BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Remaja masjid adalah suatu
organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim yang menggunakan masjid sebagai pusat
aktivitasnya. Remaja masjid merupakan salah
satu alternative pembinaan
remaja yang terbaik.
Melalui organisasi tersebut,
mereka memperoleh lingkungan
yang Islami serta
dapat mengembangakan kreativitas.
Kehadirannya remaja masjid tidak muncul begitu saja.
Akan tetapi timbul
melalui usaha- usaha penyelenggaraan kegiatan kemasjidan dan akhirnya dibentuklah organisasi
remaja masjid.
Keberadaan Remaja Masjid saat ini
telah menjadi salah satu wadah favorit kegiatan
remaja muslim dan
umumnya dapat dijumpai di
daerah kota-kota besar.
Meskipun keberadaannya masih
terdapat hambatan, baik dari
segi pola pengkaderan, program kerja maupun pengelolaan organisasi.
Namun hambatan tersebut, secara umum masyarakat sudah dapat
menerima atas kehadirannya.
Remaja masjid kini telah
menjadi suatu fenomena bagi kegairahan para remaja
muslim dalam mengkaji
dan mendakwahkan Islam
di Indonesia. Pada dasarnya dakwah
Islam yang dilakukan
oleh generasi muda
Islam bukan merupakan suatu hal yang
baru. Remaja masjid dapat membina para
anggotanya agar beriman, berilmu,dan
beramal shaleh dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT
untuk mencapai keridhaan-Nya. Pembinaan
remaja muslim dilakukan dengan
menyusun aneka program
kemudian di follow up
(tindak lanjut) dengan berbagai
aktivitas yang berorientasi
pada keislaman, kemasjidan, keremajaan,dan keilmuan (Siswanto, 2006:
48-50).
Pada masa
sekarang, Remaja Masjid
semakin terasa diperlukan terutama
untuk mengorganisir kegiatan
dakwah yang memiliki
keterikatan dengan masjid.
Keberadaannya dapat memberikan
warna tersendiri bagi pengembangan masjid.
Dan tentunya, diharapkan
remaja masjid dapat menjadi
penggerak pengembangan dakwah Islam
yaitu dengan menjadikan masjid sebagai
pusat aktivitasnya.
Sebagai organisasi yang
terikat dengan masjid maka peran
utamanya tidak lain adalah memakmurkan
masjid . Memakmurkan masjid
merupakan bagian dari dakwah bil hal
(dakwah pembangunan). Dakwah bil
hal adalah kegiatan
dakwah yang diarahkan
untuk meningkatkan kesejahteraan
dan kebahagiaan hidup
umat, baik rohani
maupun jasmani (Ayub,
1996: 9).
Selain itu,
memakmurkan masjid juga
merupakan salah satu
bentuk taqarrub (upaya
mendekatkan diri) kepada
Allah yang paling
utama.
Rasulullah SAW
bersabda, “barangsiapa membangun
untuk Allah sebuah masjid,
meskipun hanya sebesar
sarang burung, maka
Allah akan membangunkan untuknya rumah di syurga”.
(Mustofa, 2007: 18).
Dalam menjalankan
peranannya, aktivitas Remaja
masjid tidak hanya terbatas
pada bidang keremajaan saja,
melainkan bidang kemasjidan perlu
difungsikan, diperluas jangkauan
aktivitas dan pelayanannya
dalam mencapai kemakmuran
masjid yang dicita-citakan. Sebagaimana
yang tersirat dalam firman Allah
QS. At -Taubat ayat 18 :
Artinya: “Hanyalah yang memakmurkan
Masjid-Masjid Allah ialah orangorang yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan
tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah
orang-orang yang diharapkan termasuk
golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk”.
Ayat tersebut
diatas menunjukan bahwa
setiap muslim memiliki tugas untuk memakmurkan masjid dalam melakukan peran dan fungsinya, baik secara individu maupun secara lembaga.
Adapun peran
dan fungsi remaja
masjid menurut Siswanto
adalah sebagai berikut: a. Memakmurkan masjid b. Pembinaan Remaja Muslim c. Kaderisasi Umat d. Pendukung kegiatan Ta’mir Masjid e. Dakwah dan Sosial (2005 : 69-71).
Multifungsi
tersebut telah diaktualisasikan dengan
kegiatan operasional yang
sejalan dengan program
pembangunan. Umat Islam bersyukur
bahwa dalam dekade akhir-akhir ini masjid semakin tumbuh dan berkembang,baik dari segi jumlahnya maupun
keindahan arsitekturnya. Hal ini menunjukkkan
adanya peningkatan kehidupan
ekonomi umat, peningkatan gairah, dan semaraknya kehidupan
beragama.
Sesungguhnya umat Islam memang memiliki semangat
yang tinggi dalam membangun
Masjid, namun banyak
yang kurang ditindaklanjuti dengan
aktivitas memakmurkannya secara
sungguh -sungguh. Kondisi tersebut
sangat memprihatinkan dan
sekaligus menjadi tantangan
bagi remaja masjid untuk
menggairahkan umat dalam memakmurkan
masjid.
Bagi remaja masjid, mengaktualkan
kembali peran dan fungsi masjid sebagai tempat
ibadah dan pusat
kebudayaan merupakan sikap
kembali kepada sunnah Rasul yang
semakin terasa diperlukan pada era modern ini .
Aktualisasi ini
pada gilirannya akan
membawa umat pada
kondisi yang lebih
baik dan lebih
Islami. Dengan mengaktualkan
fungsi dan perannya, masjid
akan menjadi pusat
kehidupan umat. Artinya,
umat Islam menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas
jama’ah–jama’ah serta sosialisasi kebudayaan
dan nilai-nilai Islam.
Remaja masjid
sebagai alat untuk
mencapai tujuan dakwah
dan wadah bagi
remaja muslim, diharapkan
dapat mengaktualisasikan fungsi dan
peranannya sebagai lembaga
kemasjidan. Sehingga aktivitas
remaja masjid yang
diselenggarakan dapat memenuhi
kebutuhan umat serta berlangsung
secara berdaya guna (efektif) dan berhasil guna (efisien).
Berdasarkan latar
belakang tersebut, penulis
ingin melakukan penelitian dengan judul “Peranan Remaja Islam
Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT)
Sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah” 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang di
atas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah : a. Bagaimana Peranan RISMA JT sebagai Lembaga
Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah? b. Bagaimana
faktor pendukung dan
penghambat peranan RISMA
JT di Masjid Agung Jawa Tengah? 1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan
di atas, maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk
mengetahui Peranan RISMA
JT sebagai Lembaga
Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah.
2) Untuk
mengetahui faktor pendorong
dan penghambat peranan RISMA JT di Masjid Agung Jawa Tengah.
b. Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah : 1) Secara
Teoritis Di harapkan dapat menambah
khasanah keilmuan dakwah, dan sumbangan
pemikiran dengan harapan
dapat di jadikan
bahan studi banding oleh peneliti
lainnya.
2) Secara Praktis Hasil penelitian
ini diharapkan dapat
membantu para pengelola
lembaga dakwah, khususnya
aktifis masjid dalam mengoptimalkan peran dan fungsi organisasi remaja masjid.
1.4. Tinjauan Pustaka Untuk menghindari
kesamaan penulisan dan
plagiat, maka penulis mencantumkan
beberapa hasil penelitian
yang ada relevansinya
dengan rencana penelitian
penulis. Di antara penelitian -penelitian tersebut adalah : Pertama; ; skripsi
Hanis Farida (2006) dengan judulnya “Organisasi Bina
Wanita Yayasan Masjid
Raya Baitur Rahman
Semarang (Tinjauan Manajemen
Dakwah)”. Dalam skripsinya
dijelaskan bahwa suatu
lembaga atau organisasi
yang berorientasi pengembangan
yang baik memerlukan pengelolaan
atau manajemen yang
bertujuan untuk mengembangkan lembaga
organisasi menjadi lebih
sempurna. Sehingga lembaga
tersebut dapat bermanfaat
terhadap lingkungannya, dan
para anggota pada khususnya Organisasi
Bina Wanita yang
merupakan sebuah lembaga dakwah
yang sangat diharapkan
dapat memberi manfaat
bagi masyarakat sekitarnya, sehingga harus dikelola dengan
sebaik-baiknya.
Dalam pengelolaan Organisasi Bina Wanita
tentunya tidak terlepas dari beberapa
hal yang berkaitan dengan fungsi manajemen yang sudah ada.
Di antara
beberapa fungsi manajemen
yang ada antara
lain adalah perencanaan.
Fungsi perencanaan diperlukan
sebagai dasar dalam melakukan pengelolaan
setiap manajemen yang
berlaku. Demikian pula dalam
pengorganisasian harus dilaksanakan secara sistematis sehingga dapat dihasilkan
suatu kekuatan yang
tangguh dalam pengelolaan
sebuah organisasi. Selain itu
juga sebagai motor penggerak dalam setiap organisasi yang
berfungsi sebagai mobilisator
dan dinamisator harus dapat
dilakukan dengan sangat
cermat, dan yang
tidak kalah penting
adalah pengendalian sehingga didapat sebuah organisasi yang rapi
dan terstruktur secara baik.
Kedua; skripsi
Eko setiawati (2007)
dengan judulnya “Peran Manajemen Masjid dalam meningkatkan Fungsi
sosial Masjid di masyarakat (Studi Kasus
Peran Sosial Masjid Agung Pemalang)” .
Dalam skripsinya di jelaskan
bahwa peran manajemen masjid dalam meningkatkan fungsi sosial dimasyarakat tidak lepas dari program kegiatan
masjid yang bisa membantu meringankan problematika
sosial di masyarakat
serta menerapkan manajemen
masjid secara baik
dan profesional agar
dapat membantu pelaksanaan dan kelancaran kegiatan masjid.
Ketiga; skripsi
Farida Ulfa (1996)
yang berjudul “Kegiatan Keagamaan
Remaja Masjid Kecamatan
Jati Kabupaten Kudus”.
Isi dari skripsinya
membahas tentang kelebihan
dan kekurangan dari
kegiatan keagamaan remaja
masjid kecamatan jati
kabupaten kudus. Adapun
hasil penelitiannya adalah
sebuah bentuk kegiatan
keagamaan yang dilakukan oleh
para remaja yaitu
berupa pengajian tahlil
dan yasin pada
hari kamis malam
jum’at, dimana dalam
pelaksanaannya dilakukan secara
serempak diseluruh masjid
kecamatan Jati. Kegiatan
itu dilakukan dengan
tujuan untuk menyatukan
mereka dalam sebuah
organisasi, sehingga mereka terangkum
dalam kegiatan yang
bermanfaat dan untuk
memakmurkan masjid.
Keempat: skripsi
Ali Mubarok (2003)
yang berjudul “Peranan Remaja
Masjid Dalam Mengantisipasi Budaya
Asing (Studi Kasus
Pada Remaja Masjid
Al-Falah Tlogowaru Malang).
Dalam penelitiannya mengkaji
sekelompok remaja yang
disebut sebagai remaja
masjid, dimana mereka
berupaya untuk berperan
sebagai suatu organisasi
yang dapat mengantisipasi
budaya asing yang
pada umumnya bertentangan
dengan ajaran Islam.
Meskipun dalam pelaksanaan
kegiatannya menghadapi beberapa rintangan.
Kelima : Skripsi Mahtum
Afiati (1997) yang
berjudul “ Fungsi Masjid
Sebagai Sarana Pembentukan
Akhlak Remaja (Study
Kasus di Kodya
Semarang). Dalam skripsinya
membahas tentang bahwa
masjid merupakan tempat ibadah
umat Islam yang baik yang bersifat horisontal dan vertikal.
Oleh karena itu,
berfungsi atau tidaknya
masjid sebagai tempat kegiatan
umat Islam menjadi
kewajiban dan tanggung
jawab umat Islam terutama
remaja sebagai generasi
penerus. Upaya untuk
mengoptimalkan fungsi masjid
sudah dilakukan oleh para pembina masjid, yaitu dengan cara menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang
melibatkan seluruh unsur masyarakat
termasuk remaja. Kegiatan tersebut antara lain: khutbah jum’at, peringatan
hari besar Islam
(PHBI), bhakti sosial,
kuliah ahad pagi, pemberian
beasiswa dan wisata dakwah.
erun:yE '"�
�� �� anusia di dunia, yakni
penghambaan hanya kepada
Allah SWT. Do’a merupakan
salah satu bentuk manusia meyakini adanya Tuhan.
2. Pesan Akhlak Dalam penelitian ini, penulis mengkaji
tentang akhlak mahmuudah
(akhlak baik), yakni akhlak yang
mencakup: sifat sabar, syukur, tawadhu,
tawakkal, ikhtiyar, dan introspeksi diri.
a) Sabar
artinya membiarkan semua
yang terjadi lewat,
baik tentang kesedihan, cobaan
hidup, dan lain sebagainya. Sabar merupakan ketegaran
dan keteguhan hati
seseorang dalam menghadapi kesulitan (Abdul, 2006 : 203).
Hal ini
sesuai dengan firman
Allah dalam Surat Luqman ayat 17, yakni: Artinya: Dan
bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting (QS. Luqman : 17) (Depag, 2002 : 582).
b) Syukur
adalah mencurahkan semua
rasa terima kasih
kita kepada Allah SWT atas segala
nikmat yang telah diberikanNya. Sesuai
dengan firman Allah
dalam surat Al-Baqarah ayat 152, yakni: Artinya: Dan bersyukurlah kepada-Ku dan
janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku
(QS. Al-Baqarah : 152)
(Depag, 2002 : 29).
c) Tawadhu’
adalah rendah hati. Merendahkan diri dan hati di hadapan
Allah yang dilandasi
oleh kesadaran akan Kebesaran dan
keagungan-Nya sebagai Pencipta
Alam Semesta (Mulyadi, dkk, 1994
: 14 ).
d) Tawakkal
adalah menyerahkan diri
sepenuhnya hanya kepada Allah,
tanpa keraguan sedikit pun,
dan hanya padaNya meminta
pertolongan (Mulyadi, dkk, 1994 : 128).
e) Ikhtiar,
merupakan bentuk usaha
manusia yang diikuti dengan do’a, tawakkal dan sabar.
f) Introspeksi,
berarti manusia yang
sadar, dan mau
belajar dari kejadian yang pernah
dialami. b.
Syair Lagu / Album Don’t Make Me Sad Syair lagu
secara operasional, yakni
syair yang akan diteliti dalam
penelitian ini, yang
ada dalam album
Don’t Make Me
Sad, terdapat dua
belas lagu, dari
dua belas lagu
tersebut, penulis hanya
akan meneliti sembilan
saja agar penelitian lebih spesifik.
Di mana setiap
peneliti dapat membatasi
kajiannya, sesuai kebutuhan,
jadi penulis membatasi
hanya sembilan lagu saja dari
album Don’t Make
Me Sad, antara
lain : Sebelum Cahaya,
Hantui Aku, Memiliki
Kehilangan, Permintaan Hati, Bunga di Malam Itu, Rasakanlah Makna,
Sejenak, Kau Aku dan Obsesiku, dan Don’t
Make Me Sad.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi