BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perusahaan
yang ideal adalah perusahaan yang terus menerus tumbuh, tanpa mengalami
penurunan satu tahun bahkan triwulan. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan
peningkatan ukuran dan aktivitas perusahaan dalam jangka panjang. Pertumbuhan
perusahaan merupakan harapan penting karena dapat memberikan aspek positif bagi
perusahaan yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aspek
permodalan dan asetnya dalam menciptakan laba untuk meningkatkan size perusahaan.
Dunia usaha dan perbankan merupakan dua unsur kekuatan ekonomi yang saling
tergantung dalam pengembangan usaha maupun pengembangan potensi perekonomian.
Fenomena
yang terjadi adalah pertumbuhan bank di Indonesia selalu mengalami gelombang
pasang surut yang dilihat dari perkembangan tingkat laba dan aktiva. Gelombang
naik turun tersebut relatif teratur dan terjadi berulang-ulang dengan rentang
waktu yang bervariasi. Ketidakstabilan ini karena adanya ancaman globalisasi
dan pasar bebas di dunia perekonomian internasional. Hal ini terlihat pada
tahun 2009 yaitu pangsa kredit perbankan dalam pembiayaan perekonomian mencapai
sekitar 48 persen. Oleh karena itu, penting peranan perbankan yang kuat dan
sehat bagi kelangsungan pembangunan ekonomi di Indonesia, salah satunya peranan
perbankan asing yang ada di Indonesia.
Bank
Asing adalah bank umum swasta yang merupakan perwakilan (kantor cabang) dari
bank induk (kantor pusat) di negara asalnya. Bank Asing
didirikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.13 tahun 1968. Ketentuan perundang-undangan tersebut telah
dijadikan sebagai dasar hukum beroperasinya bank asing di Indonesia.Sampai saat
ini, perkembangan bank asing di Indonesia berjumlah 10 bank dengan 181 kantor.
Bank memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian.
Perbankan mempunyai pangsa pasar besar sekitar 80% dari keseluruhan sistem
keuangan yang ada. Mengingat begitu besarnya peranan perbankan dalam pembiayaan
perekonomian sangat dominan di Indonesia. Maka pengambil keputusan perlu
melakukan evaluasi kinerja yang memadai. Rasio pertumbuhan merupakan indikator
yang paling tepat untuk mengukur peningkatan aktivitas perusahaan dalam jangka
panjang.
Ukuran pertumbuhan pada industri perbankan yang digunakan
pada umumnya adalah pertumbuhan laba (equity growth) yang memfokuskan
kemampuan perusahaan dalam mengelola aspek permodalan dan asetnya dalam
menciptakan laba untuk meningkatkan size perusahaan. Berikut akan
ditampilkan grafik pertumbuhan laba (equity growth) bank asing di
Indonesia dari tahun 2008-2012.
Sumber : www.bi.go.id (Data diolah, 2013)
Gambar 1.1
Grafik Pertumbuhan Laba Bank Asing di Indonesia
Dari Gambar 1.1 dapat dilihat grafik
pertumbuhan laba menunjukan perkembangan yang negatif hal ini berarti laba
bersih yang dimiliki oleh Bank Asing di Indonesia tidak selalu meningkat dari
kenaikan rata-rata modal bank. Dari grafik tersebut dapat dilihat pada tahun
2008 pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh Bangkok Bank, pada tahun
2009 pertumbuhan laba tertinggi tetap dimiliki oleh Bangkok Bank, sedangkan
pada tahun 2010 pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh Standard Cartered
Bank, kemudian pada tahun 2011 pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh Bank
Of China dan pada tahun 2012 pertumbuhan laba tertinggi dimiliki oleh Bank
Of America.
Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi dunia yang begitu
pesat antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi,
persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa yang menyebabkan
banyak perusahaan juga mengubah cara mereka menjalankan bisnis. Hal ini membuat
para pelaku bisnis khususnya organisasi perbankan semakin menyadari pentingnya
aset tidak berwujud berbasis pengetahuan (knowledge asset) dalam
meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Bisnis berbasis pengetahuan merupakan bisnis
yang dijalankan dengan lebih banyak memanfaatkan intellectual capital (IC).
Dengan kata lain, pelaku bisnis harus cepat merubah strategi bisnisnya yang
pada awalnya berdasarkan labor based business (bisnis berbasis tenaga
kerja) ke arah knowledge based business (bisnis berbasis pengetahuan)
dengan karakteristik ilmu pengetahuan (Sawarjuwono dan Kadir, 2003:35).
Munculnya modal intelektual (IC) di Indonesia ditandai
banyaknya perusahaan-perusahaan di Indonesia yang menggunakan strategi berbasis
pengetahuan. Semakin banyaknya
perusahaan berbasis pengetahuan ditandai dengan adanya Indonesia MAKE Study pada
tahun 2005. Indonesia MAKE Study merupakan suatu penghargaan terhadap
perusahaan-perusahaan berbasis pengetahuan yang paling dikagumi di Indonesia.
Pada tahun tahun 2005 yang masuk dalam nominasi hanya berjumlah 49, sekarang
ini pada tahun 2011 jumlah nominator meningkat menjadi 96. Hal ini dapat
menunjukkan modal intelektual sudah berkembang di Indonesia.
Menurut Pulic (1998), modal intelektual (IC) merupakan
komponen penting perusahaan dalam penciptaan value added perusahaan. Value
added merupakan suatu indikator pertumbuhan keberhasilan bisnis (dalam
Bambang, 2012). Penciptaan nilai adalah ketika perusahaan yang berbasis
pengetahuan memiliki karyawan yang mempunyai keterampilan, keahlian serta daya
inovasi yang tinggi.
Sveiby (1997 dalam Suhendah, 2005) mengklasifikasikan intangibles
ke dalam tiga kategori, yaitu internal structure, external structure,
dan employee competence. Internal structure meliputi the
organisational structure, legal parameters, sistem-sistem manual,
penelitian dan pengembangan, dan perangkat lunak. External structure mencakup
merk dagang dan hubungan antara pelanggan dan pemasok. Employee competence meliputi
pendidikan dan pelatihan bagi staf professional yang merupakan penghasil utama
pendapatan (revenues
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi