BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era kompetitif
ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan produk dan merek. Setiap perusahaan saling
bekompetisi untuk merebut hati konsumen
agar konsumen membuat keputusan pembelian terhadap produk yang ditawarkan,Perusahaan dituntut untuk dapat
menghasilkan produk yang mempunyai nilai
tambah (added value) dan keunggulan bersaing.
Menurut The
American Marketing Association (dalam
setiadi 2003:3), tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk
atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan merupakan perilaku
konsumen. Perilaku konsumen bersifat dinamis
antara afeksi dan kognisi perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup
mereka, sehingga perilaku konsumen tersebut
sangat mempengaruhi berbagai criteria dalam melakukan keputusan pembelian dan memakai produk tersebut.
Konsumen akan
menetapkan berbagai kriteria dalam melakukan keputusan pembelian dan memakai produk tersebut.
Berbagai hal yang dapat mempengaruhi keputusan
konsumen untuk melakukan atau tidak melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk dan merek
antara lain pendapatan, pendidikan, pengaruh
lingkungan, cara memandang suatu produk (persepsi) dan sebagainya.
Persepsi yang
dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu satu hal
yang perlu diperhatikan dari persepsi adalah
bahwa persepsi secara substansial bisa sangat berbeda dengan realitas.
Setiadi (2003: 160)
Persepsi merupakan salah satu pembentuk sikap konsumen terhadap suatu objek (produk dan merek).
Bahkan sering terjadi, bahwa persepsi konsumen
terhadap obyek tersebut menjadi faktor yang menentukan preferensi dan keputusan konsumen.
Persepsi yang
dimiliki konsumen biasanya mempunyai dampak dan implikasi strategis bagi perusahaan pemasar,
karena konsumen membuat keputusan-keputusan
berdasarkan pada persepsi konsumen bukan
berdasarkan kenyataan atau
realita yang ada secara obyektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa persaingan yang terjadi antar perusahaan bukan
lagi persaingan antar produk secara
langsung tetapi persaingan persepsi di dalam pikiran konsumen. Walaupun demikian keputusan pembelian konsumen tetap
dapat dilihat melalui berbagai atribut
yang dipertimbangkan dan dievaluasi konsumen antara lain yaitu perspektif kognitif dan perspektif afektif
mereka.
Perspektif kognitif
mencakup pemilihan merek atau produk berdasarkan manfaat dan utilitas fungsional yang mencakup
reliabilitas, daya tahan, kinerja, kualitas
dan fitur. Sedangkan perspektif afektif mencakup aspek-aspek eksperiensial atau pengalaman dari konsumsi
yaitu nilai emosional yang diperoleh dari
mengkonsumsi produk. Persepsi konsumen terhadap produk dan merek terbentuk dari stimuli yang diciptakan pemasar
maupun yang berasal dari lingkungan
sosial konsumen. Hal ini menyebabkan pemasar perlu mengetahui persepsi konsumen terhadap produk dan mereknya.
Membangun dan
mempertahankan persepsi yang baik di mata konsumen dapat dibedakan melalui jalur merek dan
pemahaman yang baik terhadap perilaku konsumen.
Semakin kuat merek suatu produk dimata konsumen, maka semakin kuat daya tariknya untuk menggiring konsumen
mengonsumsi produk tersebut yang pada
akhirnya membawa perusahaan mendapatkan keuntungan dari waktu ke waktu. Pemahaman ini akan memungkinkan
pemasar dapat menyusun dan mengembangkan
strategi untuk mempengaruhi, merubah dan menciptakan persepsi yang baik mengenai perusahaan
tersebut yang akan berimplikasi dalam mempengaruhi
konsumen untuk melakukan keputusan pembelian terhadap produk dan merek perusahaan. Persepsi atau pandangan
setiap konsumen atas suatu hal sangat
berbeda-beda, tetapi persepsi konsumen tersebut akan sama ketika dilihat berdasarkan kualitas produk, nilai emosional,
dan kesesuaian harga.
Menurut Kotler dan
Amstrong (2004:283), arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its
functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of
operation and repair, and other valued attributes”
yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan
durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan
pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.
Menurut Barlow dan
Maul (2000:17), nilai emosional adalah nilai ekonomi atau bernilai moneter perasaan ketika
palanggan pengalaman positif produk
organisasi atau jasa. Menurut Kotler dan Phlip (2002:518), kesesuaian harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang
diukur dengan sejumlah uang yang dikeluarkan
oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau jasa berikut pelayanannya.
Vaseline For Men
adalah salah satu produk unggulan dari PT. Unilever.
Produk ini
bermanfaat untuk menjaga dan merawat kesehatan kulit pria. Vaseline for men merupakan hand body lotion yang
pertama khusus untuk pria, sehingga hand
body ini sangat di minati oleh kaum pria, karena satu-satunya hand body lotion khusus pria yang ada, Vaseline for men
juga memiliki kandungan microwhitening agents, faktor vitamin B3 dan dual sunscreen-nya membantu memelihara dan merawat kesehatan kulit khusus
untuk kulit pria, karena kulit pria lebih
tebal dua kali lipat di bandingkan dengan kulit wanita, sehingga hand body lotion Vaseline for men ini sangat cocok di
gunakan untuk kulit pria. Berdasarkan riset
yang dilakukan Vaseline bersama lembaga penelitian di Indonesia mengenai penyebaran produk perawatan khusus pria,
terungkap bahwa setiap bulannya 1 juta
pria di indonesia mengakui membeli serta menggunakan produk perawatan kulit. Artinya, hal ini menandakan adanya
pergeseran pandangan mengenai perawatan
kulit pria. produk perawatan pria pada segmen pembersih dan perawatan kulit di Indonesia mengalami
pertumbuhan luar biasa. Penjualan produk
perawatan pria tumbuh sekira 46,5 persen sedangkan pembersih tumbuh sekira 32,9 persen di tahun
2009.(www.vaselineformen.com) Kelurahan Gaharu merupakan bagian dari kecamatan
medan timur.
Kelurahan gaharu
juga termasuk inti kota dari kota medan, sehingga banyak masyarakat disana yang mengutamakan penampilan
dan mementingkan gaya atau Style. Di
kelurahan gaharu ini banyak pria metroseksual yang menggunakan hand body lotion karena setelah menggunakan hand
body lotion tersebut mereka memiliki percaya diri, sehingga banyak pria di
sana yang mementingkan gaya(style) dan
yang menggunakan hand body lotion.
Berdasarkan latar
belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“ Pengaruh Persepsi Konsumen
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Hand Body Lotion Vaseline For Men Di Kelurahan Gaharu” 1.2.Perumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang
masalah yang yang dikemukakan, maka masalah
dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah persepsi konsumen (kualitas produk, nilai
emosional, dan kesesuaian harga)
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan Pembelian produk Hand Body
Lotion Vaseline For Men Di Kelurahan Gaharu”? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh persepsi konsumen (kualitas produk, nilai emosional dan kesesuaian harga) terhadap keputusan Pembelian.
1.4 Manfaat
Penelitian Manfaat penelitian adalah: a.
Bagi perusahaan Sebagai freferensi dan informasi bagi perusahaan tentang
persepsi konsumen dan strategi pemasaran untuk meningkatkan volume penjualannya.
b. Bagi penulis Merupakan
kesempatan bagi penulis untuk menerapkan ilmu secara teori dan praktek dan khususnya dalam perilaku konsumen.
c. Bagi peneliti
lain Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti yang lain dalam menganalisis perilaku konsumen untuk
pengembangan lebih lanjut.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi