BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dunia bisnis,
selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa. Institusi yang
dominan di masyarakat tersebut bagaimanapun
harus tetap mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama. Setiap keputusan yang dibuat dan
setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat
dalam kerangka tanggung jawab tersebut.
Dekade terakhir
ini, perusahaan, terutama perusahaan besar telah memberi pengaruh yang sangat besar kepada seluruh
aspek kehidupan masyarakat luas. Perusahaan,
pemerintah dan masyarakat luas adalah satu kesatuan yang saling bergantung satu sama lain.
Perusahaan-perusahaan memberikan peluang kerja, menyumbang pendapatan negara melalui pajak,
menyediakan kebutuhan masyarakat dengan
barang dan jasa. Pemerintah membuat peraturan-peraturan yang pada intinya memberikan perlindungan dan
jaminan kepada perusahaan.
Sedangkan
masyarakat membeli barang dan jasa, menyediakan tenaga kerja dan sebagainya. Jadi, jika kebijakan perusahaan
memberi pengaruh baik positif maupun
negatif kepada masyarakat, tindakan-tindakan masyarakat juga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan baik secara
langsung maupun tidak.
Saat ini yang
menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat adalah peningkatan kepekaandan
kepedulian perusahaan terhadap lingkungan
dan masalah etika. Masalah seperti kerusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat
produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan
ataupun bahaya bagi konsumenmenjadi berita utama dalam media massa. Peraturan pada beberapa negara mengenai
lingkungan hidup dan permasalahan sosial
semakin tegas, jugastandar dan hukum internasional dibuat untuk mempertegas hal-hal tersebut.
Seiring dengan
semakin besar dan luasnya pengaruh perusahaan terhadap kehidupan masyarakat, perusahaan sudah
seharusnya bertanggung jawab terhadap keseluruhan
lingkungan, baik internal maupun eksternal perusahaan. Dengan demikian setiap keputusan dan tindakan yang
diambil perusahaan harus mencerminkan
tanggung jawab perusahaan tersebut.
Telah banyak
perusahaan yang menyadari arti penting dari pertanggung jawaban sosial dan memasukkan tanggung jawab
sosial dalam isu strategis bisnis mereka.
Tidak jarang perusahaan memasukkan isu tanggung jawab sosial ke dalam visi dan misi perusahaan. Pertanggung
jawaban sosial ini lazim disebut sabagai
corporate social responsibility(CSR). Corporate social responsibility biasanya
dipahami sebagai cara sebuah perusahaan
dalam mencapai keseimbangan atau
integrasi dari ekonomi, environmentatau lingkungan dan persoalan-persoalan sosial dan dalam waktu
yang sama bisa memenuhi harapan dari
shareholdersmaupun stakeholders(www.wikipedia.com).
Pengaruh globalisasi
dan internasionalisasi juga memaksa perusahaan untuk dapat menerapkan fungsi tanggung jawab
sosial perusahaan. Bentuk globalisasi
dan internasionalisasi ini dapat berupa tekanan dari pihak ketiga (distributor, pembeli, client, dan shareholder)
yang menjadi bagian atau mitra kerja
dari perusahaan lokal. Mereka dapat menetapkan suatu kondisi yang harus diikuti oleh perusahaan lokal dalam memenuhi
tanggung jawab sosialnya. Kondisi ini
biasanya dialami oleh perusahaan yang
berada di negara miskin dan berkembang
yang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi kepada investor dari negara maju.
Berdasarkan riset
yang dilakukan oleh United States-based Business for Social Responsibility(BSR) pada tahun 2002, banyak
sekali keuntungan yang didapatkan oleh
perusahaanyang telah mempraktekkan
corporate social responsibilityantara
lain (www.wikipedia.com): 1. Meningkatkan kinerja keuangan 2.
Mengurangi biaya operasional 3. Meningkatkan brand imagedan reputasi
perusahaan 4. Meningkatkan penjualan dan loyalitas
pelanggan Apabila dikembangkan dengan
baik, program corporate social responsibilityakan menciptakan suatu kaitan
emosional antara masyarakat dengan perusahaan
yang nantinyaakan berdampak pada brand awareness, dan lamakelamaan akan
berkembang menjadi brand loyaltyyang akan menciptakan ekuitas merek yang menguntungkan bagi perusahaan
(Temporal dan Trott, 2005:37).
Kekuatan merek juga
bisa dibangun melalui kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan dengan penjualan. Brand imageyang
tinggi dapat dibangun melalui kegiatan-kegiatan
yang terangkum dalam corporate sosial
responsibility.
Kegiatan-kegiatan
ini memang tidak secara langsung akan menaikkan penjualan akan tetapi apabila dilakukan secara tepat,
jitu dan menyentuh kepentingankepentingan sosial dari masyarakat yang sedang
menghadapi kesulitan maka brand
imageakan cepat meningkat.
Corporate social
responsibility(CSR) bagi kalangan dunia usaha bukan lagi menjadi persoalan cost center, namun sudah menjadi bagian
dari profit center, sebab program CSR kini sudah
terintegrasi dengan strategi bisnis dan marketing.
Pola CSR yang dikemas dengan pola marketingyang cerdas akan meningkatkan kinerja pemasaran dan
penjualannya. Salah satu perusahaan besar yang telah menerapkan corporate social
responsibilityselama bertahun-tahun adalah
Unilever. Unilever telah membuat program CSR dengan baik dan sistematis. Bahkan telah memasukkan
unsur-unsur tanggung jawab sosial dalam visi
dan misi perusahaan. Misi Unilever adalah untuk menambahkan vitalitas dalam kehidupan. Unilever memenuhi kebutuhan
masyarakat akan nutrisi, kebersihan, dan
perawatan pribadi dengan menyediakan produk-produk yang akan membantu masyarakat untuk merasa, melihat dan
menjadi lebih baik dalam kehidupan. Pada
tahun 2007 Unilever memperoleh penghargaan dalam Anugrah Businnes Review 2007 yang diselenggarakan oleh
majalah Business Review sebagai
perusahaan yang paling suksesdan serius menjalankan CSR.
(www.unilever.com).
Produk-produk dari
Unilever yang terdiri dari consumer goods telah tersebar di seluruh dunia dengan total
penjualan lebih dari 27 juta Euro, 29% disumbang
dari penjualan produk mereka di Asia dan Afrika (www.unilever.com). Di Indonesia, salah satu
produk Unilever yang menjadi pemimpin
pasar adalah Lifebuoy. Berikut adalah penghargaan yang pernah diraih oleh Lifebouy (2005 – 2007): Tabel 1.
Penghargaan yang
diraih Lifebouy (2005 – 2007) Tahun
Jenis Penghargaan 2005 1st Indonesia Packaging Consumer Branding
Awards 202006 Indonesian Customer
Satisfaction Award (ICSA) 2007 The Most Powerful Distribution Performance 202007 PR Program & PR People of the Year Sumber: www.unilever.com, 20Tahun 2008 sekali
lagi Majalah MARKETING bekerja sama dengan Frontier Consulting Group mengeluarkan
merek-merek yang termasuk kategori Top
Branddan Lifebouy merupakan peraih peringkat pertama dalam kategori perawatan pribadi untuk merek sabun
mandidengan Top Brand Index mencapai 43%.
Tabel 1.
Top Brand Index
Sabun Mandi 20MEREK TOP BRAND INDEX Lifebouy 43,0% Lux 23,2% Nuvo 8,2% Giv 8,0% Shinzu’i 2,9% Dettol 2,6% Harmony 2,5% Medicare
1,5% Sumber: Majalah Marketing, Vol 1,
2008.
Perlindungan dan
kebersihan adalah komitmen Lifebuoy untuk masyarakat. Oleh karena itu, sejak
bertahun-tahun yang lalu Lifebuoy telah membuat
program-program pertanggungjawaban sosial untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada masyarakat
tentang arti penting menjaga kebersihan.
Program-program yang telah dilakukan oleh Lifebuoy antara lain, kampanye membudayakan mencuci tangan dengan sabun,
kampanye kebersihan lingkungan,
menyumbang sarana MCK untuk masyarakat miskin, menyumbang sarana kebersihan untuk sekolah-sekolah dalam
program“berbagi sehat” yang pada intinya
mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan untuk menjaga kebersihan.
Pihak Lifebuoy
sejak 2004 menggelar kampanye pentingnya cuci tangan pakai sabun. Bersama Koalisi untuk Indonesia
Sehat (KuIS) membangun sarana sanitasi
untuk 200 keluarga di daerah pinggiran Makassar dan membangun 1.2unit jamban
untuk masyarakat Purbalingga, Jawa Tengah. Bagi sebagian politisi cuci tangan dan jamban adalah urusanremeh,
namun Lifebuoy terus melanjutkan kampanye
cuci tangan pakai sabun pada 2006. Kali ini ditujukan pada pos pelayanan terpadu (posyandu), sekolah-sekolah
dan tempat umum seperti restoran,
stasiun, dan food court. Program ini
makin melebar dengan pembangunan sarana
sanitasi di sejumlahSD di Purwakarta bersama Yayasan Nurani Dunia dan di Yogyakarta menggandeng
Integrated Health Promotion Program
(IHPP). Selain itu, mereka menggelar acara Gugur Gunung untuk Yogya Sehat dan Bersih di Malioboro Yogyakarta.
Kegiatan corporate
social responsibilitymerupakan salah satu alternatif yang inovatif dan sulit ditiru oleh kompetitor
dalam membina hubungan baik dengan
konsumen (consumer relationship), karena setiap perusahaan mempunyai strategi sendiri-sendiri dalam penerapan
program corporate social responsibility.
Meskipun telah
banyak penelitian yang menyebutkan bahwa program corporate social responsibilitymendatangkan banyak
keuntungan bagi perusahaan dan membawa
efek yang positif bagi masyarakat, tetapi apakah perilaku pembelian konsumen akan terpengaruh oleh
program-program corporate social responsibility? Begitu juga dengan kegiatan
corporate social responsibility yang telah
dilakukan oleh Lifebuoy yang diintegrasikan ke dalam bauran pemasaran (khususnya bauran promosi) seperti yang telah
disebutkan dalam bagian latar belakang
dalam penelitian ini. Akan tetapi perusahaan perlu mengetahui apakah program corporate social responsibilityyang
telah mereka lakukan membawa dampak yang
signifikan terhadap perilaku konsumen terutama loyalitas merek? Atas dasar itulah penulis bermaksud untuk
mengetahui bagaimanakah respon konsumen
terhadap kegiatan corporate social responsibilityyang dilakukan Lifebuoy dan apakah kegiatan corporate social
responsibilityyang dilakukan oleh Lifebuoy
ini membawa efek langsung terhadap perilaku pembelian konsumen dengan melakukan penelitian yang berjudul
PENGARUH SIKAP KONSUMEN TENTANG
PENERAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) TERHADAP BRAND
LOYALTYSABUN MANDI LIFEBUOY. Penelitian
dilakukan dengan melakukan survei terhadap mahasiswa Fakultas Ekonomi .
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang
penelitian ini maka perumusan masalah
yang akan dikaji adalah sebagai berikut: ”Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara sikap
konsumen tentang penerapan program
corporate social responsibilityterhadap brand loyaltysabun mandi Lifebuoy?” C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual Corporate Social Responsibilities(CSR) adalah
kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan
perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat luas dan lingkungan.
Sikap pada
penerapan program corporate social responsibilityterdiri dari: 1.
Komponen kognitif, yaitu berupa kepercayaan (beliefs) konsumen terhadap motivasi dan kesesuaian (fit)
program corporate social responsibilityyang dilakukan oleh Lifebuoy.
2. Komponen afektif, yaitu berupa perasaan
(senang atau tidak senang) konsumen pada
penerapan program corporate social responsibilityyang dilakukan oleh Lifebuoy.
3. Komponen konatif, yaitu menggambarkan
kecendrungan dari seseorang untuk
melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan penerapan program corporate social responsibility.
Oliver dalam
Tjiptono (2005:387) mengemukakan bahwa loyalitas merek adalah komitmen yang dipegang teguh untuk
membeli ulang atau berlangganan dengan
produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang, sehingga menimbulkan pembelian merek yang sama secara
berulang meskipun pengaruh situasional
dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek.
Berdasarkan teori
tesebut, dapatlah dibuat skema sistematis kerangka konseptual penelitian, yaitu: Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian Sumber: diolah oleh penulis (2008) 2. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya
sementara atas rumusan masalah, yang
kebenarannya akan diuji dalam pengajian hipotesis (Sugiyono, 2003:306). Berdasarkan perumusan masalah, maka
hipotesis penelitian ini adalah: “Terdapat
pengaruh yang signifikan dan positif antara sikap konsumen tentang penerapan program corporate social
responsibility terhadap brand loyaltysabun
mandi Lifebuoy”.
D. Tujuan dan
Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai peneliti: Untuk mengetahui dan menganalisispengaruh
sikap konsumen dalam penerapan program
corporate social responsibilityterhadap brand loyalty sabun mandi Lifebouy.
2. Manfaat
Penelitian a. Bagi penulis Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta
sebagai sarana untuk latihan berpikir
secara logis dan sistematis.
Sikap Konsumen pada
Penerapan Program CSR Lifebouy (X) Brand Loyalty (Y) b. Bagi perusahaan 1. Sebagai bahan referensi bagi perusahaan
untuk mengetahui apakah penerapan
program corporate social responsibilitymempengaruhi perilaku pembelian konsumen.
2. Sebagai bahan
pertimbangan bagi perusahaan untuk mengembangkan program corporate social responsibility.
c. Bagi peneliti
lain Sebagai bahan pertimbangan bagi
peneliti lain yang berminat untuk melakukan
penelitian di bidang yang sama.
E. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Penelitian yang baik adalah penelitian yang
dilakukan secara terfokus dan mendalam.
Agar penelitian dapat dilakukan secara terfokus, maka tidak semua masalah akan diteliti. Untuk itu
diperlukan batasan, variabel apa saja yang
akan diteliti serta bagaimana hubungan variabel tersebut dengan variabel yang lain. Penelitian ini hanya
dibatasi mengenai sikap konsumen pada
corporate social responsibilityyang telah dilakukan oleh Lifebuoy dan pengaruhnya terhadap brand loyaltysabun mandi
Lifebuoy.
2. Definisi
Operasional Variabel Dalam penelitian
ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu variabel bebas (independent
variable) dan variabel terikat (dependent
variable). Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: a. Sikap pada penerapan program corporate
social responsibility(X) yaitu berkaitan
dengan tindakan dan jugaperasaan konsumen terhadap penerapan program Corporate Social
Responsibilityyang dilakukan oleh
Lifebouy yang terdiri dari: 1. Komponen
kognitif, yaitu berupa kepercayaan (beliefs) konsumen terhadap motivasi dan kesesuaian (fit) program
corporate social responsibilityyang
dilakukan oleh Lifebuoy.
2. Komponen
afektif, yaitu berupa perasaan (senang atau tidak senang) konsumen pada penerapan program corporate
social responsibility yang dilakukan oleh Lifebuoy.
3. Komponen
konatif, yaitu menggambarkan kecendrungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu
yang berkaitan dengan penerapan program
Corporate Social Responsibility.
b. Brand Loyalty(Y)
yaitu komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan produk/jasa
yang disukai secara konsisten di masa
mendatang, sehingga menimbulkan pembelian merek yang sama secara berulang meskipun pengaruh
situasional dan upaya pemasaran
berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek.
Tabel 1.
Operasional
Variabel Variabel Definisi Indikator Skala Sikap Konsumen
(X) Sikap konsumen yaitu berkaitan dengan tindakan dan juga perasaan konsumen terhadap penerapan program Corporate Social Responsibilityyang dilakukan oleh Lifebouy yang terdiri dari: komponen kognitif (belief) dan komponen afektif (perasaan), dan komponen konatif.
a. Kognitif (kepercayaan) b. Afektif (perasaan) c. Konatif (tindakan) Likert Brand
Loyalty(Y) Brand loyaltyyaitu komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang, sehingga menimbulkan pembelian merek yang sama secara berulang meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek..
a. Faktor tingkat
harga (price premium) b. Faktor keyakinan pilihan produk c. Faktor menyukai merek (liking the brand) d. Faktor kebiasaan (habitual buying) e. Word of mouth Likert Sumber:
Setiadi (2003:3), Durianto (2001:28) (Diolah oleh penulis) 3. Pengukuran Variabel Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala
Likert sebagai alat untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsiseseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006:86).
Peneliti memberikan lima alternatif
jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 untuk keperluan analisis kuantitatif
penelitian, yang dapat dilihat pada
Tabel 1.3 berikut ini: Tabel 1.
Instrumen Skala
Likert No Alternatif Jawaban Skor 1.
Sangat Setuju 2. Setuju
3. Netral 4.
Tidak Setuju 5.
Sangat Tidak Setuju 4. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah Fakultas Ekonomi , Jl. Prof. T.M. Hanafiah, S.H. No.1. Waktu
penelitian dilakukan mulai Juni sampai
dengan Agustus 2008.
5. Populasi dan
Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program S-1 angkatan 2005 – 2007 yang menggunakan sabun mandi Lifebouy.
Adapun jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Program S- angkatan 2005 – 2007 saat ini
adalah sebanyak 1693 orang.
Tabel 1.
Jumlah Mahasiswa FE
USU Program S-1 Angkatan 2005 - 20Angkatan
Departemen Eko.
Pembangunan Manajemen Akuntansi 2005 112
230 22006 113 217 22007
122 239
2Jumlah 347 686 6Total
16Sumber: Fakultas Ekonomi USU, Maret 2008 (diolah) b. Sampel Menurut Fraenkel dan Wallen dalam Widayat
(2002:60) besar sampel minimum untuk
penelitian deskriptif adalah sebanyak 100 orang.
Teknik pengambilan
sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
Adapun kriteria
orang yang akan dijadikan sampel adalah mereka yang telah membeli sabun mandi Lifebouy sebanyak 3
kali dalam 3 bulan terakhir dan
mengetahui tentang hal penerapan program
CSR dari Lifebouy.
6. Teknik
Pengumpulan Data 1. Daftar Pertanyaan
(questionnaire) Questionnaire merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab.
2. Wawancara
(interview) Dalam hal ini peneliti
melakukan wawancara melalui tatap muka dengan responden. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaanyang telah
dipersiapkan terlebih dahulu atau sering
disebut dengan interview guide.
3. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan
mengambil data literatur terkait dan
sumber-sumber lain yang dianggap dapat memberikan
informasi mengenai penelitian ini seperti majalah dan internet.
7. Jenis dan Sumber
Data Penelitian ini menggunakan dua
jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari responden
yang terpilih pada lokasi penelitian.
Data primer
diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan dan wawancara.
b. Data Sekunder Data yang diperoleh melalui studidokumentasi
dengan mempelajari berbagai tulisan
melalui buku, jurnal, majalah, dan juga internet untuk mendukung penelitian ini.
8. Metode Analisis
Data a. Metode Analisis Deskriptif Metode ini merupakan suatu metodeanalisis
dimana data yang dikumpulkan mula-mula
disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaranyang jelas
mengenai perusahaan dan masalah yang
sedang diteliti.
b. Metode Analisis
Statistik 1) Uji Validitas dan Reliabilitas Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian
yang bermutu dan baik sudah semestinya
jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak
diperlukan, lalu alat-alat yang digunakan
juga harus dalam kondisi yang baik pula. Oleh karena itulah seringkali sebelum penelitian
dilakukan, alat-alat yang digunakan
diterapkan terlebih dahulu. Tidak lain dan tidak bukan, supaya data yang diperoleh valid dan reliable.
a) Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan dengan
menggunakan program SPSS versi 13,
dengan kriteria sebagai berikut: (1) Jika
rhitung > rtabel , maka pertanyaan dinyatakan valid.
(2) Jika rhitung
< rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
b) Uji Reliabilitas
Pengujian dilakukan dengan menggunakan
program SPSS versi 13, butir pertanyaan
yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria
sebagai berikut: (1) Ghozali dalam
Situmorang (2008:40) mengemukakan bahwa pertanyaan
dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
2) Analisis
Tabulasi Sederhana Analisis ini
bertujuan untuk melihat persentase responden dalam memilih kategori tertentu. Dalam analisis
tabulasi sederhana ini, data yang
diperoleh diolah ke dalam bentuk persentase menggunakan rumus sebagai berikut: P = ×
100% Dimana: P =
persentase responden yang memilih kategori tertentu fi = jumlah responden yang memilih kategori
tertentu Σfi= banyaknya jumlah responden
3)
Crosstabulation Crosstabulation
(tabulasi silang) bertujuan untuk menyajikan data dalam bentuk tabulasi, yang meliputi baris dan
kolom (Suliyanto, 2005:120). Analisis
crosstabulationmerupakan analisis dasar untuk hubungan antar variabel kategori (nominal atau
ordinal). (Suliyanto, 2005:120).
4) Analisis Regresi Sederhana Digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan
dan pengaruh variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y). untuk memperoleh
hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 13 dengan
rumus: Y = a + bX + e Dimana: Y = brand loyalty terhadap sabun mandi
Lifebouy a =
konstanta b = koefisien regresi X = sikap konsumen dalam penerapan program
corporate social responsibility e = standard error 5) Uji t (Uji Parsial) Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial
apakah ada pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Bentuk pengujiannya
yaitu: Ho : bi = 0 (variabel bebas
secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat).
Ha : bi ≠0
(variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat).
Nilai T hitungakan
dibandingkan dengan nilai Ttabel . Kriteria pengambilan keputusan, yaitu: Ho
diterima bila Thitung< Ttabel pada α= 5% Ho
ditolak bila Thitung> Ttabel pada α=
5% 6) Pengujian Koefisien Determinan (R )
Determinan digunakan untuk melihat
seberapa besar pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R ) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1
(satu), (0 ≤R ≤1). Hal ini berarti bila
R = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabelterikat, dan bila R mendekati
1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Download lengkap Versi Word
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi