga saham, umumnya para analyst menggunakan  analisis fundamental yang berdasarkan pada kinerja keuangan suatu  perusahaan.  Analyst  dengan metode analisis fundamental ini akan  membandingkan rasio-rasio keuangan dari beberapa perusahaan dalam sektor  bisnis yang sama.
 Sementara analisis teknikal adalah metode yang melihat pergerakan  saham melalui permintaan dan penawaran saham tersebut. Analisis teknikal  adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham berdasarkan  pada data pasar historis seperti informasi harga saham, volume penjualan  saham, dan indeks harga saham. Analisis teknikal menggunakan dasar-dasar  kombinasi harga saham, baik harga pembukaan, harga tertinggi, dan harga  terendah, karena harga saham mencerminkan pergerakan pada semua  informasi yang diketahui, baik berupa konfirmasi, dan penyimpangan.  Volume penjualan saham dalam analisis teknikal mencerminkan perubahan  harga, dan dukungan, terhadap nilai harga yang terjadi dipasar. Volume juga  dapat dijadikan sebagai interpretasi terhadap harga suatu saham dan situasi  pasar yang terjadi.
Saat ini banyak analyst yang mulai menggunakan metode teknikal untuk  mengetahui pergerakan harga saham karena analisis teknikal memberikan  kemudahan dibandingkan dengan menggunakan analisis fundamental, yaitu  tidak tergantung pada data laporan keuangan yang memerlukan ketepatan dan  waktu analisis yang lebih lama untuk membuat keputusan investasi.
Kelebihan dari analisis teknikal adalah analisa yang relatif cepat dan  mudah, tidak melibatkan angka keuangan yang rumit, dan memberikan sinyal  pada saat yang tepat untuk melakukan investasi. Indikasi secara teknikal yang  menunjukkan sinyal beli yang kuat akan memungkinkan investor untuk  memperoleh keuntungan (gain). Melalui analisis teknikal, investor dapat  menentukan gerakan pola kecenderungan/tren saham tunggal atau umum,   mengetahui pergerakan pola kecenderungan naik (uptrend)  atau pola  kecenderungan menurun (downtrend).
Kemudahan dalam memperkirakan harga saham dengan menggunakan  analisis teknikal mengakibatkan banyaknya investor memutuskan untuk  berinvestasi di pasar modal sebagai alternatif penyaluran dana investasi  sehingga kegiatan pasar modal semakin meningkat. Situasi ekonomi dunia  yang sempat memburuk pada tahun 2008 tidak membuat kegiatan BEI  menjadi terkendala. Beberapa perusahaan mampu melewati masa krisis  sehingga tidak sampai gulung tikar. Bahkan Indeks Harga Saham Gabungan  (IHSG) meningkat hingga menembus 3.000 (Fortune Indonesia, 2010:17).  Pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat meningkat  sebanyak 5,3 persen, sedangkan pada periode yang sama, sejumlah negara  besar seperti Amerika Serikat dan Jepang mencatat pertumbuhan yang  negatif. Ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu bertahan ditengah krisis  dunia. Kokohnya perekonomian Indonesia juga membuat nilai rupiah  menguat terhadap dollar Amerika Serikat. Akhir tahun 2008 nilai rupiah  dihargai Rp 11.120 per dollar Amerika Serikat. Namun pada tahun 2009 nilai  rupiah menguat menjadi Rp 9.408 per dollar Amerika Serikat atau menguat  hingga 15,4 persen, sehingga beberapa perusahaan mengalami keuntungan  kurs.  Dari penjabaran diatas dapat dilihat bahwa krisis ekonomi dunia pada  tahun 2008 tidak mampu menghentikan kegiatan pasar modal di Indonesia.  Sebagian besar perusahaan dari berbagai sektor di pasar modal dapat  bertahan, termasuk sektor keuangan.
 Tahun 2009, berbagai perusahaan di sektor keuangan Indonesia tidak  hanya mampu bertahan dari krisis global, tetapi juga mampu mencatat  peningkatan pertumbuhan pendapatan. Seperti yang terjadi pada PT Bank  Rakyat Indonesia Tbk. yang berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan  sebesar 26,96 persen, PT Bank Mandiri Tbk. yang mengalami peningkatan  pertumbuhan pendapatan sebesar 19,77 persen dan PT Bank Central Asia  Tbk. yang mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 17,7 persen (Fortune  Indonesia, 2010:66). Sementara berbagai perusahaan dinegara lain masih  harus terus berusaha melewati krisis ekonomi dunia tersebut dengan  meningkatkan pendapatannya.  Tabel 1.1 Nilai Kapitalisasi Pasar Seluruh Sektor BEI tahun 2007-2009  No.  Sektor BEI  Kapitalisasi Pasar (Jutaan Rupiah) 2007  2008  2009 1.  Pertanian  109.211.910  37.511  75.630 2.  Pertambangan  366.629.304  116.457  284.225 3.  Industri Dasar dan Kimia  123.286.836  81.587  163.625 4.  Aneka Industri  135.728.420  60.952  169.518 5.  Industri Barang Konsumsi  193.809.272  133.414  245.554 6.  Properti dan Real Estate  111.576.418  46.454  67.693 7.  Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi  394.064.039  248.453  378.405 8.  Keuangan  433.230.585  287.215  509.188 9.  Perdagangan, Jasa, dan Investasi  117.823.632  64.447  125.537 Sumber: www.idx.co.id (diolah) Tabel 1.1 menunjukkan nilai kapitalisasi pasar seluruh sektor saham yang  terdapat di BEI selama tahun 2007 sampa dengan tahun 2009. Nilai  kapitalisasi pasar (market capitalization) adalah nilai seluruh saham yang  dihitung berdasarkan harga terakhir yang terjadi. Nilai kapitalisasi pasar yang  besar menjadi salah satu daya tarik investor dalam memilih saham. Saham  dengan nilai kapitalisasi pasar yang besar umumnya merupakan penggerak   pasar dan termasuk kedalam saham unggulan karena memiliki kelebihan  dalam hal likuiditas perdagangan.
Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa dari sembilan sektor saham yang terdapat  di BEI, sektor keuangan memiliki nilai kapitalisasi pasar yang paling besar  dari sektor-sektor lainnya selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Hal  ini menunjukkan bahwa sektor keuangan menjadi sektor yang  paling  berpengaruh dalam perdagangan saham di BEI.
Tabel 1.2 Persentase Perdagangan Saham Sektor Keuangan Tahun 2007-2009  No.  Subsektor  Keuangan 2007  2008  2009 Freq.  %  Freq.  %  Freq.  % 1.  Bank  1.247.615  73,11  1.209.864  89,26  1.540.207  83,15 2.  Institusi  Keuangan 43.570  2,55  23.903  1,76  115.226  6,22  3.  Perusahaan  Sekuritas 59.762  3,50  20.282  1,50  36.456  1,97  4.  Asuransi  109.100  6.39  70.041  5,17  138.262  7,46 5.  Lainnya  246.434  14,44  31.288  2,31  22.236  1,20 Total  1.706.481  100  1.355.378  100  1.852.387  100 Sumber: www.idx.co.id (diolah) Dari tabel 1.2 diketahui bahwa selama tahun 2007 sampai 2009 subsektor  perbankan mendominasi kegiatan perdagangan saham di sektor keuangan.  Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 menurunkan persentase frekuensi  perdagangan saham subsektor institusi keuangan, subsektor perusahaan  sekuritas, subsektor asuransi, dan subsektor lainnya. Tahun 2009 subsektor  institusi keuangan, subsektor perusahaan sekuritas dan subsektor asuransi  mengalami peningkatan frekuensi perdagangan saham.  Berdasarkan Tabel 1.2, dapat disimpulkan bahwa peningkatan frekuensi  perdagangan saham yang dialami beberapa subsektor pada sektor keuangan   disebabkan oleh para investor yang tertarik untuk menginvestasikan dana  mereka pada sektor ini.
Tabel 1.3 Fenomena Harga Saham dan Volume Saham Sektor Keuangan Tahun 2007 - 2009 Subsektor 2007  2008  2009  Harga (Rp) Volume (lembar) Harga  (Rp) Volume  (lembar) Harga  (Rp) Volume  (lembar) Bank  32.615,17  436.286.133  26.150,42  364.542.050  26.973,08  145.210.751  Institusi  Keuangan 5.003,75  5.203.917  4.068,25  1.413.258  5.822,42  3.592.517  Perusahaan  Sekuritas 1.164,56  5.381.167  1.211,17  2.041.783  1.012,17  9.814.767  Asuransi  1.873,26  1.180.717  1.402,73  328.359  1.907,08  453.359 Lainnya  1.716,83  40.840.783  1.326,83  501.778  2.107,08  4.644.975  Sumber: Yahoo Finance (Mei) (diolah) Tabel 1.3 menunjukkan fenomena total harga saham dan total volume  saham sektor keuangan pada tahun 2007 sampai tahun 2009. Tahun 2008,  subsektor bank mengalami penurunan harga dan volume saham dari tahun  2007. Pada tahun 2009 harga saham bank meningkat dari tahun 2008  sementara volume saham subsektor bank yang diperdagangkan pada tahun  2009 menurun dari tahun 2008.
Harga saham dan volume saham subsektor institusi keuangan tahun 2008  menurun dari tahun 2007. Tahun 2009, harga dan volume saham subsektor  institusi keuangan meningkat dari tahun 2008. Tahun 2008, subsektor  perusahaan sekuritas mengalami peningkatan harga saham dari tahun 2007,  sementara volume sahamnya mengalami penurunan. tahun 2009, harga  saham subsektor perusahaan sekuritas mengalami penurunan dari tahun  2008, sementara volume sahamnya mengalami peningkatan.
 Harga dan volume saham subsektor asuransi tahun 2008 menurun dari  tahun 2007. Tahun 2009, harga dan volume saham subsektor asuransi  meningkat dari tahun 2008. Subsektor lainnya mengalami penurunan harga  dan volume saham pada tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007. Pada  tahun 2009, subsektor lainnya mengalami peningkatan harga dan volume  saham dibandingkan pada tahun 2008.
Peningkatan harga saham dari tahun ke tahun mencerminkan kondisi  perekonomian dan keadaan pasar yang baik. Investor yang melihat  perkembangan harga saham suatu perusahaan yang baik akan berinvestasi  pada perusahaan tersebut sehingga akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa harga saham masa lalu dapat  mempengaruhi harga saham pada saat ini.
Volume saham berhubungan dengan perilaku investor dalam  bertransaksi. Investor yang melihat volume masa lalu dan harga saham masa  lalu yang meningkat beranggapan bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi  yang menguntungkan. Jika volume masa lalu menurun dan harga saham  masa lalu menurun, investor dapat beranggapan bahwa perusahaan dalam  kondisi yang kurang menguntungkan. Karena itu, volume saham sering  mencerminkan perubahan harga yang terjadi pada pasar.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis mengambil judul penelitian  “Pengaruh Faktor Teknikal Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan  yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
 1.2 Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka  perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:.
Apakah variabel analisis teknikal yang terdiri atas harga saham masa lalu dan  volume perdagangan masa lalu berpengaruh terhadap harga saham pada  perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1.3.1 Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh variabel  analisis teknikal yang terdiri atas harga saham masa lalu dan volume  perdagangan masa lalu terhadap harga saham perusahaan sektor  keuangan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga 2009.
1.3.2 Manfaat Penelitian.
a.  Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian  ini dapat menambah khasanah keilmuan dalam teknik analisis surat berharga selain analisis fundamental yang telah banyak di lakukan di pasar modal Indonesia.
b.  Bagi penulis, sebagai sarana penulis untuk menerapkan  teori  dan literatur yang penulis peroleh selama perkuliahan, dan juga menambah wawasan penulis tentang dunia investasi dan pasar modal.
c.  Bagi pihak lain,  yang ingin melakukan kajian lebih mendalam   mengenai  analisis teknikal, diharapkan  penelitian ini dapat  membantu penelitian selanjutnya.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi