Senin, 24 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR (JFA) TERHADAPKINERJA AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI



BAB I  PENDAHULUAN 
 A. Latar Belakang Masalah   
 Menghadapi perkembangan dunia yang semakin pesat, maka peranan  penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi publik yang baik menjadi  semakin penting. Dalam konteks globalisasi, tata pemerintahan yang baik (Good  Governance) merupakan ukuran daya saing yang harus dimiliki oleh suatu  pemerintahan. Karena itu, penerapan Good Governancesangat diperlukan sebagai  bagian proses reformasi administrasi publik.

 Pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan yang berdaya  guna dan berhasil guna memerlukan adanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang  professional, bertanggung jawab, jujur dan adil. Untuk mewujudkan hal tersebut  pemerintah melakukan reformasi manajemen PNS antara lain melalui  pembentukan struktur organisasi instansi pemerintah yang mengarah pada  paradigma ‘miskin struktur kaya fungsi’ yang memberi peluang pembentukan  jabatan fungsional PNS serta pembinaan PNS berdasarkan system karier dan  system prestasi kerja.
 Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dibentuk sebagai upaya dari  pembentukan Jabatan Fungsional Pegawai Negri Sipil. Pembentukan JFA  dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tersedianya PNS yang ditugaskan  secara penuh waktu untuk melaksanakan tugas pengawasan secara professional  dan untuk menjamin pembinaan profesi, karier, kepangkatan dan jabatan dalam  rangka peningkatan mutu pengawasan dilingkungan Instansi Pemerintah.
  Auditor adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,  wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk  melaksanakan pengawasan pada instansi-instansi pemerintah. Tugas pokok  Auditor adalah menggerakaan dan atau membina pengawasan dan melaksanakan  pengawasan. Auditor melakukan tugas secara mandiri atau melakukan tugas  dalam satu tim pengawas mandiri yang merupakan kerja bersama, tetapi tanggung  jawab hasil pelaksanaan tugas dan kewenangan pelaksanaan tugas tetap melekat  pada masing-masing pejabat fungsional auditor tersebut.
 Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap obyek  pengawasan dan atau kegiatan tertentu dengan tujuan untuk memastikan apakah  pelaksanaan tugas dan fungsi obyek pengawasan dan atau kegiatan tersebut telah  sesuai dengan yang ditetapkan.
 Kinerja adalah prestasi kerja dari seseorang ataulebih dalam pelaksanaan  pekerjaannya, sedangkan penilaian prestasikerja atau penilaian kinerja adalah  suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seseorang  karyawan atau pegawai telah melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan.
Pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 yang telah dilampirkan dapat terlihat  kegiatan pelatihan yang diikuti oleh auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera  Utara pada Tahun 2006 dan 2007, pada Tabel 1.2 dapat dilihat kinerja auditor  sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan.
 Tabel 1.1  Data Pelatihan Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara  Pada Tahun 2006  No Materi Pelatihan Penyelenggara  Pelatihan  Jumlah  Peserta  Tempat Program  1 Pendidikan dan  Pelatihan Formal  BPKP  5  Jakarta  Peningkatan Kapasitas  Sumber Daya Aparatur  2 Pelatihan  pengembangan tenaga  auditor dan aparatur  pengawas  Inspektorat  Provinsi  Sumatera  Utara  8  Medan  Peningkatan pengawasan  dan akuntabilitas Aparatur  Negara  Total    13   Sumber : Inspektorat Provinsi Sumatera Utara (2008)  Tabel 1.2  Data Pelatihan Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara  Pada Tahun 2007  No Materi Pelatihan Penyelenggara  Pelatihan  Jumlah  Peserta  Tempat Program  1 Pendidikan dan  Pelatihan Formal  BPKP  2  Jakarta  Peningkatan Kapasitas  Sumber Daya Aparatur  2 Bimtek Implementasi  Peraturan Perundangundangan  BPKP  6  Jakarta  Peningkatan Kapasitas  Sumber Daya Aparatur  3 Pelatihan Pengawasan  kantor Sendiri (PKS)  Inspektorat  Provinsi  Sumatera  Utara  45  Medan  Peningkatan pengawasan  dan akuntabilitas Aparatur  Negara  4 Pelatihan  pengembangan tenaga  auditor dan aparatur  pengawasan  BPKP  4  Jakarta  Peningkatan pengawasan  dan akuntabilitas Aparatur  Negara  Total    57   Sumber : Inspektorat Provinsi Sumatera Utara (2008)   Tabel 1.3  Kinerja Auditor Sebelum dan Sesudah Pelatihan  No Sebelum Pelatihan  Tingkat  Keberhasilan  Sesudah Pelatihan  Tingkat  Keberhasilan  1  Auditor Pengendali Teknis  65%  Auditor Pengendali  Teknis  85%  2  Ketua Tim  75%  Ketua Tim  95%  3  Auditor Ahli  70%  Auditor Ahli  90%  4  Auditor Penyelia  60%  Auditor Penyelia  60%  Sumber : Inspektorat Provinsi Sumatera Utara (2008)  .Berdasarkan pada Tabel 1.3 terdapat kenaikan tingkat keberhasilan dalam  menyelesaikan pekerjaan tiap tahunnya. Dengan memberikan pelatihan Jabatan  Fungsioal Auditor (JFA) pada auditor berarti akan memberikan dorongan untuk  mengerahkan kemampuan, keahlian dan keterampilannya dalam melaksanakan  tugas dan kewajibannya, atau dengan kata lain diharapkan dapat meningkatkan  kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan  pengawasan sehingga dapat mencapai tujuan dan mengoptimalkan kegiatan  pengawasan yang dilaksanakan oleh auditor. Oleh sebab itu melalui pelatihan  diharapkan kinerja pengawas dapat berkualitas sesuai dengan tugas dan  jabatannya.
Pelatihan jabatan fungsional sangat berperan penting di dalam suatu  perusahaan, dimana pelatihan jabatan fungsional dapat meningkatkan kinerja  karyawan. Dengan adanya pelatihan jabatan fungsional  Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian  dengan judul : ”Pengaruh Pelatihan Jabatan Fungsional Auditor (JFA)  Terhadap Kinerja Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara”.
 B. Perumusan Masalah  Berdasarkan uraian dan pemikiran diatas, maka penulis merumuskan  permasalahan sebagai berikut :  1.  ”Apakah Pelatihan berpengaruh secara positif terhadap peningkatan  kinerja karyawan pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara?”  2.  ” Faktor mana secara parsial paling berpengaruh terhadap kinerja?”  C. Kerangka Konseptual  Menurut Sugiyono (2006:49), kerangkakonseptual merupakan sintesa  tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah  dideskripsikan. Menurut Wungu (2003:134), pelatihan dapat diartikan sebagai  suatu upaya sistematik untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge),  keterampilan (skill) dan sikap-sikap kerja (attitudes) para pegawai melalui proses  belajar agar optimal dalam menjalankan fungsi dan tugas-tugas jabatannya   Menurut Suryana (2006:2) Pelatihan juga sebagai proses terencana untuk  memudahkan belajar sehingga orang menjadi lebih efektif dalam melakukan  berbagai aspek pekerjaan  Untuk lebih jelasnya hubungan antara variabel dapat dilihat pada gambar 1.1 :   Sumber : Teori Alma ( 2003 ), diolah peneliti  Gambar 1.1 Kerangka Konseptual  D. Hipotesis  Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan kerangka konseptual  yang telah dikemukakan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :  1.  Pelatihan jabatan fungsional auditor berpengaruh positif terhadap kinerja  auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.
2.  Motivasi adalah faktor yang paling berpengaruh secara parsial.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian   1. Tujuan Penelitian  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh  Pelatihan terhadap Kinerja auditor.
2. Manfaat Penelitian  Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :  a.  Sebagai bahan masukan bagi Inspektorat Provinsi Sumatera  Utara mengenai seberapa besar pengaruh pelatihan terhadap  kinerja auditor.
Kinerja Aparatur  Inspektorat PSU  (Y)  Pelatihan (X)  Motivasi (X)  Instruktur (X )  Materi (X)   b.  Sebagai bahan untuk mengkaji dan memahami kinerja aparatur  Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang disesuaikan dengan  tugas pokok dan fungsinya sejalan dengan pencapaian visi,  misi dan tujuan organisasi.
c.  Sebagai referensi dan dapat digunakan oleh pihak lain yang  membutuhkan sebagai bahan perbandingan dalam memecahkan  persoalan yang berkaitan dengan pelatihan.
F. Metode Penelitian   1. Batasan Operasional  Penelitian ini membahas keterkaitan atau pengaruh Pelatihan terhadap  peningkatan Kinerja karyawan pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang  terdiri dari Pelatihan sebagai variabel (X) yang meliputi Motivasi (X ), Instruktur  (X 2) dan Materi (X ), serta Kinerja karyawan (Y).
2. Definisi Operasional  Definisi Operasional dalam penelitian ini meliputi :  a.  Variabel Independen (X), yaitu Pelatihan yang terdiri dari :  a.1 Motivasi (X ) yaitu dorongan yang memberikan semangat  kerja kepada karyawan untuk berperilaku tertentu dalam  usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
a.2 Instruktur (X ) yaitu seseoarang atau tim yang memberikan  latihan/pendidikan kepada para karyawan.
a.3 Materi (X ) yaitu mata pelajaran yang akan diberikan harus  mendukung tercapainya sasaran dari pengembangan itu.
 b.  Variabel dependen (Y) : Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi  Sumatera Utara  Tabel 1.4  Batasan Operasional  Indikator Variabel  Variabel  Sub Variabel  Indikator  Skala Pengukuran  Pelatihan  (X)  Motivasi  (X )  Instruktur  (X )  Materi  (X )  a.  Adanya kesempatan  meningkatkan jenjang  karir.
b.  Memberi dampak yang  positif terhadap pekerjaan.
c.  Dapat meningkatkan  prestasi kerja.
a.  Menguasai materi  pelatihan.
b.  Mempunyai kecakapan  dalam komunikasi dengan  jelas dan efektif.
c.  Memiliki kewibawaan  terhadap peserta.
a.  Adanya keanekaragaman  materi.
b.  Materi yang diberikan  sesuai dengan pelaksanaan  pekerjaan  c.  Materi yang diberikan  dapat mendukung karir.
Likert  Likert  Likert  Variabel  Kinerja  Karyawan  (Y)  Sub Variabel  Indikator  1.  Akurat dalam menyusun  laporan  2.  Peningkatan kedisiplinan  3.  Mengurangi tingkat absensi  4.  Peningkatan kerja sama  antar karyawan  5.  Peningkatan prestasi kerja  Skala Pengukuran  Likert  Sumber : Rivai (2004) (diolah)   3.Skala Pengukuran Variabel  Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan  persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial  (Sugiyomo,2006:86).
 Pada kuesioner pertanyaan terdiri dari dua kelompok pertanyaan yaitu :   a. Kuesioner untuk mengetahui pendapat mengenai pelaksanaan pelatihan   pegawai yang terdiri dari 10 pertanyaan   b. Kuesioner untuk mengetahui pendapat mengenai kinerja pegawai yang   terdiri dari 10 pertanyaan.
 Jawaban instrumen pada Skala Likert mempunyai ukuran dari sangat  positif sampai sangat negatif. Pada penulisan skripsi ini ada 5 (lima) pilihan  jawaban yang digunakan penulis dan dapat dijelaskan sebagai berikut :   Untuk mengetahui pendapat mengenai pelaksanaan pelatihan dan kinerja  digunakan kata - kata:    1. Sangat positif yang mempunyai arti Sangat Setuju diberi skor 5     (lima)  2. Positif yang mempunyai arti Setuju diberi skor 4 (empat).
  3. Ragu-ragu yang mempunyai arti Kurang Setuju diberi skor 3 (tiga).
  4. Negatif yang mempunyai arti Tidak Setuju diberi skor 2 (dua).
  5. Sangat Negatif yang mempunyai arti Sangat Tidak Setuju diberi    skor 1 (satu).
4.Lokasi Penelitian    Penelitian ini akan dilaksanakandi Inspektorat Provinsi Sumatera  Utara yang berlokasi di Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jl.
K.H Wahid Hasyim No.8 Medan. Waktu penelitian dimulai dari Mei s/d Juni  2008.
 1 5.Populasi dan Sampel  Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa  orang atau objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau  menjadi objek (Kuncoro,2003:103). Populasi pada penelitian ini adalah auditor  Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 70 orang.
  Sistem pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan sistem  sensus. Karena penelitian ini mencakup seluruh auditor yang ada pada Inspektorat  Provinsi Sumatera Utara Sebuah studi sensus mencakup seluruh elemen dalam  populasi. (Cooper,2000:214)    Sampel yang digunakan adalah keseluruhan auditor Inspektorat  Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 70 orang.
 6. Alat Pengumpulan Data  Teknik dan alat pengumpulan data menurut Sugiyono  (2006:129)  terdiri dari :  a.  Wawancara (Interview)   Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulang data apabila  peneliti ingin melakukan studipendahuluan untuk menemukan  permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabilapeneliti ingin  mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah  respondennya sedikit/kecil.
b.  Angket (Kuesioner)  Kuesioner merupakan merupakan teknik pengumpulan data yang  dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis  kepada responden untuk dijawabnya.
 1c.  Observasi  Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang  mempunyai ciri yang spesifik biladibandingkan dengan teknik lain.,  yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner  selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak tebatas pada  orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain  7.Jenis Data  Menurut cara memperolehnya, datayang digunakan dalam penelitian  ini berupa :    a. Data primer, merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik  dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil individu  atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner  yang dilakukan oleh peneliti.
  b. Data sekunder, merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut  dan disajikan baik oleh pihak pengumpul dari data primer atau oleh pihak lain.
(Umar,2004 : 42)  8. Teknik Analisis Data  a.  Uji Validitas dan Reliabilitas   Yaitu uji terhadap kuisioner yang bertujuan untuk menguji  apakah kuesioner layak atau tidak digunakan sebagai instrumen  penelitian, karena data yang baikdiperoleh dari instrumen yang  baik pula. Menurut Sugiyono  (2003: 109), suatu instrumen  dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya  diukur. Sedangkan reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu   1instrumen penelitian. Instrumen  yang reliabel adalah instrumen  yang apabila digunakan berulangkali mengukur objek yang sama,  akan menghasilkan data yang sama. Pengujian validitas dan  reliabilitas menggunakan bantuan program SPSS 14.0 for windows.
b.  Metode Penelitian Analisis Deskriptif  Metode analisis yang dilakukan untuk menafsirkan data-data dan  keterangan yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan,  menyusun, dan mengklasifikasikan data-data yang diperoleh yang  selanjutnya dianalisis sehingga diperoleh gambaran sebenarnya  mengenai Inspektorat Provinsi Sumatera Utara  c.  Metode Penelitian Analisis Statistik  Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas dan  variabel terikat, maka akan digunakan metode Regresi Sederhana  dengan menggunakan bantuan SPSS versi 14.0.
Rumusannya adalah sebagai berikut :  Yi = a + b1X1+ b2X2+ b3X+ e  Dimana :  Yi = Kinerja  a  = Konstanta  b 3,2,= Koefisien regresi  X= Motivasi  X= Instruktur  X= Materi  e  =Standar Error   1d. Uji Ketepatan (Goodness of Fit)   1. Uji t (Uji secara parsial)  Test uji secara parsial menguji setiap variabel bebas yaitu  Motivasi (X1), Instruktur (X2) dan Materi (X3) apakah mempunyai  pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kinerja (Y). Bentuk  pengujiannya adalah sebagai berikut :  H0: bi = 0 artinya,   tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masingmasing variabel pelatihan yaitu Motivasi (X1), Instruktur (X2) dan  Materi (X3) terhadap variabel tidak bebas (Yi ).
Ha: bi ≠0 artinya,   terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing  variabel Pelatihan (X) yaitu Motivasi (X1), Instruktur (X2) dan  Materi (X3) terhadap variabel tidak bebas (Y ).
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5% dan derajat  kebebasan (n-k), kemudian dibandingkan dengan t hitung yang  diperoleh untuk menguji signifikansi pengaruh.
Kriteria Pengambilan Keputusan (KPK) yaitu :  - H0 diterima jika t hitung < t tabel    Artinya, tidak ada pengaruh yang nyata Xiterhadap terhadap Yi .
- Haditerima jika t hitung > t tabel    Artinya, ada pengaruh yang nyata Xiterhadap terhadap Yi.
 12. Uji F (Uji secara serentak)   Uji F statistik digunakanuntuk menguji keberartian  pengaruh dari seluruh variabel pelatihan (X) yaitu Motivasi (X1),  Instruktur (X2) dan Materi (X3) secara bersama-sama (serentak)  terhadap variabel kinerja (Y). Hipotesis dirumuskan sebagai  berikut :  H0: b1,b2= 0 artinya,  tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersamasama dari seluruh variabel pelatihan(X) yaitu Motivasi (X1),  Instruktur (X2) dan Materi (X3) terhadap variabel kinerja (Y ).
Ha: b1,b2 ≠0 artinya,  terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama  dari seluruh variabel pelatihan (X ) yaitu Motivasi (X1), Instruktur  (X2) dan Materi (X3) terhadap variabel kinerja (Y ).
 Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu :  - H0diterima jika F hitung < F tabel  - Haditerima jika F hitung > F tabel   pada tingkat kepercayaan 95%.
 13. Koefisien Determinasi (R 2  )   Pengujian kontribusi pengaruh dari seluruh variabel  pelatihan (X ) yaitu Motivasi (X1), Instruktur (X2) dan Materi (X3)  secara bersama-sama terhadapvariabel tidak bebas (Y ) dapat  dilihat dari koefisien determinasi berganda (R ), dimana 0<R <1.
Hal ini menunjukkan jika nilai R semakin dekat pada nilai 1, maka  pengaruh pelatihan terhadap kinerja semakin kuat. Sebaliknya jika  nilai R semakin dekat pada nilai 0 maka pengaruh pelatihan  terhadap kinerja semakin lemah.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi