BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan suatu daerah tergantung pada
tersedianya sarana transportasi di
daerah tersebut. Peranan transportasi sangat penting untuk menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah
produksi, daerah pemasaran, dan daerah
pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen (Nasution, 2004:25).
Perkembangan kota
Medan yang pesat mengakibatkan meningkatnya hubungan dan saling ketergantungan dengan
wilayah disekitarnya, khususnya wilayah
Pembangunan Kawasan Mebidang (Medan-Binjai-Deli Serdang).
Sehingga perlu
ditingkatkan sarana dan prasarana transportasi untuk mengimbangi jumlah permintaan jasa transportasi yang terus meningkat, baik transportasi barang maupun penumpang.
Meningkatnya
permintaan jasa transportasi diikuti bertambahnya penyedia jasa transportasi di Kota Medan, maka
banyak penyedia jasa transportasi yang
mulai menawarkan fasilitas yang lebih baik dalam bentuk fisik maupun non fisik. Misalnya, secara rutin mengadakan
peremajaan bus dan peningkatan layanan
yang bertujuan untuk menarik minat masyarakat dalam menggunakan jasa transportasi.
Kondisi fisik dan nonfisik bus merupakan
bagian yang terpenting dalam menentukan
kualitas pelayanan terhadap konsumen, Kondisi fisik dapat dilakukan dengan menyediakan sarana dan fasilitas yang
mendukung pelayanan transportasi.
Sedangkan Nonfisik
dapat diperoleh dari pelayanan yang diberikan supir atau kondektur melalui perhatian kepada setiap
penumpang. Kedua variabel tersebut dapat
digunakan penumpang atau konsumen untuk menentukan pengambilan keputusan dalam penggunaan layanan
jasatransportasi ( Nasution 2004:51).
Perusahaan transportasi harus benar-benar
dapat memperlihatkan kinerjanya di
setiap dimensi dan memberikan layanan terbaik kepada konsumen.
Karena tanpa
pelayanan yang baik, bagaimanapun bagusnya kondisi bus, maka konsumen akan beralih. Oleh sebab itu,
Perusahaan transportasi harus dapat memberikan
layanan yang memuaskan dari segi kondisi fisik maupun kondisi nonfisik. Kondisi fisik dan nonfisik
Perusahaan transportasi harus dapat menjadi
daya tarik dan dapat mempengaruhi minat konsumen.
Perum DAMRI
merupakan salah satu perusahaan angkutan kota yang telah beroperasi di Medan sejak tahun 1976.
Hingga saat ini Perum DAMRI telah memiliki
izin untuk beroperasi di 7 trayek, namun dengan terbatasnya jumlah armada Perum DAMRI hanya melayani 2 trayek
yaitu trayek Medan – Binjai dan
Medan–Lubuk Pakam untuk memenuhi kebutuhan transportasi di kawasan Medan – Binjai – Deli Serdang.
Untuk meningkatkan
kualitas pelayanan, Maret 2006 perum DAMRI melakukan peremajaan armada angkutannyadengan
mengoperasikan 10 unit bus tipe Beijing
ukuran medium dengan kapasitas 28 orang untuk trayek Medan – Lubuk Pakam dan Maret 2007 menambah 10 unit
tipe Mercedes Benz (mesin belakang)
kapasitas 45 orang untuk trayek Medan – Binjai. Bus ini dilengkapi fasilitas fullAC dengan kualitas kenyamanan
yang sangat prima, disertai layanan awak
bus yang optimal (Bangun, Harian Sinar Indonesia Baru, 19 Mei 2007).
Pengadaan armada bus baru ini digunakan untuk
mengganti bus lama yang sudah tua dan
melayani permintaan masyarakat yang terus meningkat dari waktu ke waktu yang tidak sebanding dengan
jumlah bus yang tersedia. Jumlah penumpang
penumpang bus DAMRI dapat dilihat pada Tabel 1.
TABEL 1.
Jumlah penumpang
Bus DAMRI dari November 2007 – Maret 20Trayek
Bulan Nov Des Jan Feb Mar Medan – Binjai
33.322 orang 34.009 orang 35.080 orang
31.890 orang 32.626 orang Medan–L.Pakam
35.179 orang 35.500 orang 36.136 orang
33.114 orang 34.189 orang Sumber: Perum DAMRI, 20 Berdasarkan hasil
wawancara dengankepala seksi operasional Perum DAMRI Unit Angkutan Bus Kota Medan, seharusnya
10 unit bus AC tipe Mercedes Benz
kapasitas 45 orang untuk trayek Medan – Binjai dialikan ke Lubuk Pakam karena jumlah penumpang lebih
besar. Namun, karena adanya proyek
jembatan layang dan kondisi jalan yang lebih sempit, maka pengoperasian bus besar ini kurang efektif untuk trayek
Medan – Lubuk Pakam. Oleh sebab itu, Perum
DAMRI mengalihkan kesepuluh unit bus AC tipe Mercedes Benz ke trayek Medan – Binjai. Sedangkan trayek Medan
– Lubuk Pakam menggunakan 10 unit bus AC
tipe Beijing kapasitas 28 orang.
Jalur Medan – Binjai merupakan salah satu ruas
terpadat di jalan Lintas Sumatera yang
menghubungkan Medan dengan Banda Aceh. Berdasarkan wawancara dengan pengelola Terminal Pinang
Baris, setidaknya ada 12 trayek yang
melewati trayek Medan- Binjai. Namun yang bersinggungan langsung dengan trayek DAMRI jurusan Medan – Binjai
hanya dua perusahaan angkutan yaitu
CV.Nitra trayek 55 jurusan Binjai– Pasar Petisah dan CV. Koperasi Pengakutan Umum (KPUM) trayek 88 Binjai –
Gatot Subroto, Sedangkan perusahaan
angkutan lainnya berhenti di Terminal Pinang Baris saja dan tidak masuk ke inti kota, sehingga warga yang ingin
ke pusat kota harus naik kendaraan lagi,
yang berarti menambah ongkos. Jenis kendaraan yang digunakan oleh CV.
Nitra trayek 55
ialah mini bus, yaitu Suzuki Carry, sedangkan Jenis kendaraan yang digunakan CV.KPUM trayek 88 ialah
Daihatsu Ekspas yang mampu memuat
penumpang rata-rata 12 orang (maksimal bisa 14 orang). Jumlah Armada DAMRI Jurusan Medan – Binjai dan Pesaing dapat
dilihat pada Tabel 1.2.
TABEL 1.
Jumlah Armada DAMRI
Jurusan Medan– Binjai dan Pesaing Tahun 20Perbandingan Perum DAMRI CV.Nitra
CV.KPUM Jumlah Armada 10 unit
25 unit 21 unit Armada perhari
8 unit 19 unit 17 unit Jumlah penumpang perhari 960 penumpang
912 penumpang 816 penumpang Sumber: Hasil Observasi Jika dibandingkan dengan perusahaan saingan,
Perum DAMRI mempunyai keunggulan yang
tidak dimiliki pesaing yaitu kondisi fisik dan nonfisik yang lebih baik karena dilengkapi
fasilitas fullAC dengan kualitas kenyamanan
yang prima, sehingga mempengaruhi kepuasan penumpang. Bahkan jika dibandingkan bus DAMRI trayek Medan –
Lubuk Pakam, bus DAMRI trayek Medan –
Binjai lebih unggul karena ukuranbus lebih besar, lebih lapang, lebih nyaman, dan tidak ada penumpang yang
berdiri. Berdasarkan masalah ini, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul
“ Pengaruh Kondisi Fisik dan Nonfisik Bus Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Bus DAMRI Jurusan Medan – Binjai
”.
B.
Perumusan Masalah Dari hasil penelitian pendahuluan dan latar
belakang masalah, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kondisi fisik dan nonfisik bus
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa Bus DAMRI jurusan Medan – Binjai ? 2.
Variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan dalam menggunakan jasa Bus DAMRI
jurusan Medan – Binjai ? C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah fondasi utama bagi
proyek penelitian, menjelaskan jaringan
hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah
diidentifikasi melalui proses wawancara,
observasi, dan surveiliteratur (Kuncoro, 2003 : 44).
Menurut Lupiyoadi
(2001:6) nonfisik jasa merupakan aktivitas atau proses yang dapat ditawarkan yang berhubungan dengan
jasa itu dan aktifitas tersebut tidak
berwujud. Fisik jasa menurutYazid (2005:20) merupakan lingkungan tempat jasa disampaikan perusahaan serta
konsumen berinteraksi. Komponen tangible
memfasilitasi penampilan atau jasa komunikasi jasa tersebut. Fisik jasa mencakup semua aspek fasilitas fisik
organisasi atau servicescape (mencakup: lingkungan
yang diciptakan, buatan manusia, lingkungan fisik jasa) demikian juga bentuk-bentuk komunikasi tangiblelain.
Bus DAMRI adalah penyedia jasa tranportasi bus
kota yang bertujuan untuk membawa
penumpang dan memberikan pelayanan keselamatan, kenyamanan dan keamanan bagi para penumpang.
Tujuan ini dapat terpenuhi dengan
mengembangkan dan memperhatikankondisi fisik dan nonfisik bus sehingga menimbulkan suasana kondusif bagi
para penumpang. Konsumen yang dalam hal
ini adalah penumpang menginginkan sarana transportasi yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan dari mulai
kondisi fisik yaitu interior dan
kelengkapan sarana fasilitas bus sampai kepada kondisi nonfisik seperti ketepatan waktu, pelayanan yang prima, suasana
yang aman dan nyaman dan asuransi
keselamatan.
Berdasarkan latar
belakang masalah penulis, kerangka konseptual yang berfungsi sebagai penuntun atas alur berpikir
dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.
Kerangka Konseptual
Sumber : Lupiyoadi (2001:6) diolah kondisi
fisik bus DAMRI Kondisi Nonfisik bus DAMRI Kepuasan Konsumen D. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah, maka peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Ada
pengaruh yang signifikan antarakondisi fisik dan nonfisik bus terhadap tingkat kepuasan konsumen pengguna
jasa bus DAMRI jurusan Medan – Binjai.
2. Faktor kondisi nonfisik merupakan faktor yang
paling dominan terhadap tingkat kepuasan
konsumen pengguna jasa bus DAMRI jurusan
Medan – Binjai.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan penelitian Adapun tujuan
dari penelitian ini untuk : a. Mengetahui apakah kondisi fisik dan nonfisik
bus berpengaruh signifikan terhadap
tingkat kepuasan konsumen pengguna jasa bus DAMRI jurusan Medan-Binjai.
b. Mengetahui variabel mana diantara kondisi
fisik dan nonfisik bus yang paling
dominan mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen pengguna jasa bus DAMRI jurusan Medan-Binjai.
2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : a. Bagi
Penulis Penelitian ini merupakan
kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang diperoleh dari
bangku kuliah kemudian memperdalam
pengetahuan dan memperluas cakrawala berfikir ilmiah dalam bidang manajemen pemasaran khususnya
dalam pemasaran jasa dan kepuasan
konsumen.
b. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan
acuan untuk memahami kondisi fisik dan
nonfisikPerum DAMRI Medan.
c. Bagi Pihak Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan bagi peneliti lain dalam
melakukan penelitian objek maupun masalah yang sama di masa yang akan datang.
F. Metode Penelitian 1.
Batasan Operasional Variabel Untuk
menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, penelitian ini
dibatasi pada kondisi fisik dan nonfisik
bus terhadap tingkat kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa Bus DAMRI jurusan Medan-Binjai. Variabel
yang dianalisis dalam penelitian ini
adalah kondisi fisik (X1), kondisi nonfisik ( X2) dan tingkat kepuasan konsumen(Y).
2. Definisi Operasional Variabel Pada
penelitian ini terdapat 3 (tiga) variabel yang diteliti, yaitu: a. Variabel Kondisi fisik (X1) Bus DAMRI yang
didefinisikan sebagai kelengkapan sarana
dan fasilitas didalam bus DAMRI. Adapun indikatornya
terdiri dari fasilitas bus full AC (pendingin udara), fasilitas
furniture(peralatan yang terdapatpada bus), fasilitas interior design (penataan ruangan) , fasilitas
audio music, dan penampilan awak bus.
b. Variabel kondisi
nonfisik ( X2) Bus DAMRI yang didefinisikan sebagai pelayanan jasa yang diberikan bus
DAMRI jurusan MedanBinjai selama didalam bus (bus berjalan). Indikatornya
terdiri dari ketepatan waktu perjalanan,
kesedian awak bus membantu penumpang,
kenyaman dalam bus, dan asuransi keselamatan jiwa selama perjalanan.
c. Variabel tingkat
kepuasan konsumenyang didalam hal ini adalah penumpang (Y), didefinisikan sebagai evaluasi
yang diberikan penumpang bus DAMRI
jurusan Medan-Binjai terhadap kondisi fisik
dan nonfisik bus DAMRI. Indikatornya terdiri dari sarana dan fasilitas bus, ketepatan waktu perjalanan,
kesedian awak bus membantu penumpang,
kenyamanan didalam bus, dan asuransi keselamatan
jiwa selama perjalanan.
Secara rinci hal
ini dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut: 1TABEL 1.
Definisi
Operasional Variabel Variabel
Definisi Indikator Skala pengukuran
Indikator (1) (2)
(3) (4) Kondisi fisik bus DAMRI (X1) Kelengkapan sarana dan fasilitas bus a. Fasilitas bus full AC b.
Fasilitas furniture c. Fasilitas
interior design d. Fasilitas audio music
e. Penampilan awak bus Likert Kondisi
Nonfisik bus DAMRI (X2) Pelayanan jasa yang diberikan didalam bus DAMRI a.
Ketepatan waktu perjalanan b. Kesediaan awak bus membantu penumpang c. Kenyamanan di dalam bus d.
Asuransi keselamatan Likert Tingkat kepuasan (Y) Evaluasi yang diberikan konsumen atau penumpang terhadap kondisi fisik dan nonfisik bus DAMRI jurusan MedanBinjai a. Fasilitas bus DAMRI b. Ketepatan waktu perjalanan c. Kesediaan awak bus membantu penumpang d. Kenyamanan di dalam bus e.
Asuransi keselamatan Likert Sumber: Lupioadi (2001:197), diolah 3.
Pengukuran Variabel Skala
pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala Likert adalah skala yang
bertujuan untuk membedakan indikator
dalam suatu variabel dengan asumsi akan ada urutan atau tingkatan skala, dalam hal ini responden
menyatakansetuju atau tidak 1setuju
mengenai berbagai pernyataantentang perilaku, objek, orang atau kejadian. Kriteria pengukuran variabelnya
adalah sebagai berikut : a. Variabel bebas, yaitu kondisi fisik dan
nonfisik bus diukur dengan skala Likert
dengan menggunakan angka 1 sampai dengan 5.
Tingkatan indikator
dari kondisi fisik dan nonfisik bus DAMRI jurusan Medan-Binjai dengan skala Likert ini
adalah : 5 = Sangat setuju 4 = Setuju 3 = kurang setuju 2 = Tidak setuju 1 = Sangat tidak setuju b.
Variabel terikat, yaitu tingkat kepuasan
pengguna bus DAMRI jurusan
Medan-Binjai diukur dengan skala Likert
dengan mengunakan angka 1 sampai dengan
5. Tingkatan indikator dari tingkat
kepuasan konsumen pengguna bus DAMRI jurusan MedanBinjai dengan skala Likert
ini adalah : 5 = Sangat setuju 4 = Setuju 3 = Kurang setuju 2 = Tidak setuju 1 = Sangat tidak setuju 14.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perum DAMRI Unit
Angkutan Bus Kota Medan Jl. Dame No.19
KM 10 Medan – Tanjung Morawa dan yang diteliti
adalah bus DAMRI jurusan Medan-Binjai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2008 sampai Juli
2008.
5. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi.
Yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna jasa (penumpang) bus DAMRI jurusan Medan –
Binjai setiap hari, yaitu sebanyak 960
orang. Jumlah populasi ini berasal dari jumlah penumpang rata-rata setiap bus yakni 30 orang, rata-rata
bus yang beroperasi setiap hari sebanyak
8 unit, dan rata-rata rit perhari yaitu 4 rit. (Hasil wawancara dengan Kepala BagianOperasional bus
DAMRI).
b. Sampel Teknik pengambilan sampel menggunakan
metode purposive Sampling,yaitu teknik pengambilan sampel
dengan tujuan tertentu dengan kriteria
bahwa penumpang yang dijadikan sampel penelitian adalah penumpang yang menggunakan bus DAMRI minimal 3
kali dalam sebulan setelah diberlakukan
armada baru dan berumur 15-55 tahun.
Tujuan penetapan
kriteria ini adalah mempertimbangkan intensitas mereka menggunakan bus DAMRI dan usia yang layak
untuk mengevaluasi kondisi fisik dan
nonfisik bus DAMRI. Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi, menurut Gay (Umar, 2000:147),
jumlah sampel 10% dari populasi sudah
mencukupi. Maka sampel penelitian ini adalah 96 orang.
16.
Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Pengamatan (observation) Melakukan pengamatan langsung terhadap
rutinitas kegiatan di lokasi penelitian.
b. Wawancara
(interview) Melakukan tanya jawab
langsung dengan Kepala Bagian Operasional bus DAMRI untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian ini.
c. Daftar pertanyaan
(questionaire) Menyebarkan daftar pertanyaan kepada pengguna
jasa bus DAMRI jurusan Medan-Binjai,
daftar ini dibagikan kepada respoden.
d. Studi
Dokumentasi pengumpulan data dari
buku-buku, tulisan ilmiah yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.
7. Jenis Data dan Sumber Data a. Data
primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data
primer diperoleh dengan memberikan
daftar pertanyaan, melakukan observasi dan wawancara.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh
dengan mempelajari berbagai tulisan,
melalui buku, jurnal dan majalah yang berkaitan dengan penelitian ini.
18. Uji
Validitasdan Reabilitas Dilakukan untuk
menguji apakah daftar pertanyaan layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid artinya
data yang diperoleh melalui daftar
pertanyaan dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh melalui daftar pertanyaan
hasilnya konsisten bila digunakan
peneliti lain. Uji validitas dan reabilitas dapat diuji melalui daftar pertanyaan dalam penelitian ini
menggunakan bantuan aplikasi software
SPSS 15.0 for Windowsdengan cara One Shot Methodartinya pengujian validitas dan reabilitas melalui pengisian
daftar pertanyaan cukup dilakukan satu
kali (tidak berulang).
9. Teknik Analisis Data a.
Metode deskriptif Merupakan suatu cara menganalisis data yang
dikumpulkan, dikelompokkan, kemudian
dianalisissehingga diperoleh gambaran tentang
masalah yang dihadapi untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa daftar
pertanyaan yangtelah diisi oleh sejumlah
responden penelitian.
b. Metode regresi berganda.
Analisis regresi
berganda digunakan untuk mengadakan prediksi nilai dari variabel terikat yaitu tingkat
kepuasan konsumen pengguna bus DAMRI
jurusan Medan-Binjai (Y) dengan ikut memperhitungkan nilainilai variabel bebas
yaitu kondisi fisik (X1) dan nonfisik (X2) sehingga dapat diketahui pengaruh positif atau negatif
kondisi fisik dan nonfisik terhadap
tingkat kepuasan konsumen pengguna bus jurusan Medan 1Binjai. Analisis regresi
linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 15.0 for window. Adapun model persamaan yang digunakan adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan : Y = tingkat kepuasan pengguna bus DAMRI
jurusan Medan-Binjai a = konstanta b1= koefisien regresi X b2 = koefisien regresi
XX1 = kondisi fisik pada bus DAMRI X2=
kondisi nonfisik pada bus DAMRI e =
standard error Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik
apabila nilai uji statistiknya berada
dalam daerah kritis (daerah dimana H0ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah dimana Hditerima. Dalam analisis regresi ada 3
(tiga) jenis kriteriaketepatan yaitu : 1. Uji F Hitung Uji F hitung dilakukan untuk melihat secara
bersama-sama bagaimana pengaruh variabel
kondisi fisik (X1) dan variabel nonfisik (X2) terhadap tingkat kepuasan konsumen pengguna busDAMRI
jurusan Medan-Binjai (Y). Model
hipotesis yang digunakan dalam uji F hitung ini adalah : 1H0 : b1 , b2
= 0 ( kondisi fisik dan nonfisik bus secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap tingkat kepuasan
konsumen pengguna bus DAMRI jurusan
Medan-Binjai).
H1 : b1, b2 0 (
kondisi fisik dan nonfisik bus secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen
pengguna bus DAMRI jurusan Medan-Binjai).
Nilai F hitung
dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi software 15.0 for windows. Selanjutnya nilai F
hitung akan dibandingkan dengan nilai F
tabel dengan tingkat kesalahan ( = 5% ) dan
derajat kebebasan
(df) = (n-k), (k-1). Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah : H0 diterima bila Fhitung< Ftabel pada = 5% H1 diterima bila Fhitung> F tabel pada = 5% 2. Uji
t Hitung Dua Arah (Uji Parsial) Uji t
hitung 2 (dua) arah bertujuan untuk melihat secara parsial bagaimana pengaruh kondisi fisik (X1) atau kondisi
nonfisik (X2) bus DAMRI jurusan
Medan-Binjai terhadap variabel tingkat kepuasan konsumen pengguna bus DAMRI jurusan Medan-Binjai (Y).
Model hipotesis yang digunakan dalam uji
t hitung 2 (dua) arah ini adalah : H0 :
b1, b2 = 0 (kondisi fisik dan
nonfisikpada bus secara parsial tidak berpengaruh
terhadap tingkat kepuasan konsumen pengguna bus DAMRI jurusan Medan-Binjai ).
1H1 :
b1, b2# 0 ( kondisi fisik dan nonfisik
pada bus secara parsial berpengaruh
terhadap tingkat kepuasan konsumen pengguna bus DAMRI jurusan Medan-Binjai ).
Nilai t hitung
dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan aplikasi software
SPSS 15.0 for Windows. Nilai t hitung selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai t tabel dengan
tingkat kesalahan (= 5%) dan derajat kebebasan (df) = (n-k).
Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan
adalah : H0 diterima bila thitung<
ttabelpada = 5% H1 diterima bila thitung>
ttabel pada = 5% 3. Koefisien Determinan (R ) Pegujian koefisien determinasi (R ) digunakan
untuk mengukur proporsi atau persentase
sumbangan variabel bebas (kondisi fisik dan nonfisik bus) terhadap variasi naik turunnya variabel terikat
tingkat kepuasan konsumen pengguna bus
DAMRI jurusan Medan-Binjai secara bersama–sama, Bila 0<R <1. Hal ini berarti bila R = 0
menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi