Jumat, 22 Agustus 2014

Skripsi Syariah:KREATIVITAS GURU AL QUR’AN HADITS DALAM MENGELOLA KELAS GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SISWA KELAS VII MTS HIDAYATUL MUBTADI’IN LOWOKWARU MALANG


BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang  Guru  kreatif  tidak  akan  terbentuk  secara  tiba-tiba, melainkan  lahir  dari  proses  pergumulan  dengan  ruang  dan  waktu  seiring  pengalaman  yang  dilaluinya.  Guru  yang  kreatif  yakni  guru  yang  memiliki  daya  cipta,   misalnya  dalam  menyiapkan  metode,  perangkat,  media  dan  muatan  materi  pembelajaran.  Dari  kreativitas  guru  tersebut,  akan  menular  pada  siswa  secara  jangka  pendek  maupun  panjang.  Karena  siswa  disadari  atau  tidak cenderung belajar dari aktivitas dan kreativitas gurunya dalam proses pembelajaran.
Kegiatan  belajar  yang  variatif,  dapat  merangsang  semangat  dan   rasa  penasaran  siswa  untuk belajar PAI khususnya mata pelajaran Al Qur’an Hadits.
 Balnadi, Saputra. Aneka Problema Keguruan. (Bandung: Angkasa, 1982). hlm. 101  Guru  perlu  membuat  keterbukaan  komunikasi  dengan  siswanya.  Sebelum  pelajaran Al Qur’an Hadits dimulai pada tahun ajaran baru, seyogyanya guru melakukan  ’kontrak  belajar’  dengan  siswa.  Guru  memposisikan  cara  pandang  bersama  terhadap  aktivitas  di  kelas  sebagai  relasi  dan  komunikasi  di kelas  adalah  saling  belajar.  Kontrak  belajar  ini  meliputi  perkenalan,  curah  harapan  dan  pendapat  atas  pelajaran  Al  Qur’an  Hadits  serta  membangun  kesepakatan  dan  kesepahaman  kolektif  antara  guru  dan  siswa,  seperti tentang cara dan tempat belajar misalnya.

Membangun  kreativitas  guru  membutuhkan  proses,  kreativitas  akan  lahir  secara,  ada proses  yang mengawalinya seperti:  pertama, belajar dari pengalaman mengajar, baik  diperoleh dari pengalaman sendiri maupun dari pengalaman guru lain. Guru dapat belajar  dan merefleksikan perjalanan proses belajar mengajarnya ke dalam praktik pembelajaran  bersama  siswa.  Kedua,  rasa  cinta  dan  kasih  sayang  yang  mendalam  terhadap  muridmuridnya  agar  mereka  menjadi  manusia  ideal   di  masa yang  akan  datang.  Cinta  adalah  energi  kehidupan.  Cinta  merupakan  sumber  pemicu  yang  kuat  atas  lahirnya  kreativitas.
Jika ada cinta dan kasih sayang, maka rasa dan jiwaguru terlibat dalam proses pengajaran  dan pendidikannya sehingga totalitas kinerja guru lahir. Perasaan siswa dapat menangkap  cinta kasih gurunya sehingga terjalin hubungan psikologis antara siswa dan guru.  Ketiga,  adanya  tanggung  jawab  yang  mendalam  terhadap  tugasnya.  Keempat,  guru  giat  belajar  untuk  meningkatkan  kualitas  pengetahuan,  kepribadian  dan  keterampilannya  yang  berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru  Guru merupakan sebagai pendidik bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai  dan  norma-norma  kepada  generasi  berikutnya  sehingga terjadi  proses  konservasi  nilai  karena melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru   Ibid. hlm 102   Wijaya, Cece dan Tabrani Rusyan. 1994. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)  Pendidikan diharapkan memberikan pengetahuan  yang memungkinkan orang  dapat  mengatasi  masalah-masalah  kehidupan  dalam  tugas-tugas  profesional  dan  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Namun,  dalam  kondisi  kehidupan  yang  berubah  dengan  sangat  cepat seperti sekarang ini, Kerap kali pengetahuan yang dimiliki seoarang guru tidak dapat  diterapkan  untuk  mengatasi  masalah-masalah  yang  muncul.  Oleh  karena  itu,  diperlukan  keterampilan berfikir kritis dan kreatif, keterampilan memecahkan masalah dan mengambil  keputusan.  Untuk  itu,  perlu  adanya  kepekaan  terhadap  masalah  yang  muncul  dalam  masyarakat dan dan kejelian untuk mengidentifikasi masalah serta merumuskannya secara  tepat.
Memecahkan  masalah  memerlukan  penggunaan  keterampilan  berpikir  secara  terpadu  dan  dasar  pengetahuan  yang  relevan.  Sebaliknya,  jika  seorang  guru  tidak  dapat  terampil  berpikir  kritis  dan  kreatif  maka  tidak  akan  menghasilkan  pemecahan  masalah  yang  tepat,  meskipun  tersedia  cukup  banyak  informasi  yang  relevan.  Dapat  dipahami  bahwa  suatu  masalah  tidak  dapat  di  atasi  tanpa  pengetahuan  yang  relevan.  Masalah  pendidikan  tidak  dapat  diatasi  tanpa  pengetahuan  dalam  bidang  pendidikan,  masalah  hukum tidak dapat di atasi tanpa dasar pengetahuan hukum, dan sebagainya.
Pengetahuan  untuk  mengatasi  masalah  bersifat  spesifik,  sebaliknya  keterampilan  berpikir dapat diterapkan pada berbagai bidang ataulintas disiplin ilmu. Oleh karena itu,  pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreatif merupakan orientasi pendidikan  yang cocok dalam situasi kehidupan yang mengalami perubahan yang cepat  Pendidikan    nasional    berfungsi     mengembangkan     kemampuan    dan  membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka    Zuchdi,  Darmiyati.  Humanisasi  Pendidikan  Menemukan  Kembali  Pendidikan  yang  Manusiawi.(Jakarta:  PT. Bumi Aksara. 2008). hlm. 124  mencerdaskan  kehidupan  bangsa,  bertujuan  untuk  berkembangnya  potensi  peserta  didik  agar  menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,  mandiri dan menjadi warga negara yang  demokratis serta bertanggung jawab  Untuk  mencapai  tujuan  Pendidikan  Nasional  tersebut  Pemerintah  Republik  Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional berupaya mengadakan perbaikan dan  pembaharuan sistem pendidikan di Indonesia, yaitu dalam bentuk pembaharuan kurikulum,  penataan  guru,  peningkatan  manajemen  pendidikan,  serta  pembangunan  sarana  dan  prasarana pendidikan. Dengan pembaharuan ini diharapkan dapat dihasilkan manusia yang  kreatif  yang  sesuai  dengan  tuntutan  jaman,  yang  pada  akhirnya  mutu  pendidikan  di  Indonesia meningkat.
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar  yang  diselenggarakan  di  kelas  benar-benar  efektif  dan  berguna  untuk  mencapai  kemampuan  pengetahuan,  sikap  dan  keterampilan  yang  diharapkan.  Karena  pada  dasarnya  proses  belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya  guru  merupakan  salah  satu  faktor  yang  penting  dalam menentukan  berhasilnya  proses  belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran  dan  kompetensinya,  guru  yang  kompeten  akan  lebih  mampu  menciptakan  lingkungan  belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar  siswa berada pada tingkat yang optimal.
Dalam  proses  belajar  mengajar,  guru  harus  memiliki  kemampuan  dasar  dalam  melakukan tugasnya. Salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan pribadi guru itu  sendiri  yakni  guru  harus  yang  kreatif,  selalu  mencari  bagaimana  caranya  agar  proses   UUD Republik Indonesia No 2 Tahun 2003, tentang Pasal Sistem Pendidikan Nasional  belajar  mengajar  dapat  mencapai  hasil  sesuai  dengan tujuan  yang  direncanakan.  Oleh  sebab  itu  merupakan  sebuah  tuntutan  bagi  para  pengajar  di  lembaga  madrasah  untuk  memiliki  dan  mengembangkan  kreativitas  dalam  pengelolaan  kelas  guna  menciptakan  kondisi belajar  yang sesuai dengan kondisi siswa dan dapat meningkatkan kemampuan  belajar  siswa,  sehingga  proses  pembelajaran  mata  pelajaran  pendidikan  agama  Islam  berlangsung dengan baik  Guru  dituntut  untuk  mentransfer  ilmunya  secara  proporsional  dan  profesional  kepada  anak  didiknya  sehingga  anak  didik  menjadi  anak  bangsa  yang  bermanfaat  bagi  dirinya dan orang lain. Namun, mentransfer ilmu saja tidak cukup. Banyak hal yang  harus dilakukan oleh seorang  guru, di antaranya meningkatkan  daya kreativitas,  berpikir  positif,  bersikap  kritis,  dan  melaksanakan kegiatan  pembelajaran  dengan  jiwa  besar.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi