Sabtu, 22 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH SIKAP KONSUMEN TENTANG PENERAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP BRAND LOYALTYSABUN MANDI LIFEBUOY PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI



    BAB I  PENDAHULUAN   
A. Latar Belakang Penelitian  
Dunia bisnis, selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi  institusi paling berkuasa. Institusi yang dominan di masyarakat tersebut  bagaimanapun harus tetap mengambil tanggung jawab untuk kepentingan  bersama. Setiap keputusan yang dibuat dan setiap tindakan yang diambil haruslah  dilihat dalam kerangka tanggung jawab tersebut.

Dekade terakhir ini, perusahaan, terutama perusahaan besar telah memberi  pengaruh yang sangat besar kepada seluruh aspek kehidupan masyarakat luas. Perusahaan, pemerintah dan masyarakat luas adalah satu kesatuan yang saling  bergantung satu sama lain. Perusahaan-perusahaan memberikan peluang kerja,  menyumbang pendapatan negara melalui pajak, menyediakan kebutuhan  masyarakat dengan barang dan jasa. Pemerintah membuat peraturan-peraturan  yang pada intinya memberikan perlindungan dan jaminan kepada perusahaan.
Sedangkan masyarakat membeli barang dan jasa, menyediakan tenaga kerja dan  sebagainya. Jadi, jika kebijakan perusahaan memberi pengaruh baik positif  maupun negatif kepada masyarakat, tindakan-tindakan masyarakat juga dapat  mempengaruhi kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak.
Saat ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam  masyarakat adalah peningkatan kepekaandan kepedulian perusahaan terhadap  lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti kerusakan lingkungan, perlakuan  tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak  nyamanan ataupun bahaya bagi konsumenmenjadi berita utama dalam media      massa. Peraturan pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan  permasalahan sosial semakin tegas, jugastandar dan hukum internasional dibuat  untuk mempertegas hal-hal tersebut.
Seiring dengan semakin besar dan luasnya pengaruh perusahaan terhadap  kehidupan masyarakat, perusahaan sudah seharusnya bertanggung jawab terhadap  keseluruhan lingkungan, baik internal maupun eksternal perusahaan. Dengan  demikian setiap keputusan dan tindakan yang diambil perusahaan harus  mencerminkan tanggung jawab perusahaan tersebut.
Telah banyak perusahaan yang menyadari arti penting dari pertanggung  jawaban sosial dan memasukkan tanggung jawab sosial dalam isu strategis bisnis  mereka. Tidak jarang perusahaan memasukkan isu tanggung jawab sosial ke  dalam visi dan misi perusahaan. Pertanggung jawaban sosial ini lazim disebut  sabagai corporate social responsibility(CSR). Corporate social responsibility biasanya dipahami sebagai cara  sebuah perusahaan dalam mencapai  keseimbangan atau integrasi dari ekonomi, environmentatau lingkungan dan  persoalan-persoalan sosial dan dalam waktu yang sama bisa memenuhi harapan  dari shareholdersmaupun stakeholders(www.wikipedia.com).
Pengaruh globalisasi dan internasionalisasi juga memaksa perusahaan  untuk dapat menerapkan fungsi tanggung jawab sosial perusahaan. Bentuk  globalisasi dan internasionalisasi ini dapat berupa tekanan dari pihak ketiga  (distributor, pembeli, client, dan shareholder) yang menjadi bagian atau mitra  kerja dari perusahaan lokal. Mereka dapat menetapkan suatu kondisi yang harus  diikuti oleh perusahaan lokal dalam memenuhi tanggung jawab sosialnya. Kondisi  ini biasanya dialami oleh perusahaan  yang berada di negara miskin dan      berkembang yang memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi kepada investor  dari negara maju.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh United States-based Business for  Social Responsibility(BSR) pada tahun 2002, banyak sekali keuntungan yang  didapatkan oleh perusahaanyang telah mempraktekkan  corporate social  responsibilityantara lain (www.wikipedia.com):  1.  Meningkatkan kinerja keuangan  2.  Mengurangi biaya operasional  3.  Meningkatkan brand imagedan reputasi perusahaan  4.  Meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan  Apabila dikembangkan dengan baik, program  corporate social  responsibilityakan menciptakan suatu kaitan emosional antara masyarakat dengan  perusahaan yang nantinyaakan berdampak pada brand awareness, dan lamakelamaan akan berkembang menjadi brand loyaltyyang akan menciptakan ekuitas  merek yang menguntungkan bagi perusahaan (Temporal dan Trott, 2005:37).
Kekuatan merek juga bisa dibangun melalui kegiatan-kegiatan yang tidak  berhubungan dengan penjualan. Brand imageyang tinggi dapat dibangun melalui  kegiatan-kegiatan yang terangkum dalam  corporate sosial responsibility.
Kegiatan-kegiatan ini memang tidak secara langsung akan menaikkan penjualan  akan tetapi apabila dilakukan secara tepat, jitu dan menyentuh kepentingankepentingan sosial dari masyarakat yang sedang menghadapi kesulitan maka  brand imageakan cepat meningkat.
Corporate social responsibility(CSR) bagi kalangan dunia usaha bukan  lagi menjadi persoalan  cost center, namun sudah menjadi bagian dari  profit      center, sebab program CSR kini sudah terintegrasi dengan strategi bisnis dan  marketing. Pola CSR yang dikemas dengan pola marketingyang cerdas akan  meningkatkan kinerja pemasaran dan penjualannya. Salah satu perusahaan besar  yang telah menerapkan corporate social responsibilityselama bertahun-tahun  adalah Unilever. Unilever telah membuat program CSR dengan baik dan  sistematis. Bahkan telah memasukkan unsur-unsur tanggung jawab sosial dalam  visi dan misi perusahaan. Misi Unilever adalah untuk menambahkan vitalitas  dalam kehidupan. Unilever memenuhi kebutuhan masyarakat akan nutrisi,  kebersihan, dan perawatan pribadi dengan menyediakan produk-produk yang akan  membantu masyarakat untuk merasa, melihat dan menjadi lebih baik dalam  kehidupan. Pada tahun 2007 Unilever memperoleh penghargaan dalam Anugrah  Businnes Review 2007 yang diselenggarakan oleh majalah Business Review  sebagai perusahaan yang paling suksesdan serius menjalankan CSR.
(www.unilever.com).
Produk-produk dari Unilever yang terdiri dari consumer goods telah  tersebar di seluruh dunia dengan total penjualan lebih dari 27 juta Euro, 29%  disumbang dari penjualan produk mereka di Asia dan Afrika  (www.unilever.com). Di Indonesia, salah satu produk Unilever yang menjadi  pemimpin pasar adalah Lifebuoy. Berikut adalah penghargaan yang pernah diraih  oleh Lifebouy (2005 – 2007):      Tabel 1.
Penghargaan yang diraih Lifebouy (2005 – 2007)  Tahun Jenis Penghargaan  2005  1st Indonesia Packaging Consumer Branding Awards 202006  Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA)  2007  The Most Powerful Distribution Performance 202007  PR Program & PR People of the Year  Sumber: www.unilever.com, 20Tahun 2008 sekali lagi Majalah MARKETING bekerja sama dengan  Frontier Consulting Group mengeluarkan merek-merek yang termasuk kategori  Top Branddan Lifebouy merupakan peraih peringkat pertama dalam kategori  perawatan pribadi untuk merek sabun mandidengan Top Brand Index mencapai  43%.
Tabel 1.
Top Brand Index Sabun Mandi 20MEREK  TOP BRAND INDEX  Lifebouy 43,0%  Lux 23,2%  Nuvo 8,2% Giv 8,0%  Shinzu’i 2,9% Dettol 2,6% Harmony 2,5% Medicare 1,5%   Sumber: Majalah Marketing, Vol 1, 2008.
Perlindungan dan kebersihan adalah komitmen Lifebuoy untuk  masyarakat. Oleh karena itu, sejak bertahun-tahun yang lalu Lifebuoy telah  membuat program-program pertanggungjawaban sosial untuk memberikan  pengertian dan pemahaman kepada masyarakat tentang arti penting menjaga      kebersihan. Program-program yang telah dilakukan oleh Lifebuoy antara lain,  kampanye membudayakan mencuci tangan dengan sabun, kampanye kebersihan  lingkungan, menyumbang sarana MCK untuk masyarakat miskin, menyumbang  sarana kebersihan untuk sekolah-sekolah dalam program“berbagi sehat” yang  pada intinya mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan untuk menjaga  kebersihan.
Pihak Lifebuoy sejak 2004 menggelar kampanye pentingnya cuci tangan  pakai sabun. Bersama Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS) membangun sarana  sanitasi untuk 200 keluarga di daerah pinggiran Makassar dan membangun 1.2unit jamban untuk masyarakat Purbalingga, Jawa Tengah. Bagi sebagian politisi  cuci tangan dan jamban adalah urusanremeh, namun Lifebuoy terus melanjutkan  kampanye cuci tangan pakai sabun pada 2006. Kali ini ditujukan pada pos  pelayanan terpadu (posyandu), sekolah-sekolah dan tempat umum seperti  restoran, stasiun, dan  food court. Program ini makin melebar dengan  pembangunan sarana sanitasi di sejumlahSD di Purwakarta bersama Yayasan  Nurani Dunia dan di Yogyakarta menggandeng Integrated Health Promotion  Program (IHPP). Selain itu, mereka menggelar acara Gugur Gunung untuk Yogya  Sehat dan Bersih di Malioboro Yogyakarta.
Kegiatan corporate social responsibilitymerupakan salah satu alternatif  yang inovatif dan sulit ditiru oleh kompetitor dalam membina hubungan baik  dengan konsumen (consumer relationship), karena setiap perusahaan mempunyai  strategi sendiri-sendiri dalam penerapan program corporate social responsibility.
Meskipun telah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa program corporate  social responsibilitymendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan dan      membawa efek yang positif bagi masyarakat, tetapi apakah perilaku pembelian  konsumen akan terpengaruh oleh program-program  corporate social  responsibility? Begitu juga dengan kegiatan corporate social responsibility yang  telah dilakukan oleh Lifebuoy yang diintegrasikan ke dalam bauran pemasaran  (khususnya bauran promosi) seperti yang telah disebutkan dalam bagian latar  belakang dalam penelitian ini. Akan tetapi perusahaan perlu mengetahui apakah  program corporate social responsibilityyang telah mereka lakukan membawa  dampak yang signifikan terhadap perilaku konsumen terutama loyalitas merek?  Atas dasar itulah penulis bermaksud untuk mengetahui bagaimanakah respon  konsumen terhadap kegiatan corporate social responsibilityyang dilakukan  Lifebuoy dan apakah kegiatan corporate social responsibilityyang dilakukan oleh  Lifebuoy ini membawa efek langsung terhadap perilaku pembelian konsumen  dengan melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH SIKAP KONSUMEN  TENTANG PENERAPAN PROGRAM  CORPORATE SOCIAL  RESPONSIBILITY(CSR) TERHADAP BRAND LOYALTYSABUN MANDI  LIFEBUOY. Penelitian dilakukan dengan melakukan survei terhadap mahasiswa  Fakultas Ekonomi .
B.  Perumusan Masalah  Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian ini maka perumusan  masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut: ”Apakah terdapat pengaruh  yang signifikan dan positif antara sikap konsumen tentang penerapan  program corporate social responsibilityterhadap brand loyaltysabun mandi  Lifebuoy?”      C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis  1. Kerangka Konseptual  Corporate Social Responsibilities(CSR) adalah kegiatan-kegiatan sosial  yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap  masyarakat luas dan lingkungan.
Sikap pada penerapan program corporate social responsibilityterdiri dari:  1.  Komponen kognitif, yaitu berupa kepercayaan (beliefs) konsumen  terhadap motivasi dan kesesuaian (fit) program  corporate social  responsibilityyang dilakukan oleh Lifebuoy.
2.  Komponen afektif, yaitu berupa perasaan (senang atau tidak senang)  konsumen pada penerapan program corporate social responsibilityyang  dilakukan oleh Lifebuoy.
3.  Komponen konatif, yaitu menggambarkan kecendrungan dari seseorang  untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan penerapan  program corporate social responsibility.
Oliver dalam Tjiptono (2005:387) mengemukakan bahwa loyalitas merek  adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan  dengan produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang, sehingga  menimbulkan pembelian merek yang sama secara berulang meskipun pengaruh  situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek.
Berdasarkan teori tesebut, dapatlah dibuat skema sistematis kerangka  konseptual penelitian, yaitu:      Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian  Sumber: diolah oleh penulis (2008)  2. Hipotesis  Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara atas rumusan  masalah, yang kebenarannya akan diuji dalam pengajian hipotesis (Sugiyono,  2003:306). Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah:  “Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara sikap konsumen  tentang penerapan program corporate social responsibility terhadap brand  loyaltysabun mandi Lifebuoy”.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian  1. Tujuan Penelitian  Tujuan yang ingin dicapai peneliti:  Untuk mengetahui dan menganalisispengaruh sikap konsumen dalam  penerapan program corporate social responsibilityterhadap brand loyalty sabun mandi Lifebouy.
2. Manfaat Penelitian  a. Bagi penulis  Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai sarana untuk  latihan berpikir secara logis dan sistematis.
Sikap Konsumen pada Penerapan  Program CSR Lifebouy (X)  Brand Loyalty (Y)     b. Bagi perusahaan  1. Sebagai bahan referensi bagi perusahaan untuk mengetahui apakah  penerapan program corporate social responsibilitymempengaruhi  perilaku pembelian konsumen.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengembangkan  program corporate social responsibility.
c. Bagi peneliti lain  Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang berminat untuk  melakukan penelitian di bidang yang sama.
E.  Metode Penelitian  1. Batasan Operasional  Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus  dan mendalam. Agar penelitian dapat dilakukan secara terfokus, maka tidak  semua masalah akan diteliti. Untuk itu diperlukan batasan, variabel apa saja  yang akan diteliti serta bagaimana hubungan variabel tersebut dengan  variabel yang lain. Penelitian ini hanya dibatasi mengenai sikap konsumen  pada corporate social responsibilityyang telah dilakukan oleh Lifebuoy dan  pengaruhnya terhadap brand loyaltysabun mandi Lifebuoy.
2. Definisi Operasional Variabel  Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok  besar, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat  (dependent variable). Definisi operasional untuk masing-masing variabel  adalah sebagai berikut:     a. Sikap pada penerapan program corporate social responsibility(X) yaitu  berkaitan dengan tindakan dan jugaperasaan konsumen terhadap  penerapan program Corporate Social Responsibilityyang dilakukan  oleh Lifebouy yang terdiri dari:  1. Komponen kognitif, yaitu berupa kepercayaan (beliefs) konsumen  terhadap motivasi dan kesesuaian (fit) program corporate social  responsibilityyang dilakukan oleh Lifebuoy.
2. Komponen afektif, yaitu berupa perasaan (senang atau tidak senang)  konsumen pada penerapan program corporate social responsibility yang dilakukan oleh Lifebuoy.
3. Komponen konatif, yaitu menggambarkan kecendrungan dari  seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan  penerapan program Corporate Social Responsibility.
b. Brand Loyalty(Y) yaitu komitmen yang dipegang teguh untuk membeli  ulang atau berlangganan dengan produk/jasa yang disukai secara  konsisten di masa mendatang, sehingga menimbulkan pembelian merek  yang sama secara berulang meskipun pengaruh situasional dan upaya  pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek.
   Tabel 1.
Operasional Variabel  Variabel Definisi  Indikator Skala  Sikap  Konsumen  (X)  Sikap konsumen  yaitu berkaitan  dengan tindakan dan  juga perasaan  konsumen terhadap  penerapan program  Corporate Social  Responsibilityyang  dilakukan oleh  Lifebouy yang terdiri  dari: komponen  kognitif (belief) dan  komponen afektif  (perasaan), dan  komponen konatif.
a. Kognitif  (kepercayaan)  b. Afektif  (perasaan)  c. Konatif  (tindakan)  Likert  Brand  Loyalty(Y)  Brand loyaltyyaitu  komitmen yang  dipegang teguh untuk  membeli ulang atau  berlangganan dengan  produk/jasa yang  disukai secara  konsisten di masa  mendatang, sehingga  menimbulkan  pembelian merek  yang sama secara  berulang meskipun  pengaruh situasional  dan upaya pemasaran  berpotensi  menyebabkan  perilaku beralih  merek..
a. Faktor tingkat harga  (price premium)  b. Faktor keyakinan  pilihan produk  c. Faktor menyukai  merek (liking the  brand) d. Faktor kebiasaan  (habitual buying)  e. Word of mouth  Likert  Sumber: Setiadi (2003:3), Durianto (2001:28)   (Diolah oleh penulis)  3. Pengukuran Variabel  Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat untuk  mengukur sikap, pendapat, dan persepsiseseorang atau sekelompok orang     tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006:86). Peneliti memberikan lima  alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai  dengan 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, yang dapat dilihat  pada Tabel 1.3 berikut ini:  Tabel 1.
Instrumen Skala Likert  No Alternatif Jawaban  Skor  1. Sangat Setuju   2. Setuju   3. Netral   4. Tidak Setuju   5.  Sangat Tidak Setuju   4. Tempat dan Waktu Penelitian  Tempat penelitian adalah Fakultas Ekonomi ,  Jl. Prof. T.M. Hanafiah, S.H. No.1. Waktu penelitian dilakukan mulai Juni  sampai dengan Agustus 2008.
5. Populasi dan Sampel  a. Populasi  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Fakultas  Ekonomi  Program S-1 angkatan 2005 –  2007 yang menggunakan sabun mandi Lifebouy. Adapun jumlah  Mahasiswa Fakultas Ekonomi  Program S- angkatan 2005 – 2007 saat ini adalah sebanyak 1693 orang.
   Tabel 1.
Jumlah Mahasiswa FE USU  Program S-1 Angkatan 2005 - 20Angkatan  Departemen  Eko.
Pembangunan  Manajemen Akuntansi  2005 112  230  22006 113  217  22007 122  239  2Jumlah 347  686  6Total  16Sumber: Fakultas Ekonomi USU, Maret 2008 (diolah) b. Sampel  Menurut Fraenkel dan Wallen dalam Widayat (2002:60) besar sampel  minimum untuk penelitian deskriptif adalah sebanyak 100 orang.
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling,  yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Adapun kriteria orang yang akan dijadikan sampel adalah mereka yang  telah membeli sabun mandi Lifebouy sebanyak 3 kali dalam 3 bulan  terakhir dan mengetahui tentang  hal penerapan program CSR dari  Lifebouy.
6. Teknik Pengumpulan Data  1. Daftar Pertanyaan (questionnaire)  Questionnaire merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan  dengan cara memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk  dijawab.
2. Wawancara (interview)  Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara melalui tatap muka dengan  responden. Wawancara dilakukan  dengan menggunakan alat bantu     berupa seperangkat daftar pertanyaanyang telah dipersiapkan terlebih  dahulu atau sering disebut dengan interview guide.
3. Studi Pustaka  Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan mengambil data  literatur terkait dan sumber-sumber lain yang dianggap dapat  memberikan informasi mengenai penelitian ini seperti majalah dan  internet.
7. Jenis dan Sumber Data  Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan  data sekunder.
a. Data Primer  Data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih pada lokasi  penelitian.
Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan dan  wawancara.
b. Data Sekunder  Data yang diperoleh melalui studidokumentasi dengan mempelajari  berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan juga internet untuk  mendukung penelitian ini.
8. Metode Analisis Data  a. Metode Analisis Deskriptif  Metode ini merupakan suatu metodeanalisis dimana data yang  dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis     sehingga akan memberikan gambaranyang jelas mengenai perusahaan  dan masalah yang sedang diteliti.
b. Metode Analisis Statistik  1)  Uji Validitas dan Reliabilitas  Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik  sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik  juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan, lalu alat-alat yang  digunakan juga harus dalam kondisi yang baik pula. Oleh karena  itulah seringkali sebelum penelitian dilakukan, alat-alat yang  digunakan diterapkan terlebih dahulu. Tidak lain dan tidak bukan,  supaya data yang diperoleh valid dan reliable.
a) Uji Validitas  Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS  versi 13, dengan kriteria sebagai berikut:  (1) Jika rhitung > rtabel , maka pertanyaan dinyatakan valid.
(2) Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
b) Uji Reliabilitas  Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 13,  butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas  ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:  (1) Ghozali dalam Situmorang (2008:40) mengemukakan bahwa  pertanyaan dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach  Alpha > 0,60.
   2)  Analisis Tabulasi Sederhana  Analisis ini bertujuan untuk melihat persentase responden dalam  memilih kategori tertentu. Dalam analisis tabulasi sederhana ini, data  yang diperoleh diolah ke dalam bentuk persentase menggunakan  rumus sebagai berikut:  P =  × 100%  Dimana:  P  = persentase responden yang memilih kategori tertentu  fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu  Σfi= banyaknya jumlah responden  3)  Crosstabulation  Crosstabulation (tabulasi silang) bertujuan untuk menyajikan data  dalam bentuk tabulasi, yang meliputi baris dan kolom (Suliyanto,  2005:120). Analisis crosstabulationmerupakan analisis dasar untuk  hubungan antar variabel kategori (nominal atau ordinal). (Suliyanto,  2005:120).
4)  Analisis Regresi Sederhana  Digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh  variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). untuk  memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan  bantuan program software SPSS versi 13 dengan rumus:  Y = a + bX + e Dimana:  Y = brand loyalty terhadap sabun mandi Lifebouy     a = konstanta  b = koefisien regresi  X = sikap konsumen dalam penerapan program corporate  social  responsibility e  = standard error  5) Uji t (Uji Parsial)  Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh  yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Bentuk pengujiannya yaitu:  Ho : bi = 0 (variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan  signifikan terhadap variabel terikat).
Ha : bi ≠0 (variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan  signifikan terhadap variabel terikat).
Nilai T hitungakan dibandingkan dengan nilai Ttabel . Kriteria  pengambilan keputusan, yaitu:    Ho diterima bila Thitung< Ttabel pada α= 5%    Ho ditolak bila Thitung> Ttabel  pada α= 5%  6) Pengujian Koefisien Determinan (R )  Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh  variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R )  berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤R ≤1). Hal ini  berarti bila R = 0, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel  bebas terhadap variabelterikat, dan bila R mendekati 1, menunjukkan  semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi