Sabtu, 23 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTS SUNAN GIRI PROBOLINGGO


BAB I PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG MASALAH  Belajar merupakan suatu proses yang kompleks terjadi pada diri setiap  orang  sepanjang  hidupnya.  Proses  belajar  itu  terjadi  karena  adanya  interaksi  antara  seorang  dengan  lingkungannya.  Oleh  karena  itu,  belajar  dapat  terjadi  kapan  saja  dan  dimana  saja.  Salah  satu  bertanda  seseorang  itu  telah  belajar  adalah  adanya  perubahan  tingkah  laku  pada  diri  orang  itu  yang  mungkin  disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan  dan sikapnya.
 Ketika  teknologi  belum  berkembang  sekarang  ini,  ketika  ilmu  pengetahuan  belum  sepesat  ini  proses  pembelajaran  biasanya  berlangsung  pada tempat  dan waktu. Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara  guru  dan  siswa  melalui  verbal  sebagai  media  utama  penyampaian  materi  pelajaran.  Ketika  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  berkembang  sangat  pesat,  proses  pembelajaran  tidak  lagi  dimonopoli  oleh  adanya  kehadiran  guru  di  dalam kelas, siswa dapat belajar dimana dan kapan saja sesuai dengan minat  dan  gaya  belajar.  Sesorang  desainer  pembelajaran  dituntut  untuk  dapat  merangcang  pembelajaran  dengan  memanfaatkan  berbagai  jenis  media  dan   Azhar Arsyad,  Media Pembelajaran  (Jakarta: PT raja Grafindo Persada 2007) hlm. 1   sumber  belajar  yang  sesuai  agar  proses  pembelajaran  berlangsung  secara  efektif dan efisien.

 Jadi,  perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  semakin  mendorong  upaya-upaya  pembaharuan  dalam  pemanfaatan  hasil-hasil  teknologi   dalam  proses  belajar.
 Para  guru  dituntut  agar  mampu  menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup  kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan zaman.
Teknologi pendidikan sebagai suatu cara mengajar yang menggunakan  alat-alat  tehnik  yang  sebenarnya  dihasilkan  bukan  khusus  untuk  keperluan  pendidikan  akan  tetapi  dapat  dimanfaatkan  dalam  pendidikan  seperti  radio,  televisi,  film,  overhead  projector,  video,  tape  recorder,  komputer,  dan  lain lain. Alat-alat in dalam metodologi pengajaran lazim disebut alat peraga, alat  pengajaran  audio  visual.  dalam  teknologi   pendidikan  alat-alat  itu  disebut  hardware dan software.
 Kemajuan yang dicapai oleh manusia dalam bidang ilmu pengetahuan  dan  teknologi  membuat  pengetahuan  dan  teknologi  itu  sendiri  berkembang  semakin  pesat.  Pola  hidup  manusia  dengan  kemajuan  teknologi  mempunyai  hubungan  erat,  pendidikan  mungkin  wadah  paling  menonjol  dalam  rangka  kemajuan  itu.  Dalam  rangka  kegiatan  pendidikan,  ada  beberapa  media  yang  dapat digunakan yaitu menggunakan alat-alat media audio  visual karena audio   Wina Sanjaya, Perencanaan dan desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009),  hlm. 197-198   Azhar Arsyad,  op. cit. hlm.
 Nasution,  Teknologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) hlm. 2    visual dapat menyampaikan pengertian  atau informasi dengan cara yang lebih  konkrit atau lebih nyata daripada yang dapat disampaikan oleh kata-kata yang  diucapkan.  Dengan  melihat  sekaligus  mendengar,  orang  yang  menerima  pelajaran,  penerangan  atau  penyuluhan  dapat  lebih  mudah  dan  lebih  cepat  mengerti.
Guru  biasanya  dihadapkan  dengan  demikian  banyaknya  bahan  audio  visual, sehingga  sering sulit  bagi mereka  untuk  memilih  hal-hal  yang paling  banyak  dapat  menolongnya  dalam  tugas-tugasnya..  namun  demikian  sekali  tujuan-tujuan  belajar  serta  struktur  bahannya  telah  ditentukan,  guru  lebih  mudah  memilih  bahan-bahan  audio  visual  yang  dapat  lebih  membantu  para  siswa  untuk  mencapai  tngkat  penguasaan  yang  dibutuhkan.
 Alat-alat  audio  visual ada faedahnya kalau yang menggunakan telah mempunyai keterampilan  yang  lebih  yang  lebih  dari  memadai  dalam  penggunaanya,  beberapa  cara  menggunakan  alat-alat  audio  visual  yaitu  dengan  adanya  persiapan,  pelaksanaan dan kegiatan lanjutan.
 Kelengkapan fasilitas belajar memberi pengaruh yang berarti terhadap  prestasi  belajar  siswa.  Fasilitas  belajar  lebih  lengkap,  prestasi  belajarnya  menjadi  lebih  baik.  Penemuan  ini  mendukung  beberapa  pendapat  yang  mengatakan  bahwa  sarana  dan  fasilitas  merupakan  salah  satu  faktor  mempengaruhi proses dan hasil belajar.
  Ivor K Davies, Pengelolaan Belajar  (Jakarta: Rajawali Pers, 1991) hlm. 150   Oemar Hamalik,  Media Pendidikan (Bandung: Alumni, 1985) hlm. 141-  Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan  (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) hlm. 73    Menurut  UUD  Sistem  Pendidikan  Nasional  pasal  45  ayat  1  menjelaskan tentang sarana dan prasarana pendidkan yaitu:  ”Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana  dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan  pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,  sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik”.
 Alat pelajaran yang biasa juga disebut alat peraga ini dikenal dengan  istilah  media  pendidikan.  Guru  harus  memadang  media  pendidikan  sebagai  alat  bantu  utama  untuk  menunjang  keberhasilan  mengajar  dan  memperkembangkan metode-metode  yang  dipakainya  dengan memanfaatkan  media pendidikan. Ditangan gurulah alat-alat itu bermakna bagi pertumbuhan  pengetahuan,  keterampilan  dan  pembentukan  sikap  keagamaam  siswa.  di  samping itu guru mempunyai peran sebagai pengajar, mendidik, melatih dan  mengevaluasi.
 Dalam  pembelajaran,  siswa  menggunakan  asas  pendidikan  dan teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran  merupakan  proses  komunikasi  dua  arah,  mengajar  dilkukan  oleh  pihak  guru  atau  pendidik,  sedangkan  belajar  dilakukan  oleh  peserta  didik  atau  siswa.
 Begitu  juga  dengan  adanya  pendidikan  agama  Islam,  upaya  sadar  dan  terencana  dalam  menyiapkan  peserta  didik  untuk  mengenal,  memahami,   Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan  Nasional  (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm.
 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Metodik Kurikulum Proses Belajar  Mengajar (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1995). hlm.
 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran  (Bandung: Alfabeta, 2008) hal. 61   menghayati,  mengimani,  dan  saling  menghormati.
 Serta  usaha   untuk  membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa memahami ajaran Islam  secara menyeluruh, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan  Islam  sebagai  pedoman  hidup.  Adapun  pendidikan  agama  Islam  dalam  penyusunan  sikripsi  ini  adalah  tentang  fiqih,  yaitu  bidang  studi  yang  memberikan pendidikan untuk mengamalkan dan memahami fiqih.
Fiqih  merupakan  pengetahuan  tentang  hukum-hukum  syariat  Islam  mengenai  perbuatan-perbuatan  manusia,  yang  diambil  dari  dalil-dalil  secara  terinci.
 Jadi,  Ilmu  fiqih  bertujuan  untuk  memberi  pelajaran,  pengetahuan,  atau petunjuk tentang hukum, apa yang disuruh dan apa yang dilarang, mana  yang boleh dan mana yang tidak, serta menunjukkan cara melaksanakan suatu  perintah  ajaran  Islam.  Sebagaimana  lazimnya  suatu  bidang  studi  yang  diajarkan  di  Madrasah,  materi  keilmuan  mata  pelajaran  fiqih  mencakup  dimensi  pengetahuan  (knowledge),  keterampilan  (skill),  dan  nilai-nilai  (value).
 Pembelajaran Fiqih harus dimulai sejak anak-anak berada di sekolah  dasar,  dan  salah  satu  sekolah  dasar  yang  mengajarkan  pembelajaran  Fiqih  adalah Madarasah Ibtidaiyah (MI). MI merupakan satu dari pendidikan dasar   Abdul Majid dan Dian Andayani,  Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi  (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) cet ke 2, hal 130   Muhammad Hasbi Ash Shiddiqi, Pengantar Hukum Islam (Semarang: Pustaka Riski  putra, 1997) hal.
 Ria Fauzia Hanum, ”Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)  dalam Mewujubkan Life Skill Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Surya Buana Malang”,  Skripsi, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang .    yang  memiliki  ciri  khas  khusus  dalam  pengajaran  agama  Islam.  Memiliki  kurikulum yang lebih menitikberatkan pada pengajaran agama Islam.
 Program pengajaran agama dapat dipandang sebagai usaha mengubah  tingkah  laku  siswa  dengan  menggunakan  bahan  pengajaran  agama.  Tingkah  laku  yang  diharapkan  itu  terjadi  setelah  siswa  mempelajari  pelajaran  agama  dan dinamakan hasil belajar siswa dalam bidang pengajaran agama.
Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku.
Bagaimana  bentuk  tingkah  laku  yang  diharapkan  berubah  itu  dinyatakan  dalam perumusan tujuan Intruksional. Hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu,  aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
 Semua hasil belajar pada dasarnya  harus  dapat  dievaluasi.  Penilaian  hasil  belajar  peserta  didik  yang  dilakukan  oleh guru selain untuk memantau proses, kemajuan dan perkembangan hasil  nilai peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus sebagai  umpan  balik  kepada  guru  agar  dapat  menyempurnakan  perencanaan  dan  proses program pembelajaran.
 Berdasarkan landasan penelitian inilah, peneliti ingin mengetahui lebih  jauh  tentang  penggunaan  media  audio  visual,  sehingga  pada  waktu  pembelajaran  fiqih  siswa  lebih  giat  lagi  untuk  belajar  dengan  adanya  media  tersebut.  Dari sinilah penulis ingin mengadakan penelitian di MTs Sunan Giri   Ismail Tarid, Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran  Fiqih Ibadah, (http: www. Google.com), diakses pada tanggal 17 april 2010, pukul 09.00   Team Didaktik Metodik Kurikulum, op. cit. hlm   Mimin Haryati, Model dan Tehnik Penilaian pada Tingkatan Satuan Pendidikan (Jakarta:  Gaung Persada Press, 2007) hal   Probolinggo,  dengan  judul  “Penggunaan  Media  Audio  Visual  dalam  Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Sunan  Giri Probolinggo”.
B.  RUMUSAN MASALAH  Dari  uraian  latar  belakang  diatas  dan  supaya  permasalahan  dalam  penelitian  ini  dapat  terjawab  secara  akurat,  maka  permasalahan  yang  akan  kami angkat sebagai berikut.
1.  Apa  tujuan  guru  dalam  penggunaan  media  audio  visual  pada  mata  pelajaran fiqih di MTs Sunan Giri Probolinggo? 2.  Bagaimana  proses  penggunaan  media  audio  visual  dalam  meningkatkan  hasil  belajara  siswa  pada  mata  pelajaran  fiqih  di  MTs  Sunan  Giri  Probolinggo?  3.  Bagaimana  hasil  belajar  siswa  setelah  guru  menggunakan  media  audio  visual pada mata pelajaran fiqih di MTs Sunan Giri?  C.  TUJUAN PENELITIAN  Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan:  1.  Untuk   mengetahui  tujuan  guru  dalam  penggunaan  media  audio  visual  pada mata pelajaran fiqih di MTs Sunan Giri Probolinggo 2.  Untuk  mendiskripsikan  proses  penggunaan  media  audio  visual  dalam  meningkatkan belajar siswa pada mata pelajaran  fiqih di MTs Sunan Giri  Probolinggo    3.  Untuk  mengetahui  hasil  belajar  siswa  setelah  menggunakan  media  audio  visual dalam mata pelajaran fiqih di MTs Sunan Giri Probolinggo.
   yang   bermutu,   proses   pembelajaran  untuk   setiap  mata   pelajaran   harus  fleksibel,   bervariasi,   dan  memenuhi  standar.  Proses  pembelajaran  pada  setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,  menyenangkan,   menantang,   dan   memotivasi   peserta  didik  untuk  berpartisipasi  aktif,  serta  memberikan  ruang  yang  cukup  bagi   prakarsa,  kreativitas,   dan   kemandirian   sesuai   dengan  bakat,  minat,  dan  perkembangan fsik serta psikologis peserta didik.
 Sesuai  dengan  amanat  Peraturan  Pemerintah  Nomor  19  tahun  2005  tentang  Standar  Nasional  Pendidikan  salah  satu  standar   yang   harus  dikembangkan   adalah   standar   proses.  Standar   proses   adalah   standar  nasional   pendidikan   yang  berkaitan   dengan   pelaksanaan   pembelajaran  pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.
 Standar  proses  berisi  kriteria  minimal  proses  pembelajaran  pada  satuan  pendidikan  dasar  dan  menengah  di  seluruh  wilayah  hukum  Negara  Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini meliputi perencanaan proses  pembelajaran,  pelaksanaan  proses  pembelajaran,  penilaian  hasil  pembelajaran,  dan  pengawasan  proses  pembelajaran  untuk   terlaksananya  proses pembelajaran yang efektif dan efsien. Standar proses tersebut berlaku  untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada  sistem paket maupun pada sistem kredit semester.
  Madrasah  sebagai  representatif  dari  sekolah  berciri khas  Islam  pun    Badan  Standar  Nasional  Pendidikan,  Peraturan  Menteri  Pendiidkan  Nasional  Republik  Indonesia  nomor  41  tahun  2007  tentang  Standar  Proses  Untuk  Satuan  Pendidikan  Dasar  dan  Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007),hlm. 5-7.
 yang  secara  khusus  penanganannya  di  bawah  naungan  Departemen  Agama  sudah  mulai  menyelenggarakan  Madrasah  Bertaraf  Internasional  (MBI).
 Kualitas  lulusan  madrasah  dapat  memperoleh  pengakuan  dan  kualitas  yang  sama dengan sekolah umum lainnya.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi