BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Produk minuman banyak sekali beredar dipasaran
dengan berbagai macam merek yang mungkin
beberapa produk ataumerek saja yang dapat menarik perhatian. Persepsi konsumen terhadap variasi
produk minuman itu adalah hampir sama,
yang membedakan mereka adalah merek karena merek itusendiri tidak ada artinya bila tidak didukung oleh visualisasi
dari nama itu sendiri yang menarik dan
menonjol pada kemasannya.
Kemasan adalah
seluruh kegiatan merancang dan memproduksi pembungkus suatu produk, tetapi kemasan bukan
lagi sekedar membungkus dan melindungi
produk saja. Persaingan yang semakin ketat dan beraneka ragamnya produk yang beredar di pasar dan juga
dirak-rak supermarket memaksa produsen berpikir
selain untuk menarik perhatian konsumen, kemasan mempunyai kekuatan untuk menjelaskan produk dan membantu
meningkatkan penjualan.
Produsen melalui
kemasan dapat berkomunikasi dengan konsumen dan menjelaskan segala sesuatu tentang produk
sehingga berfungsi sebagai alat untuk membangun
image, karakter, meningkatkan brand
awarness serta sarana memperbesar pasar. Kemasan mengkomunikasikan
merek melalui lima hal antara lain
bentuk, warna, ukuran, grafis dan material.
Kemasan harus
sesuai dengan karakter target pasar, karena kemasan adalah sesuatu yang bersentuhan langsung
dengan konsumen, dapat dipegang, disentuh,
dan dirasakan. Kemasan berperan efektif dalam perilaku pembelian karena dapat membuat konsumen tertarik dan
membeli produk. Ketika orang melihat
produk dengan kemasan yang bagus, secara spontan muncul emosi.
Salah satu produk
minuman teh yang sudah dikenal setelah Teh Botol Sosro adalah Fruit Tea. Seiring dengan
perkembangan pasar dan persaingan maka Fruit
Tea mengembangkan rasa dan warna kemasannya, sehingga tidak tertuju pada satu warna kemasan saja.
Pasar sasaran Fruit
Tea yang terutama adalah anak remaja. Hal ini diketahui melalui iklan televisi, majalah dan
tabloid yang memakai anak remaja sebagai
bintang iklan. Fruit Tea dalam hal ini harus mampu berusaha membangun karakter yang menyenangkan, bersahabat dan
mengalami perkembangan, sesuai dengan
karakter target pasar utamanya yakni remaja berusia 12-19 tahun.
Tabel 1.
Skor Perlombaan
Merek-Merek Kemasan Terbaik 20 R Merek B
D P M Skor Merek Level Skor Merek 1
Teh Botol Sosro 0.910
0.830 0.827 0.963 4.387 Merek terkuat di
Level Standar 2 Fruit
Tea 0.845 0.899
0.828 0.911 4.355 Merek terkuat
di Level Standar 3 Tebs
0.798 0.907 0.827 0.911 4.288
Merek terkemuka di Level Prima 4 Green
Tea Sosro 0.768 0.863 0.829 0.856 4.118 Merek terkemuka di Level Prima 5 Fres Tea 0.614 0.872 0.825 0.771 3.797 Merek terkemuka di Level Prima 6 Pocari Sweat 0.698
0.635 0.828 0.836 3.581 Merek
yang dapat diterima di Level Prima 7 TeKita
0.557 0.615 0.827 0.708
3.202 Merek yang dapat diterima di Level Standar Sumber : Majalah SWA 15 edisi Agustus
2006 (Data diolah oleh penulis, 2008) Keterangan
: R = Rank (Peringkat), B = Branding (Merek), D= Design (Desain), P= Technical Printing (Teknik Pencetakan), M= Merchandising
(Seni Penyusunan Produk) Fruit Tea
memiliki nilai yang lebih unggul dari Teh Botol Sosro dari segi desain, cetakan gambar dan huruf
(printing)kemasan. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat skor perlombaan merek-merek kemasan terbaik
terhadap kemasan minuman teh.
Pada ajang Skor
Perlombaan Merek-Merek Kemasan Terbaik 2006, kemasan Fruit Tea secara umum mendapat
predikat sebagai salah satu dari empat merek
(brand) yang mencapai merek level tertinggi (powerful brand), yang dicapai merek-merek produk konsumen
diIndonesia berdasarkan penilaian terhadap
merek (branding), desain (design), cetakan (technical printing) kemasan, serta seni penyusunan produk (merchandising)
produk di outlet dengan total skor keseluruhan
penilaian adalah 4,355, dimana nilai kemasan Fruit Tea menempati posisi kedua setelah Teh Botol Sosro.
Tabel 1.
Volume Penjualan
Minuman Tetra Genggam Fruit Tea Pada Kantin SMU ST. Thomas 2 Medan Penjualan Minuman Tetra Genggam Fruit Tea dari bulan Januari s/d April 200Januari
Februari Maret April
TOTAL 210 215
205 230 8 Sumber: Laporan penjualan Minuman pada
kantin SMU ST. Thomas 2 Medan (Data
diolah oleh penulis, 2008) Hasil survei
sementara penulis yangdilakukan pada beberapa siswa SMU ST.Thomas 2 Medan didapat hasil bahwa Fruit
Tea lebih banyak dikonsumsi oleh para
siswa.
Melihat pengaruh faktor kemasan terhadap
keputusan pembelian minuman Fruit Tea
didalam masyarakat secara umum dan secara khusus kaum pelajar usia remaja yang memiliki karakter yang berbeda dan
juga lebih mudah dipengaruhi oleh
visualisasi produk dalam membeli membuat penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kemasan
Terhadap Keputusan Pembelian Minuman
Fruit Tea Pada Siswa SMU ST. Thomas 2 Medan”.
B. Perumusan
Masalah Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dilakukan terlebih dahulu sebelum sampai pada tahap selanjutnya.
Adanya suatu permasalahan yang hendak
dipecahkan, akan mempermudah dan lebih mengarahkan data yang dikumpulkan, sehingga penulisannya dapat
terarah sesuai dengan sasaran.
Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah dikemukakan maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1.
Apakah variabel portability, memorable, easy to readdan visual
protection kemasan berpengaruh secara serempak terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea pada siswa SMU ST.Thomas 2 Medan?
2.
Apakah variabel portability, memorable, easy to readdan visual
protection dari kemasan Fruit Tea secara parsial mempunyai pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian minuman Fruit Tea.
3. Variabel manakah dari kemasan tetra genggam
Fruit Tea yang mempunyai pengaruh paling
dominan terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea pada siswa SMU ST.Thomas 2 Medan? C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan kesimpulan
sementara dari tinjauan teoritis yang
mencerminkan keterkaitan antara variabel yang sedang diteliti. Hal ini juga merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian dan merumuskan hipotesis yang berbentuk alur yang
dilengkapi dengan penjelasan kualitatif.
Sumber : Susilo,
Mix Edisi November 20 Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual tersebut menjelaskan
bahwa variabel – variabel kemasan
mempengaruhi keputusan pembelian minuman Fruit Tea pada konsumen.
D. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang sudah
diuraikan, maka penulis dapat merumuskan
hipotesis sebagai berikut : 1. Variabel portability, memorable, easy to read
dan visual protectiondari kemasan secara
serempak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea
pada siswa SMU ST.
Thomas 2 Medan.
2. Variabel portability, memorable, easy to read
dan visual protectiondari kemasan secara
parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea pada
siswa SMU ST. Thomas Medan.
Variabel Kemasan 1. Portability (X1) 2. Memorable (X2) 3.Easy to Read (X3) 4. Visual Protection (X4) Keputusan Pembelian (Y) 3.
Variabel kemudahan dalam penggunaan produk dalam kemasan (portability) dan
kemudahan konsumen untuk mengingat warna, desain, dan bentuk kemasan (memorable)merupakan variabel paling
dominan mempengaruhi keputusan pembelian
minuman Fruit Tea pada siswa SMU ST. Thomas Medan.
E. Tujuan dan Manfaat
Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a.
Mengetahui pengaruh variabel portability, memorable, easy to read dan
visual protection dari kemasan
secara serempak terhadap keputusan
pembelian minuman Fruit Tea pada siswa SMU ST .
Thomas 2 Medan.
b. Mengetahui pengaruh variabel portability,
memorable, easy to read dan visual
protection dari kemasan secara parsial terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea pada siswa SMU ST. Thomas Medan.
c. Mengetahui variabel mana yangpaling dominan
mempengaruhi keputusan pembelian
minuman Fruit Tea pada siswa SMU ST.
Thomas 2 Medan.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi
penulis penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan dalam bidang yang diteliti dan memperdalam
pengetahuan khususnya dalam riset pasar.
b.
Referensi bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian yang
sama di masa yang akan datang.
c. Memberikan masukan bagi para pemasar untuk
mengembangkan strategi pemasarannya.
F. Metode
Penelitian 1. Batasan Operasional Batasan operasional dalam penelitian ini
adalah pengaruh kemasan terhadap
keputusan pembelian minuman Fruit Tea. Objek produk yang diteliti adalah kemasan tetra genggam Fruit
Tea.
2. Defenisi Operasional Variabel a.
Variabel Kemasan (X) Variabel
kemasan yaitu persepsi mahasiswa terhadap kemasan tetra genggam Fruit Tea dengan berbagai rasa
(strawberry, orange, grapefruit, sirsak, fruit punch) dan warna (merah, orange, ungu, merah jambu, hijau) yang ada dipasaran.
Menurut Susilo (MIX edisi November 2005)
mengemukakan 4 variabel yang digunakan untuk menilai kemasan antara lain : 1)
Portability (X1)artinya kemudahan konsumen dalam menggunakan produk dalam kemasan itu kapan pun
tanpa kesulitan.
2)
Memorable (X2) artinya mencakup kemudahan konsumen untuk mengingat visual dari produk (warna, desain
dan bentuk kemasan) maupun penggunaannya.
3) Easy to read(X3) artinya mudah dibaca
mencakup cetakan hurufhuruf yang berisi informasi didalam kemasan yang dapat
dibaca oleh konsumen.
4) Visual Protection (X4)artinya melindungi
produk yang dikemasnya yang mencakup
fungsi, bahan serta struktur produknya.
b. Variabel Keputusan Pembelian (Y) Variabel keputusan pembelian yaitu bagaimana
perilaku siswa SMU ST. Thomas 2 Medan
didalam menentukan produk yang akan dibelinya
dalam hal ini minuman Fruit Tea.
Tabel 1.
Definisi Operasionalisasi
Variabel Variabel Definisi Variabel
Indikator Bentuk Data 1.
Portability(X1) Kemudahan konsumen dalam
menggunakan produk dalam kemasan itu kapan pun tanpa kesulitan.
1. Praktis dibawa 2. Mudah dibuka 3. Ringan dibawa 4. Mudah dipegang Ordinal 2. Memorable(X2) Kemudahan konsumen untuk mengingat visual dari produk (warna, desain dan bentuk kemasan) maupun penggunaannya.
1. Warna menarik 2. Desain mudah diingat 3.Warna gambarkan rasa 4. Bentuk menarik 5. Desain karakter ceria Ordinal 3.Easy to Read (X3) Mudah dibaca mencakup cetakan huruf-hurufyang berisi informasi didalam kemasan yang dapat dibaca oleh konsumen.
1. Tulisan dapat
dibaca 2. Dapat dimengerti 3. Merek berpengaruh 4. Informasi komposisi 5. Kombinasi warna unik Ordinal 4. Visual Protection(X4) Melindungi produk
yang dikemasnya yang mencakup fungsi, bahan serta struktur produknya.
1. Isi tetap segar 2. Terlindung dari cuaca 3. Tidak mudah rusak 4. Terlindung dari bau Ordinal 5. Keputusan Pembelian (Y) Perilaku
didalam menentukan produk yang akan dibelinya.
1. Mudah
penggunaannya 2. Berbeda dari yang lain 3. Karakter 4. Menarik dari yang lain 5. Ingin membeli kembali Ordinal Sumber: Susilo, Mix Edisi November 2005 (Data
diolah oleh penulis, 2008) 3. Skala Pengukuran Variabel Skala Likertdigunakan sebagai alat untuk
mengukur pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen, dimana responden akan memilih jawaban yang ada. Setiap jawaban akan diberikan
skor dalam menilai persepsi dari
variabel-variabel yang akan diuji.
Pedoman dalam
pemberian skor sebagai berikut : Tabel 1.
Pedoman Pemberian
Skor No Pernyataan Skor 1
Sangat tidak setuju 2 Tidak setuju
3 Ragu- ragu 4
Setuju 5 Sangat setuju Sumber:
Sugiyono (2006: 105) 4. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai bulan Februari 2008
sampai dengan bulan Mei 2008.
Lokasi penelitian
adalah di SMU ST. Thomas 2 Medan Jln. Letjend. S. Parman No.107 Medan.
5. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2003: 72) populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas
subjek ataupun objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik 1tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan
.
Jumlah sampel yang
diambil adalah10 % dari populasi yaitu 635 siswa.
Menurut Gay dalam
buku Umar (1999: 50) jumlah ini dianggap sudah representative dan telah mewakili populasi.
Tabel 1.
Jumlah Siswa SMU
ST. Thomas 2 Medan Kelas I (X)–III (XII) Tahun Ajaran 2007/20 Kelas Jumlah Siswa
Persentase ( % ) I (X) 239 II
(XI) 194 III (XII)
202 Total Populasi 635 1 Sumber:
Data diolah oleh penulis, 20 Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit
populasi (Kuncoro, 2003).
Metode penarikan
sampelyang dipakai adalah Propotionate
Stratified Random Sampling dan Purposive Random Sampling. Propotionate
Stratified Random Sampling yaitu metode
penarikan sampel acaksecara proporsional untuk setiap kelompok strata dalam populasi. Data jumlah
sampel dapat dilihat pada Tabel 1.6
dibawah ini: Tabel 1.Jumlah Responden
Penelitian Kelas Jumlah Siswa Jumlah Responden I (X)
239 II (XI) 194 III
(XII) 202 Total
635 63, Sumber: Data diolah oleh
Penulis, 20 Purposive Random Samplingyaitu teknik penentuan sampel secara acak dengan pertimbangan tertentu. Data jumlah
penggolongan sampel dapat dilihat 1pada
Tabel 1.7 dengan pertimbangan siswa yang menjadi responden yang telah mengkonsumsi minuman Fruit Tea minimal 2 kali
dalam sehari.
Jumlah sampel pada
data awal adalah sebesar 63 responden penelitian, tetapi didalam analisis kelayakan model yang
dilakukan terjadi data outlier. Data outlier
adalah data yang secara nyata berbeda dengan data-data yang lain.
Tabel 1.
Jumlah Penggolongan
Sampel per Kelas Siswa SMU ST. Thomas 2
Medan Kelas Jumlah Siswa Persentase I−A (X−A) 4
6.
I−B (X−B) 4 6.
I−C (X−C) 4 6.
I−D (X−D) 4 6.I−E (X−E) 4
6.I−F (X−F) 4 6.II IPA−1 (XI IPA
1) 3
4.
II IPA−2 (XI IPA
2) 3
4.
II IPA−3 (XI IPA
3) 4
6.
II IPS−1 (XI IPS
1) 4
6.
II IPS−2 (XI IPS
2) 5
7.
III IPA–1 (XII IPA
1) 4
6.
III IPA–2 (XII IPA
2) 4
6.
III IPA–3 (XII IPA
3) 4
6.
III IPS–1 (XII IPS
1) 4
6.III IPS−2 (XII IPS 2) 4 6.TOTAL 63
1 Sumber: Data diolah oleh Penulis, 20 6. Jenis dan Sumber Data a. Data
primer, yaitu data yang diperoleh dari responden terpilih pada lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara
kepada responden.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh
peneliti dari sumber–sumber lain yang
telah diolah seperti dari bagian tata usaha SMU ST. Thomas Medan, buku - buku pendukung, majalah,
internet, dan lain sebagainya.
17.
Teknik Pengumpulan Data a. Penelitian ini menggunakan teknik pengajuan
pertanyaan–pertanyaan tertulis kepada
responden dalam bentuk kuesioner.
b. Wawancara langsung kepada responden jika ada
pertanyaan yang kurang jelas dan kurang
dimengerti pada saat pengisian kuesioner.
c. Studi dokumen yaitu mengumpulkan data dan
informasi dari buku-buku, jurnal,
majalah dan internet yang berkaitan dengan penelitian.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji
Validitas Uji Validitas digunakan oleh
peneliti untuk mengukur data yang telah didapat
setelah penelitian dimanamerupakan data valid dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur.
Pengujian validitas
instrumen digunakan dengan menggunakan program
SPSS 12.0 for Windows, dengan kriteria sebagai berikut : 1) Jika r hitung > rtabel, maka pertanyaan
tersebut dinyatakan valid.
2) Jika r hitung
< rtabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu
instrumen penelitian.
Instrumen yang
reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2003: 110).
Pengujian dilakukan
dengan program SPSS 12.0 for Windows. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria
sebagai berikut : 11) Jika ralpha
positif atau > rtabel maka pertanyaan reliabel.
2) Jika
ralphanegatif atau < rtabelmaka pertanyaan tidak reliabel.
9. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan : a. Metode Deskriptif Metode ini data-data yang telah diperoleh digolongkan, diklasifikasikan, diinterpretasikan dan
selanjutnya dianalisis, sehingga diperoleh
suatu gambaran umum tentang data–data yang diteliti.
b. Metode Regresi Linear Berganda Analisis Regresi Linear Berganda dalam
penelitian ini menggunakan bantuan
aplikasi software SPSS Versi 12.0 for Windows.
Bentuk perumusannya
sebagai berikut : Y = a + B1X1+ B2X2+
B3X3+ B4X4+ e Dimana : Y = Keputusan Pembelian Minuman Fruit Tea a =
Konstanta X1 = Skor indikator Portability X2 =
Skor indikator Memorable X3 = Skor
indikator Easy to Read X4 = Skor indikator Visual Protection B1…4= Koefisien
Regresi e = Standar error Model regresi yang sudah memenuhiasumsi-asumsi
klasik kemudian akan dianalisis
pengujian hipotesis sebagai berikut : 11) Uji Serempak (Uji F) Untuk membuktikan bahwa setiap variabel bebas
(Xi) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat (Yi) secara serentak.
Kriteria pengujian
sebagai berikut : Ho: bi= 0, artinya
jika tidak terdapat pengaruh biterhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea.
Ho: bi ≠0, artinya terdapat pengaruh terhadap
keputusan pembelian minuman Fruit Tea.
Kriteria
pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5 %.
a) Hoditerima jika Fhitung < Ftabel (α) b)
H1diterima jika Fhitung> Ftabel (α) 2) Uji
Secara Parsial (Uji t) Untuk melihat
pengaruh variabelsetiap kemasan Fruit Tea (Xi) terhadap variabel keputusan pembelian (Yi),
maka dalam hal ini peneliti menggunakan
uji t satu sisi.
Ho: bi= 0, artinya
tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari setiap variabelkemasan Fruit Tea (Xi)
terhadap variabel keputusan pembelian
minuman Fruit Tea (Yi).
H1 : bi ≠0, artinya
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari setiap variabel kemasan Fruit Tea (Xi)
terhadap variabel keputusan pembelian
minuman Fruit Tea (Yi).
Kriteria
pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5 %.
a) Hoditerima apabila t hitung< t tabel(α) b)
H1diterima apabila t hitung > t tabel (α) 13)
Koefisien Determinasi (R²) Koefisien
determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel kemasan Fruit Tea (X)
terhadap keputusan pembelian minuman
Fruit Tea (Y). Jika nilai R² mendekati satu (1) maka semakin kuat pengaruhnya, sebaliknya jika mendekati
nol (0) maka pengaruhnya semakin lemah.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi