Sabtu, 28 Juni 2014

Skripsi IPS: ANALISIS IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN PADA PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKP-RI) PAMEKASAN-MADURA

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang baik. Topik ini senantiasa memberikan daya tarik yang kuat pada setiap orang. Literatur-literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi kepemimpinan, dan syarat-syarat pemimpin yang baik.
Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan mulia yang mengatakan bahwa pemimimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang penting.
 Organisasi merupakan sekelompok manusia yang berserikat untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi terdiri dari atas komponen manusia, pekerjaan, hubungan, dan lingkungan. Manusia merupakan pemeran utama dalam setiap organisasi. Perilaku seseorang ataukelompok orang di tempat kerja dikenal sebagai perilaku organisasi (organizational behavior). Dalam pengendalian manajemen, perilaku organisasi merupakan hal crucialuntuk dapat memahami,  Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajenen, Jakarta, 1995, PT Raja Grafindo Persada hal. 6 menjelaskan, memperkirakan, dan mempengaruhi/mengubah perilaku manusia yang terjadi di organisasi atau tempat kerja.

 Salah satu langkah yang di ambil organisasi dalam mencapai tujuan adalah menggunakan manajemen. Melalui manajemen inilah organisasi digerakkan menuju cita-cita yang diharapkan. Keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi tergantung pada tingkat kualitas manajemennya. Apabila manajemen itu berfungsi dengan baik, maka organisasipun akan bergerak dengan mantap. Sebaliknya, jika manajemen itu buruk, maka dapat dipastikan organisasi akan tersendat-sendat, bahkan gagal.
Kepemimpinan merupakan salah satuunsur yang sangat penting didalam upaya mencapai tujuan suatu organisasi. Untuk itu, maka seorang pemimpin itu harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi dalam arti luas mampu menciptakan suasana kerja yang dapat mendukung karyawannya untuk selalu bersemangat dalam melaksanakan pekerjaanya secara maksimal.
Seorang pemimpin dikatakan baik apabila memiliki beberapa sifat.
 1) Kekuatan jasmani dan rohani yang cukup, 2) Semangat untuk mencapai tujuan, 3) Penuh antusias, inisiatif , daya tarik, simpatik dan percaya diri, 4) Ramah tamah dan penuh perasaan (kritis), 5) Integritas dan kejujuran, 6) Memiliki kecakapan teknis mengajar, 7) Cerdas dan mudah menentukan keputusan, 8) Penuh keyakinan, keberanian, ulet tahan uji, 9) Adil, suka melindungi, 10) Bertanggung jawab, rendah hati, kesetiaan, penuh kebijakan, ketegasan dan sebagainya.
 Ibid, hal. 7  M. Mohyi, Teori Perilaku Organisasi,Malang, 1999, UMM Press, hal, 181 Dengan adanya sifat-sifat pemimpin tersebut, tidak berarti bahwa seorang pemimpin yang baik harus memiliki keseluruhan atau semua sifat tersebut. Kita sadar bahwa tidak ada makhluk di dunia ini yang sempurna dan sulit sekali atau bahkan tidak akan mungkin ada orang yang memiliki keseluruhan sifat seperti itu, kecuali kehendak Tuhan.
Selain itu pendekatan prilaku sangat penting, dimana gaya kepemimpinan adalah menggunakan pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang nampak maupun yang tidak nampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat dan sikap yang mendasari perilaku seseorang.
Gaya kepemimpinan menunjukkan, secara langsung maupun tidak langsung, tentang keyakinan seorang pemimpin terhadap kemampuan bawahannya, artinya gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya.
Sehingga gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu gaya yang dapat memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi. Dengan demikian gaya kepemimpinan yang paling tepat pada dasarnya gaya kepemimpinan yang dapat memenuhi kebutuhan pada situasi tertentu.
 Dalam sebuah organisasi/lembaga/institusi kepemimpinan merupakan suatu keniscayaan karena ada tugas-tugas kepemimpinan yang tidak dapat  Ibid. Hal. 38 digantikan oleh apapun dan siapapun. Setiap organisasi tentu mempunyai tujuan, dan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, organisasi tidak mungkin atau tidak akan efisien jika pencapaian tujuan itu dilakukan oleh masing-masing individu dalam tanpa adanya komunikasi dan kerjasama. Disinilah peran kepemimpinan yaitu sebagai pihak yang mengkoordinasikan antar individu dalam organisasi dan sebagai pemegang kendali dalam berjalannya suatu organisasi.
Sondang P. Siagian menjelaskan bahwa peran kepemimpinan dalam organisasi dapat dikatagorikan dalam tiga bentuk, yaitu yang bersifat “interpersonal”, “informasional”, dan dalam kancah pengambilan keputusan. Dari ketiga peran yang diajukan di atas semakin memperjelas pentingnya kepemimpinan dalam organisasi.
 Kepemimpinan yang efektif merupakan suatu proses untuk menciptakan wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan jangka panjang kelompok yang mendorong tindakan, yang mana hal tersebut merupakan suatu kombinasi dan proses biologis, sosial dan psikologi yang komplek menentukan potensi kepemimpinan seseorang dan tidak memanfaatkannya. Pelaksanaan pemimpin dipengaruhi oleh lingkungan dan peluang serta keadaan yang terbatas.
Koperasi merupakan suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan. Untuk  Sondang P. Siagin, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta, 1994, Rieneka Cipta hal. 23 mengedepankan kemajuan koperasi, maka peranan pemimpin diperlukan dalam mengelola koperasi. Untuk mengetahui maju mundurnya koperasi, dapat dilihat dari sisi kepemimpinan yang dikaitkan dengan semangat atau tidaknya karyawan yang ada pada koperasi tersebut.
Pemimpin atau pengurus “Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI)” Pamekasan-Madura, menganggap bahwa pencapaian itu tidak lepas dari kerja sama antara pemimpin, karyawandan para anggota. Seperti halnya para karyawan melakukan kegiatan sehari-hari,melayani permintaan anggota sesuai dengan unit usaha yang disediakan seperti Simpan Pinjam, Persewaan Gedung, Perhotelan, Kredit sepeda motor, dan Tanah Kavling. Adapun tugas tersebut tidak lepas dari pengawasan pemimpin dan pengurus Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI) Pamekasan-Madura.
Berdasarkan observasi, yang saya lakukan di Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI), saya dapat memberikan gambaran mengenai pola kepemimpinan yang ada pada koperasi tersebut yaitu gaya kepemimpinan participating/demokratis maksudnya  dalam pengambilan suatu keputusan dilakukan secara bersama-sama antara pimpinan dan bawahan melalui musyawarah, sehingga hubungan antara pemimpin dan bawahan sangat dekat dan harmonis semua ini sangat berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan maupun dinamisnya suatu kerja disetiap perusahaan, begitu juga controling dari seorang pemimpin sangat diperlukan oleh bawahan. Begitu juga halnya dengan apa yang terjadi di Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI) Pamekasan-Madura, kedudukan seorang pemimpin itu sangat penting, terutama yang berhubungan dengan gaya kepemimpinan dari koperasi tersebut.
Dari uraian diatas, maka penulis melihat begitu pentingnya sebuah kepemimpinan dalam suatu organisasi manapun, dengan pertimbangan seperti itu, maka penulis ingin lebih mengetahui dan menganalisa dengan mengadakan penelitian yang berjudul “ANALISIS IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKP-RI) PAMEKASAN-MADURA” B.  RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana Implementasi gaya kepemimpinan yang ada di Pusat Koperasi Pegawai Republik (PKP-RI) Pamekasan-Madura ? C. TUJUAN PENELITIAN Mengacu pada rumusan masalah di atas dapat ditetapkan tujuan penelitian adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui implementasi gaya kepemimpinan yang ada di Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI) Pamekasan-Madura D. MANFAAT PENELITIAN 1.  Bagi Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan, terutama dalam pengambilan gaya kepemimpinan pada Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI) 2.  Bagi Penulis Dapat menambah wawasan, pengetahuan atau kajian ilmu, serta dapat membandingkan teori yang sudah didapatkan dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.
3.  Bagi Universitas Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk referensi bagi peneliti yang akan datang dan juga menambah bahan bacaan untuk perpustakaan Univresitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. .
4.  Bagi pihak lain Dapat dijadikan acuan sebagai pengembangan ilmu, serta bisa dijadikan sebagai penelitian pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia untuk selanjutnya.
E.  RUANG LINGKUP PENELITIAN Untuk mengantisipasi lebarnya permasalahan yang akan dibahas, penulis membuat batasan-batasan permasalahan yang akan dipaparkan. Dalam penelitian ini ada batasan masalah yang diberikan adalah sebagai berikut : 1.  Penelitian ini dibatasi pada gaya kepemimpinan Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonisia (PKP-RI) Pamekasan Madura.
BAB IIKAJIAN TEORI A. Kajian Tentang Kepemimpinan 1.  Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan atau biasa disebut leadership telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda. Kepemimpinan dapat didefinisikan “suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh kepada sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya”.
 Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut yang dapat dikemukakan yaitu: Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain (bawahan) atau pengikut kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pimpinan, para anggota kelompok membantu menentukan status atau kedudukan pimpinan dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan.
Kedua, kepemimpinan yang menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang antara pimpinan dan anggota kelompok, para pimpinan mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatankegiatan pimpinan secara langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah secara tidak langsung.

 Handoko, T. Hani, Manajemen, Yogyakarta, 1998,BPFE, Universitas Gajah Mada, hal.294 Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada bawahan, pimpinan dapat juga memberikan pengaruh. dengan kata lain, para pimpinan tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melakukan perintahnya

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi