Kamis, 20 Maret 2014

Skripsi Manajemen: PENGARUH SISTEM PENYAMPAIAN JASA TERHADAP KEPERCAYAAN PELANGGAN PADA RUMAH SAKIT UMUM



BAB I  PENDAHULUAN  
 A. Latar Belakang Penelitian  
 Organisasi pelayanan kesehatan ( Balai pengobatan/klinik, rumah sakit,  dll) mempunyai prospek yang cukup bagus, karena pelayanan kesehatan tidak  terpaku sebagai organisasi sosial yang hanya pada pengobatan penyakit tetapi  juga memberikan pelayanan untuk usaha pencegahan dan meningkatkan  kesehatan yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelayanan  kesehatan pasien sehingga dapat memenuhi kepuasan pasien. Hal ini bisa  dimanfaatkan oleh pemberi jasa pelayanan kesehatan untuk memberikan  pelayanan yang sesuai dengan harapan  masyarakat sebagai pemakai jasa  kesehatan.

Suatu institusi rumah sakit yang mampu bertahan dalam persaingan  dewasa ini adalah berusaha untuk menjalin kedekatan dengan pasien atau  konsumen. Rumah sakit akan selalu berusaha memuaskan pasien melalui jasa atau  produk yang ditawarkannya.( Johar Cs 2006:27)  Selain jasa perawatan oang sakit, salah satu cara institusi rumah sakit  dalam mendekatkan diri dengan pasien selaku pelanggan adalah menawarkan jasa  pelayanan kesehatan preventif(pencegahan) dan promotif(peningkatan) seperti  pemeriksaan kesehatan (check up). Dengan demikian, filosofi rumah sakit adalah  bukan mengharapkan orang sakit, tetapimeningkatkan persiapan terhadap  kemungkinan sakit dan meningkatkan kesehatan. (Trisnantoro, 2005:346).
Berbagai upaya dilakukan dalam upaya meningkatkan kepercayaan  pelanggan terhadap jasa pelayanan rumah sakit yang diberikan seperti lokasi   rumah sakit yang strategis, fasilitas gedung yang tersedia, ketersediaan peralatan  antara lain dukungan peralatan modern, ketersediaan sarana  parkir, dan lain  sebagainya yang merupakan sistem penyampaian jasa yang termasuk dalam  Physical Support.
Selain upaya tersebut diatas,  contoh konkret lain yang meliputi  penyampaian jasa dan mempunyai kontak langsung dengan pasien adalah  menawarkan jasa perawatan dengan tenaga medis / paramedis profesional,  keramahan lingkungan yang diberikan kepadapasien dan memperhatikan selera  pasien, kemudahan prosedur pelayanan terhadap pasien, kejelasan informasi yang  diberikan para medis / tenaga medis, dan lain sebagainya yang merupakan sistem  penyampaian jasa yang termasuk Contact Personal.
Kepercayaan sangat terkait dengan konsep sebuah hubungan. Fondasi  kepercayaan adalah dalam menunjang kepuasan pelanggan ; ini adalah hubungan  emosional dan sikap, bukan sekedar perilaku. Untuk meningkatkan kepercayaan,  kita harus meningkatkan tingkat kepuasan setiap pelanggan dan mempertahankan  tingkat kepuasan tersebut dalam jangka panjang. Untuk meningkatkan kepuasan,  kita perlu menambahkan nilai apa yang dapat ditawarkan, yang dapat menambah  nilai yang membuat pelanggan merasalebih dari apa yang mereka  harapkan.(James 2003:40)  Berdasarkan temuan Hardiman (2003), sistem pelayanan kesehatan di  Indonesia belum baik, dimana masih ditemukan rumah sakit belum mampu  menjamin mutu pelayanan kesehatan.
Apabila pihak rumah sakit dalam memberikan pelayanan lebih berpikir  bahwa pasien yang butuh mereka, terkadang mereka menjadi kurang ramah, tidak   tepat waktu melayani pasien dan tidak memahami pasien. Masih banyak rumah  sakit yang belum consumer oriented, belum memberikan kemudahan akses  pelayanan bagi pasien. Kenyataan ini membuat citra rumah sakit di Indonesia  tertinggal dibandingkan dengan di luar negeri seperti Malaysia. Selain itu,  polemik yang sedang banyak diberitakan media masa belakangan ini adalah  masalah malpraktik kedokteran. Mengapaterjadi masalah? Karena adanya  gap/perbedaan antara harapan dan kenyataan. Pasien berobat dengan harapan  sembuh, sementara dokter umumnya berupaya untuk kesembuhan pasien.
Dari permasalahan-permasalahan yang dikemukakan di atas terlihat bahwa  sistem penyampaian jasa yang meliputi  physical supportdan  contact  personalrumah sakit di Indonesia, cenderung belum baik. Physical support adalah berbagai fasilitas fisik dan komponen pelengkap dari suatu jasa yang  ditawarkan rumah sakit, sedangkan contact personneladalah tenaga medis,  paramedis dan non medis yang ikut terlibat dalam penyampaian jasa dan  mempunyai kontak langsung dengan pasien dan keluarganya.
Rumah sakit umum sebagai suatu industri jasa kesehatan, di satu sisi harus  tetap hidup dan sisi lain harus tetap menjalani fungsi sosialnya kepada masyarakat  pengguna jasa rumah sakit umum, dan sebaiknya menyadari bahwa usaha mereka  tegantung pada minat atau kehadiran pasien. Jadi sebenarnya rumah sakit  membutuhkan pasien karena pasien membantu rumah sakit untuk tetap survive.(  (Irine Diana S, 2008:45).
Apalagi keinginan konsumen yang serba instant  dan menginginkan  pelayanan prima, mengharuskan manajemen rumah sakit umum berpikir ekstra  keras dan menghindari kesalahan dalam pelayanan. Rumah sakit umum   diharapkan mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan  pelanggan, jika tidak pelanggan akan beralih ke rumah sakit lainyang lebih bisa  memenuhi keinginan mereka.
Rumah Sakit Umum Sarah Medan merupakan salah satu rumah sakit yang  sangat akrab bagi masyarakat kota Medan pada umumnya. Bisnis utamanya  adalah menyediakan jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk mampu  bersaing dengan rumah sakit yana lain, tentunya diperlukan kelebihan tersendiri  dari rumah sakit tersebut. Namun, berdasarkan data yang diperoleh, selama tahun terahir terjadi penurunan tingkat pasienyang berobat ke rumah sakit. Hal ini  dapat kita lihat pada Tabel 1.Tabel 1.Data Pasien Rumah Sakit Umum Sarah Medan  Tahun  Jumlah Pasien  2006  3208 Orang  2007  3047 Orang  2008  2656 Orang  Sumber : RSU Sarah Medan, data diolah  Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui apakah yang  menyebabkan penurunan dari tingkat pasien yang berobat ke rumah sakit tersebut.
Apakah faktor  physical supportdan contact personalsangat berpengaruh  terhadap kepercayaan pelanggan yang berobat ke rumah sakit umum Sarah  Medan?  B. Perumusan Masalah  Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah pada  penelitian ini adalah : “ Bagaimana pengaruh sistem penyampaian jasa  meliputi physical support dan contact personal  terhadap kepercayaan  pelanggan pada rumah sakit Umum Sarah Medan”.
C. Kerangka Konseptual  Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran merupakan sintesa tentang  hubungan beberapa variabel yang diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang  dideskripsikan. Kerangka konseptual merupakan dasar dalam pembuatan hipotesis  (Sugiyono, 2003:49).
 Menurut Nguyen dan Leblanc dalam Lita (2003 : 65) bahwa Sistem  operasi jasa (service operation system) dan sistem penyampaian jasa (service  delivery system)yang terdiri dari bagian yang tidak terlihat oleh konsumen  (technical core) dan bagian yang terlihat oleh konsumen (physical support  dan contact personal). Pada saat penyampaian jasa, pemberi jasa berhadapan  langsung dengan konsumen (front office), maka persepsi yang diberikan  konsumen sangat berbeda-beda, karena persepsi bersifat subjektif dan sangat  tergantung dari kondisi keadaan yang dirasakannya pada saat melakukan kontak  layanan   Rumah sakit umum diharapkan menciptakan stimulus yang baik,  dimana stimulus ini berkaitan erat dengan upaya proses mendesain suatu jasa  yang dapat menimbulkan citra yang  baik dibenak pelanggan dan  meningkatkan kepercayaan pelanggan. Hal yang dapat dilakukan dengan 1)   physical supportseperti berbagai fasilitas fisik yang dimiliki oleh rumah sakit,  2) contact personal, tersedianya tenaga medis dan non medis yang  mempunyai kemampuan memberikan pelayanan, prosedur administratif dan  informasi yang dibutuhkan pasien dan keluarganya. Sehingga akan  mempengaruhi kepercayan pelanggan dalam berobat ke rumah sakit tersebut.
 Berdasarkan uraian tersebut di atas maka kerangka konseptual yang  disesuaikan untuk menunjang penelitian ini adalah :  Physical Support (X1)  Kepercayaan Pelanggan (Y)  Contact Personnel (X2)  Gambar 1.1 Kerangka Konseptual  Sumber : Nguyen dan Leblacn dalam Lita, (2003 : 65) diolah penulis  D. HIPOTESIS  Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka  dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut : Sistem penyampaian jasa  yang meliputi physical supportdan contact personalberpengaruh signifikan  dan positif terhadap kepercayaan pelanggan pada rumah sakit umum Sarah Medan   E. Tujuan dan Manfaat Penelitian  1. Tujuan Penelitian  Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Sistem penyampaian jasa  yang meliputi  physical supportdan  contact personalterhadap kepercayaan  pelanggan pada rumah sakit umum Sarah Medan  2. Manfaat Penelitian  a.  Dapat memberikan manfaat dalam hal pengembangan ilmu  manajemen, khususnya manajemen pemasaran, melalui pendekatan dan  metode-metode yang digunakan,  terutama pengaruh sistem  penyampaian jasa yang meliputi physical supportdan contact personal terhadap kepercayaan pelanggan pada rumah sakit umum Sarah Medan.
b.  Dapat dijadikan masukan bagi pihak jasa pelayanan kesehatan terutama  rumah sakit umum untuk lebih terfokus memperhatikan bagaimana  sistem penyampaian jasa yang meliputi physical supportdan contact  personalyang dipersepsikan oleh pemakai jasa rumah sakit dan  perlunya memperhatikan pengaruh sistem penyampaian jasa yang  meliputi physical supportdan contact personalterhadap kepercayaan  pelanggan pada rumah sakit umum Sarah Medan.
c. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan suatu kesempatan untuk  menuangkan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah dalam  penyusunan skripsi ini.
d. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan  sebagai tambahan referensi dan dapat memberikan perbandingan dalam  melakukan penelitian pada masa yang akan datang.
 F. Metode Penelitian   1. Batasan Operasional  Penulis membatasi penelitian ini padavariabel bebas (X) atau faktorfaktor yang sangat mendekati dengan karakteristik sistem penyampaian  jasa yakni physical support(X1) dan contact personal(X2), dan untuk  variabel terikat (Y) adalah kepercayaan pelanggan pada rumah sakit  umum Sarah Medan.
2. Defenisi Operasional  Defenisi variabel akan memberikanatau menuntun arah peneliti untuk  memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya  mengukur suatu variabel.
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang diteliti, yaitu :  a.  Physical support (X1), adalah berbagai fasilitas fisik dan  komponen pelengkap dari suatu jasa yang ditawarkan rumah  sakit.
b.  Contact personal (X2), adalah tenaga medis, paramedis dan non  medis yang ikut terlibat dalam penyampaian jasa dan  mempunyai kontak langsung dengan pasien.
c.  Kepercayaan pelanggan (Y), adalahkeyakinan pelanggan terhadap  integritas dan keandalan rumah sakit.
 Tabel 1.Defenisi Operasional Variabel  Variabel  Indikator  Skala  Physical Support  1.  Fasilitas gedung yang  tersedia 2.  Kelengkapan peralatan 3.  Ketersediaan sarana  parkir 4.  Kenyamanan rumah  sakit 5.  Keamanan rumah sakit 6.  Ketersediaan fasilitas  pendukung 7.  Kondisi ruangan  perawatan 8.  Kebersihan rumah sakit 9.  Eksterior gedung 10. Interior gedung 11. Kelengkapan obat di  apotik 12. Kestrategisan rumah  sakit 13. Menu makanan yang  disediakan Likert  Contact Personal  1.  Penampilan tenaga  medis, paramedis dan  non medis saat  memberikan layanan  2.  Kemampuan tenaga  medis, paramedis dan  non medis saat  memberikan layanan  3.  Keramahan tenaga  medis, paramedis dan  non medis saat  Melayani  4.  Daya tanggap tenaga  medis, paramedis dan  non medis terhadap  keluhan pelanggan  5.  Kecepataan tenaga  medis paramedis dan  non medis saat  melayani  6.  Kemudahan menemui  tenaga medis dan  Paramedis  Likert   7.  Ketepatan waktu  Pelayanan  8.  Kemudahan prosedur  pelayanan yang  diberikan petugas  9.  Kejelasan informasi  yang diberikan petugas Kepercayaan pelanggan  1.  Rumah sakit dapat  dipercaya/diandalkan  2.  Kepercayaan akan  Sembuh  3.  Kepercayaan terhadap  kualitas peralatan yang  dimiliki rumah sakit  4.  Kepercayaan terhadap  pelayanan yang terbaik  diberikan rumah  sakit/sesuai dengan  janji Likert  3. Skala Pengukuran Variabel  Kuesioner disusun oleh peneliti terdiri atas pernyataan dengan  menggunakan skala Likert yang dimodifikasi. Skala ini menggunakan  rentang 1-4 karena dengan melakukan penghilangan nilai tengah (netral  atau ragu-ragu), maka skala pengukuran akan lebih simetrikal, yaitu  jenjang ke arah positif sama banyak ke arah negatif. Selain itu,  penghilangan nilai tengah juga ditujukan untuk menghindari kategori  jawaban netral yang cenderung akan dipilih responden sehingga data  mengenai perbedaan diantara responden menjadi kurang informative  (Azwar, 2005 : 34).
Berikut ini adalah keempat alternatif jawaban tersebut :  Sangat Tidak Setuju (STS)  =  Tidak Setuju (TS)   = Setuju (S) =  Sangat Setuju (SS)   = 4    4. Waktu dan Lokasi Penelitian  Waktu penelitian dimulai dari bulan April 2009 sampai dengan Agustus  2009. Penelitian ini dilakukan pada pasien yang berobat di Rumah Sakit  Umum Sarah Jl. Baja Raya No. 10 Medan.
5. Populasi dan Sampel a. Populasi  Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap dari  Rumah Sakit Umum Sarah Medan dengan kriteria telah berobat  minimal tiga kali dalam 1 tahun dan yang telah berusia minimal  17 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari rumah sakit,  jumlah pasien yang memenuhi kriteria untuk diteliti adalah  sebanyak 61 orang.
b. Sampel  Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan  menggunakan metode sensus. Dimana semua populasi akan  dijadikan sebagai sampel yaitu pasien yang berjumlah 61 orang.
6. Jenis dan Sumber Data  a.  Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara  langsung dilokasi penelitian. Data primer yang diperoleh  berhubungan dengan variabel yang diteliti.
 b.  Data sekunder merupakan data yangberisikan informasi dan teoriteori yang digunakan untuk mendukung yang dilakukan. Data  sekunder diperoleh dari internet, tabloid, dari penelitian terdahulu  dan dari rumah sakit umum Sarah, seperti data jumlah pasien rumah  sakit, profil rumah sakit.
7. Teknik Pengumpulan Data  Berikut ini adalah teknik pengumpulan data yang digunakan :  a.  Kuesioner  Peneliti menyebarkan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan  variabel yang diteliti kepada responden  b.  Studi Dokumentasi  Peneliti mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, jurnal,  majalah, tabloid, dan internet yang berkaitan dengan penelitian.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas  Menurut Arikunto (2002:14), validitas adalah suatu ukuran yang  menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah  instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang  diinginkan serta mampu mengungkap datadari variabel yang diteliti  secara tepat. Penelitian ini menggunakan alat kuesioner, karena itu uji  validitas dilakukan untuk menguji  kevaliditasan kuesioner yang  digunakan dengan kriteria sebagai berikut:   a.  Jika rhitung> rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
b.  Jika rhitung< rtabel,  maka pertanyaan tersebut tidak valid.
Uji reliabilitas menurut Arikunto (2002:15) menunjuk pada suatu  pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai  alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Reliabilitas  menunjukkan tingkat kestabilan, konsistensi, dan atau kehandalan instrumen  untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya. Suatu instrumen dikatakan  reliabel apabila instrumen tersebut digunakan untuk subjek yang sama,  dalam waktu dan kondisi yang berbeda,tetap menunjukkan hasil yang sama.
Uji validitas dan reliabilitas ini diukur dengan menggunakan bantuan  aplikasi Software SPSS 15,0 for Windows. Menurut Ghozali dan Kuncoro  (Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pertanyaan yang sudah  dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan  kriteria sebagai berikut:  Menurut Ghozali nilai Cronbach’s Alpha > 0.69.  Uji Asumsi Klasik  Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar  didapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian  asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:  a.  Uji Normalitas  Uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi data  mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas  dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov.
 Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai  Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel  residual berdistribusi normal (Situmorang, dkk, 2008:62)  b.  Uji Heteroskedastisitas  Uji heteroskedastisitas varians variabel independen adalah konstan  untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas).
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitias diuji dengan menggunakan uji Glejserdengan  pengambilan keputusan jika variabelindipenden signifikan secara  stastistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi  terjadi heteroskedastisitas. Jika  probabilitas signifikannya diatas  tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak  mengarah adanya heteroskedastisitas  c.  Uji Multikolinearitas  Variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model  regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau  mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala  multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan  VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai  umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance> 1, atau nilai VIF  < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, dkk,  2008:104).
 10. Teknik Analisis Data  Teknik analisis data yang digunakan berpedoman pada Sugiyono  (2005:181), bahwa untuk menguji hipotesis dan menganalisis data  penelitian yang bersifat hubungan (associative) maka dapat dianalisis  dengan metode berikut:  a.  Metode Analisis Deskriptif  Metode menganalisis data  dengan cara menyusun data,  mengelompokkannya, selanjutnya menginterpretasikan, sehingga  diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi rumah sakit.
b.  Metode Analisis Kuantitatif  Yaitu metode yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk  angka. Peneliti menganalisis data dengan menggunakan metode  analisis regresi berganda (Sugiyono, 2005:211). Persamaan  regresinya adalah sebagai berikut :  Y = a+b1X1+b2x2+e Keterangan :  Y  = Kepercayaan pelanggan  a  = Konstanta  b1-2= koefisien regresi  X1 = Physical Support  X2 = Contact Personnel  e  = Standar error    Pada penelitian ini data yang ada diuji dalam beberapa tahap antara lain:  1.  Uji Signifikan Parsial (Uji-t)  Nilai-nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi merupakan  hasil perhitungan berdasarkan sampel yang terpilih. Pengujian ini  dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap  variabel terikat secara parsial. Variabel bebas dikatakan  berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat dari probabilitas  variabel bebas dibandingkan dengan tingkat kesalahannya (α). Jika  probabilitas variabel bebas lebih besar dari tingkat kesalahannya  (α) maka variabel bebas tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas  variabel bebas lebih kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka  variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap variabel terikat.
Model pengujiannya adalah :  H0: b1= 0, artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh  positif terhadap variabel terikat.
H0: b1 ≠0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh  positif terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusan :  H0diterima jika thitung < ttabelpada α= 5%  H0ditolak jika thitung > ttabelpada α= 5%  2.  Uji Signifikan Simultan (Uji-F)  Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas  yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara  bersama-sama terhadap variabel terikat.
 H0: b1= b2= 0, Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh  positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel  terikat (Y).
H0: b1 ≠b2 ≠0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang  positif dan signifikan dari variabel (X1,X2) terhadap variabel  terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :  H0diterima jika Fhitung< Ftabel pada α= 5%  H0ditolak jika Fhitung> Ftabelpada α= 5%  3.  Pengujian Koefisien Determinasi ( R)  Digunakan untuk melihat besar pengaruh variabel bebas terhadap  variabel terikat. Dari persamaandengan model persamaan tersebut  akan dapat dihitung ( R) atau coefficient of determination yang  menunjukkan persentase dari variabel kepercayaan pelanggan  rumah sakit yang mampu dijelaskan oleh model. Selanjutnya,  dengan membandingkan besarnya nilai ( R) untuk masing-masing  variabel sistem penyampaian jasa, dapat diketahui faktor terpenting  atau dominant yang menentukan pengaruhnya terhadap  kepercayaan pelanggan rumah sakit.
Jika ( R) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan  bahwa pengaruh variabel bebas yaitu physical support dan contact  personnel adalah besar terhadap variabel terikat yakni kepercayaan  pelanggan dan sebaliknya.
  

Download lengkap Versi Word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi