Sabtu, 23 Agustus 2014

Skripsi Syariah:METODE PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN (Analisis Tafsir Surat An-Nahl Ayat 125)


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam pengertian yang sederhana dan umum adalah sebagai usaha  manusia  untuk  menumbuhkan  dan  mengembangkan  potensi-potensi  bawaan,  baik  jasmani  maupun  rohani  sesuai  dengan  nilai-nilai  yang  ada  dalam  masyarakat  dan  kebudayaan.
 Sedangkan  menurut  Freeman  Butt  pendidikan  adalah  kegiatan  menerima dan memberikan pengetahuan sehingga kebudayaan dapat diteruskan dari  generasi ke generasi berikutnya.
 Di samping itu, pendidikan dapat diartikan dengan proses transformasi ilmu  pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik, agar ia memiliki sikap dan semangat  yang  tinggi  dalam  memahami  dan  menyadari  kehidupannya,  sehingga terbentuk  ketakwaan, budi pekerti dan pribadi yang luhur.
 Menurut Ahmad D. Marimba, sebagaimana dikutip oleh Suwarno, pendidikan  adalah  bimbingan  atau  pimpinan  secara  sadar  oleh  si  pendidik  terhadap  perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang  utama.
  M. Djumransjah, Filsafat Pendidikan (Malang, Bayumedia Publishing, edisi kedua cetakan pertama,  2006), hlm.

 Ibid. hlm.
 Abdul Mujib dan Jusuf Muzakkair, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006),  hlm.12-  Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1985), hlm.
Selanjutnya  menurut Mulyahardjarpendidikan  adalah  segala  pengaruh yang  diupayakan  sekolah  terhadap  anak  dan  remaja  yang  diserahkan  kepadanya  agar  mempunyai kemampuan.
 Pendidikan  juga  dapat  diartikan  bimbingan  secara  sadar  oleh  pendidik  terhadap  perkembangan  jasmani  dan  rohani  peserta  didik  menuju  terbentuknya  kepribadian yang utama.
 Dari  pengertian  di  atas  dapat  digaribawahi,  bahwa  dalam  pendidikan  ada  sebuah  proses  dan  transformasi  pengetahuan  dari  pendidik  terhadap  peserta  didik.
Sehingga terjadi suatu perubahan ke arah yang positif pada peserta didik, baik dalam  aspek kognitif, afektif, maupun psikomutorik.
Adapun  tujuan  pendidikan  khususnya  di  Indonesia  sebagaimana  terdapat  dalam  Undang-Undang  RI  Nomor  20  Tahun   2003 Tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional Bab II Pasal 3 adalah bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik  agar  menjadi manusia  yang beriman  dan bertakwa  kepada  Tuhan Yang Maha  Esa,  berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara  yang demokratis serta bertanggung jawab.
 Dalam  proses  pelaksanaannya,  pendidikan  tidak  berjalan  sendirian,  ada  hal  lain yang sangat menunjang terhadap keberhasilan pendidikan, agar kemudian tujuan   Dalam bahasa arab disebut "At-Tarbiyah" (mengembangkan, menumbuhkan, menyuburkan) berakar  satu dengan kata " Rabb" (Tuhan Yang Maha memelihara). Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan  adalah  sebuah  nilai-nilai  luhur  yang  tidak  dapat  dipisahkan  dari,  serta  dipilah-pilah  dalam  kehidupan  manusia.  Terpisahnya  pendidikan  dan  terpilah-pilahnya  bagian-bagiannya  dalam  kehidupan  manusia berarti  pula  terjadi  disintegrasi  dalam  kehidupan  manusia,  yang  konsekwensinya  melahirkan  ketidakharmonisan  dalam  kehidupannya.  M.  Syamsi  Ali, Dai  Muda  di  New  York  City, (Jakarta:  Gema  Insani, 2007), hlm. 157.
 Mulyahardjar, redja, Pengantar Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001) hlm.
 Zuhairini  dan  Abdul  Ghafir, Metodologi  Pembelajaran  Pendidikan  Agama  Islam, (Malang:  UM  PRESS, Cetakan Pertama, 2004) hlm. 1   M. Djumransjah. Op. Cit,.hlm. 116  pendidikan  tercapai.  Dengan  kata  lain,  pendidikan  merupakan  suatu  sistem,  antara  sub sistem dangan yang lainnya saling berkaitan.
Di antara sub sistem tersebut tersebut adalah metode. Menurut Kamus Besar  Bahasa Indonesia, metode berarti: ”Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan  suatu  pekerjaan agar  tercapai  sesuai  dengan  yang  dikehendaki,  cara  kerja  yang  bersistem  untuk  memudahkan  pelaksanaan  suatu  kegiatan  guna  mencapai  tujuan  yang ditentukan”.
 Dalam  syair  dikatakan  bahwa  "al- Thariqatu  Ahammu  Minal  Mâdah"  maksudnya  bahwa  metode  itu  dianggap  lebih  penting  dari  pada  menguasai  materi.
Rasionalisasi  dari  pernyataan  di  atas  adalah  apabila  seorang  pendidik  menguasai  banyak materi, namun tidak memahami bagaimana materi tersebut bisa dididikkan ke  peserta  didik  (tidak menguasai metode),  maka  proses transformasi pewarisan nilainilai  pendidikan  Islam  sulit  dicapai.  Namun  sebaliknya,  apabila  seorang  pendidik  hanya  menguasai  sejumlah  atau  sedikit  materi,  tetapi  menguasai  berbagai  macam  cara/  stratergi/  teknik  pendidikan,  maka  dimungkinkan  peserta  didik  akan  kreatif  dalam  mencari  dan  mengembangkan  materi  sendiri dan  tidak  harus  menerima  dari  pendidikannya.
 Jadi  adanya  metode  dalam  pendidikan  sangat  penting,  agar  kemudian pelaksanaan pendidikan berjalan maksimal.
Dewasa  ini  banyak  sekali  metode  dan  pendekatan  yang  terus  bermunculan  dan diterapkan dalam pendidikan diberbagai bidang mata pelajaran. Lebih-lebih jika  dikaitkan dengan model pembelajaran KTSP (kurikulum tingkat sataun pendidikan).
 Ibid.hlm.
 A.  Fatah  Yasin, Dimensi-dimensi  Pendidikan  Islam, (Malang:  UIN-MALANG  PRESS,  Cetakan  Pertama, 2008), hlm.
Tapi kemudian dalam model pembelajaran tersebut, tidak ada yang bersumber dari  al-Qur’an.  Misalnya  peneliti  kutipkan  dari bukunya  Martinis  Yamin  ,  dalam buku  tersebut  hanya  dijelaskan  metode-metode  pembelajaran  yang  meliputi;  metode  ceramah,  demonstrasi  dan  eksperimen,  tanya  jawab,  penampilan,  diskusi,  studi  mandiri,  pembelajaran  terprogram,  latihan  bersama  teman,  simulasi,  pemecahan  masalah,  studi  kasus,  insiden,  praktikum,  proyek,  bermain  peran,  seminar,  simposium,  tutorial,  deduktif, induktif  dan computer  assisted  learning (CAL).  Dari  beberapa  metode  tersebut  tidak  ditemukan  suatu  metode  pembelajaran  atau  suatu  istilah yang berasal dari al-Qur’an.
Tentu  banyak  sekali  objek  yang  bisa  dijadikan  bahan  kajian  untuk  menghasilkan  metode  pendidikan,  baik  yang  berasal  dari  akal  pikiran  manusia  maupun dari sumber lain. Dan salah satu sumber yang utama itu adalah al-Qur’an,  kitab  suci  pedoman  umat  Islam.  Di  dalamnya  pasti  banyak  menjelaskan  metode  pendidikan. Tergantung pada kita, apakah mampu menggalinya atau tidak? Al-Qur’an merupakan kitab suci yang berisi petunjuk untuk kehidupan umat  manusia di dunia ini. Dengan petunjuk aI-Qur'an, kehidupan manusia akan berjalan  dengan  baik.  Manakala  mereka  memiliki  problem,  maka  problem  itu  dapat  terpecahkan  sehingga  ibarat  penyakit  akan  ditemukan  obatnya  dengan  aI-Qur'an  .
Oleh karena itu, menjadi amat penting bagi kita sebagai umat Islam untuk memahami  aI-Qur'an dengan sebaik-baiknya sehingga bisa kita gunakan sebagai pedoman hidup  di dunia ini dengan sebenar-benarnya, Allah berfirman:  Martinis  Yamin, Desain  Pembelajaran  Berbasis  Tingkat  Satuan  Pendidikan,(Jakarta:  Gaung  Persada Press, Cetakan Pertama, 2007), hlm. 152 “Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih  Lurus”.
 “Dan  Kami  turunkan  kepadamu  Al  kitab  (al-Quran)  untuk  menjelaskan  segala  sesuatu  dan  petunjuk  serta  rahmat  dan  kabar  gembira  bagi  orangorang yang berserah diri.”  Adalah  amat  jelas  bahwa  dalam  al-Qur’an  terdapat  banyak  ayat  yang  mengandung  berbagai  ragam  metode  pendidikan yang bisa  dijadikan  sebagai  salah  satu  pilihan  metode  pendidikan  saat  ini.  Metode  pendidikan  yang  sangat  berharga  dapat kita petik dari kisah nabi Musa yang diperintahkan oleh Allah secara langsung  untuk belajar kepada sang guru pilihan Allah, yaitu Khidhir. Juga pendidikan yang  diberikan Luqman al-Hakim kepada anaknya.
Peneliti sendiri tertarik untuk meleliti atau mengkaji surat an-Nahl ayat 125.
Sebab  peneliti  menemukan  di  banyak  buku  yang  menjelaskan  tentang  dakwah  ,  yang dapat dikatakan semuanya mengaitkan dengan ayat ini (surat an-Nahl ayat 125.
Padahal  jika  dikaji  dalam  konteks  pendidikan  terkait  dengan  metodenya,  tentunya  ayat  tersebut  sangat  menarik,  lebih-lebih  pada  saat  ini  perkembangan  pendidikan  khususnya pendidikan Islam sudah ada signifikansi kemajuan yang luar biasa. Dalam  beberapa buku pendidikan Islam sebenarnya Surat an-Nahl ayat 125 sudah dijelaskan   Al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 9. Op. Cit.hlm.
 Al-Qur’an surat an-Nahl ayat 89, Ibid. hlm.
 Silahkan  baca  bukunya  Fathul  Bahri  An-Nabiry, Meniti  Jalan  Dakwah  Bekal  Perjuangan  Para  Da’i,  (Jakarta:  AMZAH,   Cetakan  Pertama,  2008),  hlm.  47.,  M.  Munir  dan  Wahyu  Ilahi, Manajemen  Dakwah, (Jakarta:  Prenada  Media, Cetakan  Pertama,  2006).  hlm. 33.,  Fawaz  bin Hulail bin Rabah  AsSuhaimi, Pokok-pokok  Dakwah  Manhaj  Salaf, Penerjemah:  Abu  Zuhair  Muhammad  zuhlm,  (Jakarta:  Griya Ilmu, Cetakan Pertama, 2007).  hlm. 45., dan bukunya M. Munir, Editor Munzier  Suparta dan H.
Harjani Hefni, Metode Dakwah,(Jakarta: Prenada Media Group, Cetakan ketiga, 2009). hlm.
terkait  dengan  metode  pendidikan,  hanya  saja  pembahasan  tersebut  masih  sangat  sederhana dan sangat singkat  .
Sudah  tidak  diragukan  lagi,  bahwa  al-Qur’an  mempunyai  sumbangan  yang  sangat  besar  dalam  pelaksanaan  pendidikan  bagi  manusia.  Ia  juga  telah  memberi  banyak  contoh  yang  bisa  diambil  sebagai  bagian  dari  metode  pendidikan.  Umat  Islam harus selalu berusaha menggali isi dan kandungan al-Qur’an tersebut sebagai  upaya  untuk  memberikan  pengajaran  kepada  peserta  didik  agar  ide-ide  yang  ingin  diberikan bisa diserap dengan mudah sesuai yang diharapkan.
Dalam usaha menyukseskan setiap pendidikan, maka perlu ditopang dengan  berbagai metode dan strategi khusus. Untuk mendapatkan ragam metode dan strategi  tersebut,  perlu  kiranya  selalu  diadakan  kajian-kajian  diberbagai  tempat  dan  kesempatan, selalu dicari formula yang tepat sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi.
Dan salah satu sarana yang menjadi obyek kajian paling utama adalah al-Qur’an.
Dari  pemaparan  di  atas,  peneliti  sangat  tertarik  untuk  ikut  mencari  dan  menggali  konsep  metode  pendidikan  yang  ada  dalam  salah  satu  ayat  Al-Qur’an,  dengan  sebuah  penelitian  berjudul  “METODE  PENDIDIKAN  DALAM  ALQUR’AN (Analisis Tafsir Surat An-Nahl Ayat 125)".
 Sebagaimana dijelaskan dalam bukunya Abdul Mujib dan Jusuf Muzkkir, Ilmu Pendidikan Islam,  (Jakarta: Kencana  Prenada  Media,   2006)  hlm.  189-190  dan  dalam  bukunya  A.  Fatah  Yasin, Op.  Cit,.
hlm.
:y� F � 0� ��� dia  audio  visual pada mata pelajaran fiqih di MTs Sunan Giri?  C.  TUJUAN PENELITIAN  Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan:  1.  Untuk   mengetahui  tujuan  guru  dalam  penggunaan  media  audio  visual  pada mata pelajaran fiqih di MTs Sunan Giri Probolinggo 2.  Untuk  mendiskripsikan  proses  penggunaan  media  audio  visual  dalam  meningkatkan belajar siswa pada mata pelajaran  fiqih di MTs Sunan Giri  Probolinggo    3.  Untuk  mengetahui  hasil  belajar  siswa  setelah  menggunakan  media  audio  visual dalam mata pelajaran fiqih di MTs Sunan Giri Probolinggo.
   yang   bermutu,   proses   pembelajaran  untuk   setiap  mata   pelajaran   harus  fleksibel,   bervariasi,   dan  memenuhi  standar.  Proses  pembelajaran  pada  setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,  menyenangkan,   menantang,   dan   memotivasi   peserta  didik  untuk  berpartisipasi  aktif,  serta  memberikan  ruang  yang  cukup  bagi   prakarsa,  kreativitas,   dan   kemandirian   sesuai   dengan  bakat,  minat,  dan  perkembangan fsik serta psikologis peserta didik.
 Sesuai  dengan  amanat  Peraturan  Pemerintah  Nomor  19  tahun  2005  tentang  Standar  Nasional  Pendidikan  salah  satu  standar   yang   harus  dikembangkan   adalah   standar   proses.  Standar   proses   adalah   standar  nasional   pendidikan   yang  berkaitan   dengan   pelaksanaan   pembelajaran  pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.
 Standar  proses  berisi  kriteria  minimal  proses  pembelajaran  pada  satuan  pendidikan  dasar  dan  menengah  di  seluruh  wilayah  hukum  Negara  Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini meliputi perencanaan proses  pembelajaran,  pelaksanaan  proses  pembelajaran,  penilaian  hasil  pembelajaran,  dan  pengawasan  proses  pembelajaran  untuk   terlaksananya  proses pembelajaran yang efektif dan efsien. Standar proses tersebut berlaku  untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada  sistem paket maupun pada sistem kredit semester.
  Madrasah  sebagai  representatif  dari  sekolah  berciri khas  Islam  pun    Badan  Standar  Nasional  Pendidikan,  Peraturan  Menteri  Pendiidkan  Nasional  Republik  Indonesia  nomor  41  tahun  2007  tentang  Standar  Proses  Untuk  Satuan  Pendidikan  Dasar  dan  Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007),hlm. 5-7.
 yang  secara  khusus  penanganannya  di  bawah  naungan  Departemen  Agama  sudah  mulai  menyelenggarakan  Madrasah  Bertaraf  Internasional  (MBI).
 Kualitas  lulusan  madrasah  dapat  memperoleh  pengakuan  dan  kualitas  yang  sama dengan sekolah umum lainnya.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi