BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang
peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan juga dapat mendukung tercapainya pembangunan nasional. Untuk dapat
mewujudkan pembangunan nasional melalui pendidikan perlu pemberdayaan manusia
yang berkualitas.
Belajar merupakan perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam
hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.
Dalam kehidupan masyarakat biasanya
selalu terdapat perbedaan status antara orang
satu dengan yang lainnya, antara kelompok satu dengan yang lainnya. Ada yang
mempunyai status sosial yang tinggi dan ada pula yang mempunyai status yang paling
rendah, sehingga kalau dilihat dari bentuknya seakan-akan status manusia dalam
masyarakat itu berlapis-lapis dari atas ke bawah. Menurut konsep status sosial,
di dalam sekelompok masyarakat tertentu pasti di dalamnya terdapat beberapa
orang yang lebih dihormati daripada orang lainnya. Begitu pula dengan status
ekonomi, biasanya juga ada beberapa orang yang memiliki faktor ekonomi yang
lebih tinggi daripada yang lainnya,
begitu seterusnya bagi status-status lain yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat .
Menurut Dimyati, salah satu faktor yang paling
berpengaruh terhadap prestasi belajar ialah status sosial ekonomi orang tua,
siswa yang status ekonomi orang tuanya baik, berkecukupan, mampu, kaya
menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam tes kemampuan akademik, dalam tes
hasil belajar dan lamanya bersekolah daripada mereka yang status sosial ekonomi
orang tuanya rendah atau kurang menguntungkan, kurang berada, dan miskin.
Senada dengan itu siswa yang orang tuanya berpendidikan tinggi lebih mungkin
melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi daripada siswa yang orang tuanya
tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Siswa yang orang tuanya berijasah
sekolah lanjutan tingkat atas lebih mungkin melanjutkan studinya ke perguruan
tinggi daripada siswa yang orang tuanya tidak seperti itu.
Tetapi perlu diingat bahwa tetap
saja ada pengecualian, yaitu tidak semua siswa yang berasal dari keluarga
berada menunjukkan prestasi belajar yang tinggi, jika dibandingkan dengan siswa
yang berasal dari keluarga yang yang lebih miskin, dan banyak siswa yang datang
dari keluarga yang kurang berkecukupan mampu melanjutkan studi di perguruan
tinggi.
Masalah kemampuan ekonomi (biaya) menjadi
sumber kekuatan dalam kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar, seorang anak
kadang-kadang memerlukan sarana-sarana yang cukup mahal, yang kadang-kadang
tidak dapat terjangkau oleh keluarga. Jika keadaannya demikian, maka masalah
demikian juga merupakan faktor Asri
Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran(Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm.
Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori Dan
Terapan(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 82- penghambat dalam kegiatan belajar. Jika
perekonomian cukup, lingkungan materiil yang dihadapi siswa dalam keluarganya
itu lebih luas, maka ia dapat kesempatan yang luas pula untuk mengembangkan
berbagai kecakapannya. Termasuk di dalamnya menu-menu makanan guna kesehatan
yang baik, serta sikapnya terhadap lingkungan keluarga, hubungan dengan orang
tua dan saudaranya yang dinamis dan wajar.
Menurut Noehi Nasution dkk ”belajar bukanlah
suatu aktivitas yang berdiri sendiri.
Ada unsur-unsur lain yang ikut terlibat langsung di dalamnya, yaitu raw input, learning teaching process, output ,
enviromental input, dan
instrumental input”.
Masukan mentah ( raw input )
merupakan bahan pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar (
learning teaching process ) dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran (output)dengan kualifikasi tertentu. Di dalam
proses belajar mengajar ikut berpengaruh sejumlah faktor lingkungan, yang
merupakan masukan dari lingkungan (enviromental
input ) dan sejumlah faktor instrumental (instrumental input ) yang dengan
sengaja dirancang dan dimanipulasikan guna menunjang tercapainya keluaran yang
dikehendaki.
Noehi dkk juga mengemukakan
berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut secara
lebih luas diantaranya adalah faktor lingkungan.
M Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan(Yogyakarta: BPFE, 1990), hlm.
Andi Sembiring. Pengaruh Pola Kehidupan Siswa Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Di SDN Banjaran VI Kecamatan Kota Kediri.(Online), (
http://one.indoskripsi.com/node/830 , diakses 5 Juli 2009) Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi
Belajar(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan
anak didik. Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata
rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Selama hidup anak didik tidak bisa
menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya.
Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi
kehidupan anak didik. Keduanya mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap
belajar anak didik di sekolah.
Dalam melaksanakan pendidikan peserta didik
secara aktif mengambil bagian dalam kegiatan yang dilaksanakan. Untuk dapat
terlaksananya suatu kegiatan, pertama-tama harus ada dorongan untuk melakukan
kegiatan itu. Dengan kata lain, untuk dapat melakukan sesuatu harus ada
motivasi. Begitu juga keadaannya dalam proses belajar atau pendidikan. Peserta
didik harus mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan
yang sedang berlangsung. Hanya apabila mempunyai motivasi yang kuat peserta
didik akan menunjukkan minatnya, aktivitasnya, dan partisipasinya dalam
mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang sedang dilaksanakan.
Dalam kegiatan pendidikan, dua
aspek motivasi harus dimiliki oleh peserta didik, yaitu motivasi internal dan
motivasi eksternal. Adanya motivasi internal (motivasi intrinsik) berarti bahwa
peserta didik menyadari bahwa kegiatan pendidikan yang sedang diikutinya
bermanfaat baginya karena sejalan dengan kebutuhannya.
Menurut M. Dalyono, Ibid., hlm. 141- Tabrani Rusyan, dkk. Pendekatan Dalam Proses
Belajar Mengajar(Bandung : Remadja Karya, 1994), hlm. 127- kuat lemahnya motivasi belajar seseorang
turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu, motivasi belajar perlu
diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) dengan
cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi
untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa
cita-cita dapat dicapai dengan belajar.
Mengingat motivasi merupakan motor penggerak
dalam perbuatan, maka bila anak didik yang kurang memiliki motivasi intrinsik,
diperlukan dorongan dari luar, yaitu motivasi ekstrinsik, agar anak didik
termotivasi untuk belajar.
Temuan Muhammad Choirul Yusuf
yang meneliti tentang Pengaruh Status Sosial Dan Status Ekonomi Keluarga Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMU Diponegoro Tumpang–Kabupaten Malang,
menyimpulkan : (1) Ada pengaruh yang signifikan antara status sosial keluarga
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Diponegoro tahun ajaran 2002/ 2003
secara parsial. (2) Ada pengaruh yang signifikan antara status ekonomi keluarga
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Diponegoro tahun ajaran 2002/ 2003
secara parsial. (3) Ada pengaruh yang signifikan antara status sosial dan
status ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Diponegoro
tahun ajaran 2002/ 2003 secara simultan.
Nunung Ika Herlina meneliti tentang Hubungan
Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa SMK PGRI 2 Geneng-Ngawi,
menyimpulkan: ada hubungan positif signifikan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar siswa.
Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hlm.
Muhammad Choirul Yusuf, Pengaruh Status Sosial
Dan Status Ekonomi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMU
Diponegoro Tumpang –Kabupaten Malang, Skripsi, UIN Malang, 2003, hlm.
Nunung Ika Herlina, Hubungan Antara Motivasi
Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa SMK PGRI 2 Geneng-Ngawi, Skripsi, UIN
Malang, 2006, hlm.
Korelasi antara status sosial ekonomi orang
tua, lingkungan sekolah, dan motivasi belajar terhadap prestasi yaitu
bahwasanya siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya tinggi, baik,
berkecukupan dan mampu, menunjukkan nilai yang lebih baik dalam tes hasil
belajar dan lamanya bersekolah daripada mereka yang yang berasal dari status
sosial ekonominya rendah dan kurang menguntungkan, tetapi masih ada
pengecualian yaitu tidak semua anak dari status sosial ekonomi yang tinggi mampu
mendapatkan prestasi yang bagus, jika dibandingkan dengan mereka yang kurang
beruntung dalam sosial ekonominya. Karena hal itu juga tergantung dari lingkungan
sekolah dan motivasi belajarnya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas bahwa
status sosial ekonomi orang tua, lingkungan sekolah, dan motivasi belajar dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Status sosial ekonomi, lingkungan sekolah,
dan motivasi belajar merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di
samping ada variabel-variabel lain diantaranya minat dan perhatian, sikap dan
kebiasaan belajar, ketekunan, dan lain-lain. Hanya saja dalam penelitian ini
tidak membahas variabel tersebut.
Adapun penulis memilih MAN Kota
Blitar sebagai tempat penelitian karena dilihat dari prestasinya MAN Kota
Blitar cukup baik di daerahnya. Madrasah yang berdiri tanggal 12 Mei 1970 dan
terletak di Jalan Jati No 78 Blitar ini dulunya bersebelahan dengan daerah
lokalisasi WTS dan peternakan babi. Tetapi akhirnya tempat itu ditutup dan
dibeli oleh pihak madrasah untuk dijadikan kegiatan pembelajaran. MAN Kota Blitar sejak berdiri sampai sekarang
banyak mengalami kemajuan, baik di bidang akademik maupun non akademik, bahkan
pernah meraih Juara 1 Lomba Prestasi
Madrasah Tingkat Propinsi Jawa Timur, dan mewakili Jatim ke tingkat Nasional.
Secara umum di MAN Kota Blitar
memiliki dua macam program pengajaran, yaitu program pengajaran umum dan
program pengajaran khusus. Program pengajaran umum MAN Kota Blitar wajib
diikuti oleh semua kelas X dan XI. Dan program pengajaran khusus dilaksanakan
Di kelas XII yang telah dipilih oleh siswa sesuai dengan kemampuan, minat dan
bakatnya. Peneliti juga ingin mengetahui
sejauh mana status sosial ekonomi orang tua, lingkungan sekolah, dan motivasi belajar
dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka mendorong peneliti untuk meneliti masalah-masalah status sosial
ekonomi orang tua, lingkungan sekolah dan motivasi belajar serta pengaruhnya
terhadap prestasi belajar siswa dengan judul “Pengaruh Status Sosial Ekonomi
Orang Tua, Lingkungan Sekolah Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Di MAN Kota Blitar”
B. Rumusan Masalah 1. Apakah status sosial ekonomi orang tua
berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi
siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar? 2.
Apakah lingkungan sekolah berpengaruh positif signifikan terhadap
prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar? 3.
Apakah motivasi belajar berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi
belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar? 4. Apakah status sosial ekonomi orang tua,
lingkungan sekolah dan motivasi belajar berpengaruh positif signifikan terhadap
prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menjelaskan pengaruh dari status sosial
ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas
XI IPS MAN Kota Blitar.
2. Untuk menjelaskan pengaruh dari lingkungan
sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di
MAN Kota Blitar.
3. Untuk menjelaskan pengaruh dari motivasi
belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di
MAN Kota Blitar.
4. Untuk menjelaskan pengaruh dari status sosial
ekonomi orang tua, lingkungan sekolah dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS MAN Kota Blitar.
D.
Hipotesis Penelitian Menurut Suharsimi
Arikunto, hipotesis didefinisikan sebagai alternatif dugaan jawaban yang
dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitianya.
Dalam penelitian ini hipotesis alternatif (Ha)
yang diajukan adalah : 1. Ada pengaruh positif
signifikan dari status sosial ekonomi terhadap prestasi belajar mata pelajaran
ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar.
2. Ada pengaruh positif signifikan dari
lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas
XI IPS di MAN Kota Blitar.
3. Ada pengaruh positif signifikan dari motivasi
belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di
MAN Kota Blitar.
4. Ada pengaruh positif signifikan dari status
sosial ekonomi orang tua, lingkungan sekolah dan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat kepada semua
pihak secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan prestasi belajar
siswa dalam bidang studi ekonomi.
Secara khusus penelitian ini
diharapkan dapat berguna bagi: Nurul
Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan(Jakarta: PT Bumi Aksara,
2006), hlm.
1. Pihak sekolah Dapat
dipergunakan oleh lembaga sekolah yang bersangkutan sebagai sumber informasi
dan bahan pertimbangan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang mungkin
dialami guru dalam pembelajaran ekonomi dalam hubungannya dengan perkembangan
prestasi.
2. Pihak peneliti Dapat menambah pengetahuan dan
memberikan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama masa
perkuliahan sehubungan dengan permasalahan yang ada dalam praktek nyata.
3. Pihak peneliti selanjutnya Dapat digunakan
sebagai salah satu bahan kajian untuk penelitian selanjutnya.
F. Asumsi Penelitian Yang menjadi asumsi dalam
penelitian ini adalah: 1. Responden
mengisi angket dengan jujur sesuai dengan landasan yang sebenarnya.
2. Faktor-faktor lain di luar status sosial
ekonomi orang tua, lingkungan sekolah dan motivasi belajar yang berpengaruh
terhadap prestasi dianggap konstan.
G. Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian 1) Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup
penelitian ini terdiri dari 4 variabel, yaitu: status sosial ekonomi orang tua,
lingkungan sekolah dan motivasi belajar sebagai variabel bebas. Sedangkan untuk variabel terikatnya
yaitu prestasi belajar. Pengukuran prestasi belajar diperoleh dari hasil UAS
siswa semester genap tahun pelajaran 2008/2009. Penelitian ini dilaksanakan di
MAN Kota Blitar dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS. Dan berikut
ini jabaran variabel penelitiannya
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi