BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang
semakin canggih pada saat ini, sektor
perekonomian turut berkembang dengan pesat. Untuk mencapai pemerataan perekonomian tersebut, pemerintah
telah mengeluarkan UndangUndang No. 7 Tahun 1992 yang menumbuhkan bank-bank
baru di Indonesia termasuk bank syariah.
Dunia perbankan di
Indonesia pada saat ini telah terbagi menjadi dua jenis, yaitu: bank yang berdasarkan prinsip
konvensional dan yang berdasarkan prinsip syariah. Bank konvensional adalah bank yang
dalam kegiatan operasionalnya menerapkan
sistem bunga sebagai harga untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito dan menerapkan
berbagai biaya-biaya dalam nominal atau
persentase tertentu untuk jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan bank syariah adalah bank yang dalam kegiatan operasionalnya
tidak menggunakan sistem bunga, akan
tetapi menggunakan sistem bagi hasil yang aturan perjanjiannya berdasarkan hukum Islam antara bank dengan
pihak lain untuk menyimpan dana atau
pembiayaan usaha atau kegiatanperbankan lainnya (Kasmir, 2002:38).
Perkembangan bank
syariah tergolong sangat cepat. Perkembangannya bisa dilihat dari semakin banyaknya jaringan
kantor, asset, banyaknya bank-bank syariah
yang berdiri (berstatus penuh atau hanya unit usaha syariah dari bank konvensional), sebagaimana yang terlihat pada
tabel 1.1: 2 Tabel 1.1 Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah Sumber: Laporan Perkembangan Perbankan Syariah
(www.bi.go.id), diolah.
Pemberian pinjaman
di perbankan syariah pada prinsipnya sama dengan pemberian kredit. Hanya penggunaan
katapinjam-meminjam kurang tepat dengan alasan,
pinjaman merupakan salah satu metode hubungan financialdalam Islam.
Masih banyak metode
yang diajarkan oleh syariah selain pinjam-meminjam, seperti jual beli, sewa dan lain-lain. Selain
itu dalam Islam, pinjam-meminjam adalah
akad sosial bukan komersial. Artinya apabila seseorang meminjam sesuatu, ia tidak boleh disyaratkan untuk memberikan
tambahan atas pokok pinjamannya karena
hukumnya akan menjadi riba, sedangkan riba haram hukumnya dalam Islam. Karena itu, dalam perbankan syariah
pinjaman tidak disebut kredit tetapi disebut
dengan pembiayaan (financing).
Produk pembiayaan
bank syariah mempunyai spesifikasi khas, yaitu tidak didasarkan pada sistem bunga, tetapi
menggunakan pola bagi hasil. Bagi hasil ini bisa berupa bagi pendapatan (revenue sharing)
atau bagi laba (profit sharing).
Manfaat pembiayaan
ini bagi perusahaan atau nasabah yaitu akan dapat mengurangi biaya tetap yang akan
dikeluarkannya, tidak sebagaimana dengan pola pembiayaan dengan bunga yang akan
menambah biaya tetap, karena adanya kewajiban
nasabah untuk membayar bunga dalam persentase tertentu dalam Kelompok Bank
2003 2004 2005 2006 2007 2008 Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah Jumlah Kantor BUS & UUS Jumlah BPRS 2 8 299 84 3 15 401 86 3 19 504 92 3 20 531 105
3 25 597 114 3 25 603 115 TOTAL 383 487 596 659 739 746 3 kondisi apapun, sehingga akan menurunkan
kemampuan nasabah untuk bersaing dari
sisi harga dengan pesaingnya.
Meskipun demikian,
pola pembiayaan bagi hasil ini nampaknya belum begitu familiar di kalangan masyarakat. Upaya
pemasaran produk pembiayaan ini masih
perlu dilakukan lebih intens lagidengan cara pendekatan bank kepada nasabah dan calon nasabah, memberitahu atau
memperkenalkan dan menciptakan imageyang
baik serta membangun loyalitas nasabah bank itu sendiri.
Bank syariah
mengutamakan unsur kepercayaan dalam pemberian pembiayaan yang dilakukan. Dari sisi tingkat
bunga, secara teoretis pemberian pembiayaan
yang dilakukan bank syariah tidak memiliki resiko kredit macet.
Dengan demikian
untuk melakukan ekspansi pembiayaan yang selektif, diperlukan informasi-informasi yang mendukung
pengawasan serta analisa pemberian kredit
macet sehingga masalah yang akan timbul dapat diminimalisasi.
Produk yang
berkualitas tinggi artinya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan produk pesaing atau sering
disebut produk plus. Bagi dunia perbankan,
produk plus harus selalu diciptakan setiap waktu, sehingga dapat menarik minat calon nasabah yang baruatau
mempertahankan nasabah yang sudah ada
sekarang ini. Agar produk yang ditawarkan laku di pasaran, maka penciptaan produk haruslah memperhatikan
tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan
nasabahnya. Untuk itu diperlukan adanya diversifikasi produk yaitu upaya untuk mencari dan mengembangkan produk
atau pasar yang baru atau keduanya dalam
rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitasdan fleksibilitas(Tjiptono,
2004:132).
4 Sebagai proses pengambilan keputusan,
perilaku konsumen untuk menjadi nasabah
sangat dipengaruhi oleh faktor intern, seperti sikap, persepsi, motivasi dan faktor ekstern, seperti pengaruh kelompok
referensi, pendidikan, kondisi sosial
dan keluarga. Di samping itu, daripihak bank, ada beberapa akibat maupun faktor yang dapat mempengaruhi sikap maupun
perilaku nasabah di suatu bank, seperti
lokasi bank di kawasan strategis, segala sarana dan prasarana yang eksklusif yang memberikan kenyamanan,
pelayanan yang cepat dan ramah, keamanan
berinvestasi serta keuntungan yang akan diberikan. Dengan mengetahui alasan nasabah memutuskan untuk menjadi
nasabah bank, pihak bank akan mendapat
gambaran mengenai siapa nasabahnya, untuk keperluan apa maupun apa mau mereka.
Penulis memilih PT.
Bank Syariah Mandiri Cabang Medan sebagai tempat penelitian, karena bank ini merupakan bank
milik pemerintah pertama yang kegiatan
operasionalnya menggunakan prinsip syariah. Oleh karena itu, Bank Syariah Mandiri Cabang Medan memiliki citra
yang sangat khas sebagai sebuah bank
yang dalam kegiatan operasionalnya menerapkan syariah Islam.
Berdasarkan uraian
yang telah penulis sebutkan, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih rinci mengenai
pengaruh prosedur pembiayaan dan
diversifikasi produk terhadap minat menjadi nasabah bank syariah. Oleh karena itu, penulis mengambil judul: “Pengaruh
Prosedur Pembiayaan dan Diversifikasi
Produk Terhadap Minat Menjadi Nasabah di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan”.
5 B.
Perumusan Masalah Berdasarkan
uraian latar belakang masalah yang telah penulis sampaikan, dapat diidentifikasikan permasalahan yaitu: 1.
Apakah prosedur pembiayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menjadi nasabah di Bank Syariah Mandiri
Cabang Medan? 2. Apakah diversifikasi produk berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat
menjadi nasabah di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan? C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun
dari berbagai teori yangtelah dideskripsikan (Sugiono, 2006:49).
Pengambilan
keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau
lebih alternatif, dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi, 2003:415).
Berdasarkan latar
belakang dan perumusan masalah, maka dapat disusun sebuah kerangka konseptual sebagai berikut
(Gambar 1.1): Sumber: Simamora, 2003
(dimodifikasi) Gambar 1.1. Kerangka
Konseptual Prosedur Pembiayaan (X1) Diversifikasi Produk (X2) Minat Menjadi Nasabah di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan (Y) 6 D. Hipotesis Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan
kerangka konseptual yang telah
dikemukakan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: a.
Prosedur pembiayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menjadi nasabah di Bank Syariah Mandiri Cabang
Medan.
b. Diversifikasi produk berpengaruh positifdan
signifikan terhadap minat menjadi
nasabah di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian.
Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk: a. Mengetahui pengaruh prosedur pembiayaan
terhadap minat menjadi nasabah di Bank
Syariah Mandiri Cabang Medan.
b. Mengetahui pengaruh diversifikasi produk
terhadap minat menjadi nasabah di Bank
Syariah Mandiri Cabang Medan.
2. Manfaat Penelitian.
Manfaat dari
penelitian ini adalah: a. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi
penulis untuk menerapkan teori-teori dan
literatur yang diperoleh di bangku kuliah kemudian memperdalam pengetahuan dan
memperluas cakrawala berpikir ilmiah
dalam bidang manajemen pemasaran.
7 b.
Bagi Perusahaan Sebagai bahan
masukan dalam pengambilan dan pembuatan keputusan perusahaan yang berhubungan dengan prosedur
pembiayaan dan diversifikasi produk dan
acuan bagiperusahaan dalam menentukan kebijakan
selanjutnya dalam perusahaan.
c. Bagi Peneliti Lain Sebagai masukan dan dapat digunakan sebagai
tambahan referensi untuk mendukung
penelitian yang sudah ada maupun penelitian dimasa yang akan datang.
F. Metode Penelitian 1.
Batasan Operasional Batasan
operasional dalam penelitian ini adalah: a.
Penelitian ini dibatasi hanya pada nasabah funding(pendanaan), yaitu orang yang mempunyai simpanan dibank baik
dalam bentuk tabungan, deposito ataupun
giro dan merupakan nasabah produk pembiayaan Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.
b. Penelitian ini hanya melihat variabel
prosedur pembiayaan dan diversifikasi
produk yang mempengaruhiminat menjadi nasabah di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.
2. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini, ada dua variabel
penelitian: a. Variabel bebas (X), yaitu variabel yang
nilainya tidak tergantung pada variabel
lain.
8 Adapun yang menjadi variabel bebas dari
penelitian ini adalah: 1. Variabel prosedur pembiayaan (X1), yaitu
gambaran sifat atau metode untuk
melaksanakan kegiatan pembiayaan.
2. Variabel diversifikasi produk (X2), yaitu
upaya untuk mencari dan mengembangkan
produk atau pasar yang baru atau keduanya dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan
penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas.
b. Variabel Terikat (Y), yaitu variabel yang
nilainya tergantung pada variabel lain.
Adapun yang menjadi variabel terikat adalah minat menjadi nasabah di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.
Tabel 1.2 Operasionalisasi Variabel Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala Ukur Variabel Prosedur Pembiayaan (X1) Gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan
kegiatan pembiayaan.
1. Sistem bagi
hasil yang lebih adil dan menentramkan.
2.Investasi untuk
bisnis yang halal dan baik.
3.Tidak adanya
sistem riba (bunga) dalam pembiayaan.
4.Pelaksanaan pembiayaan sesuai dengan prosedur pembiayaan yang disepakati.
5.Prosedur pembiayaannya tidak menyulitkan nasabah.
Likert Diversifikasi Produk (X2) Upaya untuk mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru atau keduanya dalam rangka 6.Produknya menarik, beragam dan inovatif.
7.Persentase nisbah
bagi hasil.
8.Kemudahankemudahan
produk dalam melakukan.
Likert 9 Variabel Definisi Variabel Indikator
Variabel Skala Ukur Variabel mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas transaksi.
9.Fitur-fitur
pendukung yang terdapat dalam produk Minat
Menjadi Nasabah di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan (Y) Keputusan
nasabah untuk menggunakan jasa Bank Syariah Mandiri Cabang Medan berdasarkan
variabel yang diteliti.
10. Karyawan
memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan para nasabah yang menggunakan jasa Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.
11. Sarana bank
yang lengkap serta menarik perhatian para nasabah.
12. Bank Syariah
Mandiri Cabang Medan memiliki pelayanan yang tepat waktu.
13. Para karyawan memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang bank.
14. Karyawan
memiliki penampilan yang menarik.
15. Adanya
prinsip-prinsip syariah dalam setiap praktik transaksi perbankan.
Likert Sumber: Pratama (2007), Hasanah (2007), dan
Ardiansyah (2005), dimodifikasi.
3. Skala Pengukuran Variabel Variabel yang diukur dalam penelitian ini
adalah variabel prosedur pembiayaan
yaitu gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan kegiatan pembiayaan dan variabel diversifikasi produk
yaitu upaya untuk mencari dan mengembangkan
produk atau pasar yang baru atau keduanya dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitasdan fleksibilitas.
Variabelvariabel ini diukur dengan menggunakan Skala Likert yaitu skala yang 10 berhubungan dengan pernyataan tentang
sikap seseorang terhadap sesuatu (Umar,
2007:69).
Menurut Sugiono
(2005:86), Skala Likert adalahalat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akandiberi
skor. Skala Likert menggunakan lima
tingkatan jawaban yang dapat berbentuk sebagai berikut: Tabel 1.3 Instrumen Skala Likert Range Pertanyaan Bobot 1 Sangat Setuju 5 2 Setuju 4 3 Kurang Setuju 3 4 Tidak Setuju 2 5 Sangat Tidak Setuju 1 4.
Tempat/Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian beradapada Kantor PT. Bank
Syariah Mandiri Jl.
Ahmad Yani No.100
Medan. Waktu penelitian dimulai sejak Maret 2008 sampai dengan Juli 2008.
Tabel 1.4 Jadwal Penelitian Kegiatan Bulan Maret April
Mei Juni Juli 2
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Persiapan pengajuan judul 2 Pengumpulan data 3
Penyusunan proposal 4 Penyempurnaan proposal 5 Seminar proposal 6 Riset 7 Penyusunan skripsi 11 5.
Populasi dan Sampel a. Populasi.
Populasi adalah
kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek transaksi atau kejadian dimana
kita tertarik untuk mempelajarinya atau
menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103).
Populasi dalam
penelitian ini adalah jumlah seluruh nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan, terhitung dari November
1999 sampai dengan Maret 2008 yang
berjumlah 160.512 orang b. Sampel Sampel adalah himpunan bagian dari unit
populasi. Penentuan jumlah sampel dilakukan
melalui teknik purposive samplingyaitu pemilihan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu.
Kriteria nasabah yang dijadikan sampel
adalah nasabah fundingdan merupakan
nasabah produk pembiayaan Bank Syariah
Mandiri Cabang Medan. Untuk menentukan ukuran
sampel dari populasi, digunakan metode Slovin (Umar, 2007:78), yaitu teknik pengambilan sampel dimanapeneliti
menentukan sampel dari populasi dengan
rumus: N
n = 1 + N e 2 Keterangan: n
= Ukuran sampel N =
Ukuran populasi e =
Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau
diinginkan (10 %).
Sehingga jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah: 12 N
160.512 n = = =
99,94 dibulatkan menjadi 100 sampel.
1 + N e 2 1+160.512 (0,1) 2 6.
Jenis dan Sumber Data Jenis data
yang digunakan adalah dataprimer dan data sekunder, yaitu: a. Data
Primer.
Data primer
merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh
peneliti.
b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber-sumber lain yang telah diolah
terlebih dahulu yaitu data dari Bank Syariah Mandiri Cabang Medan, buku-buku pendukung, skripsi, jurnal,
majalah, internet dan sebagainya.
7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan antara
lain: a.
Kuesioner Pengumpulan data dengan
cara mengajukan daftar pertanyaan kepada responden yang terpilih, yakni kepada nasabah
fundingdan merupakan nasabah produk
pembiayaan di BankSyariah Mandiri Cabang Medan .
b. Wawancara Mengadakan interview atauberdialog secara langsung
kepada pimpinan perusahaan dan para
karyawan di lokasi guna mengetahui serta
memperjelas data untuk bahan penulisan.
13 c.
Studi Pustaka Mengumpulkan dan
mempelajari informasi dan data-data yang diperoleh melalui buku, jurnal, internet yang menjadi
referensi pendukung.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum instrumen digunakan maka terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian.
Pengujian validitas
instrumen dilakukan pada 30 orang dengan menggunakan program SPSS 13.0 for
windowsdengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika
tabel hitung rr , maka penyataan
tersebut dinyatakan valid.
2. Jika tabel hitung rr , maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
Reliabel artinya
data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya konsisten bila digunakan peneliti lain. Pengujian
dilakukan dengan program SPSS 13.0 for
windows.
Butir pertanyaan
yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria
sebagai berikut: 1. Jika tabel
alpha rataupositifr maka pernyataan
reliabel.
2. Jika tabel
alpha ratau negatifr maka pernyataan
tidak reliabel.
9. Metode Analisis Data.
a. Metode Analisis Deskriptif.
Metode analisis
deskriptif merupakan metode analisis dengan cara data disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis
sehingga diperoleh gambaran tentang
masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil 14 perhitungan. Data diperoleh dari data
primer berupadaftar kuesioner yang telah
diisi oleh responden penelitian. Metode ini memberikan penjelasan serta penafsiran tentang besar kecilnya
hubungan yang ada antara prosedur pembiayaan
dan diversifikasi produk terhadap minat menjadi nasabah.
b. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi, agar
didapat perkiraan yang tidak bias dan
efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus
dipenuhi, yaitu: 1) Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui
apakah distribusi sebuah data mengikuti
atau mendekati distribusi normal (Situmorang et al, 2008: 55).
Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan
5% maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed)
diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang et
al, 2008: 62).
2) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas artinya varians
variabel independen adalah konstan
(sama) untuk setiap nilai tertentu
variabel independen (homokedastisitas).
Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas. Heterokedastisitas
diuji dengan menggunakan uji Glejser
dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen, maka ada indikasi
terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya 15 diatas tingkat kepercayaan 5% dapat
disimpulkan model regresi tidak mengarah
adanya heteroskedastisitas.
3). Uji
Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan
menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode sebelumnya.
Metode deteksi
terhadap autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin-Watson.
Kriteria
pengambilan keputusan dapat dilihat pada Tabel 1.5 Tabel 1.5 Keputusan Autokorelasi Hipotesis Nol
Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tolak No
decision Tolak No decision Tidak ditolak 0 < d <dl duddl 44 ddl dlddu 4 4 duddu 4 Sumber: Situmorang et al (2008: 86) 4). Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas artinya variabel
independen yang satu dengan yang lain
dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala
multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor)
melalui program SPSS.
Tolerance mengukur
variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
16 Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai
Tolerance> 0,1 atau nilai VIF < 5,
maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmotang et al, 2008: 104).
c. Metode Analisis Regresi Linear Berganda Metode analisis regresi linear berganda
berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan
variabel independent (prosedur pembiayaan dan diversifikasi produk) dengan variabel
dependent (minat menjadi nasabah).
Pengolahan data
akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu aplikasi Software SPSS 12.00 for Windows.
Rumusnya adalah
sebagai berikut: Y = a + b1X1+ b2X2+ e
(Umar, 2007:126) Keterangan: Y = Skor dimensi minat menjadi nasabah di BSM.
a = Konstanta.
b1,b2= Koefisien
Regresi Parsial.
X1= Skor dimensi
variabel prosedur pembiayaan.
X2 = Skor dimensi variabel diversifikasi produk.
e = Standar error.
Pengujian hipotesis
sebagai berikut: 1) Koefisien Determinasi (R 2 ) Identifikasi Determinan (R 2 ) berfungsi untuk
mengetahui signifikansi variabel, maka
harus dicari koefisien determinasi (R 2 ). Koefisien determinasi menunjukkan besarnya kontribusi
variabel independent 17 terhadap
variabel dependent. Semakin besar nilai keofisiensi determinasi (R 2 ), maka semakin baik
kemampuan variabel independent menerangkan
variabel dependent. Jika determinasi (R 2 ) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel independent adalah
besar terhadap variabel dependent. Hal ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel
independent yang ditelititerhadap variabel dependent.
Sebaliknya jika
determinasi (R 2 ) semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependent
semakin kecil.Hal ini berarti, model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan
pengaruh variabel independent terhadap
variabel dependent.
2) Uji F (Uji secara serentak).
Uji F (uji
serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama (serentak) berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap
variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) H0:
b1,b2= 0 Artinya tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan secara bersama-sama
dari seluruh variabelindependent terhadap variabel dependent.
b) Ha: b1,b2 ≠0 Artinya terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan secara bersamasama dari seluruh variabel independent terhadap
variabel dependent.
18 Kriteria Pengambilan Keputusan (KPK),
yaitu: H0 diterima jika F hitung < F
tabel Haditerima jika F hitung > F
tabel Pada tingkat kepercayaan 95%.
3) Uji t (Uji secara Parsial).
Test uji secara
parsial menguji setiap variabel independent apakah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap variabel dependent. Bentuk
pengujiannya adalah sebagai berikut: a) H0: b1,b2= 0 Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan dari
variabel independentterhadap variabel dependent.
b) Ha: b1,b2 ≠0 Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel
independent terhadap variabel dependent.
Dengan menggunakan
tingkat signifikan (α) 5% dan derajat kebebasan (n-2), kemudian dibandingkan dengan t hitung
yang diperoleh untuk menguji signifikan
pengaruh. Kriteria Pengambilan Keputusan (KPK) yaitu: H0diterima
jika t hitung < t tabel Artinya,
tidak ada pengaruh yang nyataantara variabel independent terhadap variabel dependent.
Haditerima jika t
hitung > t tabel Artinya, ada
pengaruh yang nyata antaravariabel independent terhadap variabel dependent.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi