Selasa, 26 Agustus 2014

Skripsi Syariah: PENGARUH IKLAN DAN PERSONAL SELLING SECARA ISLAM TERHADAP MINAT ANGGOTA

BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1  Latar Belakang Masalah.
Ekonomi  masyarakat  di  dunia  ini cenderung  menganut  sistem  ekonomi  konvensional  yang  pada  kenyataannya  telah  gagal  dalam  mensejahterakan  masyarakat Indonesia.  Sehingga sistem perekonomian konvensional di Indonesia  harus  diadakan  perubahan  dengan  sistem  yang  mampu  mensejahterakan  masyarakatnya.  Disini  sistem  ekonomi  Islam  hadir  sebagai  penyempurna  sistem  ekonomi  konvensional  yang  dirasa  tidak  dapat  meratakan  kesejahteraan  dan  keadilan  dibidang  ekonomi.  Dimana  kegiatan  ekonomi  Islam  bertujuan  mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi  jangka panjang dan  memaksimalkan  kesejahteraan seluruh masyarakat di Indonesia dengan merata dan sesuai dengan  prinsip-prinsip  agama  Islam,  mengingat  sebagian  masyarakat  Indonesia  adalah  Muslim.

Penyempurnaan itu tidak lain terdapat dalam tata perundangan perbankan di Indonesia, yaitu Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992 yang kemudian  disempurnakan lagi  dengan  Undang-Undang  Perbankan  No.10  Tahun  1998  tersebut  telah  membuka  lahirnya  bank  berdasarkan  prinsip  syariah.
.  Penetapan  Undang-Undang  Nomor  10  Tahun  1998  tersebut  sangat  menguntungkan  bagi  dunia  perbankan  khususnya  perbankan  syari’ah.
 Keuntungan  tersebut  karena  1  Undang-Undang tentang Perbankan, 1992  Wibowo,  Edy  &  Untung  Hendy  Widodo,  Mengapa  Memilih  Bank  Syari’ah,  2005,  Bogor:  Ghalia  Indonesia.  (Kata  pengantar  Ketua  Mahkamah  Agung  RI  Prof.  Dr.  Bangir  Manan, S.H.,Mcl  Undang-Undang  Nomor  10  Tahun  1998  mengatur  bank  syari’ah  dari  segi  kelembagaan  dan  operasional.  Selanjutnya,  muncullah  peraturan  perundangundangan  yang  mendukung  tumbuh  kembangnya  perbankan  syari’ah.  Salah  satunya  adalah  Undang-Undang  No  23  Tahun  1999  tentang  Bank  Sentral.
Undang-Undang  ini  memberi  peluang  bagi  BI  untuk  menerapkan  kebijakan  moneter berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah.Hal ini menunjukkan sudah adanya  pengakuan secara tegas mengenai posisi bank berprinsip syari’ah.
Adanya  Undang-Undang  tersebut  melatarbelakangi  berdirinya  lembagalembaga keuangan berdasarkan prinsip syari’ah, dengan operasional kegiatannya  adalah   menghimpun  dana  dari masyarakat  (funding)  dan  menyalurkan  dana  masyarakat  tersebut  (lending)  ke  dalam  suatu  usaha  riil  yang  produktif,  bebas  bunga, dan mengedepankan prinsip bagi hasil, seperti BMT, BPR Syari’ah, Bank  Syari’ah,  Asuransi  Takaful,  dan  Pegadaian  Syari’ah.  Lembaga-lembaga  tersebut  merupakan  wujud  praktik  riil  ekonomi  Islam  dalam  kehidupan  masyarakat  Indonesia.
Dalam  praktiknya  Lembaga  Keuangan  Syariah  merupakan  salah  satu  lembaga yang menawarkan kerjasama kemitraan berbasis  profit and loss sharing  (bagi  hasil  keuntungan  dan  kerugian)  yang  menguntungkan  bebas  dari  transaksi  ribawi (bunga). Dalam hal pembiayaan Bank Syari’ah bertindak sebagai  financer  (pemberi modal atau investor) bukan sebagai pemberi pinjaman dana, sementara  anggota bertindak sebagai  fundmanager  (pengelola dana)  bukan sebagai debitur.
Dalam hal tabungan atau pengumpulan dana yang dilakukan Bank Syari’ah maka  3  Ibid., h.36.
Bank  Syari’ah  bertindak  sebagai  fundmanager  (pengelola  dana)  dan  sebaliknya  anggota  sebagai  investor,  dan  pada  akhirnya  hubungan  yang  terjadi  adalah  hubungan kemitraan.
Setiap  lembaga  keuangan,  baik  lembaga  keuangan  syari’ah  maupun  konvensional  memerlukan  partisipasi  aktif  dari  masyarakat.  Oleh  karena  itu,  lembaga  keuangan  tersebut  harus  berlomba-lomba  untuk  mendapatkan  anggota.
Semakin banyak anggota yang diperoleh maka akan semakin banyak pula modal  yang  bisa  dikumpulkan  oleh  lembaga  keuangan  tersebut,  dengan  maksud  bukan  untuk  melakukan  pemusatan  kekayaan  pada  sebagian  kecil  orang,  tetapi  mendistribusikan  kekayaannya  secara  merata  dan  adil  kepada  masyarakat  menyeluruh. Begitu juga dengan peran BMT yang berupa Baitul Maal dan Baitul  Tanwil.
Baitul Maal merupakan bidang sosial, yang bergerak dalam penggalangan  dana zakat, infak, sedekah dan dana-dana sosial lain serta mentasarufkanya untuk  kepentingan  sosial  secara  terpola  dan  berkeseinambungan.  Sedangakan  Baitul  Tanwil  merupakan  bidang bisnis  yang  menjadi operasional BMT. Bidang tanwil  ini  bergerak  dalam  penggalangan  dana  masyarakat  dalam  bentuk  pembiayaan  usaha  mikro  dengan  sistem  :  jual  beli,  bagi hasil  maupun  jasa.  Pengembangan  sosial  BMT,  dimaksudkan  untuk  mampu  menjangkau  lapisan  masyarakat  yang  paling  bawah  dan  tidak  mampu  disentuh  dengan  dana-dana  komersil.  Dengan  zakat, BMT akan mampu memberdayakan kelompok fakir miskin. Kelompok ini  perlu didampingi  dan  diberi  modal  sebagai  rangsangan  usahanya.  Visi  bidang  sosial  BMT  adalah  mengantarkan  mustahiq  (penerima  zakat)  menjadi  muzakki  (pembayar zakat).
Untuk  mencapai  tujuan  tersebut,  yaitu  berupa  pencapaian  kesejahteraan  dan  keadilan  secara  merata  kepada  masyarakat,  maka  langkah  awalnya  adalah  dengan  cara meraih  anggota  sebanyak-banyaknya  namun  dengan  tanpa  adanya  unsur pemaksaan dan penipuan. Untuk merekrut anggota adalah bukan suatu hal  yang  mudah.  Setiap  perusahaan  yang  ingin  memperluas  usahanya  dalam  persaingan haruslah memandang pemasaran sebagai kunci utama dalam mencapai  tujuan  perusahaan.  Pemasaran  diarahkan   untuk  mengetahui  kebutuhan  pembeli  kemudian memuaskan kebutuhan tersebut. Dalam strategi pemasaran ini, terdapat  strategi  bauran  pemasaran  (marketing  mix)  yang  menetapkan  komposisi  yang  terbaik  dari  keempat  komponen  pemasaran  untuk  dapat  mencapai  sasaran  pasar  yang  dituju  dan  sekaligus  mencapai  tujuan  dan  sasaran  perusahaan.  Keempat  unsur  strategi  bauran  pemasaran  tersebut  adalah  harga, produk,  promosi  dan  distribusi.
Dalam  hal  ini unsur strategi pemasaran  yang di gunakan  adalah promosi,  promosi pemasaran digunakan sebagai  media penyampaian pesan atau informasi  kepada  publik  terutama  pelanggan  mengenai  keberadaan  suatu  produk  atau  jasa  dapat dilakukan. Selanjutnya  menurut penulis dalam manajemen pemasaran, jika  ingin  meningkatkan  penjualan  maka  bauran  promosi  juga  harus  ditingkatkan.
Termasuk  juga  salah  satu  unsur  yang  paling  penting  dalam  berpromosi  adalah  adanya  iklan  dan  personal  selling  (penjualan  pribadi)  yang  merupakan  proses  interaksi  dengan  satu  calon  pembeli  atau  lebih,  guna  melakukan  presentasi,  menjawab  pertanyaan,  dan  menerima  pesanan.  Iklan  dan  personal  Selling  merupakan alat yang paling efektif dalam proses pembelian lebih lanjut. Terutama  dalam hal membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli.
Kesuksesan  iklan  dan  personal  selling  dalam  meraih  apa  yang  menjadi  sasaran  berkaitan  dengan  adanya  komunikasi  pemasaran  yang  merupakan  usaha  untuk  menyampaikan  pesan  atau  informasi  kepada  publik  terutama  konsumen  tentang  informasi  barang  dan  jasa.  Dimana  keberhasilan  komunikasi  pemasaran  dipengaruhi  oleh  beberapa  hal  seperti  kemampuan  para  penyampai  (penjual  pribadidan  iklan)  melakukan  decoding  (respon dan  interprestasi oleh penerima)  dan ketepatan memilih jenis promosi.
Bukti  penggunaan  komunikasi  dalam  iklan  dan  personal  selling  sangat  tepat  dapat  dilihat  pada  lingkungan  masyarakat,  baik  di  lingkup  perkampungan  atau pasar, bahwa banyak praktisi-praktisi dari beberapa lembaga  keuangan baik  yang bersifat konvensional ataupun syari’ah, yang memberikan layanan langsung  ke  tempat  dimana  anggota  itu  berada,  sehingga  anggota  tidak  perlu repot -repot  mendatangi  bank  tersebut  jika  ingin  mengajukan  pembiayaan  atau  ingin  melakukan penitipan dana.
Iklan  dan  personal  selling  merupakan  alat  promosi  untuk  menyampaikan  pesan produk kepada calon anggota. Dalam kegiatan berpromosi  Islam melarang  melebih-lebihkan (misalnya testimoni palsu, sumpah palsu atau kesan sejenisnya)  pesan produk dengan maksud untuk memikat anggota. Rasulullah SAW. Dengan  tegas  menyatakan  bahwa  perusahaan  harus  menjauhkan  diri  dari  testimoni,  sumpah secara berlebih-lebihan untuk melariskan tawaran produk.
Mengenai  pembiayaan  dan  penitipan  dana,  BMT  Ben  Makmur  juga  merupakan salah  satu  contoh  lembaga  keuangan  mikro  yang  memberikan  pelayanan penitipan dan pembiayaan bagi masyarakat yang membutuhkan. BMT  ini  berada  di  Jalan  Kenduren,  Wedung,  Demak,  yang  berdiri  sejak  tahun  2003,  dengan karyawan sebanyak 15 orang dan sampai saatini mempunyai sekitar 300  anggota.
Sampai  saat  ini,  perekrutan  anggota  masih  merupakan  perhatian  utama  bagi  BMT  Ben  Makmur,  mengingat  BMT  tersebut  hanya  memiliki  anggota  sebanyak  300.  Banyaknya  BMT  yang  ada  akan  menjadikan  ketatnya  persaingan  dalam  memperoleh  anggota. Sehingga  BMT  Ben  Makmur  juga  harus  ikut  serta  bersaing  dalam  memperoleh  anggota  demi  mempertahankan  eksistensinya.
Penggunaan cara berpromosi untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat  juga  harus  dipilih  secara  tepat  demi  keberhasilan  mem peroleh  banyak  anggota.
Dan  menurut  pengalaman  penulis  setelah  membaca  beberapa  jurnal  skripsi  tentang pengaruhnya terhadap minat anggota, promosi melalui iklan dan personal  selling sangat membawa pengaruh positif bagi subyek yang melakukannya.
Promosi  melalui  iklan  dan  personal  selling  ini  juga  diterapkan  oleh  beberapa BMT di kota Demak, termasuk BMT Bintoro dan BMT Made, promosi  lebih  ditekankan  pada  penerapan  iklan  dan  personal  selling  yang  dirasa  lebih  memberikan kebebasan dan kenyamanan bagi anggota dalam melakukan transaksi  (baik  funding  atau  landing).  Dengan  iklan  anggota  akan  lebih  mengetahui  akan  adanya  BMT  tersebut  sedangkan  dengan  personal  selling  anggota  juga  bisa  menyampaikan saran,  kritik,  serta  keinginan  secara  langsung  kepada  pihak  lembaga  keuangan  BMT  dan  sebaliknya  BMT  juga  dapat  mengetahui  apa  yang  sebenarnya menjadi keinginan anggotanya. Beberapa hal tersebutlah yang dapat  mempengaruhi minat masyarakat.
Dari  latar  belakang  itulah,  penulis  memilih  BMT  Ben  Makmur  sebagai  tempat penelitiandengan harapan mampu memberikan sedikit  manfaat bagi BMT  Ben Makmur dari hasil penelitian yang dilakukan, dan penulis ingin mengetahui  lebih jauh tentang adanya keberadaan iklan dan personal selling dan pengaruhnya  terhadap minat masyarakat untuk menjadi anggota, maka penulis  mewujudkannya dalam  proposal  skripsi  “PENGARUH  IKLAN  DAN  PERSONAL  SELLING  SECARA  ISLAM  TERHADAP  MINAT  ANGGOTA  BMT  (Studi  kasus  di  BMT Ben Makmur Wedung Demak)”.



Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi