Senin, 24 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH PROSEDUR PEMBIAYAAN DAN DIVERSIFIKASI PRODUK TERHADAP MINAT MENJADI NASABAH DI BANK SYARIAH MANDIRI



BAB I  PENDAHULUAN  
 A. Latar Belakang  
 Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih pada saat  ini, sektor perekonomian turut berkembang dengan pesat. Untuk mencapai  pemerataan perekonomian tersebut, pemerintah telah mengeluarkan UndangUndang No. 7 Tahun 1992 yang menumbuhkan bank-bank baru di Indonesia  termasuk bank syariah.

Dunia perbankan di Indonesia pada saat ini telah terbagi menjadi dua jenis,  yaitu: bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan yang berdasarkan prinsip  syariah. Bank konvensional adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya  menerapkan sistem bunga sebagai harga untuk produk simpanan seperti giro,  tabungan maupun deposito dan menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal  atau persentase tertentu untuk jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan bank syariah  adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya tidak menggunakan sistem  bunga, akan tetapi menggunakan sistem bagi hasil yang aturan perjanjiannya  berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana  atau pembiayaan usaha atau kegiatanperbankan lainnya (Kasmir, 2002:38).
Perkembangan bank syariah tergolong sangat cepat. Perkembangannya  bisa dilihat dari semakin banyaknya jaringan kantor, asset, banyaknya bank-bank  syariah yang berdiri (berstatus penuh atau hanya unit usaha syariah dari bank  konvensional), sebagaimana yang terlihat pada tabel 1.1:   2 Tabel 1.1  Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah  Sumber: Laporan Perkembangan Perbankan Syariah (www.bi.go.id), diolah.
Pemberian pinjaman di perbankan syariah pada prinsipnya sama dengan  pemberian kredit. Hanya penggunaan katapinjam-meminjam kurang tepat dengan  alasan, pinjaman merupakan salah satu metode hubungan financialdalam Islam.
Masih banyak metode yang diajarkan oleh syariah selain pinjam-meminjam,  seperti jual beli, sewa dan lain-lain. Selain itu dalam Islam, pinjam-meminjam  adalah akad sosial bukan komersial. Artinya apabila seseorang meminjam sesuatu,  ia tidak boleh disyaratkan untuk memberikan tambahan atas pokok pinjamannya  karena hukumnya akan menjadi riba, sedangkan riba haram hukumnya dalam  Islam. Karena itu, dalam perbankan syariah pinjaman tidak disebut kredit tetapi  disebut dengan pembiayaan (financing).
Produk pembiayaan bank syariah mempunyai spesifikasi khas, yaitu tidak  didasarkan pada sistem bunga, tetapi menggunakan pola bagi hasil. Bagi hasil ini  bisa berupa bagi pendapatan (revenue sharing) atau bagi laba (profit sharing).
Manfaat pembiayaan ini bagi perusahaan atau nasabah yaitu akan dapat  mengurangi biaya tetap yang akan dikeluarkannya, tidak sebagaimana dengan  pola pembiayaan dengan bunga yang akan menambah biaya tetap, karena adanya  kewajiban nasabah untuk membayar bunga dalam persentase tertentu dalam  Kelompok Bank  2003 2004 2005 2006 2007 2008 Bank Umum Syariah  Unit Usaha Syariah  Jumlah Kantor BUS & UUS  Jumlah BPRS  2  8  299  84  3  15  401  86  3  19  504  92  3  20  531  105  3  25  597  114  3  25  603  115  TOTAL  383 487 596 659 739 746   3 kondisi apapun, sehingga akan menurunkan kemampuan nasabah untuk bersaing  dari sisi harga dengan pesaingnya.
Meskipun demikian, pola pembiayaan bagi hasil ini nampaknya belum  begitu familiar di kalangan masyarakat. Upaya pemasaran produk pembiayaan ini  masih perlu dilakukan lebih intens lagidengan cara pendekatan bank kepada  nasabah dan calon nasabah, memberitahu atau memperkenalkan dan menciptakan  imageyang baik serta membangun loyalitas nasabah bank itu sendiri.
Bank syariah mengutamakan unsur kepercayaan dalam pemberian  pembiayaan yang dilakukan. Dari sisi tingkat bunga, secara teoretis pemberian  pembiayaan yang dilakukan bank syariah tidak memiliki resiko kredit macet.
Dengan demikian untuk melakukan ekspansi pembiayaan yang selektif,  diperlukan informasi-informasi yang mendukung pengawasan serta analisa  pemberian kredit macet sehingga masalah yang akan timbul dapat diminimalisasi.
Produk yang berkualitas tinggi artinya memiliki nilai yang lebih baik  dibandingkan dengan produk pesaing atau sering disebut produk plus. Bagi dunia  perbankan, produk plus harus selalu diciptakan setiap waktu, sehingga dapat  menarik minat calon nasabah yang baruatau mempertahankan nasabah yang  sudah ada sekarang ini. Agar produk yang ditawarkan laku di pasaran, maka  penciptaan produk haruslah memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan  keinginan nasabahnya. Untuk itu diperlukan adanya diversifikasi produk yaitu  upaya untuk mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru atau  keduanya dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan,  profitabilitasdan fleksibilitas(Tjiptono, 2004:132).
 4 Sebagai proses pengambilan keputusan, perilaku konsumen untuk menjadi  nasabah sangat dipengaruhi oleh faktor intern, seperti sikap, persepsi, motivasi  dan faktor ekstern, seperti pengaruh kelompok referensi, pendidikan, kondisi  sosial dan keluarga. Di samping itu, daripihak bank, ada beberapa akibat maupun  faktor yang dapat mempengaruhi sikap maupun perilaku nasabah di suatu bank,  seperti lokasi bank di kawasan strategis, segala sarana dan prasarana yang  eksklusif yang memberikan kenyamanan, pelayanan yang cepat dan ramah,  keamanan berinvestasi serta keuntungan yang akan diberikan. Dengan mengetahui  alasan nasabah memutuskan untuk menjadi nasabah bank, pihak bank akan  mendapat gambaran mengenai siapa nasabahnya, untuk keperluan apa maupun  apa mau mereka.
Penulis memilih PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan sebagai tempat  penelitian, karena bank ini merupakan bank milik pemerintah pertama yang  kegiatan operasionalnya menggunakan prinsip syariah. Oleh karena itu, Bank  Syariah Mandiri Cabang Medan memiliki citra yang sangat khas sebagai sebuah  bank yang dalam kegiatan operasionalnya menerapkan syariah Islam.
Berdasarkan uraian yang telah penulis sebutkan, maka penulis merasa  tertarik untuk mengetahui lebih rinci mengenai pengaruh prosedur pembiayaan  dan diversifikasi produk terhadap minat menjadi nasabah bank syariah. Oleh  karena itu, penulis mengambil judul: “Pengaruh Prosedur Pembiayaan dan  Diversifikasi Produk Terhadap Minat Menjadi Nasabah di Bank Syariah  Mandiri Cabang Medan”.
 5 B.  Perumusan Masalah  Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah penulis sampaikan,  dapat diidentifikasikan permasalahan yaitu:  1.  Apakah prosedur pembiayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap  minat menjadi nasabah di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan?  2.  Apakah diversifikasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap  minat menjadi nasabah di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan?  C. Kerangka Konseptual  Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel  yang disusun dari berbagai teori yangtelah dideskripsikan (Sugiono, 2006:49).
Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah  proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi  dua atau lebih alternatif, dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003:415).
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka dapat disusun  sebuah kerangka konseptual sebagai berikut (Gambar 1.1):  Sumber: Simamora, 2003 (dimodifikasi)  Gambar 1.1. Kerangka Konseptual  Prosedur Pembiayaan (X1)  Diversifikasi Produk (X2)  Minat Menjadi Nasabah di  Bank Syariah Mandiri Cabang  Medan (Y)   6 D. Hipotesis  Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan kerangka konseptual yang  telah dikemukakan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:  a.  Prosedur pembiayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat  menjadi nasabah di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.
b.  Diversifikasi produk berpengaruh positifdan signifikan terhadap minat  menjadi nasabah di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.
E.  Tujuan dan Manfaat Penelitian  1.  Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:  a.  Mengetahui pengaruh prosedur pembiayaan terhadap minat menjadi  nasabah di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.
b.  Mengetahui pengaruh diversifikasi produk terhadap minat menjadi  nasabah di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.
2.  Manfaat Penelitian.
Manfaat dari penelitian ini adalah:  a.  Bagi Penulis  Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk  menerapkan teori-teori dan literatur yang diperoleh di bangku kuliah  kemudian memperdalam pengetahuan dan memperluas cakrawala berpikir  ilmiah dalam bidang manajemen pemasaran.
 7 b.  Bagi Perusahaan  Sebagai bahan masukan dalam pengambilan dan pembuatan keputusan  perusahaan yang berhubungan dengan prosedur pembiayaan dan  diversifikasi produk dan acuan bagiperusahaan dalam menentukan  kebijakan selanjutnya dalam perusahaan.
c.  Bagi Peneliti Lain  Sebagai masukan dan dapat digunakan sebagai tambahan referensi untuk  mendukung penelitian yang sudah ada maupun penelitian dimasa yang  akan datang.
F.  Metode Penelitian  1.  Batasan Operasional  Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:  a.  Penelitian ini dibatasi hanya pada nasabah funding(pendanaan), yaitu  orang yang mempunyai simpanan dibank baik dalam bentuk tabungan,  deposito ataupun giro dan merupakan nasabah produk pembiayaan Bank  Syariah Mandiri Cabang Medan.
b.  Penelitian ini hanya melihat variabel prosedur pembiayaan dan  diversifikasi produk yang mempengaruhiminat menjadi nasabah di Bank  Syariah Mandiri Cabang Medan.
2.  Definisi Operasional Variabel  Dalam penelitian ini, ada dua variabel penelitian:  a.  Variabel bebas (X), yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada  variabel lain.
 8 Adapun yang menjadi variabel bebas dari penelitian ini adalah:  1.  Variabel prosedur pembiayaan (X1), yaitu gambaran sifat atau metode  untuk melaksanakan kegiatan pembiayaan.
2.  Variabel diversifikasi produk (X2), yaitu upaya untuk mencari dan  mengembangkan produk atau pasar yang baru atau keduanya dalam  rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas.
b.  Variabel Terikat (Y), yaitu variabel yang nilainya tergantung pada variabel  lain. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah minat menjadi nasabah  di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.
Tabel 1.2  Operasionalisasi Variabel  Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel  Skala Ukur  Variabel  Prosedur  Pembiayaan (X1)  Gambaran sifat  atau metode  untuk  melaksanakan  kegiatan  pembiayaan.
1. Sistem bagi hasil yang  lebih adil dan  menentramkan.
2.Investasi untuk bisnis  yang halal dan baik.
3.Tidak adanya sistem  riba (bunga) dalam  pembiayaan.
4.Pelaksanaan  pembiayaan sesuai  dengan prosedur  pembiayaan yang  disepakati.
5.Prosedur  pembiayaannya tidak  menyulitkan nasabah.
Likert  Diversifikasi  Produk (X2)  Upaya untuk  mencari dan  mengembangkan  produk atau  pasar yang baru  atau keduanya  dalam rangka  6.Produknya menarik,  beragam dan inovatif.
7.Persentase nisbah bagi  hasil.
8.Kemudahankemudahan produk  dalam melakukan.
Likert   9 Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel  Skala Ukur  Variabel  mengejar  pertumbuhan,  peningkatan  penjualan,  profitabilitas dan  fleksibilitas transaksi.
9.Fitur-fitur pendukung  yang terdapat dalam  produk  Minat Menjadi  Nasabah di Bank  Syariah Mandiri  Cabang Medan  (Y)  Keputusan  nasabah untuk  menggunakan  jasa Bank Syariah  Mandiri Cabang  Medan  berdasarkan  variabel yang  diteliti.
10. Karyawan memiliki  kemampuan dalam  memenuhi kebutuhan  para nasabah yang  menggunakan jasa  Bank Syariah Mandiri  Cabang Medan.
11. Sarana bank yang  lengkap serta menarik  perhatian para  nasabah.
12. Bank Syariah Mandiri  Cabang Medan  memiliki pelayanan  yang tepat waktu.
13. Para karyawan  memiliki tingkat  pengetahuan yang  tinggi tentang bank.
14. Karyawan memiliki  penampilan yang  menarik.
15. Adanya prinsip-prinsip  syariah dalam setiap  praktik transaksi  perbankan.
Likert  Sumber: Pratama (2007), Hasanah (2007), dan Ardiansyah (2005), dimodifikasi.
3.  Skala Pengukuran Variabel  Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel prosedur  pembiayaan yaitu gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan kegiatan  pembiayaan dan variabel diversifikasi produk yaitu upaya untuk mencari dan  mengembangkan produk atau pasar yang baru atau keduanya dalam rangka mengejar  pertumbuhan, peningkatan penjualan,  profitabilitasdan fleksibilitas. Variabelvariabel ini diukur dengan menggunakan Skala Likert yaitu skala yang   10 berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu  (Umar, 2007:69).
Menurut Sugiono (2005:86), Skala Likert adalahalat untuk mengukur  sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang  fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang  akan diuji, pada setiap jawaban akandiberi skor. Skala Likert menggunakan  lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk sebagai berikut:  Tabel 1.3  Instrumen Skala Likert  Range Pertanyaan Bobot 1 Sangat Setuju 5  2 Setuju 4  3 Kurang Setuju 3  4 Tidak Setuju 2  5 Sangat Tidak Setuju 1  4.  Tempat/Lokasi dan Waktu Penelitian  Lokasi penelitian beradapada Kantor PT. Bank Syariah Mandiri Jl.
Ahmad Yani No.100 Medan. Waktu penelitian dimulai sejak Maret 2008  sampai dengan Juli 2008.
Tabel 1.4  Jadwal Penelitian  Kegiatan Bulan  Maret April  Mei  Juni  Juli  2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4  1 Persiapan  pengajuan judul  2 Pengumpulan  data  3 Penyusunan  proposal  4 Penyempurnaan  proposal  5 Seminar  proposal  6 Riset             7 Penyusunan  skripsi   11 5.  Populasi dan Sampel  a.  Populasi.
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa  orang, objek transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk  mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103).
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh nasabah Bank Syariah  Mandiri Cabang Medan, terhitung dari November 1999 sampai dengan  Maret 2008 yang berjumlah 160.512 orang  b. Sampel  Sampel adalah himpunan bagian dari unit populasi. Penentuan jumlah  sampel dilakukan melalui teknik purposive samplingyaitu pemilihan  sampel dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria nasabah yang dijadikan  sampel adalah nasabah  fundingdan merupakan nasabah produk  pembiayaan Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Untuk menentukan  ukuran sampel dari populasi, digunakan metode Slovin (Umar, 2007:78),  yaitu teknik pengambilan sampel dimanapeneliti menentukan sampel dari  populasi dengan rumus:  N  n =     1 + N e 2 Keterangan:  n  =  Ukuran sampel  N =  Ukuran populasi  e  =  Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan  sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (10 %).
Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:   12 N 160.512  n =  =  = 99,94 dibulatkan menjadi 100 sampel.
1 + N e 2  1+160.512 (0,1) 2  6.  Jenis dan Sumber Data  Jenis data yang digunakan adalah dataprimer dan data sekunder, yaitu:  a.  Data Primer.
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari  individu atau perseorangan seperti  hasil dari wawancara atau hasil  pengisian kuesioner yang dilakukan oleh peneliti.
b.  Data Sekunder  Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang  telah diolah terlebih dahulu yaitu data dari Bank Syariah Mandiri Cabang  Medan, buku-buku pendukung, skripsi, jurnal, majalah, internet dan  sebagainya.
7.  Teknik Pengumpulan Data  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan  menggunakan antara lain:  a.  Kuesioner  Pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan kepada  responden yang terpilih, yakni kepada nasabah fundingdan merupakan  nasabah produk pembiayaan di BankSyariah Mandiri Cabang Medan .
b.  Wawancara  Mengadakan interview atauberdialog secara langsung kepada pimpinan  perusahaan dan para karyawan  di lokasi guna mengetahui serta  memperjelas data untuk bahan penulisan.
 13 c.  Studi Pustaka  Mengumpulkan dan mempelajari informasi dan data-data yang diperoleh  melalui buku, jurnal, internet yang menjadi referensi pendukung.
8.  Uji Validitas dan Reliabilitas  Sebelum instrumen digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas  dan reliabilitas. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat  menjawab tujuan penelitian.
Pengujian validitas instrumen dilakukan pada 30 orang dengan  menggunakan program SPSS 13.0 for windowsdengan kriteria sebagai  berikut:  1. Jika  tabel hitung rr , maka penyataan tersebut dinyatakan valid.
2. Jika  tabel hitung rr , maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya konsisten  bila digunakan peneliti lain. Pengujian dilakukan dengan program SPSS  13.0 for windows.
Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan  ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:  1.  Jika  tabel alpha rataupositifr  maka pernyataan reliabel.
2.  Jika  tabel alpha ratau negatifr  maka pernyataan tidak reliabel.
9.  Metode Analisis Data.
a.  Metode Analisis Deskriptif.
Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis dengan cara data  disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh  gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil   14 perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupadaftar kuesioner yang  telah diisi oleh responden penelitian. Metode ini memberikan penjelasan  serta penafsiran tentang besar kecilnya hubungan yang ada antara prosedur  pembiayaan dan diversifikasi produk terhadap minat menjadi nasabah.
b.  Uji Asumsi Klasik  Sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak  bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa  kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:  1)  Uji Normalitas  Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi  sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang  et al, 2008: 55).
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov  Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai  Asymp.Sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel  residual berdistribusi normal (Situmorang et al, 2008: 62).
2)  Uji Heteroskedastisitas  Uji heteroskedastisitas artinya varians variabel independen adalah  konstan (sama) untuk setiap nilai  tertentu variabel independen  (homokedastisitas). Model regresi  yang baik adalah tidak terjadi  heteroskedastisitas. Heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji  Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen  signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada  indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya   15 diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak  mengarah adanya heteroskedastisitas.
3). Uji Autokorelasi  Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear  ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan  kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.
Metode deteksi terhadap autokorelasi dilakukan dengan metode  Durbin-Watson.
Kriteria pengambilan keputusan dapat dilihat pada Tabel 1.5  Tabel 1.5  Keputusan Autokorelasi  Hipotesis Nol  Keputusan  Jika  Tidak ada autokorelasi positif  Tidak ada autokorelasi positif  Tidak ada korelasi negatif  Tidak ada korelasi negatif  Tidak ada autokorelasi positif atau  negatif  Tolak  No decision  Tolak  No decision  Tidak ditolak  0 < d <dl  duddl   44  ddl dlddu   4 4 duddu   4 Sumber: Situmorang et al (2008: 86)  4). Uji Multikolinearitas  Uji multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan  yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan  secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada  tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai  Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.
Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan  oleh variabel independen lainnya.
 16 Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance> 0,1 atau nilai  VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmotang et al, 2008:  104).
c.  Metode Analisis Regresi Linear Berganda  Metode analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengetahui  pengaruh/hubungan variabel independent (prosedur pembiayaan dan  diversifikasi produk) dengan variabel dependent (minat menjadi nasabah).
Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu aplikasi  Software SPSS 12.00 for Windows.
Rumusnya adalah sebagai berikut:  Y = a + b1X1+ b2X2+ e (Umar, 2007:126)  Keterangan:  Y = Skor dimensi minat menjadi nasabah di BSM.
a = Konstanta.
b1,b2= Koefisien Regresi Parsial.
X1= Skor dimensi variabel prosedur pembiayaan.
X2  = Skor dimensi variabel diversifikasi produk.
e = Standar error.
Pengujian hipotesis sebagai berikut:  1)  Koefisien Determinasi (R 2 )  Identifikasi Determinan (R 2 ) berfungsi untuk mengetahui signifikansi  variabel, maka harus dicari koefisien determinasi (R 2 ). Koefisien  determinasi menunjukkan besarnya kontribusi variabel independent   17 terhadap variabel dependent. Semakin besar nilai keofisiensi  determinasi (R 2 ), maka semakin baik kemampuan variabel independent  menerangkan variabel dependent. Jika determinasi (R 2 ) semakin besar  (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel  independent adalah besar terhadap variabel dependent. Hal ini berarti,  model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh  variabel independent yang ditelititerhadap variabel dependent.
Sebaliknya jika determinasi (R 2 ) semakin kecil (mendekati nol), maka  dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independent terhadap  variabel dependent semakin kecil.Hal ini berarti, model yang  digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel  independent terhadap variabel dependent.
2)  Uji F (Uji secara serentak).
Uji F (uji serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independent  secara bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan  signifikan terhadap variabel dependent. Melalui uji statistik dengan  langkah-langkah sebagai berikut:  a)  H0: b1,b2= 0  Artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara  bersama-sama dari seluruh variabelindependent terhadap variabel  dependent.
b)  Ha: b1,b2 ≠0  Artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara bersamasama dari seluruh variabel independent terhadap variabel dependent.
 18 Kriteria Pengambilan Keputusan (KPK), yaitu:  H0 diterima jika F hitung < F tabel  Haditerima jika F hitung > F tabel  Pada tingkat kepercayaan 95%.
3)  Uji t (Uji secara Parsial).
Test uji secara parsial menguji setiap variabel independent apakah  mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel  dependent. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:  a)  H0: b1,b2= 0  Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan  signifikan dari variabel independentterhadap variabel dependent.
b)  Ha: b1,b2 ≠0  Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan  dari variabel independent terhadap variabel dependent.
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5% dan derajat kebebasan  (n-2), kemudian dibandingkan dengan t hitung yang diperoleh untuk  menguji signifikan pengaruh. Kriteria Pengambilan Keputusan (KPK)  yaitu:  H0diterima jika t hitung < t tabel  Artinya, tidak ada pengaruh yang nyataantara variabel independent  terhadap variabel dependent.
Haditerima jika t hitung > t tabel  Artinya, ada pengaruh yang nyata antaravariabel independent terhadap  variabel dependent.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi