Jumat, 21 Maret 2014

Skripsi Manajemen: pengaruh perceived quality, brand association, dan brand loyalty dalam meningkatkan keputusan pembelian pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Fakutas Hukum



BAB I  PENDAHULUAN  1.1  Latar Belakang Masalah  
 Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin  meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek  (brand)  merupakan nilai utama pemasaran. Peran pemasaran akan semakin  meningkat seiring dengan situasi persaingan yang semakin meningkat pula dan pada  saat yang sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikan, brand bukan  hanya sebagai sekedar identitas suatu produk dan sebagai pembeda dari produk  pesaing saja, melainkan lebih dari itu, brand memiliki ikatan emosional istimewa  yang tercipta antara konsumen dengan produsen. Pesaing bisa saja menawarkan  produk yang mirip, tetapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang  sama.

Merek (brand) akan menjadi sumber daya saing yang bisa berlangsung lama  dan bisa menjadi penghasil arus kas bagi perusahaan dalam jangka panjang (Janita,  2005:15). Produk yang memiliki brand yang kuat akan sulit ditiru karena persepsi  konsumen atas nilai suatu brand tertentu tidak akan mudah diciptakan. Dengan  ekuitas merek (brand equity) yang kuat, konsumen yang memiliki persepsi akan  mendapatkan nilai tambah dari suatu produk yang tak akan didapatkan dari produkproduk lainnya.
 Produk dengan kualitas, model, features (karakteristik tambahan dari produk),  serta kualitas yang relatif sama, dapat memiliki kinerja yang berbeda-beda di pasar  karena adanya perbedaan persepsi dari produk di benak konsumen. Membangun  persepsi dapat dilakukan melalui jalur merek, karena merek yang sangat bernilai  mampu mempengaruhi pilihan atau profesi konsumen yang membantu konsumen  dalam melakukan keputusan pembelian, yang pada akhirnya mampu menghasilkan  keuntungan bagi perusahaan.
Kebutuhan akan produk ini telah menjadi lahan bisnis bagi para produsen.
Produsen saling merebut pasar (market share) yang ada. Pemasaran adalah suatu alat  utama untuk memenangkan persaingan tersebut. Perkembangan dunia pemasaran para  era globalisasi sekarang ini telah menjadi begitu kompleks. Pemasaran pada dasarnya  adalah membangun merek di benak konsumen. Kekuatan merek terletak pada  kemampuannya untuk mempengaruhi perilaku pembelian. Merek diyakini  mempunyai kekuatan untuk memikat orang untuk membeli produk yang diwakilinya.
Menurut Aaker (1997:23), ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat  aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama, dan simbolnya,  yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa  kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan.
 Aset dan liabilitas yang menjadi dasar ekuitas merek dapat dikelompokkan  kedalam lima kategori, yaitu: loyalitas merek (brand loyalty), kesadaran merek  (brand awareness), kesan kualitas (perceived quality), Asosiasi merek (brand  association), dan aset merek lainnya.
 Loyalitas merek (brand loyalty)  mampu memberikan gambaran tentang  mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama  jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun  atribut lain. Persepsi kualitas (perceived quality) adalah persepsi pelanggan terhadap  keseluruhan kualitas yang diharapkan. Konsumen akan menyukai dan mungkin  menjadi loyal terhadap produk dengan persepsi kualitas yang tinggi. Asosiasi merek  (brand association) adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai  sebuah merek. Asosiasi merupakan pijakan dalam keputusan pembelian dan loyalitas  merek.
Keputusan pembelian lebih sering didasarkan pada pertimbangan merek  daripada hal-hal lain. Banyak variasi produk untuk jenis produk yang sama tetapi  dengan merek yang berbeda pula. Dengan adanya merek maka akan mempermudah  perusahaan untuk mengenalkan produknya kepada para konsumen sehingga merek  harus selalu hidup dan dapat diterima pasar.
PT. Unilever Indonesia adalah pemimpin pasar di industri consumer goods di  Indonesia. Komitmennya adalah mengembangkan The Leading Power Brandsebagai  kekuatan sekaligus daya saing Unilever. PT Unilever Indonesia Tbk juga senantiasa  mempelajari kebutuhan dan keinginan pelanggan, melakukan inovasi, serta terus  membangun citra produk.
Rangkuti (2002:7) menyatakan bahwa brand value juga mencerminkanbrand  equity secara real sesuai dengan customer value-nya. Berdasarkan data dari majalah  SWA, untuk kategori produk toiletris pasta gigi pepsodent merupakan produk dengan   brand value tertinggi kedua setelah sunlight yaitu sebesar 478,2, sementara sunlight  507,3. Namun untuk kategori pasta gigi, pepsodent mencapai brand valuedanbrand  share yang sangat jauh di atas produk pasta gigi terkenal lainnya.
Tabel 1. 1  Pemetaan produk: Unilever di antara kepungan  Pasta gigi  Unilever  Wings  Grup Orang Tua  Pepsodent Ciptadent  Formula  Harga 8 varian  Rp.4.610-Rp.
6.420/65 gr  3 varian  Rp. 3.750/120 gr  4 varian  Rp. 2.620-Rp.
3200/75 gr  Budget iklan  (Rp juta)  39.468 17.236 24.903  Brand value  478,2 55,1  9,7  Brand share  80,4 9,5  1,4  Close Up  -  Harga 4 varian  Rp. 3.020/65 gr  Budget iklan  (Rp. Juta)  20.240  Brand Value  33,1  Brand share  6,1  Sumber : Riset SWA, MARS, dan Nieksen Media Research 2011  Brand value: nilai merek  Brand share: merek yang paling banyak digunakan  Pasta gigi Pepsodent adalah salah satu produk dari PT Unilever Indonesia Tbk  yang telah memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia selama lebih dari 30 tahun.
Pasta gigi Pepsodent juga merupakan salah satu dari merek PT Unilever Indonesia  Tbk yang telah meraih penghargaan dalam Indonesian Best Brands Awards (IBBA)   yang diselenggarakan oleh majalah SWA dan biro riset MARS. IBBA merupakan  program reguler pemberian penghargaan terhadap The Most Valueable Branduntuk  setiap kategori produk, dengan berpijak pada suatu survei nasional terhadap beragam  merk (www.unilever.co.id).
Pasta gigi Pepsodent merupakan pasta gigi pertama di Indonesi yang  memperkenalkan pasta flouride dan satu-satunya pasta gigi di Indonesia yang secara  aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan menyikat gigi dan memberikan  layanan pemeriksaaan gigi gratis untuk meningkatkan persepsi kualitas (perceived  quality)di benak konsumen. Selain itu, Pepsodent menggunakan ” Irgi Ahmad  Fahrezy ” untuk memperkuat asosiasi merek (brand association) Pasta gigi.
 Loyalitas pelanggan merupakan tujuan produsen, karena menarik pelanggan  baru membutuhkan biaya yang lebih mahal daripada mempertahankan pelanggan  yang sudah ada. Dari sekian banyaknya merek pata gigi yang tersedia di pasar,  Pepsodent terbukti mendapatkan tempat khusus di hati masyarakat Indonesia. Jika  dibandingkan dengan produk sejenis lainnya, mungkin tidak banyak perbedaan yang  didapat, bahkan dari segi harga, pepsodent relatif lebih mahal dibanding pasta gigi  merek lain.
Menurut Kotler dan Keller (2009:184), keputusan pembelian seseorang  merupakan hasil dari suatu proses yang terdiri dari lima tahapan yaitu pengenalan  kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan  perilaku setelah pembelian itu sendiri. Ia juga menambahkan bahwa keputusan   pembelian yang dilakukan oleh konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis  dan karakteristik konsumen itu sendiri.
 Penelitian ini dilakukan di Fakultas Hukum   (USU) karena berdasarkan hasil prasurvei dengan metode wawancara menyatakan  bahwa 13 dari 15 mahasiswa Fakultas Hukum  lebih  menyukai menggunakan pasta gigi merek Pepsodent dibandingkan dengan merekmerek pasta gigi lainnya. Penulis berpendapat bukan karena faktor harga mereka  memilih produk tersebut melainkan faktor merek itu sendiri. Alasan lainnya adalah  karena mahasiswa pada umumnya mengambil keputusan pembelian sendiri untuk  setiap produk yang dibeli sesuai dengan selera dan kebutuhannya. Dengan ini  diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner sesuai dengan  pengetahuan dan pengalamannya.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penelititertarik untuk membuat suatu penelitian  yang berjudul: ”Pengaruh Perceived Quality,  Brand Association, dan Brand  Loyalty Terhadap Keputusan PembelianPasta Gigi Merek Pepsodent Pada  Mahasiswa Fakultas Hukum ” .
 1.2 Perumusan Masalah   Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam penelitian  ini dapat dirumuskan sebagai berikut:   ”Apakah perceived quality, brand association, dan brand loyaltyberpengaruh positif  dan signifikan terhadap keputusan pembelian pasta gigi merek Pepsodent pada  mahasiswa Fakultas Hukum.
   1.3 Tujuan Penelitian   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived quality, brand  association, dan brand loyalty terhadap keputusan pembelian pasta gigi merek  Pepsodent pada mahasiswa Fakultas Hukum .
1.4 Manfaat Penelitian  Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:  a.  Bagi Perusahaan   Sebagai sarana untuk memberikan sumbangan penilaian bagi perusahaan yang  diteliti sehingga dapat diterapkan di masa mendatang  b.  Bagi Penulis  Sebagai wahana melatih menulis dan berfikir alamiah pada bidang manajemen  pemasaran khususnya berkaitan dengan bidang pengelolaan  brandpada  perusahaan  c.  Bagi Peneliti Lain  Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian  khususnya pada kajian yang sama yang berkenaan dengan masalah brand.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi