Senin, 09 Juni 2014

Skripsi IPS: PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI MAN KOTA BLITAR

BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga dapat mendukung tercapainya pembangunan nasional. Untuk dapat mewujudkan pembangunan nasional melalui pendidikan perlu pemberdayaan manusia yang berkualitas.
Belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.
 Dalam kehidupan masyarakat biasanya selalu  terdapat perbedaan status antara orang satu dengan yang lainnya, antara kelompok satu dengan yang lainnya. Ada yang mempunyai status sosial yang tinggi dan ada pula yang mempunyai status yang paling rendah, sehingga kalau dilihat dari bentuknya seakan-akan status manusia dalam masyarakat itu berlapis-lapis dari atas ke bawah. Menurut konsep status sosial, di dalam sekelompok masyarakat tertentu pasti di dalamnya terdapat beberapa orang yang lebih dihormati daripada orang lainnya. Begitu pula dengan status ekonomi, biasanya juga ada beberapa orang yang memiliki faktor ekonomi yang lebih tinggi   daripada yang lainnya, begitu seterusnya bagi status-status lain yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat .

 Menurut Dimyati, salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap prestasi belajar ialah status sosial ekonomi orang tua, siswa yang status ekonomi orang tuanya baik, berkecukupan, mampu, kaya menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam tes kemampuan akademik, dalam tes hasil belajar dan lamanya bersekolah daripada mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah atau kurang menguntungkan, kurang berada, dan miskin. Senada dengan itu siswa yang orang tuanya berpendidikan tinggi lebih mungkin melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi daripada siswa yang orang tuanya tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Siswa yang orang tuanya berijasah sekolah lanjutan tingkat atas lebih mungkin melanjutkan studinya ke perguruan tinggi daripada siswa yang orang tuanya tidak seperti itu.
Tetapi perlu diingat bahwa tetap saja ada pengecualian, yaitu tidak semua siswa yang berasal dari keluarga berada menunjukkan prestasi belajar yang tinggi, jika dibandingkan dengan siswa yang berasal dari keluarga yang yang lebih miskin, dan banyak siswa yang datang dari keluarga yang kurang berkecukupan mampu melanjutkan studi di perguruan tinggi.
 Masalah kemampuan ekonomi (biaya) menjadi sumber kekuatan dalam kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar, seorang anak kadang-kadang memerlukan sarana-sarana yang cukup mahal, yang kadang-kadang tidak dapat terjangkau oleh keluarga. Jika keadaannya demikian, maka masalah demikian juga merupakan faktor  Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran(Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm.
 Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori Dan Terapan(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 82-  penghambat dalam kegiatan belajar. Jika perekonomian cukup, lingkungan materiil yang dihadapi siswa dalam keluarganya itu lebih luas, maka ia dapat kesempatan yang luas pula untuk mengembangkan berbagai kecakapannya. Termasuk di dalamnya menu-menu makanan guna kesehatan yang baik, serta sikapnya terhadap lingkungan keluarga, hubungan dengan orang tua dan saudaranya yang dinamis dan wajar.
 Menurut Noehi Nasution dkk ”belajar bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri.  Ada unsur-unsur lain yang ikut terlibat langsung di dalamnya, yaitu  raw input, learning teaching process,  output ,  enviromental input, dan  instrumental input”.
Masukan mentah ( raw input ) merupakan bahan pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar ( learning teaching process ) dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran  (output)dengan kualifikasi tertentu. Di dalam proses belajar mengajar ikut berpengaruh sejumlah faktor lingkungan, yang merupakan masukan dari lingkungan  (enviromental input ) dan sejumlah faktor instrumental (instrumental input ) yang dengan sengaja dirancang dan dimanipulasikan guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki.
Noehi dkk juga mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut secara lebih luas diantaranya adalah faktor lingkungan.
  M Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan(Yogyakarta: BPFE, 1990), hlm.
 Andi Sembiring.  Pengaruh Pola Kehidupan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SDN Banjaran VI Kecamatan Kota Kediri.(Online), ( http://one.indoskripsi.com/node/830 , diakses 5 Juli 2009)  Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.
 Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. Keduanya mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah.
 Dalam melaksanakan pendidikan peserta didik secara aktif mengambil bagian dalam kegiatan yang dilaksanakan. Untuk dapat terlaksananya suatu kegiatan, pertama-tama harus ada dorongan untuk melakukan kegiatan itu. Dengan kata lain, untuk dapat melakukan sesuatu harus ada motivasi. Begitu juga keadaannya dalam proses belajar atau pendidikan. Peserta didik harus mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang sedang berlangsung. Hanya apabila mempunyai motivasi yang kuat peserta didik akan menunjukkan minatnya, aktivitasnya, dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang sedang dilaksanakan.
Dalam kegiatan pendidikan, dua aspek motivasi harus dimiliki oleh peserta didik, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Adanya motivasi internal (motivasi intrinsik) berarti bahwa peserta didik menyadari bahwa kegiatan pendidikan yang sedang diikutinya bermanfaat baginya karena sejalan dengan kebutuhannya.
 Menurut M. Dalyono,  Ibid., hlm. 141-  Tabrani Rusyan, dkk. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar(Bandung : Remadja Karya, 1994), hlm. 127-  kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.
 Mengingat motivasi merupakan motor penggerak dalam perbuatan, maka bila anak didik yang kurang memiliki motivasi intrinsik, diperlukan dorongan dari luar, yaitu motivasi ekstrinsik, agar anak didik termotivasi untuk belajar.
Temuan Muhammad Choirul Yusuf yang meneliti tentang Pengaruh Status Sosial Dan Status Ekonomi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMU Diponegoro Tumpang–Kabupaten Malang, menyimpulkan : (1) Ada pengaruh yang signifikan antara status sosial keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Diponegoro tahun ajaran 2002/ 2003 secara parsial. (2) Ada pengaruh yang signifikan antara status ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Diponegoro tahun ajaran 2002/ 2003 secara parsial. (3) Ada pengaruh yang signifikan antara status sosial dan status ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Diponegoro tahun ajaran 2002/ 2003 secara simultan.
 Nunung Ika Herlina meneliti tentang Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa SMK PGRI 2 Geneng-Ngawi, menyimpulkan: ada hubungan positif signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
  Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hlm.
 Muhammad Choirul Yusuf, Pengaruh Status Sosial Dan Status Ekonomi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMU Diponegoro Tumpang –Kabupaten Malang, Skripsi, UIN Malang, 2003, hlm.
 Nunung Ika Herlina, Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa SMK PGRI 2 Geneng-Ngawi, Skripsi, UIN Malang, 2006, hlm.
 Korelasi antara status sosial ekonomi orang tua, lingkungan sekolah, dan motivasi belajar terhadap prestasi yaitu bahwasanya siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya tinggi, baik, berkecukupan dan mampu, menunjukkan nilai yang lebih baik dalam tes hasil belajar dan lamanya bersekolah daripada mereka yang yang berasal dari status sosial ekonominya rendah dan kurang menguntungkan, tetapi masih ada pengecualian yaitu tidak semua anak dari status sosial ekonomi yang tinggi mampu mendapatkan prestasi yang bagus, jika dibandingkan dengan mereka yang kurang beruntung dalam sosial ekonominya. Karena hal itu juga tergantung dari lingkungan sekolah dan motivasi belajarnya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas bahwa status sosial ekonomi orang tua, lingkungan sekolah, dan motivasi belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Status sosial ekonomi, lingkungan sekolah, dan motivasi belajar merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di samping ada variabel-variabel lain diantaranya minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, dan lain-lain. Hanya saja dalam penelitian ini tidak membahas variabel tersebut.
Adapun penulis memilih MAN Kota Blitar sebagai tempat penelitian karena dilihat dari prestasinya MAN Kota Blitar cukup baik di daerahnya. Madrasah yang berdiri tanggal 12 Mei 1970 dan terletak di Jalan Jati No 78 Blitar ini dulunya bersebelahan dengan daerah lokalisasi WTS dan peternakan babi. Tetapi akhirnya tempat itu ditutup dan dibeli oleh pihak madrasah untuk dijadikan kegiatan pembelajaran.  MAN Kota Blitar sejak berdiri sampai sekarang banyak mengalami kemajuan, baik di bidang akademik maupun non akademik, bahkan pernah meraih  Juara 1 Lomba Prestasi Madrasah Tingkat Propinsi Jawa Timur, dan mewakili Jatim ke tingkat Nasional.
Secara umum di MAN Kota Blitar memiliki dua macam program pengajaran, yaitu program pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum MAN Kota Blitar wajib diikuti oleh semua kelas X dan XI. Dan program pengajaran khusus dilaksanakan Di kelas XII yang telah dipilih oleh siswa sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya.  Peneliti juga ingin mengetahui sejauh mana status sosial ekonomi orang tua, lingkungan sekolah, dan motivasi belajar dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka mendorong peneliti untuk meneliti masalah-masalah status sosial ekonomi orang tua, lingkungan sekolah dan motivasi belajar serta pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa dengan judul “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Lingkungan Sekolah Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Di MAN Kota Blitar”
B.  Rumusan Masalah 1.  Apakah status sosial ekonomi orang tua berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar? 2.  Apakah lingkungan sekolah berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar?  3.  Apakah motivasi belajar berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar? 4.  Apakah status sosial ekonomi orang tua, lingkungan sekolah dan motivasi belajar berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar?
C.  Tujuan Penelitian 1.  Untuk menjelaskan pengaruh dari status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS MAN Kota Blitar.
2.  Untuk menjelaskan pengaruh dari lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar.
3.  Untuk menjelaskan pengaruh dari motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar.
4.  Untuk menjelaskan pengaruh dari status sosial ekonomi orang tua, lingkungan sekolah dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS MAN Kota Blitar.
 D.  Hipotesis Penelitian Menurut Suharsimi  Arikunto, hipotesis didefinisikan sebagai alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitianya.
 Dalam penelitian ini hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan adalah : 1.  Ada pengaruh positif signifikan dari status sosial ekonomi terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar.
2.  Ada pengaruh positif signifikan dari lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar.
3.  Ada pengaruh positif signifikan dari motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar.
4.  Ada pengaruh positif signifikan dari status sosial ekonomi orang tua, lingkungan sekolah dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS di MAN Kota Blitar.
E.  Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan  dapat bermanfaat kepada semua pihak secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi ekonomi.
Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:  Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm.
  1.  Pihak sekolah Dapat dipergunakan oleh lembaga sekolah yang bersangkutan sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang mungkin dialami guru dalam pembelajaran ekonomi dalam hubungannya dengan perkembangan prestasi.
2.  Pihak peneliti Dapat menambah pengetahuan dan memberikan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh selama masa perkuliahan sehubungan dengan permasalahan yang ada dalam praktek nyata.
3.  Pihak peneliti selanjutnya Dapat digunakan sebagai salah satu bahan kajian untuk penelitian selanjutnya.
F.  Asumsi Penelitian Yang menjadi asumsi dalam penelitian ini adalah: 1.  Responden mengisi angket dengan jujur sesuai dengan landasan yang sebenarnya.
2.  Faktor-faktor lain di luar status sosial ekonomi orang tua, lingkungan sekolah dan motivasi belajar yang berpengaruh terhadap prestasi dianggap konstan.

G.  Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian 1)  Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari 4 variabel, yaitu: status sosial ekonomi orang tua, lingkungan sekolah dan motivasi belajar sebagai variabel  bebas. Sedangkan untuk variabel terikatnya yaitu prestasi belajar. Pengukuran prestasi belajar diperoleh dari hasil UAS siswa semester genap tahun pelajaran 2008/2009. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kota Blitar dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS. Dan berikut ini jabaran variabel penelitiannya 

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi