BAB I .
PENDAHULUAN .
1.1. Latar Belakang
.
Seiring dengan
bertambah pesatnyajumlah penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini
menimbulkan banyak permasalahan, salah
satunya adalah menyempitnya lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan tentu akan mempengaruhi besar kecilnya angka
jumlah pengangguran.Saat ini, jumlah
pengangguran lebih besar dibandingkan dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Akibatnya adalah jumlah
pengangguran yang semakin besar berdampak
pada kondisi perekonomian di Indonesia.
Data Badan Pusat
Statistik (BPS) per Agustus 2010 yang menyebut jumlah angkatan kerja Indonesia mencapai 108.2 juta
jiwa dengan jumlah pengangguran sebesar
8.3 juta jiwa dari 237 juta jiwa penduduk Indonesia. (bps.go.id, diakses 3 Mei 2011). Hal ini mengindikasikan bahwa
pengangguran merupakan permasalahan di
Indonesia yang tak kunjung dapat di atasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
pengangguran ini adalah dengan menciptakan
lapangan pekerjaan dan pengembangan sumber daya manusia yang siap bersaing di dunia usaha.
Pengembangan sumber
daya manusia pada dasarnya diarahkan agar manusia mampu beradaptasi dengan lingkungan
serta mampu aktif mengeksplorasi
lingkungan kerjanya. Pengembangan kemampuan intelektual, keterampilan dan kreativitas sangat
diperlukan, sehingga mereka mempunyai keyakinan
diri besar, mampu mandiri dan selalu berupaya meningkatkan etos kerja yang selanjutnya mereka dapat memiliki
potensi untuk bersaing dan berhasil.
Pengembangan sumber daya manusia inilah yang bisa membawa suatu usaha atau perusahaan menuju keberhasilan atau
tujuan utamanya.
Menurut Nasution
(2001:12) keberhasilan usaha diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil
produksi meningkat, keuntungan atau profit
bertambah, kepuasan pelanggan, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran
keberhasilan usaha dalam menerapkan
strategi pemasarannya adalahmampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang
menerima produk atau jasa yang ditawarkan,
maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil. Ukuran mampu meraih
pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan
salah satu ukuranbahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik.
Menurut Mardiana
(2005:29), lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para
karyawan untuk bekerja optimal.
Lingkungan kerja
dapat mempengaruhi emosi karyawan. Jika karyawan menyenangi lingkungan kerja di mana dia
bekerja, maka karyawan tersebut akan betah
di lingkungan kerjanyauntuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan prestasikerja
karyawan juga tinggi. Bila karyawan bekerja
dengan optimal maka tujuan perusahaan akan dapat tercapai dengan baik.
Lingkungan kerja
yang terdiri dari dimensi fisik dan non fisik yang melekat dengan karyawan tidak dapat dipisahkan
untuk tercapainya keberhasilan usaha
baru. Lingkungan kerja yang bersih, nyaman, dan memenuhi standar kebutuhan yang layak akan memberikan
kenyamanan karyawan dalam melakukan tugasnya.
Selain lingkungan kerja, karakteristik
individu dari seorang karyawan juga berpengaruh
terhadap keberhasilan usaha baru. Karakteristik individu yang penting dalam wirausaha yaitu percaya diri,
originalitas, berorientasi pada manusia,
berorientasi pada hasil kerja,beorientasi masa depan, dan berani mengambil risiko. Menurut Miner dalam
Hutagalung (2008:7), ada empat tipe kepribadian
wirausaha yaitu personal achiever, supersalesperson, real manager, dan expert idea generation. Tipe kepribadian
yang bisa berwirausaha dapat menentukan
bidang usaha yang akan membawanya kepada keberhasilan.
Berdasarkan
penelitiannya, ia menemukan bahwa seorang wirausaha akan berhasil bila ia mengikuti achieving routetertentu
sesuai kepribadiannya.
Menurut Hutagalung
(2008:8) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha yaitu motivasi, usia,
pengalaman dan pendidikan. Faktorfaktor tersebut menggambarkan bahwa
keseluruhan komponennya merupakan bagian
dari karakteristikindividu seorang wirausahawan. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik individu berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha.
Pengertian Usaha
Kecil Menengah (UKM) di Indonesia sering dipahami dengan sudut pandang yang berbeda berdasarkan
pengklasifikasian menurut berbagai
instansi pemerintah. Menurut Departemen Perindustrian, Usaha Kecil Menengah (UKM) didefinisikan sebagai
perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara
Indonesia (WNI), memiliki total aset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perumahan dan perkebunan). Sedangkan
menurut Biro Pusat Statistik (BPS), definisi
UKM lebih mengacu kepada klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. UKM menurut Biro Pusat
Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil
yang menggunakan kurang dari 5 (lima) orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara5
(lima) hingga 19 (sembilan belas) orang.
Sejak dibukanya
jalan Ngumban Surbakti atau yang lebih dikenal dengan sebutan ringroadbanyak bermunculan berbagai
usaha baru terutama di bidang kuliner
karena wilayah Ringroad ini sangat potensial bagipara wirausahawan dan strategis bagi para konsumen. Dari hal
tersebut terlihat dampak yang signifikan dari tahun ke tahun di mana persaingan bisnis
khususnya usaha kuliner semakin berkembang
di wilayah Ringroad, seperti terlihat dalam tabel di bawah ini beberapa usaha kuliner yang terlihat memliki
konsumen yang loyal dan termasuk usaha-usaha
yang baru, yaitu : Tabel 1.1 Daftar Nama Usaha Kuliner di Ringroad No.
Nama Usaha 1. Bebe “gor” Maswono 2. Soto
rupa-rupa Pak Joko 3. Ayam Bakar Bang Gendut 4. Ayam
Petis Cindelaras 5. Iga-Iga Bakso 6.
Bakso Malang Cak Eko 7. Bakso Bang Toyib 8. Sup
Kambing Khasmir 9. Asoka Corner 10.
Warung Nenek Sumber : Observasi Peneliti Mei 2011
(diolah) Dapat dilihat dari Tabel 1.1
berbagai usaha kuliner yang terus berkembang dan bertambah di sepanjang jalan Ringroad
membuat semakin kuatnya atmosfir persaingan
usaha. Pemilik usaha ditantang secara tidak langsung untuk terus berinovasi demi perkembangan usahanya. Ada
beberapa cara yang biasa dipakai oleh
wirausaha dalam merintis suatu usaha, di antaranya: merintis usaha baru (starting) yaitu mendirikan usaha baru dengan
menggunakan modal, ide, organisasi, dan
manajemen yang dirancang sendiri, membeli perusahaan orang lain (buying) yaitu dengan membeli perusahaan
yang telah didirikan atau dirintis dan
diorganisasir oleh orang lain dengan nama (good will) dan organisasi yang sudah ada, dan kerjasama manajemen
(franchising) yaitu sebuah peluang bisnis yang ditawarkan oleh pemilik, produsen atau
distributor (franchisor) untuk memberikan
hak ekslusif dari jasa atau merek produk kepada individu atau perusahaan lain (franchisee) untuk distribusi
lokal, dan franchisorakan menerima pembayaran
royalti dan memberikan jaminan standar kualitas (Hutagalung, 2008:59).
Dari semua usaha
kuliner yang berada di jalan Ringroad tersebut tampak beberapa usaha yang memiliki keunggulan
bersaing salah satunya adalah usaha Sup
Kambing Khasmir. Usaha ini dimulai dengan cara merintis usaha dari awal hingga berkembang sampai sekarang. Pertama
kali dibukanya usaha Sup Kambing Khasmir
berada di jalan Gatot Soebroto lalu pindah ke jalan Ngumban Surbakti dikarenakan potensialnya pasar yang dimiliki.
Sup Kambing Khasmir adalah usaha kuliner yang
menyediakan makanan dengan menu utama
dan andalannya adalah sup kambing, namun masih memiliki menu-menu lainnya. Keberhasilan usaha ini
adalah karena memiliki cita rasa yang unik
pada hidangan sup kambingnya di mana terdapat rempah-rempah khas yang diimpor langsung dari India selain karena
lokasinya yang strategis dan terjangkaunya
harga yang ditawarkan. Usaha ini telah berdiri sejak tahun 2009 hingga sekarang dan telah mengalami
perkembangan yang cukup pesat sehingga dapat
meningkatkan volume penjualan setiap tahunnya. Berikut tabel perkiraan volume penjualan usaha Sup Kambing Khasmir: Tabel 1.2 Perkiraan Volume Penjualan Usaha Sup Kambing
Khasmir Setiap Tahun Tahun Volume Penjualan (dalam porsi) 2009
95.000 2010 98.000 2011 (sampai
dengan bulan Juli) 60.000 Sumber : Pemilik Usaha Sup Kambing Khasmir,
2011 (diolah) Tabel 1.2 memperlihatkan
bahwa volume penjualan usaha Sup Kambing Khasmir ini mengalami peningkatan secara terus
menerus setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan
bahwa usaha ini memiliki prospek yang cukup baik dan berpotensi untuk terus berkembang.
Keberhasilan usaha
seperti yang telah disebutkan di atas juga didukung oleh faktor-faktor seperti lingkungan kerja
dan karakteristik individu di mana individu
disini adalah karyawan dari usaha Sup Kambing Khasmir itu sendiri.
Usaha Sup Kambing
Khasmir sangat memperhatikan dan menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan kerja.
Lingkungan kerja
yang terdiri dari darilingkungan fisik seperti peralatan dan bahan-bahan dapur yang lengkap yang
membuat karyawan semakin nyaman dalam
bekerja, kursi dan meja dengan jumlah yang sesuai dengan kapasitas karyawan yang melayani, walaupun padasiang
hari suhu lingkungan kerja yang panas
mempengaruhi kenyamanan karyawandalam bekerja dikarenakan lokasi usaha berada di pinggir jalan besar.Sedangkan
untuk kenyamanan konsumen, tempat makan
didukung oleh kipas angin, televisi dan sound systemyang bermanfaat sebagai pelengkap dan hiburan untuk konsumen. Sedangkan lingkungan non fisik seperti koordinasi dan
delegasi yang baik antar pemilik dan karyawan
maupun sesamakaryawan serta baiknya daya tanggap dalam melayani konsumen sehingga menciptakan kepuasan bagi
konsumen.
Keberhasilan usaha
tidak hanya membutuhkan lingkungan kerja yang baik dan mendukung, faktor lainnya adalah
karakteristik individu di mana dalam hal ini merupakan seluruh karyawan serta pemilik
usaha Sup Kambing Khasmir itu sendiri
yang memiliki komitmen dan bermotivasi untuk mencapai tujuan usaha yaitu tercapainya target penjualan dan
kepuasan konsumen. Peneliti melihat bahwa
karakterisitik setiapindividu yang membuat usaha Sup Kambing Khasmir mencapai tujuan tersebut adalah kemampuan
intelektual, kemampuan fisik, baiknya
kerjasama antar karyawan, hubungan yang baik antar pemilik dan karyawan serta sikap karyawan terhadap
pekerjaannya. Selain itu lingkungan kerja
yang masih memiliki beberapa kekurangan menjadikan alasan peneliti melakukan penelitian ini.
Berdasarkan uraian
di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi
keberhasilan usaha tersebut sehingga peneliti membuat penelitian yang berjudul “Analisis
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik
Individu terhadap Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Usaha Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan)”.
1.2 Perumusan
Masalah Permasalahan yang ingin dibahas
berdasarkan latar belakang penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Apakah lingkungan kerja dan karakteristik
individu berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap keberhasilan usaha barupada usaha Sup Kambing Khasmir ? ” 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam
penelitian ini adalah
mengetahui dan menganalisis
faktor lingkungan kerja dan
karakteristik individu yang mempengaruhi keberhasilan usaha baru pada usaha Sup Kambing Khasmir.
1.4 Manfaat
Penelitian Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Bagi pemilik usaha,
sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan
bagi para wirausahawandalam mendirikan dan menjalankan suatu usaha dan sebagai bahan masukan kepada
para wirausahawan mengenai bagaimana
pentingnya menerapkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha baru.
b. Bagi peneliti,
untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna memperluas cakrawala berpikir khususnya dalam
bidang kewirausahaan.
c. Bagi peneliti
lain, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan
penelitian lebih lanjut di masa yang
akan datang.
Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi