BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Fenomena tergusurnya
pasar tradisional oleh pasar modern yang menawarkan seribu satu kenyamanan, dari
bangunan yang bersih dan modern hingga
lebih sistematis dan praktis. Penelitian AC Nielsen pada Oktober 2005 menunjukkan bahwa selama 2005 pertumbuhan
pasar tradisional di Indonesia minus
delapan persen. Sebaliknya pertumbuhan pasar modern mencapai 31,4 persen. Sayang, angka-angka ini tidak bisa
menunjukkan adanya nilai-nilai kehidupan
komunal yang terancam punah seiring lenyapnya pasar tradisional. (sumber : www.kompasonline.com, diakses 8 April2007).
Dengan cara
menyediakan lokasi usaha bagi orang-orang yang berminat untuk berdagang maka salah satu jenis usaha yang
paling cocok disediakan dan dikembangkan
oleh Pemerintah Kota Medan adalah jenis usaha kecil. Dan tempat dagangan yang berlokasi di wilayah A.R. Hakim
sangat strategis dalam rangka pemberdayaan
para pedagang di pasar tradisional melalui peningkatan mutu dan fungsi sarana
dan prasarana pasar, maka pada tahun anggaran 2003 dan 2004 telah dilaksanakan program Fasilitasi Bantuan Dana
Bergulir Pengembangan Pasar Tradisional
Melalui Koperasi sebagai dana bantuan perkuatan bagi KUKM pedagang di pasar - pasar tradisional, dengan
tujuan untuk: 1. Memberdayakan pedagang pasar anggota Koperasi
melalui peningkatan kualitas sarana
usaha.
2. Meningkatkan peran Koperasi dalam
perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan
pengelolaan pasar tradisional.
3. Memberikan alternatif pilihan kelembagaan
dalam pengelolaan pasar.
Pemerintah akan
segera merevitalisasi pasar tradisional di setiap kota - kota besar di Indonesia, sehingga
keberadaannya yang tenggelam ditelan zaman mampu bersaing dengan pasar modern. Saat ini
Peraturan Presiden mengenai hal tersebut
tengah dibahas bersama oleh menteri keuangan, menteri perdagangan dan, Menteri Koperasi dan UKM, Suryadharma
Ali, Senin (27/3 2006).
Revitalisasi pasar
tradisional seperti ini, memang sangat mendesak dilakukan, karena jika tidak, pasar tradisional akan
semakin ditinggalkan konsumennya yang beralih
ke pasar modern. Dan harus diakui, kondisi fisik sebagian besar pasar tradisional yang ada saat ini kurang
memberikan rasa nyaman. Dari survei yang dilakukan pada 2006, pasar - pasar tradisional masih kumuh, becek, dan
bau.
(sumber :
www.kompasonline.com, diakses 8
April2007).
Pasar tradisional
Sukaramai sendiri saat ini menempati lokasi seluas 1225 meter persegi tiap lantai ; dengan lokasi yang
berada di disebuah gedung 4 ( empat )
lantai, dengan total jumlah kios yang terdaftar di PD. Pasar berjumlah 130 lapak. Pasar ini merupakan hasil revitalisasi
terhadap bangunan pasar yang telah digusur
oleh Pemerintah pada Juni 2003 lalu. Kondisi fisik yang kurang memadai inilah yang menurut PD Pasar perlu segera
dibenahi, selain pembenahan faktor faktor pendukung lain seperti keamanan,
bangunan, dan pengelolaan secara lebih profesional.
Pada zaman
sekarang, peran Pasar Sukaramai bisa disebut tidak terbatas dalam kegiatan ekonomi saja, tetapi juga membentuk
interaksi sosial dan komunikasi masyarakatnya.
Sebagai sentra perdagangan sayuran dan buah-buahan Hubungan antarindividu dari berbagai suku di Pasar ini
juga menciptakan ikatan sosial yang kuat.
Interaksi itu ternyata bisa menjembatani
pertukaran budaya sekaligus memperkaya
keterampilan berbahasa daerah. Kondisi yang tampaknya sulit dijumpai di pasar modern, di mana semua
tersedia di rak lengkap dengan harganya.
Namun, ada juga yang lebih suka ke pasar modern karena minimnya komunikasi justru dirasa menguntungkan.
Untuk penyediaan
sarana usaha yang layak dan terjaminnya kepastian lokasi usaha para pedagang di pasar tradisional
dengan peran koperasi didalamnya dan pihak
PD Pasar telah memfasilitasi sejumlah pedagang anggota koperasi untuk menempati sejumlah 130 unit kios. Dengan pola
perguliran Dana Bergulir Pengembangan
Pasar Tradisional diharapkan kebutuhan para pedagang atas sarana usaha di pasar tradisional lainnya
dapat dipenuhi. Disamping itu, pelaksanaan
Program Dana Bergulir Pengembangan Pasar Tradisional juga akan meningkatkan peran koperasi sebagai pengelola
pasar, sehingga diharapkan akan mampu
untuk melayani kepentingan usaha para pedagang anggotanya.
Dana bergulir
tersebut merupakan stimulant, dimana dalam pengembangan pasar tradisional pihak Pemerintah Kota
menyediakan lahan siap bangun, perijinan
sarana pendukung pasar (listrik, air bersih, jalan lingkungan) dan fasilitas umum lainnya. Dalam kedudukannya
yang strategis dalam perekonomian nasional,
para pedagang di pasar-pasar tradisional menghadapi berbagai permasalahan, antara lain: 1.
Sistem pembangunan dan pengelolaan pasar tradisional belum sepenuhnya mengakomodasikan kebutuhan para pedagang; 2.
Adanya kecenderungan modernisasi pasar tradisional dengan mengorbankan kepentingan pedagang pasar; dan 3.
Pembangunan/renovasi pasar tradisional oleh pemilik modal seringkali berakibat pada tergusurnya para pedagang pasar
tradisional.
Untuk kelancaran
pelaksanaannya, maka telah disusun pedoman teknis yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri
Negara Koperasi dan UKM Nomor: 127.1/Kep/M.KUKM/X/2003
tentang Pedoman Teknis Bantuan Dana Bergulir Pengembangan Pasar Tradisional melalui
Koperasi, melalui Program Dana Bergulir
Pengembangan Pasar Tradisional.
Dengan adanya
kesempatan berwirausaha yang telah disediakan oleh Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah pusat ;
di sini selaku Menteri Negara Koperasi
dan UKM maka kita harus berani mengambil peluang tersebut. Potensi keuntungan yang akan diraih oleh seorang
individu nantinya adalah dari lokasi yang
strategis dan penjualan produk dengan harga yang terjangkau. Selain itu penataan pasar tradisional yang lebih baik
lagi sangat perlu dilakukan Pemerintah ;
Pemerintah Kota di sini khususnya.selaku pihak yang berwenang dan bertanggung jawab dalam penataan kota. (sumber
: www.kompasonline.com, diakses 8 April
2007).
FAKTOR EMOSIONAL KEPUTUSAN POTENSI KEUNTUNGAN PRODUK
HARGA B. Perumusan masalah Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : a. Apakah produk, harga, potensi keuntungan dan
faktor emosional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan menjadi pedagang
di Pasar Sukaramai, Jln. A. R Hakim, Medan? b.
Variabel manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan dalam membuat keputusan menjadi Pedagang di
Pasar Sukaramai, Jln. A. R Hakim, Medan?
C. Kerangka Konseptual Berdasarakan
latar belakang dan perumusan masalah dapat di susun sebuah kerangka konseptual.
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual.
Sumber : Tjiptono (
2002 : 31 ) diolah D. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang dirumuskan
penulis dan teori-teori pendukung , maka
penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : a. Produk, harga, potensi keuntungan dan faktor
emosional berpengaruh positif dan
signigikan terhadap keputusan menjadi Pedagang
di Pasar Sukaramai, Jln. A. R Hakim, Medan.
b. Variabel faktor emosional merupakan variabel
yang paling dominan dalam membuat
keputusan menjadi pedagang di Pasar Sukaramai,
Jln. A. R Hakim, Medan.
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin
dicapai melalui penelitian ini adalah : a.
Untuk mengetahui seberapa besar produk, harga, potensi keuntungan dan faktor emosional berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan menjadi
Pedagang di Pasar Sukaramai, Jln.
A. R Hakim, Medan b. Untuk mengetahui pengaruh yang paling dominan
di antara variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan
menjadi Pedagang di Pasar Sukaramai,
Jln. A. R Hakim, Medan.
2. Manfaat Penelitan Manfaat Penulis melakukan penelitian ini
adalah: a. Sebagai masukan bagi para pedagang di Pasar
Sukaramai, Jln. A. R Hakim untuk dapat meningkatkan pendapatan serta mengembangkan usaha mereka kedepan.
b. Bagi peneliti sendiri penelitian ini
bermanfaat untuk memperluas wawasan
serta menjadi pedoman dalam membuat keputusan untuk menjadi pedoman dalam membuat keputusan untuk
menjadi seorang wirausahawan.
c. Bagi pihak lain, sebagai referensi yang
nantinya dapat memberikan perbandingan
dalam mengadakan penelitian pada masa yang akan datang.
F. Metode Penelitian 1. Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian Menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan
menganalisis permasalahan, penelitian
ini dibatasi pada pengaruh produk (X1), harga
(X2), potensi keuntungan (X3), faktor emosional (X4) dan keputusan menjadi Pedagang (Y).
2. Definisi Operasional Variabel a. Keputusan Menjadi Pedagang (Y) Didefenisikan
sebagai keputusan atau tindakan orang-orang yang bergabung sebagai pedagang di Pasar Sukaramai,
Jln. A. R Hakim.
b. Produk (X1) Didefenisikan sebagai produk yang dipasarkan
oleh pedagang, dimana di dalamnya
menyangkut: permintaan pasar, sedikitnya penjualan produk yang sejenis,kemudahan memperoleh
barang dagangan,produk yang banyak
dijual oleh para pesaing, dan kualitas
daripada produk.
c. Harga (X2 Didefenisikan sebagai persepsi
responden tentang harga berbagai produk
yang dipasarkan oleh pedagang : mahal, kompetitif, standar, murah, dan potongan harga.
) d.
Potensi Keuntungan (X3 Didefenisikan sebagai keuntungan yang diharapkan
yang meliputi : lokasi yang strategis,
marjin laba yang tinggi, retribusi yang murah, jaminan keamanan,dan modal yang relatif kecil.
) e.
Faktor Emosional (X4 Didefenisikan sebagai faktor-faktor emosional yang
mampu mempengaruhi tindakan seseorang
yagn meliputi : dorongan pribadi untuk
menambah penghasilan, karena tidak punya pekerjaan, karena tidak punya pekerjaan,
karena melihat orang lain sukses,
informasi dari teman, dan peralihan usaha.
) Tabel
1.2 Definisi Operasional Variabel No
Variabel Keterangan Skala 1
Keputusan menjadi Pedagang di
Pasar Sukaramai 1.
Informasi tentang produk 2.
Informasi tentang harga produk.
3. Potensi keuntungan yang didapat 4. Dorongan emosional.
Likert 2
Produk 1. Permintaan pasar 2. Penjualan produk tunggal 3. Kemudahan memperoleh barang dagangan.
4. Produk yang banyak dijual oleh pesaing.
5. Kualitas produk Likert 3 Harga
Mahal Kompetitif Standar Murah Potongan Harga Likert 4
Potensi Keuntungan 1. Lokasi yang strategis 2. Marjin laba yang tinggi 3. Retribusi yang murah Likert 4.
Jaminan keamanan 5. Posisi tempatusaha di pasar 5 Faktor Emosional 1.
Dorongan pribadi 2. Karena tidak
punya pekerjaan 3. Karena melihat orang
lain sukses 4. Informasi dari teman 5. Modal yang relatif kecil Likert Sumber :
Diperoleh dari Skripsi Kesarjanaan Fakultas Ekonomi USU (Agus tahun 2004) 3. Skala Pengukuran Variabel Skala likert
digunakan utnuk mengukur sikap dan pendapat serta persepsi seseorang atau sekelompok orang
(Sugiyono, 2003 : 86). Di dalam
penelitian ini untuk mengukur setiap variabel digunakan skala likert yaitu skala 1 sampai 5.
Skala Likert
menggunakan 5 (lima) tingkatan jawaban yang dapat dilihat dari table 1.3 berikut ini : Tabel 1.3
Instrumen Skala Likert No.
Pertanyaan Skor 1. Sangat Setuju (ST) 5 2. Setuju (S)
4 3. Ragu-ragu (RG) 3 4. Tidak Setuju (TS) 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian
adalah Pasar Sukaramai, yang beralamat di Jln.
A. R Hakim, Medan.
Penelitian ini dimulai dari bulan April 2007 sampai Juli 2007.
5. Jenis dan Sumber Data Di dalam penelitian
yang dilakukan, penulis mempergunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah :
a. Data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari para Pedagang
yang berada di Pasar Sukaramai, Jln. A. R Hakim, yang dikumpulkan melalui wawancara dengan responden
sampel dengan menngunakan quesioner
melalui pertanyaan yang diajukan sesuai dengan
variabel yang diteliti,yaitu tentang produk,harga,potensi keuntungan dan faktor emosional serta
keputusan menjadi Pedagang di Pasar
Sukaramai, Jln. A. R Hakim.
b. Data sekunder, yaitu data yang berisikan
informasi dan teori-teori yang digunakan
untukmendukung penelitian yangdilakukan.
Penulis mendapatkan
data sekunder dari buku-buku, majalah, hasil karangan, serta data lainnya yang mendukung.
6. Populasi dan Sampel 1. Populasi Berdasarkan wawancara dengan Kepala Cabang
PD. Pasar Sukaramai,jalan. A.R Hakim,
Medan bahwa seluruh pedagang yang berada
di Pasar Sukaramai, jl. A.R Hakim, Medan pada tahun 2007, yakni sebanyak 130 orang pedagang. Sehingga penulis menetapkan populasi sebesar 130 orang pedagang.
2. Sampel Untuk
menentukan ukuran sampel Penulis menggunakan rumus Slovin pada Umar (2003 : 78) sebagai
berikut : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Taraf kesalahan Populasi
(N) berjumlah 130 orang dengan taraf kesalahan (e) sebesar 5 %, maka besarnya pengambilan sampel
adalah sebagai berikut : n= Berdasarkan rumus Slovin tersebut penulis
menentukan atau membatasi sampel
sebanyak 104 orang dengan taraf kesalahan 5 %.
Sedangkan mengenai
penarikan sampel penulis menggunakan metode “ aksidental sampling” di mana penentuan
sampel berdasarkan 104 orang 2 1 Ne N n +
= 2 )05.0(1301 130 + = n kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan penulis dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan
ditemuiitu cocok sebagai sumber data.
7. Teknik
Pengumpulan data a. Wawancara Yaitu melakukan serangkaian wawancara terhadap
pedagang yang menjadi sampel.
b. Quesioner Yaitu dengan memberikan seperangkat
pertanyaan tertulis kepada para pedagang
tentang persepsi mengenai produk, harga,
potensi keuntungan dari faktor emosional terhadap keputusan menjadi pedagang di Pasar Sukaramai,
Jln. A. R Hakim, Medan.
8. Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif Yaitu merupakan
cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada melalui pengumpulan, menyusun dan
menganalisis data sehingga memberikan
gambaran yang jelas mengenai fakta - fakta
dan sifat - sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.
b. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas
dan Reliabilitas dilakukan unutuk
mengukur apakah data yang telah didapat
setelah penelitian merupakan data yang
valid dan dapat disebarkan kepada respondensebagai instrumen penelitian ini dengan alat ukur yang
digunakan (Quesioner). Uji validitas adalah valid berarti instrument
tersebut dapat digumakan intuk mengukur
apa yang seharusnyadiukur. Uji
reliabilitas adalah instrument yang digunajan
beberapa kali untukmengukurobjek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiono, 2005 ;
109). Uji validitas dan reliabilitas
dilakukan kepada30 responden di luar sampel
penelitian pada Pasar Sukaramai, jl. A.R
Hakim, Medan.
c. Metode Analisis Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui pengaruh / hubungan variabel
bebas (kehandalan, daya tanggap,
jaminan, empati, dan bukti fisik) dan
variabel terikat (minat beli konsumen) akan digunakan metode analisis fungsi regresi berganda. Data
diolah secara statistik dengan
menggunakan alat bantu aplikasi software SPSS 12.00 for windows.
Perhitungan
persamaan regresi berganda (Kuncoro, 2003 : 216) adalah : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana : Y =
Skor dimensi Keputusan menjadi Pedagang di Pasar Sukaramai b1…4=
Koefisien Regresi X1 =
Skor dimensi produk X2 = Skor
dimensi harga X3 = Skor dimensi potensi keuntungan X4 =
Skor dimensi faktor emosional e
= Standard error a =
Konstanta 1. Uji Signifikansi
Parsial (Uji t) Uji secara parsial
menguji setiap variabel bebas atau independent variabel (X1) apakah mempunyai pengaruh yang signifikan
positif atau negatif terhadap variabel
tidak bebas atau dependent variabel (Y).
Bentuk pengujian
adalah sebagai berikut : (Sugiyono, 2003 : 121) H0 : b1 = 0 artinya tidak
terdapat pengaruh bi terhadap keputusan menjadi pedagang.
H0 : b1 ≠ 0 artinya
terdapat pengaruh bi terhadap keputusan menjadi pedagang.
Dengan menggunakan
tingkat signifikan (alpha) 5% dan derajat kebebasan (n-k), kemudian dibandingkan dengan t
– hitung untuk menguji signifikansi pengaruh. Apabila nilai t –
hitung ≥ t – tabel, maka H0 ditolak, artinya,
artinya ada pengaruh yang nyata b1 terhadap keputusan menjadi pedagang di Pasar Sukaramai (Yi ).
2. Uji Signifikansi
Simultan (Uji F) Uji F statistik digunakan
untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama (serentak)
terhadap variabel terikat.
Hipotesis
dirumuskan sebagai berikut : H0 : b1, b2, b3, b4 = 0 Artinya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas (X1 s/d X4) terhadap
keputusan menjadi pedagang di pasar
Sukaramai (Yi)..
H1 : b1, b2, b3, b4
≠ 0 Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas (X1 s/d X4) terhadap
keputusan menjadi pedagang di pasar
Sukaramai (Yi) 3. Koefisien Determinasi
(R 2 ) Pengujian kontribusi pengaruh
dari seluruh variabel bebas secara baersama-sama
terhadap variabel terikat dapat dilihat dari koefisien determinasi berganda (R 2 ) dimana 0<(R 2 )<1,
halini menunjukkan jika nilai (R 2 )
semakin dekat nilai 1 maka pengaruh variabel terikat semakin kuat, sebaliknya jika nilai (R 2 ) semakin dekat
pada nilai 0 maka pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat semakin lemah
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi